KETERSEDIAAN LAHAN DAN PELUANG PERLUASAN AREAL PERTANIAN 1. Ketersediaan Lahan Untuk mengetahui luas lahan yang masih tersedia untuk perluasan areal pertanian dapat dideteksi dengan memperkirakan lahan-lahan sesuai yang saat ini belum dimanfaatkan untuk usaha apapun (lahan terlantar/lahan tidur), yaitu dengan cara menumpangtepatkan antara peta arahan tata ruang pertanian (Puslitbangtanak, 2001) dengan peta penggunaan lahan (BPN, 2000-2004). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat lahan yang sesuai untuk pengembangan pertanian dimana saat ini berupa semak belukar atau rerumputan, yaitu seluas 30,7 juta ha. Dari luasan tersebut, lahan yang tersedia untuk perluasan areal di lahan basah (sawah) seluas 8,3 juta ha, terdiri atas 3 juta ha di lahan rawa, dengan penyebaran terluas terdapat di Papua, Kalimantan dan Sumatera, serta di lahan non-rawa seluas 5,3 juta ha terluas di Papua, Kalimantan, dan Sumatera (Tabel 14). Sedangkan lahan tersedia di lahan kering sekitar 22,4 juta ha yang terdiri atas lahan yang sesuai untuk tanaman semusim sekitar 7,1 juta ha dan untuk tanaman tahunan seluas 15,3 juta ha (Tabel 14). Lahan tersedia di lahan kering merupakan lahan kering total yang tidak memisahkan antara lahan kering masam ataupun lahan kering non-masam. Dari 30,7 juta ha lahan yang belum dimanfaatkan (lahan terlantar), sekitar 10,3 juta ha berada di kawasan budi daya pertanian dan 20,4 juta ha berada di kawasan budi daya kehutanan (hutan produksi dan HPH). 36
Tabel 13. Potensi lahan rawa untuk budi daya pertanian Provinsi Total Lahan rawa Padi Sawah Lahan yang sesuai untuk Tanaman semusim Tanaman tahunan Mangrove/ tambak Jumlah NAD 997,007 466,141 0 173,248 122,210 761.599 Sumut 1,080,930 570,311 0 195,651 239,144 1,005.106 Sumbar 552,793 344,701 0 106,388 324 451.413 Riau 5,068,422 773,399 0 1,146,781 440,791 2,360.971 Jambi 1,299,314 557,878 0 200,704 51,115 809.697 Sumsel 3,341,663 1,555,698 184,894 184,970 486,953 2,412.515 Bengkulu 172,003 110,687 0 44,507 3,137 158.331 Lampung Bangka 544,305 410,177 0 8,685 71,496 490.358 Belitung 343,561 106,629 0 116,066 76,344 299.039 DKI 40,667 11,267 0 30 571 11.868 Jabar 544,953 434,886 0 50,426 17,993 503.305 Jateng 273,577 189,998 0 44,609 29,237 263.844 DIY 20,053 16,608 0 3,075 0 19.683 Jatim 129,241 34,200 0 34,508 58,309 127.017 Banten 146,434 98,301 0 21,141 0 119.442 Bali 6,754 0 0 49 0 49 NTB 1,896 0 0 0 0 0 NTT 62,417 41,662 0 3,044 17,711 62.417 Kalbar 3,105,130 547,598 0 832,501 603,412 1,983.511 Kalteng 3,546,064 1,096,983 0 693,800 340,361 2,131.144 Kalsel 1,175,678 844,741 0 108,298 36,949 989.988 Kaltim 2,028,300 401,605 0 38,161 592,700 1,032.466 Sulut 133,444 98,062 0 0 33,245 131.307 Sulteng 468,113 365,805 0 19,635 52,562 438.002 Sulsel 493,654 341,892 0 8,276 132,181 482.349 Sultra 323,409 153,594 59,202 0 108,803 321.599 Gorontalo 72,167 41,676 0 0 21,174 62.850 Maluku 474,513 202,136 0 16,033 177,212 395.381 Papua 8,198,048 3,324,066 0 713,616 2,858,045 6,895.727 Maluku Utara 136,167 66,698 0 3,980 56,311 126.989 Indonesia 34,780,677 13,207,399 244,096 4,766,111 6,630,361 24,847.967 Sumber: Puslitbangtanak (2000) dan Puslitbangtanak (2001), data diolah ha 37
- Page 1 and 2: DEPOSIT, PENYEBARAN DAN KARAKTERIST
- Page 3 and 4: sehingga terjadi difusi ion hidroge
- Page 5 and 6: fosfat dunia, dan sejumlah 57% meru
- Page 7 and 8: Tabel 2. Penyebaran deposit fosfat
- Page 9 and 10: Tabel 3. Produksi fosfat alam dunia
- Page 11 and 12: yaitu di daerah Tuban, Lamongan, Gr
- Page 13 and 14: hidroksiapatit, dengan kisaran kand
- Page 15 and 16: logam berat yang cukup tinggi dalam
- Page 17 and 18: di lapangan tergantung banyak fakto
- Page 19 and 20: praktek pemalsuan baik oleh produse
- Page 21 and 22: Sri Adiningsih and Sri Rochayati. 1
- Page 23 and 24: PENYEBARAN LAHAN MASAM, POTENSI DAN
- Page 25 and 26: fiksasi P tinggi, kandungann besi d
- Page 27 and 28: Tabel 9. Penyebaran tanah masam ber
- Page 29 and 30: sangat dalam (> 300 cm) dengan ting
- Page 31 and 32: Tabel 11. Perkiraan luas berbagai l
- Page 33 and 34: terdapat di kawasan yang beriklim b
- Page 35: Tabel 12. Potensi lahan kering masa
- Page 39 and 40: lahan kering yaitu berupa rendahnya
- Page 41 and 42: jagung), Kalbar untuk lada dan jagu
- Page 43 and 44: (10,3 juta ha) maupun budi daya keh
- Page 45 and 46: Soepardi, H. G. 2001. Strategi usah
- Page 47 and 48: Namun demikian tidak semua fosfat a
- Page 49 and 50: cara yang paling efektif untuk meng
- Page 51 and 52: Penelitian serupa telah dilaksanaka
- Page 53 and 54: terhadap kelarutan P-alam dalam tan
- Page 55 and 56: 1. Dapat menghemat energi dan memel
- Page 57 and 58: 6. Fosfat alam adalah bahan baku un
- Page 59 and 60: Hikmatullah, N. Suharta, dan A. Hid
- Page 61 and 62: Prasetyo, B.H., Y. Sulaeman, D. Sub
- Page 63 and 64: kemasaman tanah bila bahan ini tero
- Page 65 and 66: Fosfat alam merupakan salah satu pu
- Page 67 and 68: ergambut, dengan kedalaman lapisan
- Page 69 and 70: tanah yang mengandung pirit ini ber
- Page 71 and 72: smektit yang jenuh basa-basa, juga
- Page 73 and 74: sampai sangat tinggi sekali (9,16-2
- Page 75 and 76: konvensional seperti SP-36 saat ini
- Page 77 and 78: dengan takaran 400 kg ha -1 + kapta
- Page 79 and 80: uah mentimun yang hampir sama. Hal
- Page 81 and 82: Attanandana, T. And S. Vacharotayan
- Page 83 and 84: Suping, S., Didi Ardi, dan Wiwik Ha
- Page 85 and 86: efisiensi pemupukan fosfat. Kation
- Page 87 and 88:
Penurunan permukaan gambut (subside
- Page 89 and 90:
Kapasitas Tukar Kation dan Basa-bas
- Page 91 and 92:
tebal dan miskin akan unsur hara, d
- Page 93 and 94:
Tabel 21. Komposisi gambut hutan tr
- Page 95 and 96:
Tabel 22. Pengaruh sumber dan takar
- Page 97 and 98:
dominasi asam p-hidroksi benzoat da
- Page 99 and 100:
sebaliknya pada perlakuan SP-36 per
- Page 101 and 102:
memerlukan ameliorasi juga memerluk
- Page 103 and 104:
tersebut dalam tanah. Adanya akumul
- Page 105 and 106:
DAFTAR PUSTAKA Andriesse, J. P. 197
- Page 107 and 108:
Prasetyo, T. B. 1996. Perilaku Asam
- Page 109 and 110:
_______________. 1976. Survai dan P
- Page 111 and 112:
tanah dari sumber pupuk yang diberi
- Page 113 and 114:
penelitian penggunaan P-alam lokal
- Page 115 and 116:
Tabel 26. Jumlah unsur P yang diser
- Page 117 and 118:
pada Tabel 27. Penggunaan pupuk P-a
- Page 119 and 120:
Hasil penelitian Harjono (1988) pen
- Page 121 and 122:
serapan P oleh tanaman kakao relati
- Page 123 and 124:
Radjagukguk, B. 1983. Masalah penga
- Page 125 and 126:
hutan cadangan seluas ± 31 juta ha
- Page 127 and 128:
Tabel 32. Deposit fosfat alam di In
- Page 129 and 130:
fluorapatit yang disebut francolite
- Page 131 and 132:
No. Provinsi Kabupaten Kecamatan De
- Page 133 and 134:
erbagai sumber pencemar point sourc
- Page 135 and 136:
absorbsi dari nutrien-nutrien yang
- Page 137 and 138:
antara 25-50% asam dan ketersediaan
- Page 139 and 140:
mempunyai kemampuan yang berbeda da
- Page 141 and 142:
Beberapa logam dan komponennya meru
- Page 143 and 144:
Cunningham, S.D., W.R. Berti dan J.