18.10.2014 Views

Banjarmasin Post Sabtu 18 Oktober 2014

NO. 151603 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

NO. 151603 TH XLIII/ ISSN 0215-2987

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Banjarmasin</strong> <strong>Post</strong><br />

SABTU <strong>18</strong> OKTOBER <strong>2014</strong><br />

BANJARMASIN POST GROUP/APRIANTO<br />

SALMAH warga Desa Takisung saat mengangkat kaki ubur-ubur. Warga Desa Takisung, khususnya ibuibu<br />

banyak yang bekerja harian lepas memindahkan ubur-ubur yang diberi garam ke bak terpal.<br />

Bumi Antasari<br />

PDAM Bersujud Cabang<br />

Kusanhilir Setop Total<br />

■ Damkar Bagikan Air Bersih<br />

BATULICIN, BPOST - Perusahan<br />

Daerah Air Minum (PD-<br />

AM) Bersujud, menyetop total<br />

saluran air kepada pelanggannya<br />

di wilayah Kecamatan<br />

Kusanhilir karena air baku<br />

kena intrusi air laut di Sungai<br />

Saring.<br />

Kepala PDAM Bersujud,<br />

Muhammad Sobari saat menggelar<br />

workshop pendampingan<br />

penyusunan tarif full cost<br />

recovery (FCR) wilayah 2 di<br />

ruang Kantor Bupati Tanahbumbu,<br />

Kamis (16/10), mengaku<br />

itu terpaksa dilakukan<br />

agar masyarakat tidak terserang<br />

penyakit. “Kami setop<br />

operasional IKK PDAM Bersujud<br />

di Kusanhilir karena tidak<br />

ingin warga menderita sakit<br />

karena air baku yang diolah<br />

tercemar air laut. Ini hingga<br />

hujan tiba,” ujarnya.<br />

Ke depannya, Sobari mengaku<br />

akan menganggarkan<br />

enam hingga tujuh unit mobil<br />

tangki melayani warga yang<br />

kesulitan mendapatkan air<br />

minum. Sebab, dibanding membeli<br />

air sumur tanah, dalam<br />

waktu sepuluh tahun belum<br />

ada jaminan air sumur tidak<br />

BPOST GROUP/MUKHTAR WAHID<br />

SEBUAH truk damkar saat membagikan air kepada warga di Desa<br />

Saring, belum lama tadi.<br />

‘Pusat’ Tidak Gelontorkan Dana<br />

■ Silo Akan Hibahkan Proyek Rp 26 Miliar<br />

KOTABARU, BPOST - Persiapan<br />

pelaksanaan Hari Nusantara<br />

di Kabupaten Kotabaru<br />

masih terus dikebut. Namun,<br />

menjelang pelaksanaan<br />

Harnus yang tinggal dua bulan<br />

lagi, Pemkab Kotabaru masih<br />

dipusingkan dengan belum<br />

adanya gelontoran dana dari<br />

pemerintah pusat.<br />

Padahal dana tersebut sangat<br />

diperlukan untuk mempercepat<br />

realisasi sejumlah<br />

proyek persiapan Harnus Desember<br />

mendatang.<br />

Karena tidak ada dana dari<br />

pemerintah pusat, Pemkab<br />

Kotabaru pun berharap banyak<br />

pada bantuan dari swasta.<br />

Salah satunya PT PT Sebuku<br />

Iron Lateritic Ores (Silo)<br />

atau Silo Group. Perusahaan<br />

ini membantu proyek pelebaran<br />

Siringlaut yang menyerap<br />

dana Rp 26 miliar.<br />

Realisasi bantuan memang<br />

tidak berbentuk tunai, melainkan<br />

berupa bangunan fisik<br />

yang akan dihibahkan ke pemerintah<br />

daerah.<br />

Manager Corporate CSR &<br />

Media Relation PT Silo, IDK<br />

Dharmaja mengatakan proyek<br />

pembangunan pelebaran<br />

tersebut hanya memperbesar<br />

bangunan yang sudah ada.<br />

“<br />

Kami setop<br />

operasional IKK<br />

PDAM Bersujud di<br />

Kusanhilir karena<br />

tidak ingin warga<br />

menderita sakit<br />

karena air baku yang<br />

diolah tercemar air<br />

laut. Ini hingga hujan<br />

tiba<br />

“<br />

MUHAMMAD SOBARI<br />

Kepala PDAM Bersujud<br />

tercemar.<br />

Sekretaris Daerah Kabupaten<br />

Tanahbumbu, Said Akhmad<br />

Alyydrus menegaskan<br />

PDAM Bersujud selama ini<br />

memang memiliki keterbatasan<br />

dan belum menjangkau<br />

semua pelanggan di wilayah<br />

Kabupaten Tanahbumbu.<br />

Itu karena keterbatasan<br />

instalasi dan jaringan serta pengolahan<br />

tempat air baku<br />

serta tarif belum memenuhi<br />

standar daya beli masyarakat.<br />

“Ke depannya, PDAM akan<br />

terus didukung pemerintah<br />

kabupaten Tanahbumbu agar<br />

Proyek pelebaran menggunakan<br />

tiang pancang-- yang dilaksanakan<br />

kontraktor, di pasang<br />

400 titik di area yang<br />

sudah ditentukan pemda.<br />

Menurut dia, mega proyek<br />

tersebut memerlukan setidaknya<br />

1.309 batang tiang<br />

pancang yang sebagian kecil<br />

sudah terpancang. “Pemasangan<br />

tiang pancang itu, tumpang<br />

tiga,” kata Dharmaja dalam<br />

jumpa pers, di Hotel<br />

Grand Surya, Kamis (16/10)<br />

malam. “Sudah beberapa tiang<br />

pancang telah terpancang.<br />

Kalau tidak salah sekitar<br />

empat batang,” tambahnya.<br />

Diakui Dharmaja, sebenarnya<br />

pemasangan tiang<br />

pancang pada proyek yang<br />

dikerjakan oleh kontraktor<br />

melalui proses lelang, seharusnya<br />

sudah lebih dari empat.<br />

Keterlambatan pekerjaan<br />

setelah adanya larangan pihak<br />

Administrator Pelabuhan<br />

(Adpel) Kotabaru, yang menegaskan<br />

bongkar muatan<br />

tiang pancang dari kapal tidak<br />

boleh merapat ke lokasi pekerjaan<br />

yang ada di Siringlaut.<br />

Tapi harus dilakukan di pelabuhan<br />

sesuai standar operasional<br />

prosedur (SOP).<br />

Akibatnya, kapal tongkang<br />

yang mengangkut tiang pancang<br />

sempat tiga hari terkatung-katung<br />

di laut sebelum<br />

ada kebijakan pihak Adpel.<br />

Bahkan kapal mengalami kemiringan<br />

pada lambung kiri.<br />

Namun, atas nama PT Silo<br />

(Silo Group), Dharmaja menyatakan<br />

pihaknya tetap memegang<br />

komitmen untuk menyelesaian<br />

proyek pelebaran<br />

Siringlaut demi kesuksesan<br />

Hari Nusantara. Pihaknya<br />

bahkan menargetkan proyek<br />

selesai pada 30 November<br />

<strong>2014</strong>. “Setelah pelaksanaan<br />

Hari Nusantara dihibahkan ke<br />

pemerintah daerah,” tambahnya.<br />

Kepala Dinas Binamarga<br />

dan Sumber Daya Air Kotabaru,<br />

M Riduan mengatakan<br />

proyek pelebaran Siringlaut<br />

untuk panggung utama, terpaksa<br />

mengharapkan bantuan<br />

pihak ketiga karena tidak<br />

ada gelontoran dana yang<br />

dijanjikan pemerintah pusat.<br />

“Kami sangat berterima kasih<br />

sekali, mau membantu pembangunan<br />

demi kesuksesan<br />

Hari Nusantara. Padahal<br />

event ini sepenuhnya acara<br />

Pemprov Kalsel. Kotabaru<br />

hanya sebagai wadah,” pungkasnya.<br />

(sah)<br />

Diekspor Sampai ke Tiongkok<br />

■ Mengais Rezeki dari Ubur-ubur<br />

PELAIHARI, BPOST - Tanpa<br />

ragu, Salmah memindahkan<br />

satu per satu ubur-ubur yang<br />

sudah mati dari kapal nelayan<br />

ke kolam penampungan dari<br />

terpal yang sudah dibuati garam.<br />

Aroma cukup menyengat<br />

dari ubur-ubur mati itu tidak<br />

dipedulikan oleh Salmah.<br />

Lembar demi lembar uburubur<br />

terus dipindahkan, jumlahnya<br />

ribuan ekor. Saat memindahkan,<br />

antara bagian tubuhnya<br />

dengan sengatnya<br />

dipisahkan.<br />

Salmah bekerja tidak sendiri,<br />

tapi bersama dengan sejumlah<br />

ibu dari RT 10 Desa Takisung.<br />

Setiap hari, para ibu<br />

ini bekerja mengasinkan<br />

ubur-ubur.<br />

Caranya dengan merendam<br />

ubur-ubur dalam cairan<br />

garam dan kapur di bak terpal.<br />

Dalam satu bak terpal isinya<br />

mencapai empat ton<br />

ubur-ubur. Ubur-ubur dalam<br />

mampu menjangkau dan melayani<br />

seluruh masyarakat Tanahbumbu,<br />

termasuk mencari<br />

solusi agar masyarakat di Kusanhilir<br />

tidak resah karena keterbatasan<br />

air minum,” ujarnya.<br />

Ketua RT 2 Desa Pagaruyung,<br />

Kecamatan Kusanhilir,<br />

Yamin mengaku sudah sebulan<br />

ini air leding di wilayahnya<br />

tak mengalir. “Ini saja dapat<br />

bantuan air dari mobil pemadam<br />

kebakaran hanya setengah<br />

drum dijatah. Kalau untuk<br />

mandi menggunakan air<br />

sumur yang diberi kaporit<br />

agar jernih,” katanya.<br />

Sementara itu delapan unit<br />

mobil pemadam kebakaran<br />

(damkar) Badan Penanggulangan<br />

Bencana Daerah (BP-<br />

BD) Kabupaten Tanahbumbu<br />

dikerahkan membagikan air<br />

minum di 12 desa di ibukota<br />

Kecamatan Kusanhilir.<br />

Itu sebagai langkah antisipasi<br />

krisis air minum yang dialami<br />

warga desa yang merupakan<br />

pelanggan PDAM<br />

Bersujud IKK Kusanhilir karena<br />

air baku dari sungai di<br />

Desa Saring terintrusi air laut.<br />

Kepala BPBD Kabupaten<br />

Tanahbumbu, Anwar Salunjang<br />

mengaku sasaran delapan<br />

unit damkar yang diturunkan<br />

itu sudah steril untuk<br />

mengangkut air minum dari<br />

IKK instalasi pengolahan air<br />

di Desa Sarigadung, Kecamatan<br />

Simpangempat. “Ada sekitar<br />

40 ribu liter air yang dibagikan<br />

kepada warga. Data pasti<br />

masih dilakukan pendataan<br />

oleh pihak kantor kecamatan<br />

dan desa. Kami berkeinginan<br />

agar sesuai dengan kebutuhan<br />

saja,” katanya.<br />

Camat Kusanhilir, Nahrul<br />

Fajeri mengaku krisis air minum<br />

yang dialami warga desa<br />

khususnya di ibukota Kecamatan<br />

Kusanhilir ada 12 desa.<br />

Namun, Nahrul belum mendapat<br />

data pasti berapa kepala<br />

keluarga yang terdata.<br />

Kepala Desa Mattone Kampungbaru,<br />

Andi Satria Jaya<br />

mengaku sudah dihubungi<br />

pihak BPBD Kabupaten. Namun,<br />

mobil Damkar yang<br />

membagikan air belum sampai<br />

ke wilayah desanya. Warganya<br />

saat ini hanya mengandalkan<br />

suplai dari mobil penjual<br />

air bersih. “Satu mobil<br />

penjual air isi 1.200 liter, dijual<br />

Rp 400 ribu. Katanya air diambil<br />

dari sumur tanah di<br />

Batulicin,” katanya. (tar)<br />

bak terpal direndam dengan<br />

air garam selama satu malam.<br />

Selanjutnya dipindahkan ke<br />

bak terpal yang baru untuk<br />

digarami lagi. Proses pemindahan<br />

itu dilakukan berkalikali<br />

setiap hari selama satu<br />

pekan.<br />

Gunanya cairan garam dan<br />

kapur itu untuk menipiskan<br />

ubur-ubur. “Kami kerja mulai<br />

pukul 07.00 Wita sampai 16.00<br />

Wita. Upah yang kami dapat<br />

setiap harinya Rp 40 ribu,”<br />

kata Salmah, kemarin.<br />

Dengan penghasilan itu,<br />

dirinya dan para ibu yang lain<br />

bisa membantu menambah<br />

penghasilan suami untuk memenuhi<br />

kebutuhan rumah<br />

tangga.<br />

Saat musim ubur-ubur,<br />

berkah tersendiri memang<br />

dirasakan oleh para ibu di Desa<br />

Takisung. Mereka bisa bekerja<br />

menjadi buruh harian dengan<br />

memindahkan ubur-ubur dari<br />

satu bak terpal ke bak terpal<br />

yang lain. “Lumayan, uangnya<br />

bisa buat jajan anak sekolah.<br />

Saat musim ubur-ubur<br />

kami bisa bekerja di sini. Kerjanya<br />

juga tidak terikat, bila<br />

ada ubur-uburnya kami bisa<br />

bekerja,” tambahnya.<br />

Senada rekannya, Ramlah<br />

menuturkan bahwa memindahkan<br />

ubur-ubur dari satu<br />

bak ke bak lainnya bisa dilakukan<br />

semua orang. “Caranya<br />

mudah saja, tinggal mengangkat,<br />

mengambil ubur-ubur dalam<br />

air dan tinggal dipindahkan.<br />

Selanjutnya ditambahi<br />

garam,” katanya.<br />

Tidak setiap tahun, katanya<br />

ada musim ubur-ubur. Seingatnya<br />

sudah tiga tahun terakhir<br />

ini baru ada musim uburubur.<br />

“Ini makanan orang<br />

Tiongkok, Jepang dan Korea.<br />

Kami tidak bisa menglahnya.<br />

Bila tidak bisa mengolah ya<br />

bisa gatalan,” jelasnya.<br />

7<br />

Pemilik usaha ubur-ubur,<br />

HM Mustafa, mengatakan<br />

bahwa pihaknya membeli<br />

ubur-ubur dari nelayan dengan<br />

harga Rp 10 ribu hingga<br />

Rp 15 ribu per takaran, dengan<br />

bak yang sudah ditentukan.<br />

“Kalau perusahaan besar,<br />

ubur-ubur diekspor sampai ke<br />

Tikongkok dan Jepang. Kalau<br />

saya masih tahap kecil-kecilan.<br />

Ubur-ubur hanya saya kirim<br />

ke Surabaya,” katanya.<br />

Meski hanya dikirim ke<br />

Surabaya, HM Mustafa mengaku<br />

menjual kembali uburubur<br />

setelah diproses penggaraman<br />

hingga satu pekan<br />

lamanya dengan harga Rp 25<br />

ribu per kilonya.<br />

Usaha ini memang perlu<br />

modal ratusan juta rupiah.<br />

Apalagi perusahaaan, bisa<br />

miliran rupiah modalnya.<br />

Menurut Mustafa, menjadi<br />

pengumpul ubur-ubur mengikuti<br />

musim. (ryn)<br />

BKD Belum Jadwalkan CAT<br />

■ Hasil Verifikasi Masih Direkap<br />

ILUSTRASI/NET<br />

KOTABARU, BPOST - Verifikasi<br />

berkas penerimaan<br />

calon pegawai negeri sipil<br />

(CPNS) <strong>2014</strong> sudah selesai.<br />

Namun, Badan Kepegawaian<br />

Daerah (BKD) Kotabaru belum<br />

bisa mengumumkan hasil<br />

verifikasi tersebut.<br />

Belum diumumkannya hasil<br />

verifikasi berkas pelamar<br />

berjumlah sekitar 2.700, karena<br />

pihak BKD masih melakukan<br />

rekapitulasi hasil verifikasi<br />

tersebut. Selanjutnya<br />

disampaikan ke Badan Kepegawaian<br />

Nasional (BKN).<br />

Sekretaris BKD Kotabaru<br />

Zainal Arifin ketika dikonfirmasi<br />

mengatakan belum<br />

bisa menentukan pelamar<br />

yang lulus atau tidak berdasarkan<br />

hasil verifikasi berkas<br />

karena pelamar yang lulus<br />

atau tidak ditentukan pihak<br />

BKN. “Hasil verifikasi yang<br />

masih direkap akan disampaikan<br />

ke BKN. Nanti BKN<br />

yang menentukan siapa pelamar<br />

yang lolos atau tidak,”<br />

kata Zainal melalui telepon<br />

selularnya.<br />

Zainal juga mengaku tidak<br />

bisa memastikan jadwal computer<br />

assisted test (CAT) bagi<br />

pelamar. “Jadwal pelaksanaan<br />

CAT ditentukan BKN. Setelah<br />

hasil rekap verifikasi berkas<br />

pelamar disampaikan ke<br />

BKN,” ungkapnya.<br />

Kendati demikian, agar<br />

pelamar tidak merasa gundah,<br />

Zainal menambahkan,<br />

pihaknya secepatnya akan<br />

menyampaikan rekap hasil<br />

verifikasi tersebut.<br />

“Kami usahakan secepatnya<br />

CAT bisa dilaksanakan.<br />

Karena persoalannya yang<br />

menentukan lolos tidaknya<br />

hasil verifikasi BKN,” katanya,<br />

Jumat (17/10).<br />

Terkait belum adanya kepastian<br />

dari BKD soal pelamar<br />

yang lolos dan tidak hasil verifikasi,<br />

membuat sebagian<br />

besar pelamar risau.<br />

Perasaan risau itu seperti<br />

dialami Susan, salah seorang<br />

pelamar formasi teknis. Hal<br />

itu menyusul karena tidak<br />

adanya kabar dari pihak BKD.<br />

“Perasaan risau teringat setiap<br />

saat. Dan, perasaan itu akan<br />

terus menggelayuti jika hasil<br />

verifikasi belum diumumkan,”<br />

ucapnya.<br />

“Perasaan akan tenang jika<br />

hasil verifikasi sudah diumumkan.<br />

Dan, alangkah<br />

senangnya kalau lolos verifikasi.<br />

Tinggal persiapan CAT<br />

saja lagi,” pungkasnya. (sah)<br />

<strong>18</strong>10/B07

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!