23.10.2014 Views

Sekilas Ulasan UU Perbankan Syariah - Bank Indonesia

Sekilas Ulasan UU Perbankan Syariah - Bank Indonesia

Sekilas Ulasan UU Perbankan Syariah - Bank Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

miliar pada Desember 2007, namun<br />

apabila ditinjau dari pangsa total<br />

aset perbankan syariah<br />

dibandingkan perbankan<br />

konvensional masih relatif kecil,<br />

yaitu baru mencapai 1,84% atau<br />

Rp36.538 miliar dibanding<br />

Rp1.986.501 miliar pada Desember<br />

2007.<br />

Terdapat pandangan bahwa belum<br />

berkembang pesatnya perbankan<br />

syariah di <strong>Indonesia</strong>, antara lain<br />

disebabkan oleh :<br />

a. Sumber Daya Manusia yang<br />

kompeten dan profesional<br />

masih belum optimal;<br />

b. Pemahaman masyarakat<br />

terhadap perbankan <strong>Syariah</strong><br />

belum merata;<br />

c. Jaringan kantor pelayanan dan<br />

keuangan <strong>Syariah</strong> masih relatif<br />

terbatas;<br />

d. Belum didukung dengan<br />

peraturan yang memadai<br />

(dalam bentuk Undang-Undang<br />

tersendiri yang terpisah dari<br />

Undang-Undang <strong>Perbankan</strong><br />

konvensional);<br />

e. Sinkronisasi kebijakan dengan<br />

institusi pemerintah lainnya<br />

berkaitan dengan transaksi<br />

keuangan, khususnya<br />

perpajakan belum maksimal.<br />

<strong>Bank</strong> <strong>Indonesia</strong> berupaya untuk<br />

mengatasi kendala-kendala yang<br />

dihadapi sebatas kewenangan yang<br />

dimiliki, antara lain dalam mengatasi<br />

keterbatasan jaringan kantor<br />

pelayanan <strong>Bank</strong> <strong>Syariah</strong>, <strong>Bank</strong><br />

<strong>Indonesia</strong> telah mengeluarkan PBI<br />

No.8/3/PBI/2006 tanggal 30 Januari<br />

2006 yang membolehkan bank<br />

konvensional yang memiliki Unit<br />

Usaha <strong>Syariah</strong> untuk membuka<br />

layanan syariah pada kantor cabang<br />

kovensional bank dimaksud. Melalui<br />

kebijakan tersebut diharapkan<br />

masalah jaringan pelayanan dan<br />

keuangan <strong>Bank</strong> <strong>Syariah</strong> dapat diatasi<br />

karena masyarakat dapat dilayani<br />

dimana saja saat membutuhkan<br />

layanan <strong>Bank</strong> <strong>Syariah</strong>.<br />

Selain itu, untuk lebih memberikan<br />

pemahaman kepada masyarakat<br />

pada umumnya, maupun akademisi<br />

dan kalangan perbankan pada<br />

khususnya, <strong>Bank</strong> <strong>Indonesia</strong> secara<br />

berkesinambungan melakukan<br />

sosialisasi mengenai perbankan<br />

syariah. Upaya untuk mengatasi<br />

berbagai kendala tersebut, tentunya<br />

tidak dapat dilakukan hanya oleh<br />

otoritas perbankan saja, tetapi harus<br />

dilakukan secara bersama-sama<br />

dengan Pemerintah maupun DPR,<br />

serta dukungan masyarakat.<br />

Melihat begitu besarnya dorongan<br />

dan dukungan dari masyarakat agar<br />

disusun <strong>UU</strong> <strong>Perbankan</strong> <strong>Syariah</strong> yang<br />

terpisah dari <strong>UU</strong> <strong>Perbankan</strong><br />

konvensional, DPR RI mengajukan<br />

inisiatif penyusunan R<strong>UU</strong> <strong>Perbankan</strong><br />

<strong>Syariah</strong>, dan selanjutnya mendapat<br />

tanggapan positif dari Pemerintah<br />

BULETIN HUKUM PERBANKAN DAN KEBANKSENTRALAN 2 Volume 6, Nomor 2, Agustus 2008

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!