18.12.2015 Views

MEREKAYANGDIHAMBAT

Laporan-Pemeringkatan-Aksesibilitas-Difabel-LBH-Jakarta

Laporan-Pemeringkatan-Aksesibilitas-Difabel-LBH-Jakarta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

y. Kantor Kecamatan Setia Budi<br />

z. Kantor Kecamatan Kebayoran Baru<br />

4. 11 (Sebelas) Bangunan Gedung Instansi Non-Pemerintah:<br />

a. Universitas Indonesia Depok<br />

b. Universitas Indonesia Salemba<br />

c. Universitas Negeri Jakarta<br />

d. Universitas Trisakti<br />

e. Mal Grand Indonesia<br />

f. Mal Atrium Senen<br />

g. Plaza Semanggi<br />

h. Mal Pacific Place<br />

i. Rumah Sakit Umum Daerah Koja<br />

j. Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng<br />

k. Rumah Sakit Fatmawati<br />

Seluruh tempat yang menjadi objek observasi penelitian ini dipilih secara acak. Gedung<br />

bangunan instansi pemerintahan dipilih sebagai representasi terbanyak dengan tujuan untuk<br />

menggambarkan pemenuhan hak yang dilakukan oleh negara terkait aksesibilitas bagi kelompok<br />

difabel.<br />

C. STANDAR ACUAN<br />

Untuk mengukur tingkat aksesibilitas sarana dan prasarana pada beberapa wilayah yang<br />

menjadi sampel penelitian, penelitian ini menggunakan standar sebagaimana diatur di: (1)<br />

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 71 Tahun 1999 tentang Aksesibilitas bagi<br />

Penyandang Cacat dan Orang Sakit Pada Sarana dan Prasarana Perhubungan (“Kepmenhub<br />

71/1999”); (2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRTM/2006 tentang Pedoman<br />

Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan (“PermenPU<br />

30/2006”). Berdasarkan ketentuan tersebut, demikian adalah standar acuan yang digunakan<br />

untuk melakukan pemeringkatan terhadap objek observasi:<br />

1. Standar acuan aksesibilitas pada sarana dan prasarana angkutan kereta api:<br />

a. Sarana:<br />

i. Ruang yang dirancang dan disediakan secara khusus untuk kelompok difabel<br />

dan orang sakit guna memberikan kemudahan dalam bergerak;<br />

ii.<br />

Penempatan ruang untuk kelompok difabel dan orang sakit diharuskan<br />

memiliki aksesibilitas tanpa hambatan untuk keperluan ke peturasan;<br />

iii. Alat bantu untuk naik turun dari dan ke sarana pengangkut; dan<br />

iv. Informasi perjalanan di kereta api.<br />

b. Prasarana:<br />

i. Kondisi keluar masuk stasiun harus landai;<br />

ii. Kondisi peturasan yang dapat dimanfaatkan kelompok difabel dan orang<br />

sakit tanpa bantuan pihak lain;<br />

iii. Kondisi peron yang memudahkan kelompok difabel dan orang sakit untuk<br />

naik turun dari dan ke sarana angkutan kereta api;<br />

iv. Wajib menyediakan personil yang dapat membantu kelompok difabel dan<br />

orang sakit;<br />

v. Papan informasi perjalanan kereta api yang ditulis dengan huruf braile atau<br />

tanda melalui bunyi bagi kelompok difabel tuna netra;<br />

vi. Tempat duduk bagi penempatan kursi roda pada sisi aman di dekat pintu<br />

keluar/masuk;<br />

6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!