24.10.2014 Views

YOTMagz_May_2014

YOTMagz_May_2014

YOTMagz_May_2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

16<br />

Inspiring Figure<br />

I<br />

Pada saat kehilangan pendengaran dan menjadi sosok yang ‘berbeda’,<br />

Angkie tetap bersekolah di sekolah biasa. Angkie belajar sulitnya<br />

menerima materi pelajaran di sekolah umum. Selain itu Angkie juga<br />

belajar untuk tetap bijak ketika banyak teman-teman yang mengejek<br />

perbedaan yang dimiliki Angkie. Namun demikian, Angkie tidak<br />

menyerah. Ia tetap belajar keras hingga akhirnya mendapat gelar<br />

master.<br />

Setelah menyelesaikan pendidikan formal, Angkie yang bercita-cita<br />

menjadi wanita karir mulai mengirim aplikasi lamaran ke berbagai<br />

perusahaan, namun beberapa kali ditolak. Sebagai tunarungu, Angkie<br />

dianggap tidak bisa mengerjakan pekerjaan apa-apa hanya karena tidak<br />

bisa mengangkat telepon. Namun demikian, Angkie sempat bekerja<br />

marketing communication di IBM Indonesia dan public relation di PT.<br />

Geo Link Nusantara.<br />

Seorang bayi perempuan<br />

biasa lahir pada 5 Juni<br />

1987. Tidak ada yang<br />

berbeda. Bayi tersebut<br />

tumbuh layaknya anakanak<br />

biasa. Namun, pada<br />

usia 10 tahun, ia mulai<br />

kesulitan mendengar dan<br />

tidak lagi merespon ketika<br />

dipanggil. Sejak saat itu ia<br />

kehilangan pendengarannya.<br />

Kehilangan pendengaran<br />

tidak membuat bayi<br />

perempuan yang lahir 27<br />

tahun silam itu menjalani<br />

hidup yang biasa-biasa<br />

saja. Kini ia telah menjelma<br />

menjadi seorang wanita<br />

dewasa cantik, cerdas, dan<br />

sukses di usia muda. Ia<br />

bernama Angkie Yudistia.<br />

Diskriminasi dan tekanan yang sebelumnya Angkie alami membuat<br />

dirinya sadar mengenai arti hidup. Angkie mulai menemukan panggilan<br />

hidupnya untuk fokus ke bidang sosial. Berbekal keinginan mulianya<br />

untuk membantu kaum-kaum difabel untuk mendapatkan hak yang<br />

sama dengan orang-orang normal, ia mendirikan Thisable Enterprise.<br />

Thisable Enterprise didirikan Angkie untuk menghubungkan Corporate<br />

Social Responsibility (CSR) kepada kaum-kaum difabel. Angkie ingin<br />

menolong anak-anak difabel dan memastikan mereka mendapat<br />

kesempatan yang sama dengan anak-anak normal dalam setiap<br />

bagian masyarakat. Angkie membantu perusahaan untuk menciptakan<br />

program-program CSR yang memiliki dampak berkelanjutan untuk<br />

kehidupan kaum-kaum difabel.<br />

Selain lewat Thisable Enterprise, Angkie juga menulis buku Perempuan<br />

Tuna Rungu Menembus Batas dan Setinggi Langit. Angkie ingin<br />

mengubah persepsi masyarakat mengenai kaum difabel agar tidak lagi<br />

ada diskriminasi seperti yang pernah ia alami sebelumnya. Angkie ingin<br />

menyuarakan bahwa kaum difabel juga memiliki kemampuan yang luar<br />

biasa. dengan keterbatasan yang dimilikinya, Angkie telah “Find Her<br />

Path” di dunia sosial.<br />

Nadia Azka<br />

Young On Top Campus Ambassador<br />

Institut Pertanian Bogor<br />

Mei <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!