Invigorasi Benih - Balitsereal
Invigorasi Benih - Balitsereal
Invigorasi Benih - Balitsereal
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3<br />
Perlakuan priming yang terbaik me-<br />
nurut Basra et al. (2003) ialah hydropriming<br />
selama 24 jam yang diikuti dengan matrikon-<br />
ditioning dengan karung goni selama 24 jam.<br />
Pendekatan lain dalam mengontrol proses<br />
hidrasi benih ialah menggunakan bahan ma-<br />
triks padatan dengan potensial matriks ren-<br />
dah (Kubik et al., 1989). Priming dengan<br />
kombinasi bahan padatan, benih, dan air un-<br />
tuk mengatur air, oksigen, dan suhu, berpen-<br />
garuh terhadap proses perkecambahan. Pada<br />
perlakuan priming, peristiwa fisiologis dan<br />
biokimia pada benih berperan saat suspensi<br />
perkecambahan oleh potensial osmotik yang<br />
rendah dan potensial matriks yang sesuai<br />
dari media yang terimbibisi. Biasanya bahan-<br />
bahan berupa larutan garam (osmoconditio-<br />
ning) atau campuran bahan organik padatan<br />
dan air (matriconditioning) digunakan untuk<br />
memperoleh keseimbangan potensial air<br />
antara benih dan media osmotik yang diper-<br />
lukan untuk conditioning (Khan, 1992).<br />
Dalam tulisan ini akan dibahas be-<br />
berapa hasil penelitian mengenai pengaruh<br />
invigorasi terhadap vigor benih, pertumbu-<br />
han dan perkembangan tanaman.<br />
<strong>Invigorasi</strong> <strong>Benih</strong> Jagung<br />
Rendahnya persentase tanaman tum-<br />
buh di lapangan merupakan masalah utama<br />
bagi petani kecil, terutama pada lahan tadah<br />
hujan dan mempunyai fasilitas pengairan ter-<br />
batas. Hasil penelitian Harris et al. (1999) di<br />
lingkungan semi arid menunjukkan bahwa<br />
dengan merendam benih dalam air selama<br />
semalam dapat mempercepat perkecamba-<br />
han benih, akar tanaman yang lebih dalam/<br />
panjang mempercepat proses pembungaan<br />
dan pemasakan pada benih padi gogo, kacang<br />
hijau, dan jagung.<br />
474<br />
Perendaman benih jagung selama se-<br />
malam sebelum penanaman telah banyak di-<br />
lakukan di tingkat petani. Hasil penelitian<br />
Murungu et al. (2004), di lingkungan semi<br />
arid Zimbabwe, menunjukkan bahwa pada<br />
penelitian tahun I (1999/2000), perlakuan<br />
priming benih jagung pada 8 lokasi pertana-<br />
man meningkatkan pertumbuhan kecambah<br />
dengan meningkatkan persentase tanaman<br />
tumbuh di lapangan sebesar 14%. Pada pene-<br />
litian tahun berikutnya (2000/2001), priming<br />
meningkatkan persentase tanaman tumbuh<br />
pada 6 lokasi pertanaman sementara pada<br />
dua lokasi lainnya justru menurunkan, se-<br />
hingga pengaruh priming secara keseluruhan<br />
tidak memberikan pengaruh yang nyata. Per-<br />
bedaan pengaruh priming ini dapat diakibat-<br />
kan oleh perbedaan sifat fisik tanah. Murungu<br />
et al. (2004), menyimpulkan bahwa keuntu-<br />
ngan priming ialah perbaikan pertumbuhan<br />
awal tanaman dan percepatan tumbuhnya<br />
kecambah, namun tidak berpengaruh terha-<br />
dap pertumbuhan dan hasil tanaman.<br />
Selain merendam dalam air, perlaku-<br />
an priming juga dapat dilakukan dengan me-<br />
lakukan perendaman benih dalam larutan<br />
yang mengandung zat pengatur tumbuh, se-<br />
perti IAA, atonik, dan lain lain. Hasil peneli-<br />
tian Kulkarni dan Eshanna (1988) menunjuk-<br />
kan bahwa pemberian IAA 10 ppm memper-<br />
baiki panjang akar, laju pertumbuhan kecam-<br />
bah dan vigor kecambah, terutama priming<br />
yang dilakukan pada lot benih yang telah<br />
mengalami penurunan vigor dalam penyim-<br />
panan.<br />
Di Afrika, teknologi invigorasi benih<br />
jagung melalui priming dilakukan dengan me-<br />
rendam benih jagung selama semalam sebe-<br />
lum penanaman terbukti mampu memperce-<br />
pat pertumbuhan kecambah dan meningkat-