Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ayat 15-18 memberikan penjelasan tentang makna kepenuhan [ke-Allahan] di ayat 19. Kristus<br />
adalah Pencipta dan Penopang segala sesuatu, sehingga Dia lebih utama dari semua yang ada<br />
(band. kata “segala” yang muncul di ayat 15-18). Inilah makna dari “kepenuhan ke-Allahan”<br />
di dalam Kristus. Jika ini diterima, maka “sangat sulit menemukan teks Alkitab lain yang<br />
menyatakan kesempurnaan dan keseluruhan ke-Allahan Yesus Kristus secara lebih terusterang<br />
daripada Kolose 1:15-20”. 13<br />
Titus 2:13<br />
Ayat ini berbunyi “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia<br />
dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus”. Ayat<br />
ini termasuk salah satu teks penting dalam diskusi tentang ke-Allahan Kristus. Fokus<br />
pembahasan terletak pada bagian terakhir “penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan<br />
Juruselamat kita Yesus Kristus”. Apakah ayat ini berbicara tentang dua Pribadi: Allah Yang<br />
Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus ataukah sebutan “Allah Yang Mahabesar dan<br />
Juruselamat sama-sama merujuk pada satu Pribadi, yaitu Yesus Kristus? Jika alternatif<br />
terakhir ini benar, maka ayat ini menyebut Yesus Kristus sebagai Allah Yang Mahabesar.<br />
Mereka yang memegang alternatif pertama memberikan beberapa argumen. Pertama, sebutan<br />
qeos dalam tulisan Paulus jarang ditujukan pada Kristus. Kedua, kedatangan Kristus yang<br />
kedua kali dalam kemuliaan-Nya di Lukas 9:26 dikaitkan dengan kemuliaan Bapa.<br />
Bagaimana kita meresponi pandangan di atas? Seperti sudah kita bahas sebelumnya, argumen<br />
pertama di atas tidak dapat diterapkan pada segala konteks. Roma 9:5, Filipi 2:6 dan Kolose<br />
2:9 secara definitif menyebut Kristus sebagai Allah. Perkataan Paulus di Kisah Rasul 20:28<br />
juga menyatakan hal yang sama. Argumen yang kedua memang memungkinkan, tetapi dalam<br />
kasus Titus 2:13 pertimbangan kontekslah yang paling menentukan (lihat pembahasan di<br />
bawah ini).<br />
Beberapa argumen berikut ini memberikan dasar yang kuat untuk memilih sebutan “Allah<br />
Yang Mahabesar dan Juruselamat” sebagai rujukan pada Kristus saja. 14 Pertama, frase ini<br />
hanya memiliki satu artikel di depan kata qeos. Sesuai dengan Granville Sharp Rule, 15<br />
konstruksi “artikel + benda 1 + kai + benda 2” seperti ini menyiratkan bahwa artikel ini<br />
memayungi kata benda “Allah” (qeos) dan “Juruselamat” (swthr) serta merujuk pada<br />
pribadi/hal yang sama. Dalam hal ini, baik qeos maupun swthr merujuk pada Yesus Kristus.<br />
Kedua, dalam tulisan Paulus kata “penyataan” (epifaneia) yang merujuk pada akhir jaman<br />
selalu dikaitkan dengan Yesus Kristus saja (1Tim 6:14; 2Tim 1:20; 2Tim 4:8; Tit 2:13). Salah<br />
satu ayat yang perlu dicermati secara khusus adalah 2Timotius 4:1. Walaupun dalam ayat ini<br />
Allah dan Yesus Kristus muncul bersamaan, namun kata “penyataan” hanya ditujukan pada<br />
13 Reymond, Jesus: Divine Messiah, 437; lihat juga tulisan Reymond yang lain, A New Systematic<br />
Theology of the Christian Faith (Nashville: Thomas Nelson Publisher, 1998), 250-251.<br />
14 Dikembangkan dari Reymond, Jesus: Divine Messiah, 472-473; D. Edmond Hiebert, “Titus”,<br />
Ephesians – Philemon, EBC Vol. XI, ed. by Frank Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan Publishing House,<br />
1978), electronic edition; Frame, The Doctrine of God, 669.<br />
15 Beberapa orang telah berusaha mematahkan prinsip ini termasuk yang berkaitan dengan teks-teks<br />
seputar doktrin Tritunggal. Bagaimanapun, usaha ini tidak pernah berhasil dan dalam konteks tulisan Perjanjian<br />
Baru – terutama Titus 2:13 dan 2Petrus 1:1 – prinsip ini tetap berlaku. Daniel B. Wallace, Greek Grammar<br />
Beyond the Basics (Grand Rapids: Zondervan Publishing House, 1996), 276.<br />
4/5