19.01.2015 Views

1mSDIMk

1mSDIMk

1mSDIMk

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Unggah<br />

seperti seseorang berbohong namun ia<br />

tidak merasa bahwa ia sedang berbohong,<br />

di mana jumlah kebohongannya biasanya<br />

lebih banyak daripada orang pada<br />

umumnya (pseudologia fantastica) atau<br />

kecenderungan patologis untuk secara<br />

rela dan sadar berbohong dan membuat<br />

cerita khayalan (mythomania).<br />

Kejiwaan<br />

Untuk semua kecenderungan kebohongan<br />

seperti alasan diatas harus<br />

diwaspadai apalagi kecenderungan kebohongan<br />

yang terkahir (faktor kepribadian/kejiwaan)<br />

karena hampir semua<br />

alasan kebohongan diatas sifatnya tidak<br />

baik dan pasti merugikan, tidak saja akan<br />

merugikan diri sendiri tetapi lebih jauh<br />

dari itu akan merugikan pihak atau orang<br />

lain dan jika kebohongan tersebut terus<br />

berlanjut dan tidak bisa terkontrol oleh<br />

siapapun, maka kecenderungan berbuat<br />

bohong tersebut bisa masuk ke ranah<br />

hukum dan kesehatan jiwa (psikologi),<br />

sebagai diagnosa awal jika masuk ke<br />

ranah psikologi, maka si individu tersebut<br />

bisa dirujuk ke seorang psikolog khusus<br />

mental atau kejiwaan.<br />

Jadi kesimpulannya kebohongankebohongan<br />

yang biasa kita jumpai,<br />

sadar atau tidak sadar yang dicari oleh si<br />

individu (prilaku dari orang yang berbohong)<br />

adalah manfaat atau dan kepuasan<br />

atas prilakunya tersebut (baik untuk diri<br />

sendiri maupun untuk orang lain).<br />

Jadi jangan sekali-kali kita berniat<br />

berbohong walau sedikit karena sekali<br />

kita sukses berbohong akan merasakan<br />

kenikmatan semu dan jika kecenderungan<br />

berbohong itu tidak bisa kita kendalikan<br />

lagi maka hal itu justru akan menjerumuskan<br />

kita sendiri dimana orang-orang<br />

disekitar kita sudah tidak akan ada<br />

yang percaya lagi dengan apapun yang<br />

kita bicarakan walau akhirnya yang kita<br />

bicarakan sesuatu informasi yang benar<br />

(tidak bohong), jika itu terjadi artinya<br />

kepercayaan orang terhadap kita sudah<br />

runtuh atau tidak ada lagi.<br />

Satu-satunya cara (jika kita mau<br />

dan menyadari atas kesalahan) yaitu<br />

bagaimana kita harus bisa membangun<br />

kepercayaan orang lain kepada kita lagi,<br />

namun membangun kepercayaan yang<br />

sudah runtuh tersebut tidaklah mudah<br />

dan cepat karena harus memperlihatkan<br />

perubahan atas prilaku kita dahulu<br />

secara konsisten (menetap) baru orang<br />

sekitar kita lambat laun mau memberikan<br />

kepercayaan itu kepada kita kembali.<br />

Berani Jujur Hebat, begitu jargon dari<br />

KPK. n (Kiriman: By Sigit Yudhanarto, SE, S.Psi, Terapis<br />

Psikologi di PLT-Adk Kemensos RI)<br />

46 Swaracinta 38 / Tahun III / April - Mei 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!