1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Taman Wisata - ITS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Taman Wisata - ITS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Taman Wisata - ITS
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>1.1</strong> <strong>Latar</strong> <strong>Belakang</strong><br />
<strong>BAB</strong> I<br />
<strong>PENDAHULUAN</strong><br />
<strong>1.1</strong>.1 <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari Sebagai Salah Satu Tempat Rekreasi Yang<br />
Diminati Di Jawa Barat.<br />
Propinsi jawa barat memiliki pariwisata yang beragam. Banyak obyek<br />
wisata menarik yang sering dikunjungi wisatawan, baik wisata alam, agro,<br />
sejarah, religius, wisata boga, dan seni budaya. Beberapa daerah yang menjadi<br />
tujuan wisata di jawa barat salah satunya adalah wilayah Bogor, yang paling<br />
terkenal adalah <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari<br />
Tempat wisata yang terletak di Jalan Raya Cileungsi KM 03 ini adalah<br />
taman buah terbesar di Indonesia dan terdapat berbagai koleksi tumbuh-tumbuhan<br />
buah yang terdapat di seluruh dunia. <strong>Taman</strong> yang dibangun tahun 1990 ini<br />
merupakan pusat budidaya tanaman buah terlengkap di Indonesia. Setelah lima<br />
tahun masa pembangunanya, Akhirnya tamn ini diresmikan tahun 1995 oleh<br />
presiden suharto. <strong>Taman</strong> yang didirikan oleh ibu Tien suharto ini pada mulanya<br />
bernama <strong>Taman</strong> Buah Mekarsari. Namun seiring dengan berjalanya waktu, tahun<br />
2004 taman ini kemudian direnovasi dan berganti nama mejadi <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong><br />
Mekarsari.<br />
Gbr. <strong>1.1</strong>. Gambar pintu masuk ke area Mekarsari<br />
1
Di area <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari ini, Pengunjung dapat melihat kebun<br />
buah yang didalamnya terdapat berbagai macam buah<br />
(Rambutan,Mangga,Belimbing,Jambu,dan lain sebagainya). Di area taman ini<br />
pengunjung juga diperbolehkan memetik buah-buahan yang disukai untuk<br />
dimakan ditempat, dengan syarat tidak merusak tanaman. Selain berbagai<br />
berbagai jenis buah-buahan tersebut , Pengunjung juga dapat melihat areal<br />
pembibitan dan persemaian, areal rumah plastic, Wahana Outbound, kebun sayur,<br />
kolam pemancingan, tanaman buah dalam pot, dan lain sebagainya.<br />
Gbr. 1.2. Gambar suasana di <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari<br />
Salah satu area yang paling banyak dikunjungi wisatawan saat berada di<br />
<strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari yaitu area rumah plastik. Di dalam rumah plastik ini,<br />
Pengunjung dapat melihat beberapa tanaman melon dari berbagai jenis,<br />
diantaranya golden light, jade flower, glamour, golden langkawi, dan renong.<br />
Berbagai jenis melon ini berasal dari bibit unggul dan berkualitas baik yang<br />
didatangkan dari dalam maupun luar negeri. Bagi pengunjung yang menginginkan<br />
buah-buahan ini atau sekedar bibit tanamannya, dapat membeli dilokasi<br />
persemaian rumah plastik ini dengan harga yang cukup terjangkau, Pengunjung<br />
juga dapat menikmati beberapa permainan seperti Floating Donat, Giant Bubble,<br />
Kano, Becak Air, Aqua Bike, dan naik perahu yang terbuat dari kayu. Giant<br />
2
Bubble merupakan jenis permainan yang tergolong langka dan jarang terdapat di<br />
obyek wisata lain di Indonesia.<br />
Dewasa ini banyak sekali kawasan - kawasan wisata yang memiliki<br />
wilayah yang luas menyediakan alat transportasi bagi wisatawannya untuk<br />
langsung bisa berkeliling sendiri, sebagai daya tarik yang unik dari sebuah<br />
kawasan wisata. Untuk itu perlu difasilitasi bagi para wisatawannya supaya lebih<br />
tertarik lagi untuk datang ke tempat wisatanya. Salah satunya yaitu menyediakan<br />
fasilitas di dalam kawasan wisatanya dengan kendaraan, atau mobil yang bisa<br />
mengantarkan mereka berkeliling menikmati indahnya pemandangan dan supaya<br />
mereka bisa lebih leluasa untuk berkeliling tanpa ada batasan.<br />
<strong>1.1</strong>.2 Alat Transportasi di <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari<br />
<strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari memiliki luas sekitar 264 Ha, memiliki berbagai<br />
macam koleksi taman buah dan berbagai macam wahana yang tersebar di seluruh<br />
wilayah <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari. Pihak pengelolapun menyediakan alat<br />
transportasi bagi pengunjung untuk mengantar keliling area wisata dengan<br />
membayar Rp.10.000. Pada saat keberangkatan pengunjung tidak hanya diantar<br />
berkeliling, tetapi juga diberi penjelasan oleh pemandu tentang wilayah sekitar<br />
yang dilewati rute keberangkatan.<br />
Di <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari terdapat 2 macam alat transportasi yang<br />
mengantar pengunjung berkeliling, yaitu kereta mini yang terdiri dari dua gerbong<br />
dengan basic sasis Mitsubishi L300 dan minibus dengan basic sasis Isuzu Elf.<br />
Jika kerata mini mengantar keberangkatan penumpang maka minibus mengantar<br />
penumpang kembali ke pangkalan pertama.<br />
3
Gbr. 1.3. Gambar seorang pemandu yang sedang mejelaskan Tentang<br />
wilayah sekitar yang sedang dilewati kereta mini<br />
Dengan begitu luasnya <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari, otomatis keberadaan alat<br />
transportasi menjadi begitu vital bagi pengunjung, karena sangat tidak<br />
memungkinkan bagi pengunjung untuk berjalan kaki, disinilah letak potensi yang<br />
sangat besar dari alat transportasi di tempat wisata yang memiliki wilayah yang<br />
sangat luas seperti <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari ini.<br />
Gambar. 1.4. Gambar kereta mini (A) dan Minibus (B)<br />
Namun karena alat transportasi yang disediakan bersifat massal dan<br />
berjalan sesuai dengan rute yang sudah ditentukan maka alat transportasi yang<br />
adapun menjadi kurang sesuai bagi mereka yang menginginkan alat transportasi<br />
yang bersifat lebih pribadi yang mampu mengakomodir kebutuhan akan<br />
pengunjung di <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari, Sedangkan tingkat pengunjung di TWM<br />
4
sendiri terus meningkat dari tahun ke tahun dan berbanding lurus dengan<br />
keinginan pengunjung akan sebuah alat transportasi private.<br />
<strong>1.1</strong>.3 Mobil listrik sebagai alat transportasi yang cocok sebagai alat<br />
transportasi agrowisata<br />
Gambar.1.5. Gambar kendaraan bertenaga listrik kapasitas 4 orang dan 6 orang<br />
Pada perkembangannya, mobil listrik sudah banyak yang digunakan di<br />
kawasan – kawasan wisata, Tidak hanya digunakan di lapangan golf saja,<br />
Disamping lebih praktis dibanding dengan kendaraan konvensional namun yang<br />
lebih penting kendaraan listrik bebas polusi. Untuk mewujudkan alam wisata yang<br />
bebas polusi, target pada tahun 2010 sudah mulai menggunakan kendaraan<br />
bertenaga listrik sebagai sarana transportasi di dalam kawasan wisata. Sudah<br />
banyak kawasan agrowisata yang menyediakan mobil listrik di dalam kawasan<br />
wisatanya, dengan tujuan untuk disewakan ketika pengunjung ingin berkeliling ke<br />
area wisata. Selain mobil ini tidak menimbulkan polisi udara, sesuai kebutuhan<br />
pengunjung, mobil yang digunakan untuk berkeliling area wisata ini tidak<br />
digunakan dalam kecepatan tinggi. Yang menjadi pertanyaan dari mobil listrik ini<br />
adalah apakah bisa digunakan di daerah yang keadaan tanahnya naik turun, seperti<br />
di Kota Bogor ini. Pada kenyataanya mobil listrik sudah digunakan di kawasan<br />
wisata yang keadaan tanahnya naik turun, Karena pada dasarnya keadaan tanah<br />
5
pada daerah ini tidak lebih dari 30 derajat kemiringan. Dengan kapasitas<br />
penumpang 6 orang dewasa dengan kecepatan tidak lebih dari 40 km/jam, mobil<br />
listrik masih bisa berjalan diatas keadaan tanah yang tidak lebih dari 30 derajat<br />
kemiringan.<br />
<strong>1.1</strong>.4 Promosi dan Potensi alat transportasi sebagai media iklan keliling<br />
Sejak beberapa abad yang lalu pada waktu penduduk dunia belum sepadat<br />
zaman sekarang, tehnik daripada produksi dan pengangkutan masih bersifat<br />
sederhana, dalam keadaan demikian kemampuan memproduksi barang dan jasa<br />
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat masih sangat terbatas. Dengan perkataan<br />
lain dapat juga dikatakan bahwa pada waktu itu jumlah barang-barang dan jasa-<br />
jasa yang ditawarkan jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah<br />
permintaan terhadap barang dan jasa tersebut, sehingga barang dan jasa yang<br />
ditawarkan akan habis terjual. Jadi pada waktu itu terdapat keadaan dimana supply<br />
creates its own demand yang berarti bahwa setiap penawaran suatu barang dan<br />
jasa akan menciptakan sendiri permintaan terhadap barang dan jasa tersebut.<br />
Keadaan perekonomian ini dinamakan economics ot scarcity, dalam keadaan ini<br />
fungsi penjualan tidak ada dan tidak menjadi masalah sehingga usaha-usaha untuk<br />
lebih mendekatkan hubungan antara produsen dan konsumen atau penjual dan<br />
pembeli belum begitu memegang peranan penting. Dengan demikian dapatlah<br />
dikatakan bahwa dalam keadaan economics of scarcity peranan daripada kegiatan<br />
promosi belum begitu menonjol.<br />
Keadaan ini kemudian berubah menjadi economics of relative plenty, yaitu<br />
dengan terjadinya revolusi industri sebagai akibat adanya inovasi atau penemuan -<br />
penemuan baru dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Maka dengan<br />
sendirinya perekonomianpun dan perindustrian makin barkembang pula dengan<br />
pesat dimana produsen dapat menghasilkan barang dan jasa secara besar-besaran,<br />
akibatnya produsen sekarang dapat menawarkan barang dan jasa dalam jumlah<br />
yang jauh lebih besar daripada permintaan terhadap barang dan jasa tersebut,<br />
dimana barang dan jasa yang dihasilkannya tidak hanya ditujukan untuk<br />
konsumen yang dikenal saja, melainkan juga untuk konsumen yang tidak<br />
6
dikenalnya sama sekali. sekarang dikatakan bahwa apa yang ditawarkan oleh<br />
produsen kepada konsumen belum tentu akan habis terjual, karena dalam hal ini<br />
sebutan lagi supply creates its own demand, tapi sudah beralih pada demand<br />
creates its own supply. Maka sekarang permintaan konsumenlah yang akan<br />
menciptakan penawaran, dengan demikian agar penjualan berhasil dengan baik<br />
maka produsen dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasanya, harus<br />
mengetahui keinginan dan kemampuan konsumen, sehingga hubungan antara<br />
produsen dengan konsumen harus menjadi lebih dekat.<br />
Untuk itu diperlukan aktivitas-aktivitas promosi yang dapat mendekatkan<br />
hubungan antara produsen dan konsumen, agar barang-barang atau jasa-jasa yang<br />
dihasilkan dapat dengan mudah dan lancar sampai ke tangan konsumen. Jadi<br />
dengan berkembangnya keadaan perekonomian ini maka promosi menjadi lebih<br />
penting artinya bahkan harus dijadikan pedoman bagi aktivitas- aktivitas lainnya<br />
dalam perusahaan. Dengan demikian suatu perusahan yang ingin mempertahankan<br />
kelangsungan hidupnya haruslah berorientasi terhadap pasar artinya tindakan yang<br />
dilakukan dalam perusahaan harus disesuaikan dengan gejala-gejala yang terdapat<br />
di dalam pasar.<br />
Dengan melaksanakan kegiatan promosi seorang pengusaha atau produsen<br />
akan mendapatkan bantuan dalam memperkenalkan dan menjelaskan kegunaan<br />
daripada barang atau jasanya, termasuk keinginan konsumen terhadap barang-<br />
barang atau jasa-jasa yang dapat memuaskan dirinya. Hal ini adalah karena sifat<br />
dinamis promosi yang dapat mengikuti perkembangan perekonomian. Disamping<br />
itu promosi membantu produsen untuk dapat mengenal pasar dengan cara<br />
menyelidiki apa yang dibeli oleh konsumen tersebut.<br />
Dengan berdasarkan hal-hal diatas serta mengingat betapa pentingnya manfaat<br />
promosi didalam suatu perusahaan, penulis tertarik untuk menelitinya.<br />
Saat ini hamper semua jenis usaha dan bisnis memerlukan promosi, dan<br />
media promosipun mengalami perkembangan yang sangat pesat dan<br />
1. Iklan adalah bentuk promosi bersifat masal dan nonpersonal. Oleh karena<br />
sirkulasinya luas maka biaya perunit menjadi lebih murah. Tetapi karena<br />
7
ersifat non personal maka iklan tidak mampu responsive. Oleh karena itu<br />
iklan tidak diharapkan sebagai media komunikatif interaktif.<br />
2. Penjualan Personal adalah aktivitas penjualan yang bersifat promosional.<br />
Karena bersifat personal, promosi ini sangat efektif membina komunikasi<br />
dua arah dengan audiens.<br />
3. Promosi Penjualan adalah bentuk promosi personal maupun nonpersonal<br />
untuk mendongkrak penjualan dalam jangka pendek. Promosi penjualan<br />
memang dirancang dengan berbagai cara (personal maupun non personal)<br />
untuk mendorong penjualan pada saat-saat tertentu.<br />
4. Publisitas adalah bentuk promosi yang lebih banyak dilakukan oleh<br />
masyarakat. Audiens sering berpendapat bahwa informasi produk dari<br />
sumber non-produsen tentu akan lebih fair atau jujur.<br />
5. Identitas Produk adalah desain produk yang bersifat khas yang<br />
mempunyai daya tarik tersendiri. Identitas produk adalah bentuk<br />
penampilan promosi produk secara konkrit menunjukkan kelebihan-<br />
kelebihan yang ada.<br />
Selain itu media promosi sekarangpun mengalami perkembangan yang<br />
sangat pesat dibanding beberapa dekade yang lalu, sekarang media promosi tidak<br />
hanya lewat Koran, majalah, poster, baliho, pamflet, spanduk, atau kendaraan<br />
umum, yang terbaru mobil pribadipun tidak luput dari media promosi usaha sang<br />
pemilik mobil, mengingat alat transportasi merupakan jenis media promosi<br />
bergerak yang keberadaanya dilihat oleh orang-orang yang berpapasan dengan<br />
mobil tersebut dan sangat moveable. Untuk itulah media promosi yang<br />
menggunakan alat transportasi kususnya mobil semakin banyak.<br />
<strong>1.1</strong>.5 Alat transportasi Listrik Dengan Tenaga Baterai Dipercaya Akan<br />
Cepat Berkembang.<br />
Disaat pemerintah Amerika sedang gencar menaruh harapan besar dan<br />
mendukung pengembangan kendaraan listrik hydrogen, kendaraan listrik Baterai<br />
kering ( accu kering ) semakin jelas akan segera memulai peranan utamanya<br />
8
sebagai pengganti era transportasi mesin bakar. Hampir semua produsen utama<br />
otomotif berlomba memamerkan dan mempersiapkan produksi kendaraan baterai<br />
dalam waktu dekat ini. Dengan kapasitas yang besar, waktu pengisian ulang yang<br />
singkat serta umur pakai baterai yang panjang, baterai kering menjawab semua<br />
kendala pada generasi baterai sebelumnya Ni-Mh yang digunakan pada mobil-<br />
mobil hybrid.<br />
Kendaraan listrik memiliki effisiensi energi yang paling tinggi<br />
dibandingkan dengan kendaraan mesin bakar konvensional. Pada mesin bakar<br />
85% lebih dari energi yang dihasilkan terbuang menjadi panas, gerak dan gesekan<br />
komponen. Hanya sekitar 15% yang dapat dikonversikan menjadi energi kinetik<br />
penggerak kendaraan. Sedangkan pada kendaraan listrik justru terjadi<br />
kebalikannya dimana sekitar 88% energi yang dipakai dikonversikan menjadi<br />
energi kinetik penggerak kendaraan. Sehingga untuk menggerakan sebuah<br />
kendaraan dengan bobot yang sama, kendaraan listrik memerlukan energi yang<br />
jauh lebih sedikit dan juga tidak mengeluarkan polusi kendaraan sama sekali.<br />
Teknologi kendaraan listrik baterai dipercaya akan dengan cepat<br />
berkembang dan mendominasi sebagai pengganti era transportasi mesin bakar, hal<br />
ini dikarenakan teknologi kendaraan listrik baterai memiliki beberapa keunggulan<br />
dibandingkan dengan teknologi alternatif lainnya.<br />
Pertama, penggunaan transportasi listrik akan memberikan effisiensi rata<br />
- rata dua kali lipat lebih efisien dari pada penggunaan transportasi berbasis mesin<br />
bakar, 88% energi yang dipakai dikonversikan menjadi energi kinetik penggerak<br />
kendaraan. Sehingga untuk menggerakan sebuah kendaraan dengan bobot yang<br />
sama, kendaraan listrik memerlukan energi yang jauh lebih sedikit dan juga tidak<br />
mengeluarkan polusi kendaraan sama sekali.<br />
Kedua, sumber energi transportasi listrik jauh lebih flexible dibandingkan<br />
dengan teknologi mesin bakar. Sumber energi bisa didapatkan dari sumber<br />
berbasis fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas ataupun sumber energi yang<br />
terbaharui seperti tenaga air, angin, surya, biofuel, sampah, panas bumi dan lain<br />
lain tanpa harus merubah teknologi pada kendaraan. Flexibilitas ini sangat<br />
memperkuat ketahanan energi nasional dengan melepaskan ketergantungan akan<br />
9
satu sumber energi dan beralih pada sumber energi yang lain pada saat<br />
dibutuhkan.<br />
Ketiga, penggunaan transportasi listrik akan mengembalikan kualitas<br />
udara dalam kota karena kendaraan listrik tidak mengeluarkan gas sisa<br />
pembakaran. Jika energi listrik yang dipakai didapat dari sumber yang<br />
berkesinambungan yang tanpa emisi dalam prosesnya, maka terjadilah mobilitas<br />
yang 100% berkelanjutan dari segi energi dan lingkungan. Jika pada tahap awal<br />
energi listrik yang digunakan masih didapatkan dari proses konversi energi fosil<br />
maka akan tetap terbentuk polusi, akan tetapi polusi tersebut akan jauh lebih kecil,<br />
jauh dari kepadatan penduduk dan lebih mudah dikendalikan. 1<br />
1.2 Rumusan Masalah<br />
1.2.1. Permasalahan Utama<br />
Alat transportasi yang disediakan bersifat massal dan berjalan sesuai<br />
dengan rute yang sudah ditentukan maka alat transportasi yang adapun menjadi<br />
kurang sesuai bagi mereka yang menginginkan alat transportasi yang bersifat<br />
lebih pribadi yang mampu mengakomodir kebutuhan akan pengunjung di <strong>Taman</strong><br />
<strong>Wisata</strong> Mekarsari, Sedangkan tingkat pengunjung di TWM sendiri terus<br />
meningkat dari tahun ke tahun dan berbanding lurus dengan keinginan<br />
pengunjung akan sebuah alat transportasi private.<br />
� Kapasitas penumpang terlalu besar untuk disewa sebagai alat transportasi<br />
private untuk keluarga, karena yang dipakai adalah mobil Mitsubishi L300<br />
untuk kereta mini dan Isuzu Elf untuk Minibus<br />
1 Sumber : MATTRIK ( Masyarakat Transportasi Teknologi Listrik ) 2007.<br />
10
.<br />
Gambarr. 1.6. Gambar kapasitas penumpang di kendaraan kereta mini<br />
� Kenyamanan dan keleluasaan penumpang ketika didalam mobil masih<br />
belum terakomodir oleh kendaraan eksisting, mengingat jenis kendaraanya<br />
yang bersifat massal dan berjalan sesuai dengan rute yang sudah<br />
ditentukan.<br />
� Potensi lain dari pengadaan mobil wisata di TWM yang bersifat private<br />
ini, diharapkan nantinya bisa sebagai media promosi dan pariwisata.<br />
Nantinya bisa memberi nilai lebih pada pihak yang terkait khususnya<br />
TWM.<br />
Gambar. 1.7. Diharapkan kendaraan mobil ini bisa sebagai media promosi dan<br />
pariwisata bagi TWM<br />
11
1.2.2. Permasalahan Teknis<br />
Permasalahan teknis yang ada pada mobil listrik kapasitas 6 penumpang<br />
yang diharapkan dapat disesuaikan melalui pendekatan desain dan nantinya bisa<br />
menjawab kebutuhan pengunjung yang membutuhkan alat transportasi private ini<br />
1. Komponen pada mobil eksisting kurang mendukung kenyamanan<br />
user/pengguna yang mamakai, komponen-komponen tersebut adalah :<br />
� Space untuk barang sangat sedikit, sehingga mengganggu<br />
keleluasaan penumpanang didalam kabin.<br />
Gambar. 1.8 Kabin mobil yang sempit<br />
� Posisi jok yang menghadap kedepan dan menghadap<br />
kebelakang untuk jok yang belakang kurang mendukung<br />
pengguna/user dalam berkomunikasi dan berinteraksi<br />
mengingat fungsi kendaraan adalah sebagai alat transportasi<br />
pribadi.<br />
Gambar. 1.9. Posisi jok yang kurang cocok diterapkan pada mobil private<br />
12
� Tidak adanya tempat/space untuk media promosi. Dan tempat<br />
yang paling memungkinkan sebagai media promosi adalah<br />
direkatkan pada kaca depan mobil, dalam hal ini mengalami<br />
beberapa permasalah, yaitu :<br />
- Proses pelepasan stiker sulit<br />
- Merusak permukaan kaca<br />
- Daya tahan tidak lama<br />
- Memungkinkan mengganggu penglihatan pengemudi<br />
- Mudah robek<br />
� Jok terlalu berat, sedangkan setiap kali akan memeriksa aki<br />
harus mengangkat jok lebih tinggi terlebih lagi tidak adanya<br />
handle yang dapat membantu petugas mengangangkat jok lebih<br />
tinggi<br />
1.3 Batasan Masalah<br />
1. Target pemasaran yang dituju:<br />
Gambar. <strong>1.1</strong>0. Jok tidak memiliki handle<br />
� Target market: PT. Marlip Indo Mandiri Indonesia dan <strong>Taman</strong><br />
<strong>Wisata</strong> Mekarsari.<br />
� Target pengguna: Karyawan wisata dan wisatawan.<br />
� Gender: Pria, wanita, dan anak - anak.<br />
13
2. Dimensi kendaraan maksimal :<br />
� Dimensi luar kendaraan P x L x T : 1760 mm x 993.5 mm x 1610<br />
mm.<br />
� Dimensi rangka dihitung dari sumbu roda : 1670 mm x 985 mm,<br />
jarak terendah tanah : 127 mm.<br />
3. Spare part dan komponen – komponennya menggunakan komponen<br />
1.4 Tujuan<br />
yang telah diproduksi sesuai dengan spesifikasi produk dan teknologi<br />
yang dikuasai oleh pasar domestik. Yaitu PT. Marlip Indo Mandiri<br />
Indonesia.<br />
Mendesain sebuah konsep baru dari alat transportasi wisata dengan<br />
penggabungan fungsi sebagai alat transportasi di dalam area wisata dan sebagai<br />
sarana promosi, dengan tenaga listrik yang ramah lingkungan. Konsep utama yang<br />
ingin diwujudkan pada perancangan alat transportasi wisata ini adalah menarik,<br />
melalui desain dengan konsep bentuk yang Fun dan kokoh, Fun karena kendaraan<br />
untuk pariwisata keluarga dan Kokoh karena medan yang akan dilewati tidak<br />
hanya jalan beraspal, pemilihan warna yang mencolok sehingga mudah untuk<br />
diidentifikasi atau mudah dikenali ketika berada di area perkebunan, serta<br />
pemilihan warna yang menarik sesuai dengan trend style yang sedang<br />
berkembang saat ini. Sehingga dapat diidentifikasikan bahwa alat transportasi ini<br />
adalah milik <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari; nyaman, memberikan kenyamanan<br />
kepada penumpang ketika berada di kendaraan dengan menciptakan suasana yang<br />
sejuk, serta penambahan fungsi pada beberapa bagian, untuk mendukung aktifitas<br />
pengguna; aman, meminimalisir faktor cidera dan stress yang disebabkan dari<br />
fasilitas yang tidak sesuai dengan ergonomi dan antropometri penggunanya, dan<br />
supaya lebih efisien dan maksimal; efisien, dengan penambahan fungsi pada<br />
mobil agrowisata yang akan di desain, diharapkan dari penambahan –<br />
penambahan fungsi pada desain baru mobil ini, dapat memberikan kemudahan –<br />
kemudahan pagi pengguna, dan bagi wisatawan yang menggunakan jasa<br />
14
kendaraan ini. Dan juga sebagai media promosi yang atraktif dan menarik bagi<br />
<strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari.<br />
1.5 Manfaat<br />
Manfaat yang didapat dari pengadaan kendaraan patroli ini meliputi<br />
beberapa elemen, yaitu sebagai berikut :<br />
1. Bagi pihak <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari :<br />
� Mengangkat image dari <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari.<br />
� Dengan pemberian fasilitas yang memadai pada alat transportasi yang<br />
akan di desain, diharapkan bisa menjawab permasalahan – permasalahan /<br />
kebutuhan – kebutuhan desain yang diharapkan oleh pengguna dan<br />
wisatawan.<br />
2. Bagi wisatawan :<br />
� Fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan ketika menggunakan mobil ini bisa<br />
terpenuhi.<br />
� Merasa aman dan nyaman, dan puas ketika menggunakan jasa alat<br />
transportasi listrik ini.<br />
� Mendapat pengetahuan tentang hal – hal yang berkaitan dengan pertanian<br />
dan agrowisata di <strong>Taman</strong> <strong>Wisata</strong> Mekarsari.<br />
1.6 Sistematika Penulisan<br />
Urutan sistematika pembahasan di dalam mata kuliah ini terdiri dari<br />
beberapa bab sebagai berikut :<br />
� Bab I : Pendahuluan<br />
Menjelaskan latar belakang yang menjadi dasar pemilihan atau penentuan<br />
judul, tujuan perancangan, batasan masalah, dan pemecahan masalah, serta<br />
metode dan tahapan penelitian.<br />
� Bab II : Tinjauan Pustaka<br />
Memberikan kajian – kajian dalam proses perancangan untuk dapat<br />
diterapkan secara praktikal kedalam desain produk. Bab ini berisi teori –<br />
teori pendukung yang dipakai sebagai landasan atau acuan yang<br />
15
menunjang dalam mengumpulkan data, mengolah data, menganalisis data<br />
– data yang diperoleh dan dipakai untuk mencari alternatif pemecahan<br />
masalah.<br />
� Bab III : Studi Eksisting<br />
Menjelaskan data – data tentang eksisting dan pembanding yang diperoleh<br />
berdasarkan survey lapangan yang berhubungan dengan perancangan, serta<br />
menganalisa eksisting dan beberapa hal yang diperlukan sebagai bahan<br />
pertimbangan pada proses perancangan.<br />
� Bab IV : Konsep Desain<br />
Menjelaskan proses pemecahan masalah berdasarkan latar belakang dan<br />
aspek – aspek terkait yang menunjang proses pengembangan konsep<br />
dalam perancangan.<br />
16