19.01.2015 Views

1mSDIMk

1mSDIMk

1mSDIMk

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pijar<br />

Torehan prestasi ini<br />

akan membawaku<br />

lebih bermanfaat bagi<br />

keluarga dan<br />

masyarakat<br />

but. Tidak ada angkutan umum dan akses<br />

transportasi lainnya yang mau melewati<br />

lokasi tersebut akibat medan jalan yang<br />

dipenuhi batuan kerikil yang amat tajam.<br />

Sampai pada akhirnya, Kiki berjalan<br />

puluhan kilometer untuk mendapatkan<br />

informasi dari mitra Dompet Dhuafa yang<br />

berkunjung di Balai Kota, untuk memperkenalkan<br />

sekolah SMART Ekselensia<br />

Indonesia milik Dompet Dhuafa.<br />

“Jadi awalnya daerah saya itu sangat<br />

terpencil, bahkan mitra Dompet Dhuafa<br />

juga tidak banyak yang tahu, saya berusaha<br />

mencari tahu, akhirnya saya mendapat<br />

informasi terkait info SMART,” kenangnya<br />

bahagia.<br />

Setelah bergabung di SMART Ekselensia<br />

selama empat tahun lamanya, torehan<br />

prestasi seakan menjadi bukti kesungguhannya<br />

selama mengenyam pendidikan.<br />

Ia berhasil meraih medali perunggu pada<br />

Olimpiade Sains Nasional Biologi Ttingkat<br />

Nnasional yang diadakan di Pontianak, Kalimantan<br />

Barat, pada 2012 lalu. menurutnya,<br />

tidak mudah untuk menjadi peserta<br />

dalam kompetisi tersebut. Sebelumnya, ia<br />

harus diseleksi dulu di tingkat Kabupaten,<br />

baru bisa ke tingkat nasional.<br />

“Saya suka pelajaran Biologi, makanya<br />

saat kompetisi saya berusaha untuk percaya<br />

diri, alhamdulillah saya berhasil, meski<br />

hanya duduk di posisi tiga,” ujarnya.<br />

Selama mengenyam pendidikan di<br />

Torehan prestasi<br />

Sejak bersekolah di SMART Ekselensia<br />

Indonesia Dompet Dhuafa, siswa jurusan<br />

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ini mengaku,<br />

mengalami perubahan yang amat<br />

drastis terhadap dirinya. Menurutnya, ia<br />

menjadi lebih disiplin dalam melakukan<br />

segala hal, aktif dalam berkomunikasi<br />

dengan teman juga para pengajar, banyak<br />

mengikuti kompetisi yang diadakan sekolah<br />

di luar daerah. Ia sangat bersyukur,<br />

bahwa saat ini ia masih bisa mengenyam<br />

pendidikan yang menurutnya mungkin<br />

hanya sebuah mimpi yang tidak akan<br />

pernah ia rasakan.<br />

“Selama belajar di sini saya berusaha<br />

bagaimana untuk menuntut ilmu setinggi<br />

mungkin, dan mengubah cara hidup<br />

saya agar lebih disiplin dalam segala hal,”<br />

terangnya.<br />

Awalnya sangat sulit bagi Kiki untuk<br />

bisa meneruskan pendidikan. Maklum,<br />

sang ibu yang berada di kampung halaman<br />

menjadi orangtua tunggal baginya. Perpisahan<br />

orangtuanya yang terjadi sejak 10<br />

tahun lalu, membuat Kiki bersama ibunya<br />

berjuang keras untuk melanjutkan hidup.<br />

Kiki menuturkan, sang ibu setiap harinya<br />

bergulat hidupnya sebagai petani karet di<br />

kebun karet milik neneknya di Lampung.<br />

Selain itu, ia dulu pernah membantu ibunya<br />

berjualan kue keliling untuk menambah<br />

penghasilan.<br />

“Saya sangat tersentuh bila melihat<br />

perjuangan ibu saya, untuk itu saya ingin<br />

memiliki tekad melanjutkan sekolah agar<br />

kelak menjadi orang sukses dan menyayangi<br />

keluarga,” ujarnya bersungguhsungguh.<br />

Siswa kelahiran Lampung, 18 November<br />

1997, ini dengan tekad yang<br />

dimilikinya berusaha penuh untuk<br />

mencari informasi tentang sekolah gratis<br />

berkualitas. Namun ada saja hambatan<br />

yang di alaminya. Lokasi rumah yang<br />

berada di desa terpencil menyebabkan<br />

akses informasi dalam segala hal termasuk<br />

pendidikan sulit masuk di kawasan tersesekolah<br />

yang berada di wilayah Parung,<br />

Bogor, Jawa Barat, ini, tidak membuat<br />

anak pertama dari dua bersaudara ini melupakan<br />

ibu dan adik kecilnya yang sangat<br />

ia sayangi. Jika amat rindu, Kiki meminta<br />

izin kepada pihak sekolah untuk menelpon<br />

sang ibu, melepaskan rasa rindunya tersebut.<br />

Maklum, ia dan seluruh siswa SMART<br />

lainnya hanya diperbolehkan pulang ke<br />

rumah setiap bulan Januari selama tiga<br />

pekan.<br />

“Saya rindu dengan ibu saya dan adik,<br />

tapi saat ditelepon ibu berpesan kepada<br />

saya agar saya tetap fokus menuntut ilmu<br />

di sini,” ujarnya meneteskan air mata.<br />

Kini, Kiki hanya ingin fokus mewujudkan<br />

cita-cita yang selama ini sangat<br />

diimpikannya. Ia ingin sekali menjadi<br />

wirausahawan yang pandai berbisnis dan<br />

sukses. Kelak, jika sukses, ia ingin sekali<br />

memberdayakan masyarakat di kampung<br />

halamannya dengan membuka lapangan<br />

pekerjaan. Tidak hanya itu, sulitnya akses<br />

kesehatan di desanya juga membuatnya<br />

ingin menjadi seorang dokter relawan.<br />

Agar kelak suatu saat ia bisa memiliki<br />

sebuah klinik dan memberikan pelayanan<br />

kesehatan secara gratis.<br />

“Cita-cita mulia itu harus tinggi,<br />

dengan usaha dan doa semoga apa yang<br />

saya impikan bisa tercapai,” harapnya<br />

dengan tersenyum. n (uyang)<br />

39 / Tahun III / Mei - Juni 2014 Swaracinta<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!