19.01.2015 Views

1mSDIMk

1mSDIMk

1mSDIMk

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

As-Syifa'<br />

Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium<br />

ovale. Penyakit malaria jenis ini<br />

jarang sekali dijumpai, umumnya banyak<br />

di Afrika dan Pasifik Barat.<br />

Diagnosis sakit malaria ditegakkan<br />

berdasarkan gejalanya, dimana terjadi<br />

serangan demam dan menggigil secara periodik<br />

tanpa penyebab yang jelas. Dugaan<br />

malaria semakin kuat jika dalam waktu<br />

1 (satu) tahun sebelumnya, pasien telah<br />

mengunjungi daerah endemik malaria.<br />

Untuk memperkuat diagnosis dilakukan<br />

pemeriksaan darah guna menemukan<br />

parasit penyebabnya. Mungkin perlu dilakukan<br />

beberapa kali pemeriksaan karena<br />

kadar parasit di dalam darah bervariasi<br />

dari waktu ke waktu.<br />

Cara pencegahan yang efektif dari<br />

malaria adalah pertama, menghindari<br />

gigitan nyamuk dengan menggunakan<br />

kelambu, menggunakan obat nyamuk dan<br />

memakai obat oles anti nyamuk saat tidur,<br />

serta pasang kawat kasa pada ventilasi,<br />

menjauhkan kandang ternak dari rumah<br />

dan kurangi berada di luar rumah pada<br />

malam hari. Kedua, dengan menebarkan<br />

pemakan jentik untuk menekan kepadatan<br />

nyamuk dengan menebarkan ikan<br />

pemakan jentik, seperti ikan kepala timah,<br />

nila merah, gupi dan mujair. Dibarengi<br />

pula dengan upaya membersihkan lingkungan<br />

melalui menimbun genangan air,<br />

membersihkan lumut dan gotong royong<br />

membersihkan lingkungan sekitar<br />

Bentuk pencegahan yang ketiga adalah<br />

dengan pemberian obat pencegahan, 2<br />

hari sebelum berangkat ke daerah malaria,<br />

minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari<br />

sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi<br />

endemis malaria.<br />

Pengobatan malaria tergantung<br />

kepada jenis parasit dan resistensi parasit<br />

ter hadap klorokuin. Untuk serangan malaria<br />

falciparum akut dengan parasit yang<br />

resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan<br />

kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada<br />

malaria lainnya jarang terjadi resistensi<br />

terhadap klorokuin, karena itu biasanya<br />

diberikan klorokuin dan primakuin.<br />

Obat penyakit malaria belakangan ini<br />

sudah menggunakan obat baru seperti<br />

Artemisinin-based Combination Therapy<br />

(ACT), atas rekomendasi dokter dan dosis<br />

yang tepat, diharapkan ACT dapat mengurangi<br />

angka kematian akibat penyakit<br />

malaria. Disinilah dibutuhkan kerjasama<br />

antara masyarakat, pemerintah dan<br />

lembaga swadaya masyarakat khususnya<br />

pada pusat layanan kesehatan masyarakat<br />

dalam ikut menanggulangi penyebaran<br />

penyakit malaria.<br />

Semoga, dengan gerakan bersama,<br />

Gebrak Malaria, harapan Indonesia bebas<br />

malaria di tahun 2030 bisa terwujud<br />

dengan sempurna. n (dr. Yahmin Setiawan, MARS<br />

(Direktur Utama RST Dompet Dhuafa)<br />

39 / Tahun III / Mei - Juni 2014 Swaracinta<br />

49

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!