Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton - Departemen ...
Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton - Departemen ...
Tata cara mengevaluasi hasil uji kekuatan beton - Departemen ...
- No tags were found...
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
SNI 03-6815-2002<br />
Standar Nasional Indonesia<br />
<strong>Tata</strong> <strong>cara</strong> <strong>mengevaluasi</strong> <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong><br />
ICS 91.100.30<br />
Badan Standardisasi Nasional
SNI 03-6815-2002<br />
Daftar isi<br />
1. Pendahuluan ..................................................................................................................... 1<br />
2. Variasi-Variasi Dalam Kekuatan Beton........................................................................... 3<br />
2.1 Umum .............................................................................................................................. 3<br />
2.2 Perilaku Beton.................................................................................................................. 3<br />
2.3 Metode Peng<strong>uji</strong>an ............................................................................................................ 4<br />
3. Analisis Data <strong>kekuatan</strong>..................................................................................................... 6<br />
3.1 Notasi ............................................................................................................................... 6<br />
3.2 Umum .............................................................................................................................. 6<br />
3.3 Fungsi Statistik................................................................................................................. 7<br />
3.4 Variasi Kekuatan.............................................................................................................. 8<br />
4. Kriteria ............................................................................................................................ 15<br />
Lampiran A ............................................................................................................................... 30<br />
i
SNI 03-6815-2002<br />
TATA CARA MENGEVALUASI HASIL UJI KEKUATAN BETON<br />
( ACI 214-1977, Reapproved 1989 )<br />
1 PENDAHULUAN<br />
Maksud peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> adlah untuk menentukan terpenuhinya spesifikasi <strong>kekuatan</strong> dan<br />
mengukur variabilitas <strong>beton</strong>. Beton adalah suatu massa yang keras terdiri dan bahan-bahan yang<br />
heterogen.<br />
Variabilitas karakteristik dan setiap bahan penyusun dalam <strong>beton</strong> dapat menyebabkan variasi<br />
<strong>kekuatan</strong> dalam <strong>beton</strong>. Variasi <strong>kekuatan</strong> ini dapat juga disebabkan oleh pelaksanaan dalam<br />
penentuan proporsi campuran, pelaksanaan pencampuran, pengangkutan, penuanangan dan<br />
pemeliharaan <strong>beton</strong>, selain variasi-variasi yang terjadi dalam <strong>beton</strong> sendiri.<br />
Variasi <strong>kekuatan</strong> dapat juga sisebabkan oleh fabrikasi, peng<strong>uji</strong>an, dan perlakuan pada benda-benda<br />
<strong>uji</strong>. Variasi dalam <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> dapat diterima, namun, <strong>beton</strong> yang berkualitas cukup dapat<br />
di<strong>hasil</strong>kan jika dilakukan kontrol yang baik, <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> diinterprestasikan dengan akurat dan<br />
mempertimbangkan batasan-batasan yang ada.<br />
Kontrol yang baik dapat dicapai dengan menggunakan bahan-bahan yang memenuhi syarat,<br />
penakaran dan pencampuran bahan yang benar, sesuai dengan kualitas yang diinginkan, serta<br />
pelaksanaan yang baik dalam pengangkutan, penuangan, perawatan dan peng<strong>uji</strong>an. Meskipun sifat<br />
alamiah <strong>beton</strong> yang komplek menghalangi kesempurnaan homogenitas <strong>beton</strong> adanya variasi<br />
<strong>kekuatan</strong> yang cukup besar lebih menandakan kurang adanya kontrol yang baik pada pembuatan<br />
<strong>beton</strong>. Pemimgkatan kontrol dapat mereduksi biaya <strong>beton</strong> bila <strong>kekuatan</strong> rata-rata <strong>beton</strong> dapat<br />
dibuat mendekati spesifikasi yang dibutuhkan. Kekuatan tidak perlu dianggap sebagai factor yang<br />
paling utama dalam menentukan proporsi campuran <strong>beton</strong>m, bila factor lain seperti durabilitas.<br />
Dapat meekan rasio air – semen lebih rendah dan yang dibutuhkan untuk mencapai <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong><br />
yang diinginkan. Pada kasus semacam itu, kekutan diperlukan akan dipaksa melampaui <strong>kekuatan</strong><br />
structural yang dibutuhkan. Namun peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> tetap pemting, bila dengan menentukan<br />
proporsi campuran, variasi <strong>kekuatan</strong> menunjukan variasi sifat lain. Benda <strong>uji</strong> lebih<br />
mengindikasikan potensi <strong>kekuatan</strong> dari pada <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> yang sebenarnya dalam stink-tun<br />
supaya diperoleh <strong>hasil</strong> yang lebih tepat, kesimpulan <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> harus didapat dari suatu pola
SNI 03-6815-2002<br />
peng<strong>uji</strong>an dimana karakteristik <strong>beton</strong> dapat diperkirakan dengan cukup tepat. Peng<strong>uji</strong>an yang tidak<br />
cukup akan meng<strong>hasil</strong>kan kesimpulan yang tidak meyakinkan.<br />
Prosedur statistik menyediakan untuk memperoleh nilai – nilai yang paling mendekati dalam<br />
<strong>mengevaluasi</strong> <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong>, informasi yang didapat dari prosedur prosedur<br />
diatas, juga merupakan nilai yang digunakan dalam menentukan criteria perencanaan dan<br />
spesifikasi. <strong>Tata</strong> <strong>cara</strong> ini se<strong>cara</strong> ringkas mendiskusikan variasi yang terjadi dalam <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong>,<br />
dan mempresentasikan prosedur statstik yang berguna dalam menginterprestasikan variasi tersebut<br />
yang berhubungan dengan kriteria dan spesifikasi yang dibutuhkan.<br />
Agar prosedur statitik ini sah, data harus dapat dari benda <strong>uji</strong> yang diambil se<strong>cara</strong> acak dengan<br />
yang direncanakan, untuk mengurangi kemungkinan benda <strong>uji</strong> merupakan benda <strong>uji</strong> yang sengaja<br />
dipilih. Pengambilan acak berarti bahwa masing-masing benda <strong>uji</strong> mempunyai kesempatan yang<br />
sama untuuk terseleksi. Untuk memastikan kondisi pilihan harus diambil melalui beberapa<br />
mekanisme objektif seperti table dari nomor-nomor acak. Jika benda <strong>uji</strong> diseleksi oleh pengambil<br />
data berdasarkan keputusanya sendiri, akan menimbulkan keputusan yang bias, dan <strong>hasil</strong> yang<br />
dianalisa dengan <strong>cara</strong> ini tidak berlaku.
SNI 03-6815-2002<br />
2 VARIASI-VARIASI DALAM KEKUTAN BETON<br />
2.1 Umum<br />
Besarnya variasi <strong>kekuatan</strong> contoh <strong>uji</strong> <strong>beton</strong> tergantung pada mutu material, pembuatan, dan<br />
kontrol dalam peng<strong>uji</strong>annya. Perbedaan <strong>kekuatan</strong> dapat ditemukan dari dua penyebab<br />
utama yang berbeda, seperti yang ditunjukan pada table 2.1 yaitu:<br />
a) Perbedaan dalam perilaku <strong>kekuatan</strong> yang terbentuk dari campuran <strong>beton</strong> dan bahan<br />
penyusunnya, dan<br />
b) Perbedaan jelas dalam <strong>kekuatan</strong> yang disebabkan oleh perpaduan variasi dalam<br />
peng<strong>uji</strong>an.<br />
2.2 Perilaku Beton<br />
Sudah terbukti bahwa <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> tergantung pada besarnya rasio air-semen. Karena<br />
itu, criteria pertama untuk meng<strong>hasil</strong>kan <strong>beton</strong> yang mempunyai <strong>kekuatan</strong> konstan adalah<br />
membuat rasio air-semen konstan. Bila jumlah semen dan air yang ditambahkan dapat<br />
diukur se<strong>cara</strong> akurat, penjagaan rasio air-semen konstan merupakan hal utama untuk<br />
mengkoreksi besarnya variabel kelembaban dalam agregat Homogenitas <strong>beton</strong> dipengaruhi<br />
oleh variabilitas agregat, semen dan bahan tambahan yang digunakan sesuai konstruksinya<br />
masing-masing pada variasi <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong>. Temperatur <strong>beton</strong> segar mempengaruhi jumlah<br />
air yang diperlukan untuk mencapai kosistensi yang tepat konsekwensinya sama<br />
memberikan kinstribusi pada variasi <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong>.<br />
Pelaksanaan konstruksi dapat pula menyebabkan variasi dalam <strong>kekuatan</strong> melalui<br />
pencampuran yang kurang benar, pemadatan yang jelek penundaan dan pemeliharaan yang<br />
tidak tepat. Tidak semua hal diatas dapat ditunjukan oleh<br />
contoh <strong>uji</strong> yang dibuat dipabrik dan dilakukan pemeliharaan dalam kondisi sesuai yang di<br />
standarkan. Penggunaan bahan pencampur tambahan menambah faktor lain bila masingmasing<br />
bahan pencampur tambahan menambah variabel lain dalam <strong>beton</strong>. Penakaran bahan<br />
pemercepat, bahan pelambat, puzolan, dan bahan pembentuk gelembung udara/airentraining<br />
agents, harus di kontrol dengan cermat.
SNI 03-6815-2002<br />
2.3 Metode Peng<strong>uji</strong>an<br />
Uji <strong>beton</strong> boleh memasukan semua variasi dalam <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong>, tergantung pada variebel<br />
apa yang akan ditonjolkan sesudah contoh <strong>uji</strong> dibuat. Diamping itu perbedaan dalam<br />
pengambilan benda <strong>uji</strong>, pembuatan, pemeliharaan dipabrik, dan peng<strong>uji</strong>an contoh <strong>uji</strong> dapat<br />
menyebabkan adanya indikasi variasi <strong>kekuatan</strong> yang tidak tampak dalam <strong>beton</strong> pada suatu<br />
struktur.<br />
Pekrjaan tidak perlu dihentikan jika variasi yang disebabkan hal diatas sangat esar. Metode<br />
peng<strong>uji</strong>an yang baik akan mengurangi variasi tersebut dan prosedur peng<strong>uji</strong>an standar<br />
seperti yang dijelaskan dalam standar SNI harus diikuti tanpa penyimpangan.<br />
Pentingnya penggunaan mesin <strong>uji</strong> yang akurat, dan kemampuan meng<strong>hasil</strong>kan penutup<br />
<strong>beton</strong> tipis, mempunyai <strong>kekuatan</strong> tinggi, datar dan pararel tidak perlu ditekankan bila <strong>hasil</strong><br />
<strong>uji</strong> tidak dapat lebih akurat dan peralatan dan prosedur yang digunakan. Hasil <strong>uji</strong> yang<br />
seragam tidak perlu, <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> akurat. Peralatan laboratorium dan prosedurnya harus di<br />
kalibrasi dan di cek se<strong>cara</strong> periodic.
SNI 03-6815-2002<br />
Tabel 2.1 Penyebab-penyebab Utama Variasi Kekuatan<br />
Variasi dalam perilaku <strong>beton</strong><br />
Perubahan dalam rasio air-semen:<br />
‣ Kontrol air yang jelek<br />
‣ Variasi yang sangat besar dari<br />
kelembaban dalam agregat<br />
‣ Perubahan sifat<br />
Ketidaksesuaian dalam metode<br />
peng<strong>uji</strong>an<br />
Prosedur pengambilan benda <strong>uji</strong> yang<br />
tidak tepat:<br />
Variasi dalam kebutuhan air:<br />
‣ Ukuran butir agregat, penyerapan,<br />
bentuk partikel<br />
‣ Perilaku semen dan bahan<br />
pencampur<br />
‣ Waktu antar dan temperature<br />
Variasi yang disebabkan oleh teknik<br />
pembuatan. Pengangkatan dan<br />
pemeliharaan silinder yang baru dibuat,<br />
kualitas mold yang jelek<br />
Variasi dalam karakteristik dan<br />
proporsi bahan-bahan <strong>beton</strong>:<br />
‣ Agregat<br />
‣ Semen<br />
‣ Puzolan<br />
‣ Bahan pencampur<br />
Perubahan dalam pemeliharaan:<br />
‣ Variasi suhu<br />
‣ Kelembaban yang bervariasi<br />
‣ Penundaan membawa silinder ke<br />
dalam laboratorium<br />
Variasi dalam pengangkutan,<br />
penempatan dan pemadatan<br />
Variasi temperature dan pemeliharaan<br />
Prosedur peng<strong>uji</strong>an yang kurang baik:<br />
‣ Kaping silinder<br />
‣ Peng<strong>uji</strong>an tekan
SNI 03-6815-2002<br />
3 ANALISIS DATA KEKUATAN<br />
3.1 Notasi<br />
d2 dan 1s/d2 = factor-faktor untuk menghitung deviasi standar dalam peng<strong>uji</strong>an dari<br />
rentang rata-rata<br />
fcr<br />
= kuat tekan rata-rata yang dibutuhkanuntuk meyakinkan bahwa proporsi<br />
peng<strong>uji</strong>an diijinkan tidak dibawah <strong>kekuatan</strong> yang dispesifikasikan<br />
fc’<br />
= <strong>kekuatan</strong> tekan <strong>beton</strong> karakteristik<br />
n<br />
= jumlah peng<strong>uji</strong>an<br />
R<br />
= rentang<br />
Rm<br />
= rentag rata-rata maksimum yang digunakan dalam grafik kontrol untuk<br />
simpangan rentang rata-rata<br />
R<br />
= rentang rata-rata<br />
ơ 1<br />
ơ 2<br />
= deviasi standar<br />
= deviasi standar dalam peng<strong>uji</strong>an<br />
a, = deviasi standar dari suatu pengadukan ke pengadukan lain<br />
t- = konstanta pengali untuk deviasi standar (ơ) yang tergantung pada<br />
jumlah peng<strong>uji</strong>an yang diduga bernilai lebih rendah dari fc’<br />
V<br />
= koefisien variasi<br />
VI<br />
= koefisien variasi dalam peng<strong>uji</strong>an<br />
Xi<br />
= <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an individu<br />
X<br />
= <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> rata-rata<br />
3.2 Umum<br />
Untuk memperoleh informasi maksimum, jumlah peng<strong>uji</strong>an harus cukup untuk<br />
mengindikasikan variasi dalam <strong>beton</strong> yang diproduksi dan untuk memperoleh prosedur<br />
statistik memadai yag digunakan dalam mengintepretasikan <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong>. Prosedur statistic<br />
merupaka dasar terbaik untuk menentukan potensi kualitas dari <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong>, dan untuk<br />
mengekspresikan <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> dalam bentuk yang paling mudah digunakan.
SNI 03-6815-2002<br />
3.3 Fungsi Statistik<br />
Kekuatan contoh <strong>uji</strong> <strong>beton</strong> pada proyek yang akan dikontrol dapat diasumsikan ada dalam<br />
pola yang mendekati kurva distribusi frekuensi normal seperti yang diilustrasika pada<br />
gambar 3.3 (a). jika dilakukan kontrol yang baik, nilai <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> akan berkumpul<br />
mendekati nilai rata-rata, dan kurva berbentuk tinggi dan sempit. Bila variasi <strong>kekuatan</strong><br />
<strong>beton</strong> bertambah. Nilai penyebar da <strong>kekuatan</strong> menjadi rendah dan melebar, seperti<br />
diilustrsikan pada gambar 3.3 (b). karelia karakteristik kurva tersebut dapat ditentukan<br />
se<strong>cara</strong> matematik. Fungsi tertentu dari <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> yang digunakan dapat dihitung<br />
sebagai berikut:<br />
3.3.1 Rata-rata<br />
X <strong>kekuatan</strong> rata-rata dari semua peng<strong>uji</strong>an individual<br />
X =<br />
X1+X2+X3<br />
n<br />
+Xn<br />
Keterangan : X1, X2, X3 ……………… Xn adalah <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> <strong>kekuatan</strong> se<strong>cara</strong> individual, dan<br />
n adalah jumlah total dari peng<strong>uji</strong>an yang ‘1’ dilakukan. Peng<strong>uji</strong>an ditentukan sebagai<br />
kekutan rata-rata dari semua contoh <strong>uji</strong> yang mempunyai umur sama, dibuat dari satu kali<br />
pengadukan <strong>beton</strong>.<br />
3.3.2 Deviasa Standar<br />
ơ – Pengukuran penyebaran yang paling umum diakui adalah akar nilai rata-rata deviasi<br />
<strong>kekuatan</strong> agregat. Statistik ini diketahui sebagai deviasi standard dan dapat dianggap<br />
sebagai radius girasi terhadap garis simetris dari daerah, di bwah kurva distribusi<br />
frekuensi data <strong>kekuatan</strong>, seperti digambarkan pada gambar 3.3 (a). Berdasarkanpada<br />
jumlah data yang terbatas, perkiraan yang paling mendekati ketepatan didapat dari<br />
persamaan (3.2) atau persamaan aljabarnya, persamaan 3.2.a. Persamaan terakhir lebih<br />
dianjurkan untuk perhitungan, sebab selain mudah dan dapt dilakukan dengan<br />
menggunakan kalkulator biasa, juga untuk menghindarkan kemungkinan adanya kesulitan<br />
yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan.
SNI 03-6815-2002<br />
n = {[(X1-X) 2 + (X2-X) 2 + ……+ (Xn-X) 2 ]/(n-1)} k (3.2)<br />
atau:<br />
ơ = √∑X 1 2 – (∑X 1 ) 2 (3.2.a)<br />
n – 1<br />
n<br />
3.3.3 Koefesien Variasi, V<br />
Deviasi standar yang diekspresikan sebagai person dari <strong>kekuatan</strong> rata-rata dinamakan<br />
koefesien variasi:<br />
V = ơ X 100 (3.3.0)<br />
X<br />
3.3.4 Rentang R<br />
Rentang adalah nilai statistik yang didapat dari mengurangi nilai tertinggi dari suatu grup<br />
data dengan nilai terendahnya. Rentang dalm peng<strong>uji</strong>an didapat dengan mengurangi nilai<br />
tertinggi kuat tekan silinder rata-rata dengan nilai terendahnya dalam suatu grup. Rentang<br />
dalam peng<strong>uji</strong>an yang didiskusikan pada pasal selanjutnya.<br />
3.4 Variasi <strong>kekuatan</strong><br />
Seperti telah disebutkan dimuka, variasi yang di<strong>hasil</strong>kan dari <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> dapat ditelusuri dari<br />
(a) variasi dalam metode peng<strong>uji</strong>an dan (b) perilaku campuran <strong>beton</strong> dan bahan<br />
pembentuknya. Dengan menganalisis variasi di atas dimungkinkan untuk menghitung<br />
variasi yang disebabkan oleh masing-masing komponen.<br />
3.4.1 Variasi dalam peng<strong>uji</strong>an<br />
Variasi <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> dalam peng<strong>uji</strong>an tunggal didapat dari menghitung variasi<br />
peng<strong>uji</strong>an suatu grip silinder <strong>uji</strong> yang berasal dari <strong>beton</strong> yang diambil dari
SNI 03-6815-2002<br />
pengadukan yang ditentukan. Diasumsikan benda <strong>uji</strong> <strong>beton</strong> bersifat homogen dan setiap<br />
variasi antara silinder yang dibuat dari sample yang diberian disebabkan oleh <strong>cara</strong><br />
pembuatan, pemeliharaan, dan variasi-variasi peng<strong>uji</strong>an.<br />
Pengadukan tunggal <strong>beton</strong> tidak dapat menyediakan data yang cukup untuk analisis<br />
statistik, dan diperlukan benda <strong>uji</strong> silinder yang diambil dari paling sedkit sepuluh<br />
pengadukan <strong>beton</strong> untuk menetapkan nilai R yang dapat diperca. Deviasi standard dan<br />
koefisien variasi dapat dihitung sebagai berikut:<br />
Ơ = i R (3-4)<br />
d 2<br />
V 1 = ơ X 100 (3-5)<br />
X<br />
Keterangan:<br />
Ơ 1 = deviasi standar dalam peng<strong>uji</strong>an<br />
1s/d2 = suatu konstanta yang tergantung pada jumlah silinder <strong>uji</strong> yang<br />
dirata-rata untuk meng<strong>hasil</strong>kan suatu <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> (tabel 3.4.1)<br />
R = rentang rata-rata dalam grup contoh silinder<br />
V1 = koefisien variasi dalam peng<strong>uji</strong>an<br />
X = <strong>kekuatan</strong> rata-rata<br />
3.4.2 Variasi dari Satu Pengadukan ke Pengadukan Lain<br />
Variasi ini menggambarkan perbedaan <strong>kekuatan</strong> yang dapat dipertimbangkan sebagai<br />
variasi:<br />
(a)<br />
(b)<br />
(c)<br />
Karakteristik dan perilaku dari komponen bahan pembentuk <strong>beton</strong>;<br />
Adukan, pencampuran, dan pengambilan contoh <strong>uji</strong>;<br />
Peng<strong>uji</strong>an silinder yang tidak dapat terdeteksi, bila silinder ini dieri perlakuan<br />
lebih khusus dari silindr yang diuj pada waktu yang berbeda.<br />
Variasi yang berasal dari pengadukan ke pengadukan lain dan sumber variasi lain dalam<br />
peng<strong>uji</strong>an, berhubungan dengan variasi keseluruhan (pers 3-3), dengan persamaan<br />
sebagai berikut:
SNI 03-6815-2002<br />
ơ 2 = ơ 1 2 – ơ 2<br />
2<br />
Keterangan:<br />
ơ = deviasi standar keseluruhan<br />
ơ 1 = deviasi standar dalam peng<strong>uji</strong>an<br />
ơ 2 = deviasi standar dari satu pengadukan ke pengadukan lain<br />
sekali parameter di alas sudah dihitung, dan dengan asumsi bahwa <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> mengikuti<br />
kurva distribusi frekuensi normal, sejumlah informasi tentang <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> akan diketahui.<br />
Gambar 3.4.2 (a) menunjukan pendekatan pembagian dibawah kurva distribusi frekuensi<br />
normal. Contoh, kira-kira 68% dari luasan (lama dengan 68% <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong>) ada dalam ± 1 ơ<br />
dari nilai rata-rata, 95% dalam ± 2 ơ dan seterusnya. Hasil di atas memperbolehkan<br />
adanya perkiraan bagian dari <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> yang di harapkan ada dalam perkalian kelipatan<br />
rata-rata yang diberikan atau nilai tertentu lain. Tabel 3.4.2 di adaptasi dari integral<br />
probabiliti normal dari kurva distribusi frekuensi normal teoritik dan menunjukan<br />
probabiliti <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> ada dibawah fc’ dalam hal <strong>kekuatan</strong> rata-rata dari campuran X = fcr =<br />
(fc’ + tơr). Kurva distribusi kurriulatif dapat juga diplot dengan mengakumulasikan hasi<strong>hasil</strong><br />
<strong>uji</strong> yang dibawah <strong>kekuatan</strong> yang ditentukan, diekspresikan sebagai persen dari<br />
<strong>kekuatan</strong> rata-rata untuk koefisien variasi atau standar deviasi yang berbeda. Gambar<br />
3.4.2 (b) dan 3.4.2 (c) menunjukan keterangan.<br />
Pada gambar tersebut, ordinat menunjukan persen dari populasi nilai <strong>kekuatan</strong> yang<br />
diduga melampaui <strong>kekuatan</strong> yang ditunjukan oleh setiap nilai absis untuk koefisien<br />
variasi atau deviasi standar yang dipilih.<br />
3.5 Standar-standar Untuk kontrol<br />
Keputusan apakah deviasi standar atau koefisien variasi merupakan ukuran yang tepat dari<br />
penyebaran yang dapat digunakan dalam setiap situasi, tergantung pada yang mana dari dua<br />
pengukuran lebih konstan mendekati rentang karakteristik <strong>kekuatan</strong> pada situasi tertentu.<br />
Informasi saat ini menunjukan bahwa deviasi standar mendekati konstan, khususnya untuk<br />
<strong>kekuatan</strong> dialas 211 kgf / cm 2 Untuk variasi dalam peng<strong>uji</strong>an, koefisien variasi dianggap lebih<br />
dapat diterapkan.<br />
Tabel 3.5 menunjukan variasi yang dapat diharapkan trjadi untuk <strong>uji</strong> kuat tekan pada proyek yang<br />
diduga akan mengalami perbedaan tingkat pengawasan.
SNI 03-6815-2002<br />
Tabel 3.4.1<br />
Faktor-faktor untuk Menghitung Deviasi Standar dalam Peng<strong>uji</strong>an<br />
Jumlah Benda Uji d 2 1/d 2<br />
2<br />
3<br />
4<br />
5<br />
6<br />
7<br />
8<br />
9<br />
10<br />
1.128<br />
1.693<br />
2.059<br />
2.236<br />
2.534<br />
2.704<br />
2.847<br />
2.970<br />
3.078<br />
0.8865<br />
0.5907<br />
0.4857<br />
0.4299<br />
0.3946<br />
0.3698<br />
0.3512<br />
0.3367<br />
0.3249<br />
Dari table B2 ASTM, Manual untuk kontrol kualiti bahan
SNI 03-6815-2002
SNI 03-6815-2002
SNI 03-6815-2002
SNI 03-6815-2002<br />
4 KRITERIA<br />
4.1 Kekuatan dari silinder control umumnya hanya merupakan pembuktian dari kualitas <strong>beton</strong><br />
yang dugunakan dalam pelaksanaa konstruksi suatu struktur. Karena adanya kemungkinan<br />
terjadi perbedaan antara <strong>kekuatan</strong> silinder <strong>uji</strong> dan kapasitas memikul beban suatu struktur,<br />
data <strong>kekuatan</strong> yang tidak cukup tidak boleh dipercaya.<br />
Dalam menghitung kapasitas memikul kapasitas memikul beban dari struktur <strong>beton</strong> , jumlah<br />
<strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> yang lebih rendah dari <strong>kekuatan</strong> yang direncanakan adalah lebih penting dari<br />
<strong>kekuatan</strong> rata-rata yang diperoleh. Kekuatan minimum tidak dapat ditentukan sejauh masih<br />
selalu terjadi kemungkinan diperoleh <strong>kekuatan</strong> yang lebih rendah, meskipun telah dikontrol<br />
dengan baik. Juga harus diakui bahwa silinder mungkin tidak mewakili <strong>beton</strong> dalam setiap<br />
bahan struktur se<strong>cara</strong> akurat. Faktor keamanan harus disertakan dalam persamaan dalam<br />
perencanaan yang memperbolehkan adanya deviasi dari <strong>kekuatan</strong> yang ditentukan tanpa<br />
membahayakan keamanan struktur. Hal diatas sudah digunakan pada dasar pelaksanaan<br />
konstruksi. Prosedur disain dan teknik kontrol kualitas yang digunakan oleh industri<br />
konstruksi. Harus diingat bahwa untuk nilai tengah <strong>kekuatan</strong> yang diberikan. Jika presentasi<br />
<strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> yang terletak dibawah <strong>kekuatan</strong> rencana hanya sedikit, sebagian besar presentasi<br />
<strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> yang berkaitan akan lebih besar dari <strong>kekuatan</strong> rencana, dengan sebagian besar<br />
probabilitinya berlokasi didaerah kritis. Konsekwensi lokalisasi <strong>beton</strong> berkuatan rendah<br />
dalam suatu struktur tergantung pada banyak faktor, termasuk diantranya probabiliti dari<br />
beban awal berlebih – yang diterima, lokasi dan besar dari daerah pada unit struktural<br />
berkualitas rendah tingkat kepercayaan pada <strong>kekuatan</strong> dalam perencanaan, penyebab utama<br />
dari rendahnya <strong>kekuatan</strong>, dan konsekwensi-konsekwensi pertimbangan ekonomi dan<br />
kegagalan struktur.<br />
Kriteria akhir yang memperbolehkan probabilitas tetentu daripeng<strong>uji</strong>an yang nilainya<br />
dibawah fc untuk digunakan dalam perencanaan, merupakan keputusan dari perencana<br />
berdasarkan pendalaman akan kondisi yang ada. “Building Code Equirment for Reinforced<br />
Cuncrela ACI 318-71” memberikan petunjuk mengenai hal ini. Untuk memenuhi perilaku<br />
<strong>kekuatan</strong> yang dibutuhkan, <strong>kekuatan</strong> rata-rata <strong>beton</strong> harus melampaui fc’, <strong>kekuatan</strong> rencana.<br />
Besarnya kelebihan <strong>kekuatan</strong> tergantung pada variabilitas <strong>hasil</strong> up <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> yang diduga<br />
sebagaimana dinyatakan oleh koefisien variasi atau deviasi standar, dan proporsi <strong>hasil</strong><br />
peng<strong>uji</strong>an bernilai rendah yang diijinkan.<br />
Data <strong>kekuatan</strong> untuk menentukan deviasi standar atau koefisien variasi harus mewakili<br />
suatu grup yang paling sedikit dari 30 peng<strong>uji</strong>an yang berurutan yang diambil dari <strong>beton</strong>
SNI 03-6815-2002<br />
yang diproduksi dalam kondisi sama dengan yang diharapkan pada proyek. Kebutuhan akan<br />
30 peng<strong>uji</strong>an yang berurutan dianggap terpenuhi jika peng<strong>uji</strong>an mewakili suatu grup dari<br />
pengadukan yang berurutan dari <strong>beton</strong> yang mempunyai mutu sama atau rata-rata statistik<br />
dari dua grup yang jumlah total pengadukannya 30 atau lebih<br />
Kondisi yang mirip sulit ditentukan yang terbaik adalah mengambil beberapa grup dari 30<br />
peng<strong>uji</strong>an atau lebih. Pada umumnya perubahan material dan prosedur akan menimbulkan<br />
efek yang lebih besar pada tingkat <strong>kekuatan</strong> rata-rata dari pada deviasi standar atau<br />
koefisien variasinya. Perubahan yang basar pada umumnya termasuk perubahan tipe dan<br />
merk dari semen, bahan pencampur, bahan apegat, proporsi campuran, pengadukan,<br />
pencampuran, atau peng<strong>uji</strong>an. Data harus mewakili <strong>beton</strong> yang diproduksi, dengan <strong>kekuatan</strong><br />
yang ditentukan mengikuti yang ditentukan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan,<br />
sejauh deviasi standar dapat bervariasi sebagaimana <strong>kekuatan</strong> rata-rata juga bervariasi.<br />
Kekuatan rata-rata yang diperlukan fcr untuk setiap disain dapat dihitung dari persamaan<br />
4.1 atau 4.1 a label 3.4.2 atau dengan pendekatan dari gambar 4.1 a atau 4.1 b tergantung<br />
pada pa yang akan digunakan : koefisien variasi atau deviasi standar.<br />
Fcr =<br />
fc<br />
( 1 – tV ) ( 4 - 1)<br />
Fcr = fc’ + tơ ( 4 – 1a )<br />
Keteangan :<br />
fcr = kuat tekan <strong>beton</strong> rata-rata yang dibutuhkan<br />
fc’ = kuat tekan <strong>beton</strong> yang dibutuhkan<br />
t = suatu konstanta yng tergantung pada proporsi peng<strong>uji</strong>an yang <strong>hasil</strong>nya mungkin lebih<br />
lebih rendah dari fc’ ( table 4.1 )<br />
V = nilai prakiraan koefisien variasi dinyatakan sebagai suatu pecahan<br />
tơ = nilai prakiraan deviasi standar
SNI 03-6815-2002<br />
Jika nilai rata-rata jumlahtertentu peng<strong>uji</strong>an n dimasukkan dalam ketentuan, persamaan (4-<br />
1) dimodifikasi sebagai berikut :<br />
fcr = fc’ ( 4-1b )<br />
t.v<br />
1 –<br />
√n<br />
dan<br />
fcr = fc’ tơ ( 4-1c )<br />
√n
SNI 03-6815-2002
SNI 03-6815-2002<br />
Gambar 4.1 (c) menunjukan variabilitas bertambah, fcr juga bartambah dengan demikian<br />
menggambarkan nilai ekonomis dari pengontrolan yang baik. Kebutuhan paling sedikit 30 <strong>hasil</strong><br />
peng<strong>uji</strong>an seperti yang disebutkan diatas adalah berdasarkan pada kenyataan bahwa antara 25<br />
sampai 30 <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an yang diseleksi se<strong>cara</strong> acak dari distribusi normal populasi memberikan<br />
perkiraan nilai rata-rata populasi dan deviasi standar yang dapat digunakan sebagai nilai populasi.<br />
Jika basil peng<strong>uji</strong>an yang akan dipakai untuk perkiraan hanya sedikit, niliai-nilai yang ada<br />
khususnya untuk deviasi standar tidak dapat dipercaya, sehingga fcr tidak dapat ditentukan, jadi<br />
suatu presentase tertentu dari peng<strong>uji</strong>an berikutnya akan diatas fc’, dengan mengasumsikan <strong>hasil</strong><br />
peng<strong>uji</strong>an yang ini merupakan satu-satunya informasi yang tersedia. Jika informasi terdahulu<br />
digunakan untuk <strong>beton</strong> dari tempat pembuatan yang sama, dengan persyaratan yang mirip diatas,<br />
informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan nilai perkiraan dari a yang digunakan untuk<br />
menentukan fcr yang ditargetkan. Untuk pekerjaan kecil yang beru saja dimulai, dimana tidak ada<br />
informasi lebih dahulu, <strong>beton</strong> harus didisain untuk meng<strong>hasil</strong>kan <strong>kekuatan</strong> rata-rata fcr paling<br />
sedikit 84.4 kgficra 2 , lebih besar dari fc’.<br />
Seiring dengan jalannya pekerjaan dan lebih banyak <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an yang didapat, semua <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong><br />
<strong>kekuatan</strong> dapat dianalisis bersamaan untuk memperoleh perkiraan deviasi standar yang lebih dapat<br />
dipercaya, persamaan (4-1), (4-1a), (4-1b) dan (4-1c)
SNI 03-6815-2002<br />
Persen <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an yang<br />
ada didalam batasan X = tơ<br />
40<br />
50<br />
60<br />
68.27<br />
70<br />
80<br />
90<br />
95<br />
95.45<br />
98<br />
99<br />
99.73<br />
Tabel 4.1<br />
Nilai-nilai t<br />
Kemungkinan untuk berada<br />
dibawah batasan terendah<br />
3 dalam 10<br />
2.5 dalam 10<br />
2 dalam 10<br />
1 dalam 6.3<br />
1.5 dalam 10<br />
1 dalam 10<br />
1 dalam 20<br />
1 dalam 40<br />
1 dalam 44<br />
1 dalam 100<br />
1 dalam 200<br />
1 dalam 741<br />
t<br />
0.5<br />
0.67<br />
0.84<br />
1.00<br />
1.04<br />
1.28<br />
1.65<br />
1.96<br />
2.00<br />
2.33<br />
2.58<br />
3.00<br />
4.2 Kriteria untuk persyaratan <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong><br />
Nilai dimana <strong>kekuatan</strong> rata-rata campuran <strong>beton</strong> fcr harus melampaui fc’ tergantung pada<br />
criteria yang digunakan dalam spesifikasi dalam suatu proyek. Berikut ini diberikan<br />
contoh-contoh perhitungan yang harus dilakukan untuk menyeleksi <strong>kekuatan</strong>-<strong>kekuatan</strong><br />
rencana dari campuran <strong>beton</strong> yang akan memenuhi persyaratan.<br />
4.2.1 kriteria nomor 1<br />
proporsi maksimum dari <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> individual se<strong>cara</strong> acak yang rataratanya<br />
diperbolehkan, dibawah fc’.<br />
ASTM C 94-74 menggunakan pendekatan yang lama. Untuk <strong>beton</strong> struktur yang<br />
direncanakan dengan metode <strong>kekuatan</strong> batas, ASTM merekomendasikan bahwa tidak<br />
lebih dari 10% dari <strong>hasil</strong> <strong>uji</strong> <strong>kekuatan</strong> mempunyai nilai kurang dari <strong>kekuatan</strong> yang<br />
ditentukan, fe’<br />
Sebagai contoh misalkan tidak lebih dari situ dalam 10 peng<strong>uji</strong>an individual se<strong>cara</strong> acak<br />
diperbolehkan bahwa fc’ = 281 kgf/cm
SNI 03-6815-2002<br />
Metode deviasi standar<br />
Anggap kontrol kualitas yang ssangat baik seperti yang ditunjukan oleh deviasi standar<br />
31.7 kgt/cm<br />
Dengan persamaan (4-1a) dan table 4.1, didapat :<br />
fcr = fc’ + tơ<br />
= 281 + 1.28 x 31.7<br />
= 322 kgf/cm 2<br />
Sebagai <strong>hasil</strong>nya, untuk <strong>kekuatan</strong> struktural rencana fc’ = 281 k/cm 2 campuran <strong>beton</strong><br />
harus diproporsikan untuk <strong>kekuatan</strong> rata-rata tidak kurang dari 322 kgf/cm 2 .<br />
Catatan :<br />
Koefisien variasi adalah : 31.7/1322x100 = 98%<br />
Metode koefesien variasi<br />
Anggap kontrol kualitas yang baik sebagai ditunjukan oleh koefisien variasi adalah 10%.<br />
Dengan menggunakan persamaan (4-1), dan label 4.1, didapat :<br />
fcr = fc’<br />
1 – tV<br />
fcr = fc’<br />
1-1.28 (0.10)<br />
= 1.15 fc’ (lihat juga gambar 4.1.a)<br />
= 324 kgf/cm 2<br />
Dengan menggunakan pendekatan dan data diatas, campuran <strong>beton</strong> harus diproporsikan<br />
untuk <strong>kekuatan</strong> rata-rata tidak kurang dari = 324 kgf/cm 2
SNI 03-6815-2002<br />
4.2.2 Kriteria nomor 2<br />
Suatu probabiliti tertentu dimana rata-rata dari n peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> yang berurutan akan<br />
dibawah fc.<br />
ACI 318-71 menyarankan bahwa sesudah didapat data <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an yang cukup dari<br />
suatu proyek, frekwensi terjadinya nilai rata-rata dari tiga peng<strong>uji</strong>an berurutan yang<br />
dibawah fc’ tidak boleh melampaui 1 (satu) dalam 100 (seratus) peng<strong>uji</strong>an.<br />
Sebagai contoh, situasi dimana tidak lebih dari 1 dalam 100 peng<strong>uji</strong>an rata-rata tiga <strong>hasil</strong><br />
peng<strong>uji</strong>an yang diperbolehkan dibawah fc’ sama dengan 281 kgf/cm 2 .<br />
Metode deviasi standar<br />
Anggap suatu deviasi = 53ko’ / cm’. dengan menggunakan persamaan (4-1c) dan label<br />
4.1, didapat :<br />
fcr = fc’ tơ<br />
√3<br />
= 281 + 233.53<br />
√3<br />
= 351 kgf / cm 2<br />
Sebagai <strong>hasil</strong>nya, untuk <strong>kekuatan</strong> struktural rencana fc’ = 281 kgf/cm 2 , campuran <strong>beton</strong><br />
harus diproporsikan <strong>kekuatan</strong> rata-ratanya tidak kurang dari = 351 kgf/cm 2 .<br />
Metode koefisien variasi<br />
Anggap koefisien variasi 15%, menggunakan persamaan (4-1b) dan table 4.1 didapat :
SNI 03-6815-2002<br />
fcr = fc’<br />
tơ<br />
1- √n<br />
= 281<br />
2.33(0.15)<br />
1-<br />
√3<br />
= 351 kgf/cm 2<br />
Dengan menggunakan pendekatan ini campuran <strong>beton</strong> harus diproporsikan untuk<br />
<strong>kekuatan</strong> rata-ratanya tidak kurang dari = 351 kgf/cm 2<br />
4.2.3 Kriteria nomor 3<br />
Suatu probabilitas tertentu dimana peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> se<strong>cara</strong> individual dan acak akan<br />
bernilai lebih dari suatunilai tertentu dibawah fc’<br />
Pendekatan ini juga digunakan didalam ACI 318 – 71 dengan menetapkan bahwa<br />
probabiliti <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an se<strong>cara</strong> acak yang mempunyai nilai lebih dari 35.1 kgf/cm 2<br />
dibawah fc’ hanya 1 dalam 100.<br />
Sebagai contoh, anggap probabilitas 1 dalam 100 dari peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> akan lebih dari<br />
35.1 kgf/cm 2 dibawah fc’ – 2811 kgf/cm 2<br />
Metode deviasi standar<br />
Anggap standar deviasi = 531 kgf/cm 2 dan menggunakan persamaan (4-1a) dan table 4.1<br />
didapat :<br />
fcr = fc’ – 35.1 + tơ<br />
= 281 – 35.1 + 2.33 (53)<br />
= 369 kgf/cm 2
SNI 03-6815-2002<br />
Sebagai <strong>hasil</strong>nya, campuran <strong>beton</strong> harus diproporsikan untuk meng<strong>hasil</strong>kan <strong>beton</strong> dengan<br />
<strong>kekuatan</strong> rata-raatanya tidak kurang dari psi (kgf/cm 2 )<br />
Metode koefisien variasi<br />
Menggunakan persamaan (4-1) dan table 4.1, dan koefisien variasi = 15% didapat :<br />
fcr = fc’ – 35.1<br />
1-tV<br />
fcr = 281-35.1<br />
1-2.33 (0.15)<br />
= 379 kgf/cm 2<br />
Dengan menggunakan pendekatan ini, campuran harus diproporsikan untuk meng<strong>hasil</strong>kan<br />
<strong>beton</strong> dengan <strong>kekuatan</strong> rata-ratanya tidak kurang dari 379 kgf/cm 2 .<br />
4.2.4 Kriteria nomor 4<br />
Suatu probabilitas tertentu dimana peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> <strong>cara</strong> individual dan acak akan<br />
mempunyai nilai yang kurang dari presentase tertentu fc’. Sebagai contoh, anggap<br />
probabilitas 1 dalam 100 <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an <strong>kekuatan</strong> kurang dari 85 persen dari fc’ – 281<br />
kg/cm 2 .<br />
Metode deviasi standar<br />
Menggunakan persamaan (4-1a) dan table 4.1 dan deviasi standar = 53 kg/cm 2 didapat :<br />
fcr = 0.85 fc’ + tơ<br />
= 0.85 (281) + 2.33 (53)<br />
= 361 kgf/cm 2<br />
Sebagai <strong>hasil</strong>nya, campuran <strong>beton</strong> harus diproporsikan untuk meng<strong>hasil</strong>kan <strong>beton</strong> dengan<br />
<strong>kekuatan</strong> rata-ratanya tidak kurang dari 361 kgf/cm 2 .
SNI 03-6815-2002<br />
Metode koefisien variasi<br />
Dengan menggunakan persamaan (4-1) dan tabel 4.1 dan koefisien variasi = 15% didapat<br />
:<br />
fcr = 0.85 fc’<br />
1 – tV<br />
fcr = 0.85 (281)<br />
1 – 2.33 (0.15)<br />
= 368 kgf/cm 2<br />
Dengan menggunakan pendekatan ini. Campuran <strong>beton</strong> harus diproporsikan untuk<br />
meng<strong>hasil</strong>kan <strong>beton</strong> dengan <strong>kekuatan</strong>nya rata-ratanya tidak kurang dari 368 kgf/cm 2 .<br />
4.3 Informasi Tambahan<br />
Table 4.3 menunjukan informasi tambahan. Nilai-nilai didalam tabel dikolom 2.3, dan 4<br />
adalah merupakan tingkat <strong>kekuatan</strong> dimana nilai <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an individu atau nilai ratarata<br />
dari sejumlah peng<strong>uji</strong>an yang berbeda tidak boleh lebih rendah dari tersebut.<br />
Nilai-nilai diatas berdasarkan pada pemikiran bahwa <strong>beton</strong> diproporsikan untuk<br />
meng<strong>hasil</strong>kan <strong>kekuatan</strong> rata-rata sama dengan fcr. Nilai pada kolom 2, se<strong>cara</strong> tioritis hanya<br />
benar unyuk <strong>beton</strong> dengan koefisien variasi 15%. Nilai-nilai pada kolom 3 dan 4 dapat<br />
diterapkan pada deviasi standar yang mana saja. Jika <strong>beton</strong> dikontrol se<strong>cara</strong> seksama,<br />
kemungkinan kedua hal diatas terlampaui hanya 0,02. jadi, kegagalan mencapai batasan<br />
yang ditabulasi dalam proporsi permasalahan yang lebih liras dari yang ditetapkan dapat<br />
merupakan petunjuk bahwa <strong>kekuatan</strong> rata-rata saat ini kurang dari fcr atau ơ atau v nya<br />
telah bertambah hal tersebut dapat disebabkan oleh <strong>kekuatan</strong> yang lebih rendah atau kontrol<br />
yang jelek yang diharapkan atau keduanya.<br />
Kemungkinan bahwa <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an mempunyai nilai yang rendah lebih disebabkan oleh<br />
kesalahan dalam pengambilan sample atau <strong>cara</strong> peng<strong>uji</strong>an dari pada <strong>kekuatan</strong> dalam <strong>beton</strong><br />
sendiri tidak boleh diabaikan. Dalam setiap permasalahan, dituntut adanya tindakan<br />
perbaikan.
SNI 03-6815-2002<br />
Kolom 5 menunjukan kemungkinan bahwa rata-rata dari beapapun sejumlah peng<strong>uji</strong>an<br />
yang berurutan yang didapat, gagal untuk menyamai atau melampaui fc’ jika <strong>beton</strong><br />
diproporsikan untuk meng<strong>hasil</strong>kan <strong>kekuatan</strong> rata-rata sama dengan fcr.<br />
Dapat dilihat bahwa penambahan jumlah peng<strong>uji</strong>an, yang akan dirata-ratakan menambah<br />
kemungkinan fc’ terlampaui, karena variasi cenderung menjadi tidak seimbang dengan<br />
penambahan jumlah peng<strong>uji</strong>an dalam satu set.<br />
Salah stu usaha untuk mengatasinya adalh dengan menyeleksi jumlah peng<strong>uji</strong>an berurutan<br />
yang akan dirata-rata sedemikian sehingga nilai yang didapat sama dengan fc’. Hal trsebut<br />
berarti bahwa rata-rata dari 3 peng<strong>uji</strong>an <strong>beton</strong> yang berurutan dimana 1 dan 10 peng<strong>uji</strong>an<br />
diperbolehkan lebih rendah dari fc’. Harus diingat bahwa menurut asumsi teori statistik<br />
mengenai asal mula nilai-nilai di atas, bahwa beberapa kegagalan dapat terjadi dan<br />
besarnya diduga 1 dalam 50, meskipun <strong>beton</strong> dikontrol sesuai rancana dan didisain<br />
berlebihan untuk mencapai <strong>kekuatan</strong> rata-rata sama dengan fcr.<br />
Sebagian besar spesifikasi <strong>kekuatan</strong> <strong>beton</strong> mensyaratkan bahwa suatu peng<strong>uji</strong>an terdiri dari<br />
2 atau 3 benda <strong>uji</strong> yang diambil dampel pem<strong>beton</strong>an yang sama. Benda-benda <strong>uji</strong> tersebut<br />
diperlukan untuk memperoleh rata-rata yang dapt dipercaya untuk sempel yang yang<br />
diberikan dan untuk mempeorleh “rentang” data R untuk menentukan variasi dalam benda<br />
<strong>uji</strong>.<br />
4.4 Grafil Kontrol Kualitas<br />
Grafik kontrol kualitas sudah bertahun-tahun digunakan oleh perusahaan industri sebagai<br />
alat bantu untuk mengurangi variabilitas dan menambah efisiensi dalam produksi. Metodemetode<br />
untuk penggunaan grafik tersebut sudah dikembangkan dengan baik dan digunakan<br />
dalam ASTM Manual on Quality Control Materials.<br />
Berdasrkan pola <strong>hasil</strong> sebelumnya dan batasan-batasan yang diterakan kecenderungan <strong>hasil</strong><br />
akan segera nampak begitu <strong>hasil</strong>-<strong>hasil</strong> data baru diplotkan. Titik-titik yang jauh diluar garis<br />
batasan yang dihitung menunjukan bahwa sesuatu telah mempengaruhi kontrol dari proses<br />
produksi <strong>beton</strong>.<br />
Grafik tersebut dapat digunakan selama <strong>beton</strong> masih dalam produksi yang menerus<br />
melampaui waktu yang diperkirakan. Tiga grafik sederhana disediakan khusus unyuk<br />
pengontrolan pem<strong>beton</strong>an. Seperti diilustrasikan pada gambar 4.4 jika grafik tersebut tidak<br />
meliputi semua ketentuan dalam grafik kontrol formal grafik tersebut tetap berguna para<br />
ahli teknik, arsitek dan pengawasan lapangan.
SNI 03-6815-2002<br />
(a) Suatu grafik dimana <strong>hasil</strong>-<strong>hasil</strong> dari semua pengjian <strong>kekuatan</strong> diplotkan sesuai<br />
yang didapat. Garis batas untuk <strong>kekuatan</strong> rata-rata yang diperlukan ditentukan<br />
sebagaimana ditunjukan oleh persamaan (4-1a) atau tabel 4.3, dan dari <strong>kekuatan</strong><br />
rencana yang ditentukan;<br />
(b) Perpindahan rata-rata kuat tekan, dimana nilai rata-rata diplotkan untuk 5 set<br />
terdahulu dari 2 silinder yang bersangkutan untuk setiap hari dan setiap shift,<br />
pada permasalahan ini <strong>kekuatan</strong> yang ditentukan adalah, batasan terendah,.<br />
Grafik ini sangat berguna untuk menentukan kecenderungan dan akan<br />
menunjukan pengaruh dari perubahan keadaan, perubahan dalam material dsb.<br />
Rata-rataa dari jumlah peng<strong>uji</strong>an yang diplotkan sebagai perpindahan rata-rata<br />
dengan batasan terendah yang diterima dapat bervariasi sesuai dengan masingmasing<br />
maksud pekrjaan;<br />
(c) Perpindahan rata-rata untuk rentang, dimana rentang rata-rata dari 10 grup<br />
silinder yang bersangkutan, diplotkan, setiap hari atau setiap shift. Rentang ratarata<br />
maksimum yang diijinkan untuk kontrol dilaboratorium yang baik juga<br />
diplotkan. Rentang rata-rata maksimum ditentukan sesuai yang telah<br />
didiskusikan pada bab 4.5<br />
Gambar 4.4 menunjukan grafik (a), (b), dan (c) untuk 46 peng<strong>uji</strong>an. Agar betulbetul<br />
efektif, grafik harus dipertahankan sepanjang keseluruhan pekerjaan.<br />
4.5 Peng<strong>uji</strong>an-peng<strong>uji</strong>an dan benda <strong>uji</strong> yang diperlukan<br />
Untuk setiap pekerjaan tertentu, harus dibuat sejumlah peng<strong>uji</strong>an yang cukup guna<br />
meyakinkan diperolehnya perwakilan yang akurat dari variasi-variasi <strong>beton</strong>. Peng<strong>uji</strong>an<br />
<strong>beton</strong> dapat dilakukan berdasarkan pada waktu tertentu atau jumlah kubikasi tertentu,<br />
kondisi dari setiap pekerjaan akan menentukan metode yang paling praktis untuk<br />
menentukan jumlah peng<strong>uji</strong>an yang diperlukan.<br />
Hasil peng<strong>uji</strong>an didefinisikan sebagai <strong>kekuatan</strong> rata-rata dari semua benda <strong>uji</strong> yang dibuat<br />
pada umur yang sama pada sample yang diambil dari satu pengadukan <strong>beton</strong>. Disuatu<br />
proyek dimana semua pengawasan pelaksanaan pekerjaan <strong>beton</strong> dilakukan oleh seorang<br />
ahli teknik, memberikan kesempatan yang sangat baik untuk dilakukan pengontrolan dan<br />
perkiraan akurat yang dapat dipercaya dengan peng<strong>uji</strong>an minimum.
SNI 03-6815-2002<br />
Segera setelah pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancer, peng<strong>uji</strong>an yang dilaksanakan<br />
setiap hari atau setiap shift, tergantung pada volume <strong>beton</strong> yang diproduksi, cukup untuk<br />
meng<strong>hasil</strong>kan data yang menggambarkan variasi didalam <strong>beton</strong> untuk struktur. Pada<br />
umumnya disarankan untuk melakuikan peng<strong>uji</strong>an dalam jumalh yang cukup, sehingga tiap<br />
tipe <strong>beton</strong> yang berbeda yang di cor tiap hari akan di wakili oleh paling sedikit satu<br />
peng<strong>uji</strong>an yang merupakan rata-rata dari 2 benda <strong>uji</strong> silinder standar. 15 x 30 cm. yang di<strong>uji</strong><br />
pada umur yang ditentukan.<br />
Benda-benda <strong>uji</strong> tunggal yang setiap hari diambil dari 2 adukan yang berbeda akan<br />
memberikan informasi yang lebih dapat dipercaya terhadp keseluruhan variasi, tetapi<br />
umumnya dikehendaki membuat benda <strong>uji</strong> tambahan yang berkaitan dengan sampel yang<br />
sama untuk dapat melakukan pengcekan terhadap variasi-variasi dalam peng<strong>uji</strong>an. Jumlah<br />
benda <strong>uji</strong> yang diperlukan oleh seorang ahli teknik harus didasarkan pada standar yang ada<br />
tetapi dapat dikurangi sesuai tingkat kepercayaan dari pembuat, laboratorium, dan<br />
kontraktor yang bersangkutan.<br />
Laboratorium mempunyai tanggung jawab untuk melakukan peng<strong>uji</strong>an yang alat dan <strong>beton</strong><br />
akan diputuskan tidak digunakan jika <strong>hasil</strong> peng<strong>uji</strong>an menunjukan variasi yang lebih besar<br />
atau tingkat <strong>kekuatan</strong> rata-rata lebih rendah dari yang seharusnya. Selama rentang antara<br />
benda-benda <strong>uji</strong> tambahan yang berkaitan dengan sample yang sama dapat di asumsikan<br />
sebagai tanggung jawab dari laboratorium, grfik kontrol untuk rentang-rentang (gambar<br />
4.4), harus dijaga oleh laboratorium sebagai pengecekan terhadap keseragaman<br />
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
SNI 03-6815-2002
SNI 03-6815-2002<br />
LAMPIRAN A<br />
DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA<br />
1. Pemrakarsa : Pusat Litbang Permukiman<br />
2. Penyusun :<br />
NO NAMA LEMBAGA<br />
1. Ir. Silvia Fransisca H, MSc Pusat Litbang Permukiman<br />
3. Susunan Panitia Tetap Standardisasi<br />
JABATAN EX-OFFICIO NAMA<br />
Ketua<br />
Sekretaris<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Anggota<br />
Kepala Badan Litbang PU<br />
Sekretaris Badan Litbang PU<br />
Dit. Bina Teknik Ditjen Pengairan<br />
Dit. Bina Teknik Ditjen Bina Marga<br />
Dit. Bina Teknik Ditjen Cipta Karya<br />
Kepala Pusat Litbang Pengairan<br />
Kepala Pusat Litbang jalan<br />
Kepala Pusat Litbang pemukiman<br />
Ir. Julianto Hendro Muljono<br />
Ir. Supradijono Sobirin<br />
Ir. Napirupulu, Dipi. HE.<br />
Ir. Gandhi Harahap, MEng.<br />
Ir. Aim Abdurachim Idris, MSc.<br />
DR. Ir. Badruddin Machbub<br />
DR. Ir. Patana Rantetoting. MSc<br />
Ir. Sutikni Utoro<br />
Anggota Kepala Biro Humum Dep. PU Wibisono Setyowibowo, Msc.