12.04.2013 Views

BAB I PENDAHULUAN - Digilib ITS

BAB I PENDAHULUAN - Digilib ITS

BAB I PENDAHULUAN - Digilib ITS

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1.1. Latar Belakang<br />

<strong>BAB</strong> I<br />

<strong>PENDAHULUAN</strong><br />

Oksida Aurivillius memiliki rumus umum [Bi2O2][An-1BnO3n+1], terdiri<br />

atas lapisan [Bi2O2] 2+ dan lapisan seperti perovskit [An-1BnO3n+1] 2- . Logam A pada<br />

lapisan perovskit merupakan kation yang berukuran besar, bermuatan +1, +2, atau<br />

+3, diantaranya adalah logam alkali, alkali tanah, unsur tanah jarang atau<br />

campurannya yang mempunyai koordinasi dodekahedral. Sedangkan logam B<br />

merupakan unsur transisi yang berukuran lebih kecil dari kation A dengan<br />

koordinasi oktahedral dan n adalah bilangan bulat yang menunjukkan jumlah<br />

oktahedral pada lapisan perovskit (1 ≤ n ≤ 8). Kajian Aurivillius dalam beberapa<br />

tahun terakhir telah menjelaskan peran kation pada jumlah oktahedral lapisan<br />

perovskit (n ≥ 3). Interaksi elektronik dan faktor sterik dalam lapisan<br />

[Bi2O2] 2+ dengan lapisan perovskit membawa konsekuensi yang menarik untuk<br />

dikaji pada oksida berlapis dua (Nalini dkk, 2003)<br />

Oksida berlapis telah menjadi salah satu bagian yang paling penting dari<br />

solid state disebabkan oleh fleksibilitas struktur dan komposisi yang<br />

memungkinkan untuk dikontrol. Lapisan Bi2O2 terdiri dari jaring planar persegi<br />

anion oksigen dengan Bi 3+ dapat digambarkan membentuk piramida persegi<br />

[BiO4] 5- . Koordinasi asimetris kation Bi terjadi karena aktivitas stereokimia<br />

pasangan elektron bebas 6s 2 . Pasangan elektron bebas pada Bi(III) memungkinkan<br />

munculnya berbagai sifat fisika dan kimia. Elektron-elektron bebas ini<br />

mempunyai peran penting dalam mengontrol fluktuasi valensi dan penstabilan<br />

non-stoikiometri (Rosyidah, 2008).<br />

Modifikasi oksida Aurivillius dikembangkan sesuai dengan tujuannya,<br />

seperti pada oksida Aurivillius lapis dua PbBi2Nb2O9 dalam simetri orthorombik<br />

dengan grup ruang A21am dengan a=b ≈ 5 Å dan c ≈ 25 Å menunjukkan distorsi<br />

kecil, walaupun beberapa mengadopsi struktur tetrahedral. PbBi2Nb2O9<br />

menempatkan Pb pada A dan Nb di B untuk struktur ABi2B2O9. Atom A dan satu<br />

1


atom oksigen menempati posisi khusus 4a, sedangkan sisa oksigen dan tipe atom<br />

B menempati posisi umum 8b. Struktur dengan distorsi yang kecil ini dapat<br />

menentukan sifat feroelektrik oksida tersebut (Ismunandar dkk, 1998).<br />

Berbagai substitusi dopan kation dengan penggabungan ion trivalen<br />

(M 3+ = Al, Ga dan Ln) untuk menyelidiki defek dan sifat transport oksigen fase<br />

Bi4Ti3O12 Aurivillius. Substitusi Ln 3+ ke Bi dalam lapisan [Bi2O2] diperkirakan<br />

paling menguntungkan. Perhitungan menunjukkan bahwa doping lantanida (Ln 3+ )<br />

terjadi pada lapisan [Bi2O2], dengan distribusi lebih baik dalam lapisan [Bi2O2]<br />

dan perovskit daerah A pada tingkat dopan yang lebih tinggi. Diperkirakan bahwa<br />

proses reduksi yang melibatkan Ti 3+ dan kekosongan formasi oksigen merupakan<br />

keuntungan energetik. Energetika kekosongan oksida dari migrasi antara berbagai<br />

oksigen dalam struktur ini telah diselidiki dengan permodelan komputer oleh<br />

Snedden dkk (2004).<br />

Sifat dielektrik dari sisi B donor dan dopan akseptor fase Aurivillius<br />

Bi3NbTiO9 berbasis keramik telah diteliti Yan dkk.. (2006). Efek donor dan<br />

akseptor doping di daerah konstanta dielektrik konduktifitas DC dan konstanta<br />

piezoelektrik menunjukkan band-gap Bi3NbTiO9 (BNTO) adalah sekitar<br />

3,4±0,2 eV, yang ditentukan dari pengukuran konduktifitas DC pada suhu<br />

tinggi. Semua keramik feroelektrik memiliki titik Curie tinggi (~ 900<br />

o C). Relaksasi tipe Debye ditunjukkan dari mekanisme lompatan ion oksigen<br />

terjadi dalam keramik akseptor dengan puncak suhu rendah di tangent los<br />

dielektrik. Energi aktivasi untuk relaksasi sebesar 0,93 ± 0,05 eV. Pengurangan<br />

konstanta piezoelektrik kurang dari 500 o C disebabkan oleh depolarisasi yang<br />

dihasilkan oleh switching termal tidak stabil.<br />

Kristal tunggal PbBi2Nb2O9 (PBNO) dengan permitivitas dielektrik di<br />

suhu curie (Tc) dalam arah sumbu-b 20 kali lebih besar daripada arah sumbu-c.<br />

Anisotropi bergantung pada jumlah oktahedra oksigen (m) dan konduktifitas DC<br />

meningkat dengan peningkatan m pada arah sumbu-b dan sumbu-c. Polarisasi<br />

spontan dalam arah sumbu c tidak dialami PBNO meskipun nilai polarisasi<br />

remanen jauh lebih kecil daripada arah sumbu-b (Miyayama dan Yib, 2000).<br />

Perilaku dielektrik dan konduktifitas AC keramik BaBi2Nb2O9<br />

2<br />

dipelajari<br />

sebagai fungsi frekuensi (100 Hz -10 MHz) ditandai oleh dua jenis proses


elaksasi pada berbagai suhu menegaskan perilaku relaxor keramik sesuai hukum<br />

universal Jonscher's σ(ω) = σ0 + Aω n , dimana eksponen n yang ditunjukkan kecil<br />

di sekitar anomali suhu dielektrik sedangkan faktor frekuensi besar. Suhu n<br />

mengikuti hubungan Vogel-Fulcher dengan energi aktivasi sekitar 0,14 eV<br />

(Karthik dkk, 2006). Serbuk BaBi2Nb2O9 (BBNO) dalam rentang nanometer<br />

dihasilkan dengan metode CPD/Chemical Precursor Decomposition menunjukkan<br />

sifat dielektrik dan sifat feroelektrik pada kisaran temperatur 50-500 o C dan<br />

frekuensi dari 1 kHz sampai 5 MHz. Kuat kompleks dispersi konstanta dielektrik<br />

relatif termasuk khas relaxor dengan nilai konstanta dielektrik 545 ditunjukkan<br />

pada frekuensi 100 kHz (Dhak dkk, 2007). Film tipis BBNO yang disintesis<br />

menggunakan substrat Pt/Ti/SiO2/Si dengan metode prekursor polimer<br />

menunjukkan bahwa penambahan 2 % mol Bi menghasilkan ukuran butir yang<br />

lebih tinggi dan sifat dielektrik lebih baik dengan konstanta dielektrik sekitar 335<br />

pada frekuensi 100 kHz (Mazon dkk, 2009).<br />

Struktur elektronik ABi2Ta2O9 (A = Ca, Sr, dan Ba) dihitung melalui<br />

optimalisasi struktur dengan ukuran kation dari Ba 2+ ke Ca 2+ menurun, band-gap<br />

antara O 2p dan Ta 5d meningkat 2,0 – 2,9 eV. Respon terhadap hibridisasi orbital<br />

antara Ta 5d dan orbital O 2p mendukung sifat feroelektrik, penurunan kebocoran<br />

arus, peningkatan polarisasi spontan dan temperatur Curie oleh distorsi struktural.<br />

Berbeda dengan CaBi2Ta2O9 dan SrBi2Ta2O9, maka hibridisasi antara orbital Ba<br />

5p dan orbital O 2p dalam BaBi2Ta2O9 memiliki stabilitas struktural yang lebih<br />

baik (Cai dkk., 2005). Dengan bantuan ab initio metode full-potential linearized<br />

augmented plane wave (FPLAPW), perhitungan struktur elektronik dan sifat optik<br />

linier dilakukan pada BaBi2Ta2O9 (BBTO) menemukan bahwa Ta-O cukup kuat<br />

dan hibridisasi Bi-O menunjukkan sifat ferroelektrik. Spektrum optik ditempatkan<br />

untuk kontribusi interband antara pita valensi O 2p dengan pita konduksi Bi 6p<br />

di daerah rendah energi dan antara pita valensi O 2p dan pita konduksi Ta 6s, 5d<br />

di daerah energi tinggi (Bin dan Yi, 2007). Perhitungan struktur elektronik dan<br />

densitas mengungkapkan bahwa pita konduksi dari BaBi2Ta2O9 disebabkan oleh<br />

orbital Ta 5d, Bi 6p dan O 2p, sedangkan pita valensi dari hibridisasi dengan<br />

orbital O 2p, Ta 5d dan Bi 6s (Li dkk, 2008).<br />

3


Sintesis fasa Aurivillius serbuk dapat diakukan melalui rute dekomposisi<br />

logam-organik menggunakan larutan prekursor Barium 2-etil-heksanoat dalam<br />

asam 2-etil-heksanoid pada suhu 80 o C dicampurkan Bismuth 2-etilheksanoat<br />

dilanjutkan dengan penambahan Niobium etoksid dalam etanol, diaduk selama 30<br />

menit. Fasa Aurivillius film tipis BaBi2Nb2O9 berhasil disintesis dengan kalsinasi<br />

pada 700 °C dari larutan logam-organik kristalinitas terbentuk pada 700 °C<br />

selama 30 menit dan 750 °C selama 30 menit, masing-masing untuk (α-Al2O3)<br />

dan Pt / TiO2 / SiO2 / (100) Si substrat (Bencan dkk, 2004).<br />

Sintesis oksida Aurivillius dapat dilakukan dengan metode reaksi keadaan<br />

padat. Sintesis dengan metode reaksi kima padat dilakukan dengan teknik<br />

pencampuran padatan langsung. Reaktan dicampurkan dengan perbandingan<br />

stoikiometri tertentu untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan proses reaksi<br />

dengan peningkatan suhu hingga 1100 ºC. Ismunandar dan Kennedy (1996) telah<br />

mensintesis Aurivillius lapis dua BaBi2Nb2O9 dengan metode reaksi kimia padat<br />

pada temperatur pembakaran 900 °C selama 15 jam, 1000 °C selama 15 jam dan<br />

temperatur 1200 °C selama 24 jam dan menghasilkan oksida Aurivillius lapis dua<br />

sebagai bubuk polikristalin putih dengan grup ruang A21am, a = 5,5189 Å<br />

b = 5,5154 Å c = 25,1124 Å Rp= 9,22 % Rwp = 11,67 %.<br />

Oksida Aurivillius lapis dua PbBi2Nb2O9 disintesis dengan metode reaksi<br />

kimia padat pada temperatur pembakaran 700 °C selama 12 jam, 800 °C selama<br />

24 jam, 900 °C selama 24 jam dan 1000 °C selama 24 jam menghasilkan oksida<br />

Aurivillius lapis dua dengan grup ruang A21am. Dalam penelitian ini ditemukan<br />

disorder kation antara Pb 2+ dan Bi 3+ di lapis perovskit pada kadar yang tinggi<br />

yaitu masing-masing 33 % dan 67 %. Ini terjadi karena Pb 2+ dan Bi 3+ sama-sama<br />

memiliki pasangan elektron bebas dan pada temperatur tinggi kation-kation ini<br />

memiliki kecenderungan sama dalam menempati posisi lapis perovskit dan<br />

bismut. Disorder kation ini dapat berpengaruh pada struktur Aurivillius yang<br />

dihasilkan karena ukuran ion Pb 2+ dan Bi 3+ berbeda (Ismunandar dkk, 1998).<br />

Sintesis BaBi2Ta2O9 dengan metode reaksi kimia padat pada temperatur<br />

pembakaran 1000 °C selama 72 jam. Serbuk dikalsinasi dicampur dengan<br />

beberapa tetes larutan polivinil alkohol dan dipelet 1-2 ton. Pelet disinter pada<br />

1050 °C selama 2 jam. Fasa BaBi2Ta2O9 terbentuk pada kalsinasi 800 °C dengan<br />

4


ukuran partikel rata-rata 100 nm. BaBi2Ta2O9 yang dihasilkan juga menunjukkan<br />

sifat dielektrik dan feroelektrik dengan struktur kristal tetragonal (grup ruang<br />

I4/mmm) (Dhage dkk, 2006).<br />

Mendapatkan struktur tepat dan akurat dari oksida adalah hal penting<br />

dalam memahami sifat-sifat dari bahan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan<br />

substitusi kation A (Pb, Ba) pada Aurivillius ABi2Nb2O9 dan B (Nb, Ta) pada<br />

Aurivillius BaBi2B2O9. Hasil karakterisasi PbBi2Nb2O9, BaBi2Nb2O9 dan<br />

BaBi2Ta2O9 dilakukan untuk menentukan apakah Aurivillius yang dimaksud dapat<br />

terbentuk dengan baik sehingga sifat konduktifitasnya dapat dipelajari.<br />

1.2. Perumusan Masalah<br />

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan<br />

masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh substitusi kation A (Pb, Ba) pada<br />

Aurivillius ABi2Nb2O9 dan substitusi kation B (Nb, Ta) pada Aurivillius<br />

BaBi2B2O9 terhadap sifat konduktifitasnya dengan variasi suhu 50 o C – 500 o C<br />

interval 50 o C?<br />

1.3. Batasan Masalah<br />

Permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada sintesis Aurivillius<br />

ABi2Nb2O9 dan BaBi2B2O9 dengan metode reaksi kimia padat, kation A yang<br />

ditentukan adalah Pb, Ba dan kation B yaitu Nb, Ta. Karakterisasi Aurivillius<br />

PbBi2Nb2O9, BaBi2Nb2O9 dan BaBi2Ta2O9 dilakukan menggunakan instrument<br />

XRD, XRF dan SEM-EDX. Kajian sifat konduktifitas Aurivillius hasil sintesis<br />

dilakukan melalui pengukuran impedansi menggunakan LCR meter dengan<br />

variasi suhu 50 o C – 500 o C interval suhu 50 o C.<br />

1.4. Tujuan Penelitian<br />

Penelitian ini bertujuan mendapatkan PbBi2Nb2O9, BaBi2Nb2O9 dan<br />

BaBi2Ta2O9 yang disintesis dengan metode reaksi kimia padat. Karakterisasi<br />

Aurivillius PbBi2Nb2O9, BaBi2Nb2O9 dan BaBi2Ta2O9 yang diperoleh<br />

menggunakan XRD, XRF, SEM-EDX dan LCR meter. Data hasil karakterisasi<br />

5


XRD digunakan untuk menentukan fasa dan struktur yang terbentuk, XRF untuk<br />

mengetahui komposisi material yang dihasilkan, SEM untuk mempelajari<br />

morfologi permukaan dan distribusi partikel, EDX untuk menentukan secara<br />

kualitatif komposisi unsur yang ada dalam sampel dan LCR meter untuk<br />

mengetahui nilai impedansinya sehingga sifat konduktifitas Aurivillius<br />

PbBi2Nb2O9, BaBi2Nb2O9 dan BaBi2Ta2O9 dapat diketahui.<br />

1.5 Manfaat Penelitian<br />

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sifat konduktifitas<br />

Aurivillius lapis dua, sehingga aplikasi selanjutnya dapat lebih terarah.<br />

Modifikasi substitusi menggunakan kation lain juga dapat dilakukan sehingga<br />

memperkaya kajian tentang Aurivillius lapis dua.<br />

6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!