23.01.2015 Views

GETAR-EDISI-APRIL-2014

GETAR-EDISI-APRIL-2014

GETAR-EDISI-APRIL-2014

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Etalase<br />

PANDANGAN MEREKA<br />

TERHADAP KARTINI PADA HARI INI<br />

Oleh<br />

Kiki Riskita<br />

@kikiriskita<br />

Dok. Wikipedia<br />

“Betapa jua, bagi orang sebangsa saya,<br />

nasib saya kemudian hari ini tiadalah yang<br />

melebihinya, karena bagus dan sangat diingini<br />

semua orang. Perkawinan itu sendiri sudah<br />

membawa kebaikan bagi usaha kami itu. Orang<br />

tua anak-anak gadis terbangkit hatinya, terdorong<br />

hati mereka akan memberi didikan kepada anakanak<br />

gadisnya. Perbuatan saya itu akan lebih<br />

banyak menarik hati orang sebangsa saya<br />

daripada seribu kata ajakan yang gembiragembira.<br />

Diketahui merekalah: keindahan dan<br />

kekayaan kalah oleh budi dan pikiran.” (1 Agustus<br />

1903, RA Kartini kepada Nyonya Abendanon)<br />

Lembar demi lembar Surat Kartini<br />

menjadi bukti betapa kisahnya abadi. Kartini<br />

m e m b u k a m a t a d u n i a b a h w a b e t a p a<br />

terdiskriminasinya kaum perempuan Indonesia<br />

pada masa itu. Tubuhnya yang terkurung tidak<br />

membuat harapannya urung.<br />

4 Getar: Buletin Sastra Indonesia<br />

Ia menuangkan segala rasa dan asanya melalui<br />

surat-surat yang ia kirim kepada sahabatsahabatnya.<br />

Kesetaraan hak pendidikan pada masa<br />

itu hanyalah mimpi yang mahal bagi kaum<br />

perempuan. Namun, berkat Kartini, perempuan<br />

Indonesia tidak hanya berani bermimpi, tetapi<br />

juga mampu bangun dan mencapai pendidikan<br />

tinggi. Tidak hanya itu, kini perempuan mampu<br />

dengan bebas mengekspresikan segala rasa dan<br />

asanya. Oleh karena itu, pantaslah seluruh kaum<br />

perempuan di Indonesia mengenang keberadaan<br />

Kartini.<br />

Hari Kartini yang jatuh pada 21 April<br />

telah diperingati oleh warga Indonesia sebagai<br />

hari besar semenjak 1964. Kini, sudah setengah<br />

abad rakyat Indonesia merayakan Hari Kelahiran<br />

Kartini—salah satu pahlawan nasional yang<br />

perayaan hari kelahirannya paling diingat oleh<br />

rakyat Indonesia. Hal ini sangat beralasan karena<br />

sosoknya yang merupakan pejuang hak-hak<br />

perempuan. Tidak salah jika kemudian<br />

perempuan-perempuan Indonesia, dari berbagai<br />

usia, beramai-ramai merayakan peringatan hari<br />

kelahirannya.<br />

Penyematan gelar Pahlawan Nasional<br />

kepada Raden Ajeng Kartini pada 2 Mei 1964<br />

tidak serta merta diberikan oleh Presiden<br />

Soekarno. Kartini bukan perempuan yang<br />

m e n g a n g k a t s e n j a t a d a l a m u p a y a<br />

memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,<br />

melainkan pejuang ide-ide dan usaha dalam<br />

memerdekakan kaum perempuan yang<br />

kemudian membuatnya mendapatkan gelar<br />

pejuang kemerdekaan. Perjuangan untuk<br />

membuat kaumnya memperoleh pendidikan dan<br />

kebebasan sangat berdampak besar pada status<br />

perempuan sekarang. Berkat Kartini, perempuan<br />

Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dan<br />

kebebasan menyampaikan pendapat.<br />

Akan tetapi, sekarang ini, tepatkah<br />

perayaan peringatan Hari Kartini Perayaan Hari<br />

Kartini banyak dikenal sebagai hari mengenakan<br />

kebaya atau pakaian daerah, berdandan cantik,<br />

memakai sanggul, atau hari perlombaan<br />

menggulung setagen.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!