MENGENAL Dendronephtya spp. (OCTOCORALLIA ... - LIPI
MENGENAL Dendronephtya spp. (OCTOCORALLIA ... - LIPI
MENGENAL Dendronephtya spp. (OCTOCORALLIA ... - LIPI
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Oseana, Volume XXII, Nomor 4, 1997 : 13 - 20 ISSN 0216-1877<br />
<strong>MENGENAL</strong> <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>. (<strong>OCTOCORALLIA</strong>, ALCYONACEA),<br />
SI CANTIK DARI LAUT<br />
Oleh<br />
Anna E. W. Manuputty 1)<br />
ABSTRACT<br />
NOTES ON THE BEAUTIFUL <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>. (<strong>OCTOCORALLIA</strong>,<br />
ALCYONACEA). <strong>Dendronephtya</strong> 5pp. belong to the family Nephthyidae, are the beautiful<br />
Alcyonacea in which the colony is divisible into a sterile stem and a polyp-bearing disc<br />
or capitulum. The outer surface of capitulum may appear branched, treelike and<br />
bushy or otherwise provided with long or short processes. Of all the families of<br />
Alcyonacea, the Nephthyidae is probably the hardest to classify. This is mainly due to<br />
the enormous number of species under it, and the very little differences existing<br />
between the various genera. Especially in <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>., several authors have<br />
already pointed out how difficult it is to identify his genera, owing to the unsatisfactory<br />
description by some previous authors and because of the great number of variations<br />
within the same species. It is for this reason I have described <strong>Dendronephtya</strong> in<br />
general, the type and main divisions, morph, external and internal spiculations as<br />
well as the colour of colony.<br />
PENDAHULUAN<br />
Keindahan aneka ragam fauna dan<br />
flora di dasar laut perairan terumbu karang<br />
sudah tak asing lagi. Mengapa dikatakan<br />
demikian, tak lain karena di daerah perairan<br />
ini hidup bermacam jenis hewan dari tingkat<br />
yang paling rendah seperti cacing, moluska,<br />
dan sebagainya sampai ke tingkat yang tinggi<br />
seperti kelompok ikan. Demikian pula dengan<br />
tumbuhan baik tingkat tinggi seperti lamun<br />
sampai dengan alga yang tingkat rendah.<br />
Flora dan fauna tersebiit mempunyai bentuk<br />
dan warna yang indah dan menarik.<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
13<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
Biota utama pembentuk dan penghuni<br />
tetap perairan terumbu karang ialah karang<br />
yang termasuk golongan Anthozoa yaitu<br />
bentuk tubuh menyerupai bunga, terdiri dari<br />
karang batu, karang lunak, anemon dan<br />
berbagai bentuk gorgonia. Pada kesempatan<br />
ini yang akan penulis uraikan secara singkat<br />
ialah salah satu anggota karang lunak yang<br />
memiliki keindahan tersendiri yaitu<br />
<strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>.<br />
<strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>. foto maupun<br />
gambarnya telah lama ditampilkan sebagai<br />
penghias iklan, brosur-brosur biro perjalanan<br />
atau wisata terutama wisata bahari, maupun
gambar pada kalender yang menampilkan<br />
fauna bawah laut. Hewan ini unik, bentuknya<br />
seperti pohon kecil, mempunyai warna yang<br />
indah dari merah muda, kuning, oranye cerah,<br />
ungu muda sampai ungu kehitaman. Lain<br />
warna lain pula jenis dan nama ilmiahnya.<br />
Yang berwarna oranye cerah dan sering<br />
ditampilkan dalam iklan wisata bahari maupun<br />
kalender ialah <strong>Dendronephtya</strong> halterosclera.<br />
Keindahan warna ini adalah hasil kerjasama<br />
yang baik dengan sejenis ganggang bersel<br />
tunggal (zooxanthellae) yang hidup<br />
bersimbiosis di dalam jaringan karang dan<br />
menghasilkan bermacam zat warna.<br />
<strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>. hidup di per air an<br />
terumbu karang yang agak dalam, pada<br />
kedalaman di bawah 10 meter, tumbuh<br />
melekat di dasar yang keras, terlindung di<br />
bawah bongkahan karang hidup atau karang<br />
mati. Kadang-kadang ditemukan di dalam<br />
gua kecil atau di celah lereng terumbu yang<br />
curam dan membentuk koloni seperti pohon<br />
kecil. Ukuran maksimum pohon dengan<br />
cabangnya secara keseluruhan tidak lebih<br />
dari 30 cm. Hal yang unik, hewan ini memiliki<br />
batang berwarna putih transparan dan mudah<br />
sobek. Karena itu sepanjang tubuhnya<br />
disokong oleh deretan duri-duri kecil yang<br />
disebut spikula, dan jelas kelihatan dengan<br />
mata. Bagian atas batang terdapat kumpulan<br />
polip yang bergerombol dan identik dengan<br />
mahkota pohon atau dahan dengan daun yang<br />
berwarna-warni baik jaringan tubuh maupun<br />
spikulanya. Bagian mahkota inilah yang bila<br />
dipegang terasa tajam karena mengandung<br />
sejumlah spikula kecil dan besar yang<br />
menonjol keluar. Selain menambah keindahan<br />
bentuk karang lunak ini, spikula juga berfungsi<br />
sebagai alat penangkal, terhadap serangan<br />
musuh yang akan memangsanya.<br />
Pada kesempatan ini penulis mencoba<br />
menguraikan sedikit tentang klasifikasi dan<br />
sistematika <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>., beberapa<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
14<br />
cara untuk dapat membedakan jenis ini dengan<br />
jenis karang lunak lainnya. Juga penggolongan<br />
berdasarkan bentuk pertumbuhan, formula<br />
untuk memudahkan identifikasi dan kendalakendala<br />
yang dihadapi dalam mempelajari<br />
jenis ini.<br />
AWAL PENGENALAN<br />
<strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>.<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
Marga dan jenis <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>.<br />
baru diperkenalkan pada tahun 1905. Hal ini<br />
masih terhitung baru, jika dibandingkan<br />
dengan sub-kelas Octocorallia yang telah<br />
dikenal sejak tahun 1866 dan bangsa<br />
Alcyonacea sejak tahun 1816. Yang pertama<br />
kali memper-kenalkan jenis karang lunak ini<br />
ialah KUKENTHAL (1905) dalam bukunya<br />
yang berjudul "Versuch einer Revision der<br />
Alcyonarien : II, die Familie der Nephtyiden,<br />
2 Teil" dalam THOMSON & DEAN (1931).<br />
Kemudian HENDERSON dalam THOMSON<br />
& DEAN (1931) menguraikan jenis ini secara<br />
rinci, terutama jenis-jenis yang dikumpulkan<br />
dari Lautan Hindia (Alcyonarians of the<br />
Indian Ocean : Part II). Para pakar tersebut<br />
merupakan pelopor pada periode awal<br />
pengenalan <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>.<br />
Periode selanjutnya para pakar<br />
cenderung kearah revisi, baik penggolongannya<br />
dari tingkat kelas, bangsa sampai<br />
ke jenis. Materi berupa spesimen yang<br />
dikerjakan berasal dari hasil Ekspedisi Snellius<br />
(VERSEVELDT 1966), di perairan Malaya<br />
dan dari hasil Ekspedisi Siboga yang belum<br />
teridentifikasi atau ditinjau lagi ketelitian<br />
identifikasinya. Mengingat sangat spesifik<br />
dan sangat sulit untuk diidentifikasi, para<br />
pakar memutuskan untuk saling bertukar<br />
spesimen, untuk menghindarkan kekeliruan<br />
sehingga diperoleh satu kesepakatan dalam<br />
pemberian nama jenis.
PENGGOLONGAN DAN KLASIFIKASI<br />
Begitu sulitnya mengidentifikasikan<br />
<strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>., spesimen yang<br />
dibutuhkan harus cukup banyak. Persediaan<br />
spesimen sejenis yang cukup banyak<br />
dibutuhkan dengan maksud bila dalam<br />
identifikasi terjadi kekeliruan atau keraguraguan,<br />
maka cadangannya dapat dikirimkan<br />
ke pakar lainnya. Untuk memperoleh spesimen<br />
sejenis dalam jumlah banyak sangat tidak<br />
mungkin mengingat jenis ini di alam hidupnya<br />
tidak berkelompok seperti anggota Alcyonacea<br />
lainnya. Demikian pula kadang-kadang dari<br />
jenis diperkirakan sama muncul perbedaan<br />
kecil misalnya susunan spikula yang sedikit<br />
menyimpang atau tidak seperti biasanya, sudah<br />
menunjukkan ciri-ciri jenis yang lain.<br />
Dalam menggolong-golongkan <strong>Dendronephtya</strong><br />
<strong>spp</strong>., diperlukan pengalaman yang<br />
lebih dari cukup. Para pakar sepakat untuk<br />
menggolongkan <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>. secara<br />
mudah berdasarkan bentuk pertum-buhan dan<br />
percabangannya ke dalam 3 (tiga) golongan<br />
besar yaitu : glomerata, divarikata, dan<br />
umbellata (THOMSON & DEAN, 1931,<br />
BAYER 1956, BAYER et al 1983).<br />
- Glomerata : yaitu bentuk pertum-<br />
buhan seperti pohon dengan cabang<br />
primer bergerombol pendek dan rapat,<br />
dan melekat langsung pada batang<br />
utama. Ciri khas : pembagian perca-<br />
bangan, demikian pula kelompokan<br />
polip dengan tangkai pendek yang<br />
melekat langsung ke batang utama<br />
nampak jelas (Gambar la).<br />
- Divarikata : yaitu bentuk pertum-<br />
buhan seperti pohon, dari cabang<br />
primer bercabang lagi menjadi cabang<br />
sekunder namun tidak tersusun rapat.<br />
Ciri khas : percabangan agak jarang,<br />
cabang panjang dan runcing,<br />
kelompokan polip bentuk dan ukuran<br />
hampir sama (Gambar 1 b).<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
15<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
- Umbellata : yaitu bentuk pertumbuhan<br />
seperti pohon tetapi cabang primer<br />
dan sekunder tersusun menyerupai<br />
payung. Ciri khas : bentuk koloni<br />
seperti payung yang bertumpu pada<br />
batang utama, pada permukaan atas<br />
payung tersusun kelompokan polip<br />
(Gambar lc).<br />
Untuk beberapa istilah yang digunakan di<br />
dalam tulisan ini, penulis tidak akan<br />
mengulangnya karena telah diuraikan panjang<br />
lebar dalam tulisan sebelumnya tentang<br />
pengenalan karang lunak di lapangan<br />
(MANUPUTTY, 1996).<br />
Urut-urutan sistematika <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>.<br />
adalah sebagai berikut :<br />
Filum : Coelenterata<br />
Kelas : Anthozoa<br />
Sub-kelas : Octocorallia<br />
Bangsa : Alcyonacea<br />
Suku : Nephthyidae<br />
Marga : Dendronephthya<br />
Jenis: Dendronephthya <strong>spp</strong>.<br />
Sebelum menjelaskan ciri-ciri spesifik<br />
dari beberapa contoh karang lunak ini, lebih<br />
dulu akan diuraikan spikulasi internalnya<br />
seperti tampak dalam gambar 2 sebagai<br />
berikut :<br />
1. Spikula penyokong (supporting bundle)<br />
Spikula ini terdiri dari :<br />
a. spikula tipe pembungkus yang<br />
merupakan kumpulan beberapa spikula<br />
dengan ukuran yang kurang lebih sama.<br />
b. spikula tipe penunjang dengan bentuk<br />
yang lebih panjang dan ukuran antara<br />
satu dengan lainnya berbeda, spikula<br />
ini berukuran panjang 3-4 mm, dan<br />
dapat mencuat keluar dari antokodia<br />
kira-kira 0,5 - 1,5 mm panjangnya,<br />
dapat bergabung dengan spikula yang<br />
terdapat pada tangkai polip.
2. Spikula pada antokodia.<br />
Fungsinya sebagai pelindung antokodia yang<br />
tersusun berderet sedemikian rupa membentuk<br />
susunan seperti sirip ekor ikan (chevron).<br />
Bila antokodia terjulur utuh ke luar susunan<br />
spikula ini nampak jelas, sebaliknya bila<br />
tertarik masuk, satu atau beberapa spikula<br />
yang terletak di bagian basal akan menyusun<br />
secara horizontal dan memperlihatkan bentuk<br />
seperti mahkota (pseudo crown). Di antara<br />
beberapa spikula yang mencuat tadi terdapat<br />
spikula kecil-kecil yang disebut spikula<br />
perantara (intermediate spicules)<br />
3. Tentakel<br />
Ke arah permukaan atas atau ke arah bagian<br />
mulut terdapat spikula kecil-kecil yang<br />
tersusun rapat, yang berfungsi sebagai<br />
penyokong tentakel. Bila tentakel terjular ke<br />
luar spikula-spikula ini nampak tersusun<br />
seperti "chevron", sebaliknya bila tertarik<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
16<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
masuk, akan menyusun diri secara horizontal<br />
seperti halnya spikula pada antokodia.<br />
Bentuk pertumbuhan glomerata, divarikata,<br />
dan umbellata merupakan bentuk perwakilan<br />
dari bentuk pertumbuhan yang ada dalam<br />
garis evolusi. Problema utama dalam<br />
mengidentifikasikan <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong>. ialah<br />
dalam menentukan apakah dari bentuk<br />
morfologi yang sama terdapat suatu perbedaan<br />
yang pokok antar masing-masing bentuk<br />
pertumbuhan tersebut atau tidak. Pertanyaan<br />
yang muncul ialah karakter-karakter apa yang<br />
dipakai untuk menentukan perbedaan secara<br />
morfologi. Kendala yang dihadapi ialah sedikit<br />
perbedaan yang ditemukan pada ukuran<br />
koloni, kepadatan percabangan, demikian pula<br />
jumlah tangkai steril dan warna koloni.<br />
Kriteria positif yang dapat membantu<br />
keluar dari kendala tersebut di atas, yang<br />
dapat dipakai untuk membedakan antara jenis<br />
satu dengan lainnya ialah :
1. Susunan arsitektur spikula pelindung<br />
pada antokodia, misalnya jumlah dan<br />
posisi spikula pada masing-masing<br />
ujung antokodia baik pada waktu<br />
polip terjulur ataupun pada waktu<br />
tertarik masuk<br />
2. Perbedaan pada bentuk maupun<br />
susunan berkas spikula penyokong<br />
3. Karakteristik spikulasi, misalnya<br />
keadaan spikula pada bagian tertentu<br />
dari jaringan tubuh atau dari koloni<br />
seperti pada tangkai steril atau pada<br />
dinding saluran mulut.<br />
Sejak diketahui adanya perbedaan<br />
panjang antara tangkai polip satu dengan<br />
lainnya di dalam satu koloni, kriteria ini juga<br />
dapat membantu dalam identifikasi.<br />
BEBERAPA FORMULA (RUMUS)<br />
UNTUK MEMBANTU PROSES<br />
IDENTIFIKASI<br />
Dalam mempelajari kemungkinan<br />
adanya hubungan timbal balik antara masingmasing<br />
jenis dibuat beberapa asumsi sebagai<br />
berikut :<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
17<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
a. bahwa keberadaan sejumlah spikulasi<br />
berukuran kecil pada ujung antokkodia itu<br />
lebih primitif dari sejumlah kecil spikulasi<br />
yang berukuran besar<br />
b. bahwa berkas penyokong dengan jumlah<br />
besar yang cenderung membentuk /<br />
berfungsi sebagai lapisan pembungkus<br />
(tipe pembungkus), lebih primitif dari<br />
beberapa spikula berukuran besar yang<br />
berada di luar berkas spikula penyokong<br />
c. bahwa ciri-ciri bentuk primitif adalah :<br />
- kurangnya variasi dai spikula<br />
- kurang menyebarnya bentuk tertentu<br />
pada suatu lokasi misalnya pada<br />
tangkai steril<br />
- Keberadaan beberapa spikula<br />
pada saluran mulut<br />
Seperti telah dijelaskan sebelumnya<br />
bahwa perbedaan pada spikula antokodia<br />
merupakan kriteria utama dalam membedakan<br />
jenis satu dengan yang lainnya, dan dibedakan<br />
berdasarkan tingkat keberadaan, susunan dan<br />
bentuk dari primitif sampai ke bentuk yang<br />
sudah berkembang, selanjutnya disebut sebagai<br />
tingkat 1 (paling primitif) sampai dengan<br />
tingkat VI (berkembang) dan ditunjukkan
dalam gambar 3. Penjelasan selanjutnya<br />
dimulai dari tingkat yang berkembang (tingkat<br />
VI), (THOMPSON & DEAN, 1931).<br />
Tmgakat VI (grade VI) :<br />
Hanya 1 (satu) pasang spikula, bahkan<br />
satu spikula tunggal menggantikan<br />
spikula lain pada masing-masing ujung<br />
antokodia diatas mahkota palsu (pseudo<br />
crown)<br />
Tingkat V (grade)<br />
Spikula pada ujung antokodia<br />
mengalami reduksi sehingga satu<br />
pasang atau juga satu pasang spikula<br />
teratas mendominasi spikula yang<br />
lainnya yang akan membentuk "pseudo<br />
crown"<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
Tingkat IV (grade IV)<br />
Satu pasang spikula atau satu spikula<br />
yang dominan di antara 3 - 4 spikula<br />
lainnya<br />
Tingkat III (grade III)<br />
Jumlah spikula kira-kira 4 - 6 pasang<br />
dan khususnya spikula dibagian atas<br />
runcing<br />
Tingkat II (grade II)<br />
Jumlah spikula kira-kira 6 - 8 pasang,<br />
kokoh dan seragam<br />
Tingkat I (grade I)<br />
Jumlah spikula kira-kira 8 - 1 2 pasang<br />
pada masing-masing ujung antokodia,<br />
jumlah banyak dan ukurannya kecilkecil.
Beberapa catatan telah dibuat dan<br />
menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan yang<br />
terjadi pada bentuk pertumbuhan glomerata,<br />
divarikata dan umbellata itu bukan secara<br />
taksonomik tetapi tergantung pada kondisi<br />
pertumbuhannya (VERSEVELDT 1977).<br />
Dalam hal ini jika satu jenis dengan spikula<br />
pelindung antokodia yang sama yang ada<br />
pada masing-masing grup di atas tidak berarti<br />
bahwa mereka berasal dari garis evolusi yang<br />
sama. Hal ini berarti bahwa salah satu jenis<br />
yang sama terjadi berasal salah satu dari tiga<br />
bentuk pertumbuhan tersebut dan sepenuhnya<br />
tergantung pada kondisi pertumbuhan.<br />
Umumnya pada koloni yang baru tumbuh<br />
(tinggi 1 - 3 cm) perbedaan bentuk tersebut<br />
dapat terlihat jelas. Bila bertambah (Jewasa<br />
perbedaan harus dilihat pada spikulasi pada<br />
antokodia<br />
FORMULA SPIKULASI PADA<br />
ANTOKODIA DAN BEBERAPA<br />
CONTOH<br />
Untuk mempermudah pengenalan<br />
spikulasi pada antokodia dan kondisi spikula<br />
penunjang antokodia, dibuatlah suatu formula<br />
atau rumus yang ringkas. Dalam formula<br />
tersebut pasangan spikula ditandai dengan<br />
"P" bila ukuran spikula besar dan teksturnya<br />
kokoh, sebaliknya bila kecil dan yang lemah<br />
ditandainya dengan "p". Mahkota palsu<br />
(pseudo crown) ditandai dengan "Cr" dan<br />
berkas penyokong (supporting bundle)<br />
ditandai dengan "S.B" dengan menambahkan<br />
kondisi spikula seperti lemah, medium,<br />
sangat kokoh dan sebagainya. Sebagai<br />
contoh formula untuk jenis<br />
Dendronephthya annectens dapat ditulis<br />
sebagai berikut :<br />
II. = 8 p + 0 Cr + S.B sangat lemah<br />
artinya : tingkat (grade) II<br />
8 Pasang spikula kecil dan lemah<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
19<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
0 mahkota palsu (pseudo crown)<br />
berkas spikula penyokong (support<br />
ing bundle) sangat lemah<br />
Selanjutnya untuk masing-masing<br />
bentuk pertumbuhan dari contoh spesimen<br />
yang diperoleh dari perairan Maluku, akan<br />
diberikan contoh tingkat dan formulasi<br />
antokodia dan diskripsi koloni secara singkat,<br />
sebagai berikut :<br />
Glomerata : <strong>Dendronephtya</strong> gigantea<br />
(Verrill) dari perairan Banda, Tual, Keplauan<br />
Kei Besar :<br />
m. = (1-6) P + 0 Cr + S.B. sangat kokoh<br />
Diskripsi :<br />
Bentuk pertumbuhan glomerata;<br />
percabangan paling bawah bentuknya seperti<br />
daun (foliosa); sususann polip rapat dan<br />
tangkai polip<br />
pendek (
pada bagian basal 1 cm. Pada ujung atas<br />
tangkai terdapat kapitulum yang berbentuk<br />
daun (foliosa) dan tersusun melingkar ujung<br />
tangkai. Tangkai keputih-putihan. Warna<br />
koloni (kapitulum) coklat kemerahan; polip<br />
berwarna kuning; spikul antokodia pada bagian<br />
yang berbentuk daun tadi kuning. Ditemukan<br />
pada kedalaman 20-45 meter pada karang<br />
mati atu melekat pada Lithothamnion.<br />
Umbellate : <strong>Dendronephtya</strong> reticulatan. sp.<br />
dari perairan Kei<br />
Vi = 3-5p + 0 Cr -S.B. kokoh<br />
Bentuk pertumbuhan umbellata;<br />
percabangan sangat padat, lunak dan halus.<br />
Polip terdapat pada kapitulum yang berbentuk<br />
payung pada ujung dari cabang-cabang kecil;<br />
tangkai polip panjang dan polos; spikula<br />
antokodia 3 - 5 pasang; satu atau dua pasang<br />
letaknya tegak lurus; berkas spikula penunjang<br />
kokoh, spikula pada bagian tangkai panjang<br />
dengan bentuk lurus atau melengkung;<br />
sejumlah spikula kecil berbentuk kumparan<br />
dan berwarna putih buram menyusun diri<br />
sedemikian rupa sehingga tampak seperti<br />
jaring atau anyaman. Tangkai steril panjang,<br />
agak lunak dan mudah sobek, bila dilihat dari<br />
atas diameter payungnya kurang lebih 5 cm.<br />
Warna koloni abu-abu tua, warna spikula<br />
antokodia merah tua. Ditemukan pada<br />
kedalaman 41-45 meter, melekat pada karang<br />
dan pasir.<br />
Secara ringkas awal untuk dapat<br />
membedakan jenis <strong>Dendronephtya</strong> <strong>spp</strong> di<br />
alam dari jenis karang lunak terutama angota<br />
Nephthidae lainnya ialah dengan melihat<br />
bentuk pertumbuhannya. Kemudian diamati<br />
susunan spikulasi pada antokodia dan<br />
dikategorikan dalam tingkat mana (I-VI).<br />
Oseana, Volume XXII no. 4, 1997<br />
20<br />
Langkah selanjutnya dilakukan di laboratorium<br />
yaitu dengan mengamati bentuk spikula pada<br />
tangkai dengan bantuan mikroskop dan<br />
dicocokkan dengan kunci identifikasi. Dengan<br />
mengetahui garis besar koloni Dendrophtya<br />
<strong>spp</strong>., itu sudah merupakan kemajuan bagi<br />
pemula untuk mau mengenal lebih lanjut<br />
jenis karang lunak ini.<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
sumber:www.oseanografi.lipi.go.id<br />
BAYER,F.M., 1956. Octocorallia. In: Treastise<br />
on invertebrata palaeontology, Part F<br />
Coelenterata. (R.C. MOORE ed.), Univ<br />
Kansas Press. Lawrence 166-231.<br />
BAYER, F.M., M. GRASSHOFF and J.<br />
VERSEVELDT 1983. Illustrated<br />
trililingual glossary of morphological<br />
and anatomical terms applied to<br />
Octocorallia, E.J. Brill, Leiden : 75<br />
pp.<br />
MANUPUTTY, A.E.W., 1996. Pengenalan<br />
beberapa karang lunak (Octocorallia,<br />
Alcyonacea), di lapangan. Oseana 21<br />
(4) : 1 - 11.<br />
THOMSON, A.J. and L.M.I, DEAN, 1931.<br />
Alcyonacea of the Siboga Expedition,<br />
with an addendum to the Gorgonacea.<br />
EJ. Brill, Leiden. 227 pp, 28 pis & 1<br />
text fig.<br />
VERSEVELDT, J., 1966. Biological Results<br />
of the Snellius Expedition XXII.<br />
Octocorallia from the Malay Archipelago<br />
(Part II). Zool Verhand. 80 : 1<br />
- 109, 16 pis.<br />
VERSEVELDT, J., 1977. Australian<br />
Octocorallia (Coelenterata). Aust. Jour<br />
Mar Freshwater Res. 28 : 171 - 240.