02.11.2014 Views

inkonsistensi pendidikan agama islam - Kemenag Sumsel

inkonsistensi pendidikan agama islam - Kemenag Sumsel

inkonsistensi pendidikan agama islam - Kemenag Sumsel

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>agama</strong>. Inilah yang mesti kita renungkan bersama agar <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong><br />

kita tidak menyumbangkan benih-benih konflik antar <strong>agama</strong>.<br />

Karena itulah, kebijakan <strong>pendidikan</strong> yang mengabaikan arti penting<br />

keanekar<strong>agama</strong>n dan kemajemukan tidak akan menciptakan kehidupan<br />

yang toleran dan pluralis dalam pergaulan sosial. Bahkan cenderung<br />

kepada kegagalan yang dapat menimbulkan tragedi kemanusiaan. Inilah<br />

yang mesti diantisipasi bahwa merancang sistem <strong>pendidikan</strong> nasional<br />

tidak hanya dapat dicapai dengan mengandalkan penguasaan materi<br />

(kognisi), tetapi juga bagaimana membentuk kesadaran ber<strong>agama</strong> dalam<br />

tata pergaulan bermasyarakat yang damai tanpa konflik. Merancang<br />

sistem <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> justru menampung nilai-nilai luhur yang<br />

mendasari kehidupan masyarakat yang lebih substansial, yakni<br />

pencerdasan kehidupan sosial secar lebih luas. Dengan logika <strong>pendidikan</strong><br />

<strong>agama</strong> yang seperti ini, maka diharapkan akan tercipta sebuah sistem<br />

<strong>pendidikan</strong> nasional yang sangat menghargai pluralitas, bersikap toleran,<br />

dan mengupayakan kehidupan damai di tengah-tengah masyarakat.<br />

Kemudian untuk memberikan solusi pada masalah-masalah cabang<br />

dalam <strong>pendidikan</strong> <strong>agama</strong> Islam seperti rendahnya sarana fisik, rendahnya<br />

kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa,<br />

rendahnya kesempatan pemerataan <strong>pendidikan</strong>, rendahnya relevansi<br />

<strong>pendidikan</strong> dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya <strong>pendidikan</strong>. Untuk<br />

mengatasi masalah-masalah cabang di atas, secara garis besar ada dua<br />

solusi yaitu:<br />

Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistemsistem<br />

sosial yang berkaitan dengan sistem <strong>pendidikan</strong>. Seperti diketahui<br />

sistem <strong>pendidikan</strong> sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang<br />

diterapkan. Sistem <strong>pendidikan</strong> di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam<br />

konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang<br />

berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara<br />

dalam urusan publik, termasuk pendanaan <strong>pendidikan</strong>.<br />

16

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!