30.07.2013 Views

ISI BUKU Udayana_Revisi .indd - Lembaga Penelitian dan ...

ISI BUKU Udayana_Revisi .indd - Lembaga Penelitian dan ...

ISI BUKU Udayana_Revisi .indd - Lembaga Penelitian dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(Desa Pakraman) menjadi alat untuk memperoleh materi<br />

(modal ekonomi) dalam rangka menguatkan Desa<br />

Pakraman (modal budaya) yang merupakan simbol<br />

identitas budaya mereka sendiri.<br />

A<strong>dan</strong>ya fenomena konversi modal melalui Desa<br />

Pakraman seperti itu, <strong>dan</strong> mengingat pula bahwa orang<br />

Bali <strong>dan</strong> orang Cina memaknai kebersamaan mereka<br />

dalam Desa Pakraman sebagai upaya pelestarian tradisi<br />

leluhur mereka sebagaimana dikatakan di atas, maka<br />

itu berarti mereka telah memaknai kebersamaan<br />

mereka dalam Desa Pakraman secara beragam sehingga<br />

karakteristik <strong>dan</strong> acuannya menjadi tidak stabil.<br />

Berpegang pada defi nisi permainan bahasa sebagaimana<br />

dikemukakan Barker (2005), maka fenomena<br />

kebersamaan mereka dalam Desa Pakraman dapat<br />

dikatakan sebagai sebuah permainan bahasa <strong>dan</strong>/atau<br />

permainan politik identitas etnik yang berarenakan<br />

Desa Pakraman.<br />

Bertolak dari keberagaman makna kebersamaan<br />

orang Cina <strong>dan</strong> orang Bali dalam Desa Pakraman tersebut,<br />

kajian ini hendak mendeskripsikan orientasi (acuan<br />

ataupun motivasi) orang Cina <strong>dan</strong> orang Bali dalam<br />

konteks strategi konversi modal masing-masing pihak<br />

dari perspektif multikulturalisme.<br />

METODE KAJIAN<br />

Tujuan kajian yang telah disebutkan di atas jelas<br />

menekankan pada aspek pemahaman. Mengikuti<br />

gagasan Atmadja (2005), maka metode kajian yang<br />

dipakai dalam hal ini adalah metode kajian yang<br />

menekakankan pada aspek pemahaman, yakni metode<br />

kajian yang bersifat penelitian kualitatif. Penerapan<br />

metode ini diwujudkan melalui penentuan lokasi <strong>dan</strong><br />

informan, teknik pengumpulan data, <strong>dan</strong> model analisis<br />

data yang dapat dijabarkan sebagai berikut.<br />

Ada tiga lokasi tempat orang Cina <strong>dan</strong> orang Bali<br />

hidup bersama dalam jalinan hubungan perkawinan<br />

<strong>dan</strong> berwarga Desa Pakraman yang dipilih sebagai objek<br />

kajian ini. Tiga desa tersebut adalah (1) Desa Carangsari<br />

di Kabupaten Badung, (2) Desa Pa<strong>dan</strong>gbai di Kabupaten<br />

Karangasem, (3) Desa Baturiti di Kabupaten Tabanan.<br />

Informan yang dipilih sebagai narasumber/pemberi<br />

informasi dalam kajian ini adalah beragam, meliputi<br />

kaum laki-laki <strong>dan</strong> perempuan, baik yang sudah<br />

berumah tangga maupun yang masih membujang,<br />

baik dari kalangan orang Cina maupun orang<br />

Bali. Keberagaman ini dimaksudkan, selain untuk<br />

memperoleh data <strong>dan</strong> fakta yang banyak <strong>dan</strong> bermutu<br />

juga agar diperoleh informasi penting untuk dianalisis<br />

<strong>dan</strong> untuk memprediksi kelanggengan hubungan<br />

antara orang Cina dengan orang Bali secara turun<br />

temurun. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik<br />

purposif, yakni para tokoh desa yang mungkin memiliki<br />

informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya, dengan<br />

memposisikan para tokoh desa sebagai informan kunci<br />

dilakukan teknik mengglinding (snowball).<br />

Teknik wawancara <strong>dan</strong> observasi digunakan dalam<br />

kajian ini. Namun jenis wawancara dalam hal ini adalah<br />

wawancara mendalam <strong>dan</strong> diskusi kelompok terfokus,<br />

<strong>dan</strong> wawancara mengenai pengalaman individu<br />

yang biasanya disebut sebagai metode penggunaan<br />

data pengalaman individu (individual life history) atau<br />

dokumen manusia (human document) (Koentjaraningrat,<br />

1989). Selanjutnya hal-hal yang diamati atau diobservasi<br />

adalah situasi sosial dalam kegiatan Desa Pakraman yang<br />

dilakukan orang Bali bersama orang Cina, termasuk<br />

orang-orang yang terlibat dalam situasi tersebut<br />

lengkap dengan peranannya masing-masing serta<br />

luapan emosi yang ditampilkannya.<br />

Analisis data/informasi dilakukan dengan analisis<br />

interpretatif, terutama secara emik tetapi juga secara<br />

etik, sehingga kemungkinan a<strong>dan</strong>ya masalah dengan<br />

informan yang telah melakukan sesuatu tetapi tidak<br />

mampu menginformasikan maknanya sebagaimana<br />

dikatakan oleh Brian Vay (2004) dapat dihindari.<br />

Proses analisis ini sejalan dengan proses wawancara<br />

<strong>dan</strong> pengamatan, artinya analisis dilakukan secara<br />

bergantian dengan wawancara <strong>dan</strong> pengamatan dalam<br />

satu kurun waktu. Secara konkret mekanismenya<br />

bahwa setiap informasi penting yang diperoleh dari<br />

informan langsung dianalisis untuk membentuk<br />

hipotesis-hipotesis kecil yang kemudian digunakan<br />

untuk mengajukan pertanyaan berikutnya. Dengan<br />

demikian teknik analisis <strong>dan</strong> wawancara tersebut<br />

mengacu kepada apa yang disebut dengan istilah go<br />

hand-in-hand (Taylor <strong>dan</strong> Bog<strong>dan</strong>, 1984).<br />

Data yang terkumpul dalam kajian ini sebagian<br />

besar berupa data kualitatif. Data ini dianalisis dengan<br />

melakukan berbagai kegiatan, yakni reduksi data,<br />

menyajikan, menafsirkan, <strong>dan</strong> menarik simpulan (Miles<br />

<strong>dan</strong> Huberman, 1992; Hikmat, 2000).<br />

ACUAN DAN MOTIVASI ORANG CINA DAN<br />

ORANG BALI DALAM MENGKONVERSI MODAL<br />

MELALUI DESA PAKRAMAN<br />

Awig-Awig (Peraturan) Desa Pakraman : Landasan Ideal<br />

Konversi Modal<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011<br />

3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!