GEMA BNPB Vol.4 No.1
GEMA BNPB Vol.4 No.1
GEMA BNPB Vol.4 No.1
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Fokus Berita<br />
Suasana Geladi Lapangan di Palu dengan<br />
latar bukit dan pegunungan<br />
Darurat (incident commander<br />
– IC), fungsi staf komando dan<br />
staf umum pada SKTD.<br />
Kegiatan-kegiatan yang<br />
dilakukan pada fase respon<br />
lokal adalah pencarian dan<br />
perto longan (search and<br />
rescue – SAR) darat dan<br />
laut, layan an kesehatan, dan<br />
layanan pe ngungsi. Aksi SAR<br />
di laut dilaksanakan dengan<br />
melibatkan para penyelam,<br />
perahu karet (landing craft<br />
rubber – LCR) dan perahu<br />
Angkatan Laut. Korban bencana<br />
di reruntuhan ditemukan oleh<br />
Tim SRC PB dengan memotong<br />
beton reruntuhan. Simulasi<br />
ini juga menampilkan pertolongan<br />
korban bencana<br />
pada kebakaran rumah oleh<br />
Pasukan Pemadam Kebakaran<br />
(PMK) dan personel dengan<br />
pakaian tahan api atau orangorang<br />
menyebutnya “pakaian<br />
astronot”. Selain itu juga ditampilkan<br />
pembersihan reruntuhan<br />
sisa gempa dan<br />
tsunami dengan menggunakan<br />
alat ekskavator.<br />
Pada fase bantuan<br />
provinsi/nasional menampilkan<br />
mekanisme datangnya bantuan<br />
dari Provinsi Sulawesi Tengah,<br />
Tim SRC PB dan <strong>BNPB</strong> serta<br />
bagaimana operasionalisasi<br />
bantuan tersebut. Pada fase<br />
peng akhiran tanggap darurat<br />
ditampilkan mekanisme pengakhiran<br />
masa tanggap darurat<br />
dan peralihan ke tahap<br />
rehabilitasi dan rekonstruksi<br />
pasca bencana.<br />
Sesi Akademis<br />
Deputi Bidang Pencegahan dan<br />
Kesiapsiagaan Badan Nasional<br />
Penanggulangan Bencana<br />
(<strong>BNPB</strong>) Ir. Sugeng Triutomo,<br />
DESS., membuka acara “Sesi<br />
Akademis pada Gladi Nasional<br />
Penanggulangan Bencana<br />
2012” di Kota Palu, Sulawesi<br />
Tengah pada pada Senin pagi<br />
(19/11/2012) ini.<br />
Sugeng Triutomo mengatakan<br />
dalam kata sambutannya,<br />
“Untuk menguatkan kapasitas<br />
daerah dalam pe nanggulangan<br />
bencana, <strong>BNPB</strong> setiap tahun<br />
memfasilitasi gladi PB berskala<br />
nasional dan pada tahun ini<br />
diadakan di Kota Palu, Provinsi<br />
Sulawesi Tengah. Kota Palu<br />
merupakan salah satu daerah<br />
yang mempunyai risiko tinggi<br />
dari ancam an gempabumi<br />
yang akan memicu terjadinya<br />
tsunami di wilayah Teluk Palu.<br />
Beberapa kecamatan di wilayah<br />
ini, diperkirakan penduduknya<br />
terancam dan mempunyai<br />
risiko terhadap timbulnya<br />
korban jiwa serta kerusakan/<br />
kerugian dari sisi ekonomi,<br />
sosial dan lingkungan.”<br />
Menurut Sugeng Triutomo,<br />
lahirnya Undang-Undang<br />
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan<br />
Bencana mengamanatkan<br />
Pemerintah dan<br />
Pemerintah Daerah untuk<br />
bertanggung jawab dalam<br />
memberikan perlindungan<br />
sepenuhnya kepada masyarakat.<br />
Salah satu upaya pengurangan<br />
risiko bencana (PRB) yang dapat<br />
dilakukan adalah meningkatkan<br />
kesiapsiagaan dalam<br />
menghadapi ancaman, melalui<br />
berbagai cara, antara lain dengan<br />
melakukan rangkaian kegiatan<br />
yang terdapat dalam siklus kesiapsiagaan,<br />
yaitu perencanaan,<br />
pengorganisasian dan persiapan<br />
sumberdaya, pelatihan<br />
dan latih an, dan evaluasi yang<br />
hasilnya ditindaklanjuti dengan<br />
tindakan-tindakan perbaikan<br />
yang nyata.<br />
Peran Pemerintah, Masyarakat<br />
dan Lembaga Usaha dalam PB<br />
Pada saat ini sudah mulai<br />
umum diterima kredo bahwa<br />
penanggulangan bencana (PB)<br />
merupakan urusan semua<br />
pihak. Hal itu merupakan gelombang<br />
perubahan paradigma dari<br />
disahkannya Undang-Undang<br />
Nomor 24 Tahun 2007 tentang<br />
Penanggulangan Bencana (UU<br />
24/2007). Tentu saja upayaupaya<br />
pengurangan risiko<br />
bencana (PRB) mesti dilakukan<br />
dengan melibatkan semua pihak<br />
yang berkepentingan demi<br />
ketang guhan bangsa dalam<br />
menghadapi bencana.<br />
Peran berbagai pihak<br />
dalam penyelenggaraan PB itu<br />
dipaparkan secara gamblang<br />
oleh Deputi Bidang Pencegahan<br />
dan Kesiapsiagaan <strong>BNPB</strong> Ir.<br />
Sugeng Triutomo, DESS., dalam<br />
Sesi Akademis Gladi Nasional<br />
Pe nanggulangan Bencana 2012,<br />
“Ada tiga pilar pelaku PB, yaitu<br />
pemerintah dan pemerintah<br />
daerah, masyarakat, dan<br />
lembaga usaha. Peran ketiga<br />
pelaku itu diatur dalam Undang-<br />
Undang Nomor 24 Tahun 2007<br />
tentang Penanggulangan<br />
Bencana. Pe ran pemerintah dan<br />
pemerintah daerah diatur dalam<br />
Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 7;<br />
peran masyarakat diatur dalam<br />
Pasal 26 dan Pasal 27; dan peran<br />
lembaga usaha diatur dalam<br />
Pasal 28 dan Pasal 29,” papar<br />
Sugeng Triutomo.<br />
Dengan mengacu kepada<br />
UU 24/2007 Sugeng Triutomo<br />
14 Majalah <strong>GEMA</strong> <strong>BNPB</strong> Vol. IV <strong>No.1</strong> Tahun 2013<br />
Majalah <strong>GEMA</strong> <strong>BNPB</strong> Vol. IV <strong>No.1</strong> Tahun 2013 15