30.07.2013 Views

ISI BUKU Udayana_Revisi .indd - Lembaga Penelitian dan ...

ISI BUKU Udayana_Revisi .indd - Lembaga Penelitian dan ...

ISI BUKU Udayana_Revisi .indd - Lembaga Penelitian dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, Althusser<br />

melihat pihak penguasa bisa mengembangkan dua<br />

macam ideologi untuk mengamankan hubungan<br />

antarkelas <strong>dan</strong> dengan demikian kekuasaan dapat<br />

dipegang dalam waktu lama. Pertama, ideologi itu<br />

adalah ideologi yang tampil dengan aparat yang<br />

bersifat represif yang bekerja secara represif dengan<br />

menggunakan kekerasan untuk mengamankan bentukbentuk<br />

sosial yang ada. Kedua, ideologi yang tampil<br />

dengan aparat yang bersifat ideologis yang berkerja<br />

tidak terutama dengan menggunakan kekerasan,<br />

melainkan dengan memainkan ideologi <strong>dan</strong>/atau<br />

wacana secara persuasif atau hegemonik dengan tujuan<br />

yang sama yakni untuk memegang kuasa dalam waktu<br />

lama. Dengan demikian, landasan ideal Desa Pakraman<br />

yang pada dasarnya merupakan suatu ideologi <strong>dan</strong>/<br />

atauwacana, selain berpotensi terjadinya kehidupan<br />

masyarakat yang multikultural, juga berpotensi<br />

terjadinya hubungan konfl ik, baik konfl ik terbuka<br />

maupun konfl ik laten. Di desa lokasi penelitian ini tidak<br />

ditemukan a<strong>dan</strong>ya konfl ik penting yang menganggu<br />

ketertiban sosial dalam hubungan orang Bali dengan<br />

orang Cina. Kenyataan menunjukkan bahwa hingga<br />

kini dua kelompok yang berbeda identitas, termasuk<br />

identitas di bi<strong>dan</strong>g keagamaan (orang Bali Hindu <strong>dan</strong><br />

orang Cina Hindu-Budha) tetap dapat hidup bersama<br />

dalam wilayah Desa Pakraman bahkan bekerjasama<br />

dalam kehidupan Desa Pakraman. Orang Cina dalam hal<br />

ini bukan hanya mereka yang telah tercatat menjadi<br />

warga Desa Pakraman, melainkan juga mereka yang tidak<br />

menjadi anggota Desa Pakraman.<br />

Gambar 1. Perempuan Cina membaur dengan<br />

perempuan Bali dalam upacara agama<br />

di Desa Carangsari<br />

Gambar 2. Orang Cina (kiri) <strong>dan</strong> orang Bali duduk<br />

bersama di Pura<br />

Teknik Penggalian Sumbangan: Pengembangan<br />

Tindakan Komunikatif Bernuansa Rasio<br />

Instrumental<br />

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara<br />

garis besar ada teknik penggalian sumbangan untuk<br />

kepentingan Desa Pakraman, yakni teknik bersaranakan<br />

surat resmi dari Desa Pakraman kepada kelompok Cina<br />

setempat, <strong>dan</strong> pengadaan rapat bersama orang Bali<br />

<strong>dan</strong> orang Cina. Berkenaan dengan surat permintaan<br />

sumbangan sebagaimana dilakukan di Desa Pakraman<br />

Baturiti, ternyata surat tersebut tidak secara langsung<br />

mengutarakan permintaan sumbangan, melainkan<br />

mengutarakan a<strong>dan</strong>ya kegiatan di pura milik Desa<br />

Pakraman. Dalam rangka kegiatan tersebut, kelompok<br />

orang Cina diun<strong>dan</strong>g hadir untuk melakukan kegiatan<br />

bersama orang Bali, termasuk dalam kegiatan ritual<br />

guna memohon keselamatan <strong>dan</strong> kesejahteraan<br />

bersama. Akan tetapi, sebagaimana dikemukakan<br />

oleh Kepala Desa Pakraman yang bersangkutan, surat<br />

itu dimaksudkan untuk meminta sumbangan berupa<br />

uang kepada kelompok Cina untuk kepentingan<br />

membiayai pelaksanaan ritual di pura. Walaupun<br />

begitu ternyata kelompok orang Cina begitu tanggap,<br />

bahwa surat itu pada intinya bertujuan untuk<br />

meminta sumbangan berupa uang. Oleh karena itu,<br />

kelompok Cina dalam hal ini tidak hanya hadir <strong>dan</strong><br />

ikut melakukan persembahyangan di pura pada hari<br />

yang telah disebutkan dalam surat, melainkan mereka<br />

juga menyiapkan sejumlah uang untuk sumbangan<br />

atas nama kelompok Cina kepada Desa Pakraman dalam<br />

pelaksanaan ritual tersebut.<br />

Mengenai teknik penggalian sumbangan melalui<br />

rapat bersama orang Bali <strong>dan</strong> orang Cina terjadi<br />

terutama di Desa Pakraman Carangsari <strong>dan</strong> Desa<br />

Pakraman Pa<strong>dan</strong>gbai. Perlu dikemukakan di sini bahwa<br />

orang Cina di desa ini tercatat sebagai anggota Desa<br />

Pakraman. Oleh karena itu, menghadiri rapat anggota<br />

Desa Pakraman merupakan kewajiban penting, baik<br />

bagi orang Cina maupun orang Bali yang bersangkutan.<br />

Teknik penggalian <strong>dan</strong>a untuk keperluan Desa Pakraman<br />

biasanya merupakan salah satu agenda penting yang<br />

dibahas dalam rapat anggota Desa Pakraman. Seperti<br />

halnya di Desa Pakraman Carangsari, melalui rapat para<br />

anggotanya biasanya ditentukan bahwa orang Cina<br />

wajib memberikan sumbangan yang jumlahnya relative<br />

lebih besarketimbang sumbangan dari orang Bali.<br />

Hal ini dilakukan karena orang Cina dipan<strong>dan</strong>g tidak<br />

begitu perlu diajak bergotong royong mengerjakan<br />

persiapan ritual karena mereka kurang terbiasa<br />

mengerjakan pekerjaan seperti itu. Selain itu, dalam<br />

rapat Desa Pakraman seringkali orang Cina menyatakan<br />

The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!