04.03.2013 Views

budidaya tanaman kehutanan tanaman kehutanan - Departemen ...

budidaya tanaman kehutanan tanaman kehutanan - Departemen ...

budidaya tanaman kehutanan tanaman kehutanan - Departemen ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

jenis meranti pertumbuhannya dapat terganggu akibat terpapar oleh sinar matahari secara penuh. Untuk<br />

golongan ini, diperlukan naungan guna menghasilkan pertumbuhan yang baik.<br />

Meranti dapat di<strong>budidaya</strong>kan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif bisa melalui stek batang<br />

atau kultur jaringan, sedangkan cara generatif adalah melalui biji dan bibit cabutan asal dari permudaan<br />

alam (Sudarto, 1997). Badan Litbang Kehutanan bekerjasama dengan Komatsu Ltd. telah<br />

mengembangkan teknik perbanyakan (propagation) meranti melalui stek pucuk. Dengan menggunakan<br />

unit ‘fog cooling system’ yang dipasang di rumah kaca seluas 239 m2, teknik ini telah menghasilkan 50.000<br />

bibit per tahunnya (Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam, 1997).<br />

Kegagalan permudaan kelompok Dipterocarpaceae biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti<br />

naungan pohon pionir, rendahnya kelembaban udara, temperatur tanah, iklim mikro, dan kompetisi antar<br />

vegetasi. Beberapa laporan telah menunjukkan adanya serangan penyakit terhadap suku Dipterocarpaceae<br />

tersebut. Beberapa jenis penyakit dan kerusakan marga Shorea telah diidentifikasi, yang secara garis besar<br />

dapat dikelompokkan sebagai penyakit akibat bakteri; jamur; virus dan serangan hama.<br />

Prospek<br />

Dari sisi silvikultur, penanaman meranti tidak begitu sulit. Beberapa metode perbanyakan <strong>tanaman</strong>,<br />

baik secara generatif maupun vegetatif telah menunjukkan keberhasilan. Faktor lingkungan yang dapat<br />

mempengaruhi pertumbuhan, seperti adanya mikoriza, intensitas cahaya yang diperlukan, serta adanya<br />

serangan hama dan penyakit relatif sudah banyak diketahui (Maksum dan Sugijanto, 1989). Menurut<br />

Umboh dan Yani (1994), kesulitan untuk mendapatkan bibit meranti berkualitas secara masal<br />

kemungkinan dapat diatasi dengan teknik embriogenesis melalui kultur jaringan.<br />

Penelitian yang dilakukan oleh Septiani (1996), menunjukkan bahwa S. pauciflora, S. leprolusa, dan S.<br />

ovalis yang ditanam pada hutan bekas terbakar menunjukkan keberhasilan antara 90 – 98%. Dari hasil<br />

penelitiannya diketahui bahwa S. leprolusa menunjukkan keberhasilan yang paling baik sebagai jenis pohon<br />

untuk rehabilitasi hutan bekas terbakar. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman suku Dipterocarpaceae,<br />

khususnya marga Shorea mempunyai prospek yang baik.<br />

Penulis,<br />

S o b a r i<br />

Daftar Pustaka<br />

Ardikoesoema, R.I., 1954. Tanaman Shorea javanica di Jawa = Plantations of Shorea javanica in Java. Rimba<br />

Indonesia, 3, 3-4 Maret-April 1954. Hal. 141-151.<br />

Badan Pusat Statistik, 1997. Statistik perusahaan hak pengusahaan hutan = Statistics of forest concession estate.<br />

Badan Pusat Statistik, Jakarta. 58 hal.<br />

Foresta (ed.), 1998. Mengenal Damar (Shorea javanica). Foresta, edisi X/TH. VIII/1998. Hal. 33-34.<br />

Haeruman, Herman, 1991. Melestarikan fungsi hutan alam tropika Indonesia : masalah dalam pembangunan<br />

nasional dan pilihan kebijaksanaan yang mungkin diambil. Media PersakiI-MP/I/1991. Hal. 3-11.<br />

Hendromono, 1996. Pembiakan vegetatif Shorea javanica K & V dengan stek batang = Vegetatif propagation of<br />

Shorea javanica K & V by stem cutting. Bulletin Penelitian Hutan 601. Hal. 41-47.<br />

Idoes, 1998. Mengenal damar (Shorea javanica). Foresta, Edisi X/TH.XIII/1998. Hal. 33-34.<br />

Jafarsidik, Yusuf, 1988. Kunci pengenalan anakan jenis Meranti Merah (Shorea spp.). Puslitbang Hutan,<br />

Bogor. 49 hal.<br />

Kalima, Titi, 1995. Deskripsi dan kunci pengenalan beberapa jenis meranti merah (Shorea spp.) di daerah<br />

hutan Sintang, Kalimantan Barat = Description and key to the identification of some red<br />

Shorea….Bulletin Penelitian Hutan 582. Hal. 25-48.<br />

Maskum, Junaedi; Sugijanto, 1989. Meranti tak semanja bayi. Sylva Indonesia 2, 1989. Hal. 44-45.<br />

Informasi lebih lanjut email: irwantoshut@yahoo.com<br />

http://www.irwantoshut.com/

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!