27.05.2013 Views

penyakit menular pada intensifikasi unggas lokal dan cara

penyakit menular pada intensifikasi unggas lokal dan cara

penyakit menular pada intensifikasi unggas lokal dan cara

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Cholera ayam<br />

318<br />

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal<br />

Penyakit kolera <strong>pada</strong> <strong>unggas</strong> disebabkan<br />

oleh bakteri Pasteurella multocida dari strain<br />

<strong>unggas</strong>; strain isolat non-avian tidak<br />

menimbulkan <strong>penyakit</strong> <strong>pada</strong> <strong>unggas</strong>. Unggas<br />

peka adalah kalkun, ayam, <strong>unggas</strong> air, <strong>dan</strong><br />

burung pemangsa; umumnya <strong>unggas</strong> yang<br />

telah dewasa (dara, petelur) lebih peka<br />

dibanding saat masa indukan. Penularan lewat<br />

kontak langsung dengan penderita semasa akut<br />

<strong>dan</strong> kronis. Cairan yang keluar dari hidung,<br />

mulut <strong>dan</strong> mata penderita dapat pula<br />

<strong>menular</strong>kan bakteri se<strong>cara</strong> tidak langsung<br />

melalui kontaminasi pakan, air, <strong>dan</strong> peralatan.<br />

Bangkai <strong>unggas</strong> mati terserang kolera dapat<br />

merupakan sumber penularan. Burung gereja,<br />

merpati <strong>dan</strong> tikus kan<strong>dan</strong>g merupakan karier;<br />

begitu pula <strong>unggas</strong> yang telah sembuh. Gejala<br />

<strong>penyakit</strong> <strong>pada</strong> peternakan adalah a<strong>dan</strong>ya<br />

kematian <strong>dan</strong> sakit dalam jumlah besar se<strong>cara</strong><br />

akut. Kematian disertai tanda-tanda septisemia:<br />

kebiruan (cyanosis) <strong>pada</strong> kulit kepala, jengger<br />

<strong>dan</strong> pial, lendir keluar dari mulut, kemerahan<br />

(hiperemia) di organ dalam terutama usus<br />

duodenum, perdarahan lemak jantung, perut<br />

<strong>dan</strong> paru. Tanda <strong>penyakit</strong> setelah akut adalah<br />

kebengkakan oleh ra<strong>dan</strong>g di pial, conjuctiva<br />

(kelopak mata dalam), sendi <strong>dan</strong> meningen<br />

(gejala syaraf). Pencegahan dengan vaksinasi<br />

menggunakan polyvalent bacterin yang<br />

mengandung adjuvant atau menggunakan<br />

autogenous (biang bakteri isolat <strong>lokal</strong>) bacterin<br />

(GOODERHAM, 1990).<br />

Anthrax<br />

Burung unta unique diantara <strong>unggas</strong> <strong>lokal</strong><br />

karena dapat terserang <strong>penyakit</strong> anthrax yang<br />

disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.<br />

Pada kasus anthrax burung unta yang<br />

terdiagnosa di Laboratorium Patologi-IPB,<br />

disimpulkan bakteri dalam bentuk spora<br />

berasal dari tanah daerah endemic Purwakarta<br />

<strong>dan</strong> ditularkan melalui kontaminasi hijauan<br />

sebagai pakan burung yang bersangkutan.<br />

Burung unta penderita anthrax mengalami<br />

kematian dengan tanda-tanda septicemia.<br />

Penyakit ini termasuk <strong>penyakit</strong> zoonotik yang<br />

menimbulkan kematian <strong>pada</strong> manusia dengan<br />

pola penularan bakteri lewat konsumsi daging<br />

terkontaminasi, kontaminasi luka <strong>dan</strong><br />

kontaminasi udara pernafasan (aerosol).<br />

Hewan terjangkit anthrax harus dimusnahkan.<br />

Pencegahan didaerah endemik burung di<br />

vaksinasi anthrax (KAUFMANN, 1998).<br />

Coccidiosis<br />

Pada <strong>unggas</strong> yang pernah ditemukan<br />

mengakibatkan timbulnya <strong>penyakit</strong> coccidiosis<br />

umumnya adalah parasit protozoa genus<br />

Eimeria. Pada ayam yang sering menimbulkan<br />

korban adalah Eimeria necatrix, E. tenella;<br />

<strong>pada</strong> merpati E. labbeana; <strong>pada</strong> itik belum<br />

diketahui genus-nya (Eimeria, Tyzzeria atau<br />

Wenyonella). Infeksi didapatkan se<strong>cara</strong> oral<br />

karena menelan sejumlah ookista coccidia<br />

infektif yang khas untuk spesies inang (species<br />

spesifik). Ookista yang terakumulasi bersama<br />

berak penderita coccidiosis sering menjadi<br />

sumber penularan bagi <strong>unggas</strong> yang<br />

sekan<strong>dan</strong>g, hidup dalam satu sangkar (ayam<br />

hias, pelung, hutan, burung) atau dalam satu<br />

halaman berpagar. Coccidiosis jarang terjadi<br />

<strong>pada</strong> <strong>unggas</strong> dipelihara extensive atau diumbar<br />

tanpa pagar. Agar <strong>unggas</strong> sakit coccidiosis,<br />

dibutuhkan a<strong>dan</strong>ya infeksi ulangan sampai<br />

ookista yang tertelan dosisnya cukup. Pada<br />

merpati infeksi dapat dari induk ke anaknya<br />

yang disusui dengan susu tembolok<br />

mengandung ookista coccidia merpati. Gejala<br />

sakit dapat timbul akut dengan tanda a<strong>dan</strong>ya<br />

diarrhea dengan kotoran berlendir yang<br />

mengandung darah: bila parah berwarna<br />

merah, ringan berwarna jingga. Unggas akan<br />

menderita anemia atau mati kehabisan darah.<br />

Coccidiosis kronis dengan gejala kekurusan<br />

timbul apabila <strong>unggas</strong> terinfeksi oleh spesies<br />

yang kurang ganas. Pencegahan menggunakan<br />

coccidiostat (monensin, maduramicin,<br />

amprolium) dalam pakan umur periode starter<br />

<strong>dan</strong> dara disertai menjauhkan berak atau<br />

sekam/serutan kayu bekas alas kan<strong>dan</strong>g dari<br />

peternakan. Pencegahan menggunakan vaksin<br />

coccidia per oral (tetes mulut, air minum,<br />

spray, dicampur pakan/sekam). Biang vaksin<br />

terdiri atas beberapa spesies eimeria hidup<br />

yang telah di atenuasi (LEESON and SUMMERS,<br />

2000). Pengobatan dengan preparat sulfa<br />

seperti sulfaquinoxaline (SQ).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!