1mSDIMk
1mSDIMk
1mSDIMk
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pijar<br />
Torehan prestasi ini<br />
akan membawaku<br />
lebih bermanfaat bagi<br />
keluarga dan<br />
masyarakat<br />
but. Tidak ada angkutan umum dan akses<br />
transportasi lainnya yang mau melewati<br />
lokasi tersebut akibat medan jalan yang<br />
dipenuhi batuan kerikil yang amat tajam.<br />
Sampai pada akhirnya, Kiki berjalan<br />
puluhan kilometer untuk mendapatkan<br />
informasi dari mitra Dompet Dhuafa yang<br />
berkunjung di Balai Kota, untuk memperkenalkan<br />
sekolah SMART Ekselensia<br />
Indonesia milik Dompet Dhuafa.<br />
“Jadi awalnya daerah saya itu sangat<br />
terpencil, bahkan mitra Dompet Dhuafa<br />
juga tidak banyak yang tahu, saya berusaha<br />
mencari tahu, akhirnya saya mendapat<br />
informasi terkait info SMART,” kenangnya<br />
bahagia.<br />
Setelah bergabung di SMART Ekselensia<br />
selama empat tahun lamanya, torehan<br />
prestasi seakan menjadi bukti kesungguhannya<br />
selama mengenyam pendidikan.<br />
Ia berhasil meraih medali perunggu pada<br />
Olimpiade Sains Nasional Biologi Ttingkat<br />
Nnasional yang diadakan di Pontianak, Kalimantan<br />
Barat, pada 2012 lalu. menurutnya,<br />
tidak mudah untuk menjadi peserta<br />
dalam kompetisi tersebut. Sebelumnya, ia<br />
harus diseleksi dulu di tingkat Kabupaten,<br />
baru bisa ke tingkat nasional.<br />
“Saya suka pelajaran Biologi, makanya<br />
saat kompetisi saya berusaha untuk percaya<br />
diri, alhamdulillah saya berhasil, meski<br />
hanya duduk di posisi tiga,” ujarnya.<br />
Selama mengenyam pendidikan di<br />
Torehan prestasi<br />
Sejak bersekolah di SMART Ekselensia<br />
Indonesia Dompet Dhuafa, siswa jurusan<br />
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini mengaku,<br />
mengalami perubahan yang amat<br />
drastis terhadap dirinya. Menurutnya, ia<br />
menjadi lebih disiplin dalam melakukan<br />
segala hal, aktif dalam berkomunikasi<br />
dengan teman juga para pengajar, banyak<br />
mengikuti kompetisi yang diadakan sekolah<br />
di luar daerah. Ia sangat bersyukur,<br />
bahwa saat ini ia masih bisa mengenyam<br />
pendidikan yang menurutnya mungkin<br />
hanya sebuah mimpi yang tidak akan<br />
pernah ia rasakan.<br />
“Selama belajar di sini saya berusaha<br />
bagaimana untuk menuntut ilmu setinggi<br />
mungkin, dan mengubah cara hidup<br />
saya agar lebih disiplin dalam segala hal,”<br />
terangnya.<br />
Awalnya sangat sulit bagi Kiki untuk<br />
bisa meneruskan pendidikan. Maklum,<br />
sang ibu yang berada di kampung halaman<br />
menjadi orangtua tunggal baginya. Perpisahan<br />
orangtuanya yang terjadi sejak 10<br />
tahun lalu, membuat Kiki bersama ibunya<br />
berjuang keras untuk melanjutkan hidup.<br />
Kiki menuturkan, sang ibu setiap harinya<br />
bergulat hidupnya sebagai petani karet di<br />
kebun karet milik neneknya di Lampung.<br />
Selain itu, ia dulu pernah membantu ibunya<br />
berjualan kue keliling untuk menambah<br />
penghasilan.<br />
“Saya sangat tersentuh bila melihat<br />
perjuangan ibu saya, untuk itu saya ingin<br />
memiliki tekad melanjutkan sekolah agar<br />
kelak menjadi orang sukses dan menyayangi<br />
keluarga,” ujarnya bersungguhsungguh.<br />
Siswa kelahiran Lampung, 18 November<br />
1997, ini dengan tekad yang<br />
dimilikinya berusaha penuh untuk<br />
mencari informasi tentang sekolah gratis<br />
berkualitas. Namun ada saja hambatan<br />
yang di alaminya. Lokasi rumah yang<br />
berada di desa terpencil menyebabkan<br />
akses informasi dalam segala hal termasuk<br />
pendidikan sulit masuk di kawasan tersesekolah<br />
yang berada di wilayah Parung,<br />
Bogor, Jawa Barat, ini, tidak membuat<br />
anak pertama dari dua bersaudara ini melupakan<br />
ibu dan adik kecilnya yang sangat<br />
ia sayangi. Jika amat rindu, Kiki meminta<br />
izin kepada pihak sekolah untuk menelpon<br />
sang ibu, melepaskan rasa rindunya tersebut.<br />
Maklum, ia dan seluruh siswa SMART<br />
lainnya hanya diperbolehkan pulang ke<br />
rumah setiap bulan Januari selama tiga<br />
pekan.<br />
“Saya rindu dengan ibu saya dan adik,<br />
tapi saat ditelepon ibu berpesan kepada<br />
saya agar saya tetap fokus menuntut ilmu<br />
di sini,” ujarnya meneteskan air mata.<br />
Kini, Kiki hanya ingin fokus mewujudkan<br />
cita-cita yang selama ini sangat<br />
diimpikannya. Ia ingin sekali menjadi<br />
wirausahawan yang pandai berbisnis dan<br />
sukses. Kelak, jika sukses, ia ingin sekali<br />
memberdayakan masyarakat di kampung<br />
halamannya dengan membuka lapangan<br />
pekerjaan. Tidak hanya itu, sulitnya akses<br />
kesehatan di desanya juga membuatnya<br />
ingin menjadi seorang dokter relawan.<br />
Agar kelak suatu saat ia bisa memiliki<br />
sebuah klinik dan memberikan pelayanan<br />
kesehatan secara gratis.<br />
“Cita-cita mulia itu harus tinggi,<br />
dengan usaha dan doa semoga apa yang<br />
saya impikan bisa tercapai,” harapnya<br />
dengan tersenyum. n (uyang)<br />
39 / Tahun III / Mei - Juni 2014 Swaracinta<br />
37