ABSTRAK ABSTRACT - Repository - Universitas Gunadarma
ABSTRAK ABSTRACT - Repository - Universitas Gunadarma
ABSTRAK ABSTRACT - Repository - Universitas Gunadarma
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
erorientasi pada kesiapan respon, dan<br />
berorientasi pada skema triadik.<br />
Definisi lain yang diungkapkan<br />
oleh Walgito (dalam Luthfi, Saloom, &<br />
Yasun, 2009) bahwa sikap merupakan<br />
organisasi pendapat, keyakinan,<br />
mengenai objek sikap atau situasi yang<br />
relatif ajeg yang disertai perasaan<br />
tertentu dan memberikan dasar untuk<br />
berespon dalam cara yang dipilih. Paul<br />
dan Olson (dalam Simamora, 2008)<br />
mendefinisikan sikap sebagai evaluasi<br />
konsep secara menyeluruh yang<br />
dilakukan oleh seseorang.<br />
Mann (dalam Luthfi, Saloom,<br />
& Yasun, 2009) juga menjelaskan<br />
bahwa sikap memiliki tiga komponen<br />
yang menunjang, yaitu:<br />
1) Komponen Kognitif<br />
Komponen kognitif berisi<br />
persepsi, kepercayaan, dan<br />
stereotype yang dimiliki individu<br />
mengenai sesuatu. Seringkali<br />
komponen kognitif ini dapat<br />
disamakan dengan pandangan<br />
(opini), terutama apabila<br />
menyangkut masalah isu atau<br />
problem yang kontroversial.<br />
Komponen kognitif merupakan<br />
representatif apa yang dipercayai<br />
oleh individu pemilik sikap atau<br />
dengan kata lain berisi kepercayaan<br />
seseorang mengenai apa yang<br />
berlaku apa yang benar dengan<br />
objek sikap.<br />
2) Komponen Afektif<br />
Komponen afektif merupakan<br />
perasaan yang menyangkut aspek<br />
emosional yang dimiliki seseorang<br />
terhadap suatu objek sikap. Pada<br />
umumnya, reaksi emosional yang<br />
merupakan komponen afektif ini<br />
banyak dipengaruhi oleh<br />
kepercayaan atau apa yang kita<br />
percayai sebagai benar dan berlaku<br />
bagi objek tersebut.<br />
3) Komponen Konasi atau Psikomotor<br />
Komponen konatif merupakan<br />
kecenderungan berperilaku tertentu<br />
sesuai dengan sikap yang dimiliki<br />
3<br />
oleh seseorang. Pengertian<br />
kecenderungan berperilaku<br />
menunjukkan bahwa komponen<br />
konasi meliputi bentuk keinginan<br />
perilaku yang tidak dapat dilihat<br />
secara langsung, akan tetapi<br />
meliputi pula bentuk-bentuk<br />
perilaku yang berupa pernyataan<br />
atau perkataan yang diucapkan<br />
oleh seseorang.<br />
Berdasarkan uraian sebelumnya,<br />
dapat disimpulkan bahwa sikap adalah<br />
kecenderungan untuk bertingkah laku<br />
atau mereaksi sebagai evaluasi atau<br />
penilaian pada suatu dimensi yang<br />
dapat dilihat dari tiga orientasi yaitu<br />
orientasi pada respon, kesiapan respon,<br />
dan skema triadik yang terdiri dari tiga<br />
komponen yang saling menunjang<br />
yaitu kognitif, afektif, dan konatif.<br />
Istilah prokrastinasi berasal dari<br />
bahasa Latin procrastination dengan<br />
awalan pro yang berarti mendorong<br />
maju atau bergerak maju dan akhiran –<br />
crastinus yang berarti- keputusan hari<br />
esok atau jika digabung menjadi –<br />
menangguhkan atau menunda sampai<br />
hari berikutnya (Ghufron dan<br />
Risnawita, 2010).<br />
Burka dan Yuen (2008)<br />
mengemukakan penundaan yang<br />
dikategorikan sebagai prokrastinasi<br />
apabila penundaan tersebut sudah<br />
merupakan kebiasaan atau pola<br />
menetap yang selalu dilakukan<br />
seseorang ketika menghadapi tugas<br />
dan penundaan tersebut disebabkan<br />
oleh adanya keyakinan-keyakinan yang<br />
irasional dalam memandang tugas.<br />
Solomon dan Rothblum (1984) juga<br />
mengungkapkan bahwa suatu<br />
penundaan dikatakan sebagai<br />
prokrastinasi, apabila penundaan itu<br />
dilakukan pada tugas yang penting,<br />
dilakukan berulang-ulang secara<br />
sengaja dan menimbulkan perasaan<br />
tidak nyaman, secara subyektif<br />
dirasakan oleh seseorang<br />
prokrastinator.