06.02.2015 Views

Download - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Download - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Download - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab<br />

7<br />

PROGRAM PENINGKATAN AKSES KUMKM<br />

KE SUMBERDAYA PRODUKTIF<br />

Program peningkatan akses KUMKM ke sumberdaya produktif bertujuan<br />

untuk memberdayakan KUMKM agar mampu bersaing dengan pelaku<br />

ekonomi lainnya dalam mekanisme pasar yang sehat. Peningkatan akses<br />

KUMKM diarahkan untuk mengoreksi ketidaksempurnaan pasar yang<br />

dihadapi KUMKM sebagai akibat ketidaksamaan sumber daya yang dimiliki<br />

dengan pengusaha besar <strong>dan</strong> asing, sehingga pemberian dukungan<br />

perkuatan ini harus bersifat selektif agar tidak mengakibatkan pasar menjadi<br />

terdistorsi. Kebijakan peningkatan akses KUMKM ke sumberdaya produktif<br />

dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: (1) dukungan perkuatan yang<br />

bersifat keuangan, <strong>dan</strong> (2) dukungan perkuatan yang berupa pengembangan<br />

kapasitas usaha, seperti: informasi pasar, teknologi <strong>dan</strong> jasa pengembangan<br />

bisnis.<br />

A. PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN USAHA BAGI<br />

KUMKM<br />

Permasalahan<br />

KUMKM memiliki keterbatasan modal usaha <strong>dan</strong> keterbatasan mengakses<br />

pembiayaan usaha ke lembaga-lembaga keuangan, sehingga KUMKM<br />

harus menanggung beban modal yang relatif lebih tinggi daripada pelaku<br />

usaha lainnya. Pada sisi lain, perbankan belum mampu melaksanakan fungsi<br />

intermediasi kredit usaha secara optimal <strong>dan</strong> cenderung membiayai kredit<br />

konsumsi. Sistem keuangan mikro <strong>dan</strong> koperasi yang belum terintegrasi<br />

dengan sistem perbankan yang mengakibatkan keterbatasannya<br />

menyalurkan pinjaman bagi KUMKM.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 53<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


Program Pengembangan Pembiayaan Usaha Bagi KUMKM<br />

Kebijakan dukungan keuangan <strong>dan</strong> pembiayaan ditujukan agar struktur<br />

permodalan KUMKM semakin kukuh <strong>dan</strong> sehat, serta meningkatkan<br />

aksesnya kepada sumber-sumber pembiayan yang sesuai dengan<br />

kebutuhannya, sehingga dapat menunjang perkembangan usaha KUMKM,<br />

maka ada beberapa program yang dicanangkan dalam rangka memperkuat<br />

permodalan <strong>dan</strong> akses pembiayaan KUMKM yaitu :<br />

a. Penyederhanaan <strong>dan</strong> penyempurnaan pola pemberian kredit perbankan<br />

untuk memenuhi pembiayaan KUMKM yang sesuai kebutuhan<br />

perkembangan usahanya, secara tepat jumlah, tepat waktu <strong>dan</strong> tepat<br />

penggunaan serta tepat pengembalian.<br />

b. Pengembangan mekanisme koordinasi antara <strong>Kementerian</strong> <strong>Koperasi</strong>,<br />

Departemen Keuangan, Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, bank<br />

pelaksana, gerakan koperasi <strong>dan</strong> intansi terkait lainnya dalam rangka<br />

perencanaan, pemantauan <strong>dan</strong> evaluasi kinerja kredit bank umum <strong>dan</strong><br />

lembaga keuangan lainnya untuk KUMKM, sehingga efektivitas<br />

pembiayaan bagi KUMKM dapat ditingkatkan.<br />

b. Pelaksanaan segmentasi pembiayaan KUMKM yang disesuaikan dengan<br />

tahapan perkembangan usaha KUMKM yang dilayani. Segmentasi dapat<br />

dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan masyarakat sebagai<br />

wujud kesinambungan pemberdayaan <strong>dan</strong> sumber pembiayaan<br />

usahanya melalui pola sebagai berikut :<br />

(1) Kelompok masyarakat termiskin diberdayakan melalui program<br />

intervensi sosial, seperti jaring pengaman sosial <strong>dan</strong> dibiayai oleh<br />

pemerintah <strong>dan</strong> lembaga donor atau swadaya masyarakat.<br />

(2) Kelompok masyarakat subsisten <strong>dan</strong> kelompok pra koperasi<br />

diberdayakan melalui program dinamisasi kelompok dengan model<br />

pembiayaan usaha dari program Kukesra, Prokesra, IDT, KPTTG<br />

Taskin <strong>dan</strong> sejenisnya<br />

(3) Kelompok pengusaha mikro diberdayakan melalui program<br />

pembangunan koperasi dengan model pembiayaan dari KSP/USP,<br />

PUKK, BPR, LKM <strong>dan</strong> sejenisnya.<br />

(4) Kelompok pengusaha kecil <strong>dan</strong> koperasi dengan perputaran<br />

penjualan di atas Rp 100 juta s/d Rp 1 milyar per tahun diberdayakan<br />

melalui program insentif untuk pengembangan usaha dari kredit BPR,<br />

kredit bank komersial <strong>dan</strong> modal ventura.<br />

(5) Kelompok pengusaha menengah <strong>dan</strong> koperasi dengan perputaran<br />

penjualan sekitar Rp 1 milyar s/d Rp 50 milyar per tahun<br />

diberdayakan melalui program kejasama <strong>dan</strong> keterkaitan usaha<br />

dengan model pembiayaan dari modal ventura, leasing, pembiayaan<br />

ekspor <strong>dan</strong> kredit bank komersial.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 54<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


(6) Kelompok pengusaha menengah <strong>dan</strong> koperasi dengan perputaran<br />

penjualan di atas Rp 50 milyar s/d Rp 200 milyar per tahun<br />

diberdayakan melalui keterkaitan usaha <strong>dan</strong> usaha patungan dengan<br />

model pembiayaan dari kredit perbankan, leasing, pasar modal<br />

(Bursa Efek Surabaya) <strong>dan</strong> sejenisnya<br />

(7) Kelompok pengusaha menengah <strong>dan</strong> koperasi dengan perputaran<br />

penjualan di atas Rp 200 milyar per tahun diberdayakan melalui<br />

usaha patungan dengan model pembiayaan dari kredit perbankan,<br />

pasar modal (Bursa Efek Jakarta) <strong>dan</strong> sumber pembiayaan<br />

internasional.<br />

c. Peningkatan peran Pemerintah Daerah untuk turut memberikan<br />

pembiayaan KUMKM di daerahnya melalui: (1) mekanisme penjaminan,<br />

(2) pengembangan perusahaan modal ventura, leasing <strong>dan</strong> anjak piutang,<br />

(3) peningkatan alokasi APBD untuk memperkuat permodalan KSP atau<br />

lembaga-lembaga keuangan lokal lainnya yang telah secara nyata<br />

memberikan pembiayaan kepada pengusaha mikro, kecil <strong>dan</strong> koperasi di<br />

daerah yang bersangkutan, serta (4) pengembangan lembaga atau<br />

mekanisme penjaminan di tiap propinsi untuk meningkatkan kemampuan<br />

koperasi <strong>dan</strong> lembaga keuangan alternatif lainnya dalam pemupukan<br />

modal <strong>dan</strong> <strong>dan</strong>a yang akan disalurkan kembali kepada KUMKM dafam<br />

bentuk penyertaan atau kredit; <strong>dan</strong> (5) peningkatan lembaga penjaminan<br />

kredit nasional atau perusahaan asuaransi nasional sebagai lembaga<br />

reguarantee kredit. Pendekatan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan<br />

akses pembiayaan KUMKM melalui mekanisme pasar.<br />

d. Pemberdayaan perbankan <strong>dan</strong> lembaga keuangan lainnya untuk mampu<br />

memberikan pembiayaan kepada KUMKM secara efektif melalui: (1)<br />

kemudahan pembukaan kantor cabang di berbagai daerah, (2)<br />

pengembangan program kerjasama dengan BPR <strong>dan</strong> KSP <strong>dan</strong> LKM, (3)<br />

pengembangan program jaminan dari Pemda/ BUMD, (4) pengembangan<br />

lembaga rating kinerja usaha KUMKM, (5) penyediaan informasi profil <strong>dan</strong><br />

prospek usaha KUMKM, <strong>dan</strong> (6) pemberlakuan ketentuan yang<br />

rnewajibkan kantor cabang bank atau lembaga keuangan lainnya untuk<br />

menyalurkan kembali sebagian besar <strong>dan</strong>a yang dihimpun dari<br />

masyarakat di daerah operasinya dengan penetapan standar minimal<br />

LDR regional.<br />

e. Pengembangan sistem keuangan koperasi yang terintegrasi melalui: (1)<br />

upaya konsolidasi KSP/USP, (2) penataan jaringan kelembagaan<br />

KSP/USP secara vertikal <strong>dan</strong> horizontal, (3) penataan lembaga keuangan<br />

koperasi seperti Perum Sarana Usaha, <strong>Koperasi</strong> Asuransi Jiwa Indonesia,<br />

Askindo, <strong>Koperasi</strong> Jasa Audit <strong>dan</strong> Swamitra - Bukopin, (4) pemantapan<br />

sistem pengawasan <strong>dan</strong> penilaian simpan pinjam, serta (5)<br />

pengembangan jaringan kerja dengan perbankan <strong>dan</strong> lembaga keuangan<br />

lainnya.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 55<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


f. Pemberian fasilitas bagi koperasi yang sudah maju untuk menerbitkan<br />

obligasi <strong>dan</strong> surat-surat berharga lainnya di pasar modal melalui<br />

pengembangan program penjaminan dari PT Permodalan Nasional<br />

Ma<strong>dan</strong>i <strong>dan</strong> perusahaan sekuritas.<br />

g. Pengupayaan program rekapitalisasi bagi koperasi simpan pinjam, usaha<br />

simpan pinjam <strong>dan</strong> lembaga keuangan lainnya di tingkat akar rumput<br />

yang memiliki kinerja usaha yang sehat <strong>dan</strong> prospektif, serta diberikan<br />

secara selektif <strong>dan</strong> transparan dalam bentuk <strong>dan</strong>a penyertaan untuk<br />

jangka waktu 5 -7 tahun.<br />

h. Perpanjangan <strong>dan</strong> fasilitasi pelaksanaan restrukturisasi hutang KUMKM di<br />

bawah 5 milyar rupiah sesuai dengan mekanisme Keppres 56/ 2002.<br />

i. Penyusunan peraturan <strong>dan</strong> kebijakan sekuritisasi asset<br />

j. Fasilitasi proses sertifikasi tanah milik KUMKM.<br />

k. Pemberian kemudahan pembiayaan ekspor (pre-shipment) bagi KUMKM<br />

yang melaksanakan ekspor komoditas unggulan nasional/ daerah.<br />

l. Fasilitasi <strong>dan</strong> dukungan permodalan untuk pendirian BPR yang dimiliki<br />

oleh koperasi agar memudahkan proses integrasi sistem keuangan<br />

koperasi dengan sistem perbankan nasional.<br />

m. Pengembangan lembaga pengelola <strong>dan</strong>a bergulir dari APBN <strong>dan</strong><br />

sebagian laba BUMN sebagai <strong>dan</strong>a abadi.<br />

n. Fasilitasi pendirian bank <strong>dan</strong> modal ventura yang khusus melayani<br />

KUMKM.<br />

o. Fasilitasi pelaksanaan kredit usaha mikro <strong>dan</strong> kecil dari perbankan,<br />

termasuk pengendalian <strong>dan</strong> meningkatkan efektivitas penggunanaan<br />

<strong>dan</strong>a SUP-005 oleh bank untuk kredit UMK.<br />

B. PROGRAM PENGEMBANGAN PASAR BDS<br />

Permasalahan<br />

KUMKM memerlukan jasa pengembangan bisnis (BDS) untuk meningkatkan<br />

kapasitas <strong>dan</strong> daya saingnya. Pasar jasa pengembangan bisnis KUMKM<br />

relatif belum berkembang di Indonesia, akibat dari rendahnya permintaan dari<br />

KUMKM <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya distorsi penyediaan BDS dari pemerintah pada masa<br />

lalu, serta rendahnya kualitas penyedia BDS yang ada di Indonesia. Untuk<br />

itu perlu mengembangkan pasar BDS dalam rangka menjamin tersedianya<br />

jasa pengembangan bisnis KUMKM secara berkelanjutan.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 56<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


Program Pengembangan Pasar BDS<br />

Kebijakan pengembangan pasar jasa pengembangan bisnis (business<br />

development services atau BDS) bertujuan untuk menjamin tersedianya<br />

BDS dalam rangka membantu KUMKM untuk mengatasi ketidaksempurnaan<br />

pasar, keterbatasan akses informasi <strong>dan</strong> teknologi sehingga dapat bersaing<br />

secara efektif dengan pelaku usaha yang lain.<br />

Ada beberapa program pengembangan pasar BDS yang dicanangkan yaitu :<br />

a. Meningkatkan sisi permintaaan pasar BDS melalui pengembangan<br />

sistem voucher, serta memfasilitasi proses sosialisasi pentingnya jasa<br />

BDS bagi UMKM dalam rangka meningkatkan kapasitas <strong>dan</strong> daya<br />

saingnya.<br />

b. Peningkatan kualitas <strong>dan</strong> kompetensi penyedia BDS untuk memberikan<br />

layanan BDS kepada UMKM yang berada di sentra-sentra binaan, serta<br />

mengembangan BDS fasilitator untuk meningkatkan kapasitas penyedia<br />

BDS.<br />

c. Pengembangan penyedia BDS yang profesional di seluruh daerah<br />

kabupaten/kodya yang mampu menerapkan prinsip-prinsip sebagai<br />

berikut:<br />

(1) berorientasi pada pada kebutuhan KUMKM.<br />

(2) terfokus, strategis <strong>dan</strong> menerapkan pendekatan kolektif, yang artinya<br />

penyedia BDS harus memiliki kompetensi atau spesialisasi tertentu<br />

<strong>dan</strong> melakukan jaringan kerjasama dengan penyedia BDS lain dalam<br />

melayani kebutuhan <strong>UKM</strong>/koperasi<br />

(3) penyedia BDS seyogyanya adalah lembaga swasta yang dikelola<br />

secara bisnis <strong>dan</strong> lokasinya relatif dekat dengan KUMKM yang<br />

menerima jasa pengembangan bisnis.<br />

(4) berorientasi pada pasar <strong>dan</strong> menerapkan pendekatan bisnis, yang<br />

artinya KUMKM dianggap sebagai pelanggan yang harus membayar<br />

jasa yang diberikan oleh penyedia BDS.<br />

(5) fokus pada efisiensi biaya dengan membangun organisasi yang<br />

ramping dengan staf tetap yang kuat.<br />

(6) subsidi silang jasa <strong>dan</strong> klien, yang artinya penyediaan BDS menganut<br />

pendekatan kolektifitas, maka dimungkinkan untuk melakukan subsidi<br />

silang diantara para klien yang dilayani <strong>dan</strong> subsidi silang antarjasa<br />

yang diberikan.<br />

(7) kesinambungan kelembagaan <strong>dan</strong> keuangan, yang artinya penyedia<br />

BDS harus mampu tumbuh <strong>dan</strong> berkembang dari hasil menjual jasa<br />

pengembangan bisnis secara kontinyu.<br />

(8) monitoring <strong>dan</strong> pemantauan kinerja penyedia BIDS secara kontinyu<br />

terhadap jangkauan layanannya, efisiensi, efektivitas <strong>dan</strong><br />

kesinambungan usahanya.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 57<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


d. Fasilitasi penyedia BDS untuk mengembangkan layanan BDS ke sentrasentra<br />

bisnis UMKM atas prakarsa masyarakat atau penyedia BDS, serta<br />

mekanisme pemantauan <strong>dan</strong> evaluasinya.<br />

e. Pengembangan penyedia BDS sebagai konsultan mitra bank untuk<br />

meningkatkan akses pembiayaan KUMKM ke perbankan.<br />

f. Pengembangan pasar BDS dengan cara mengurangi pemberian BDS<br />

secara langsung oleh pemerintah, <strong>dan</strong> diganti dengan sistem voucher<br />

sehingga dapat mendorong tumbuhnya pasar BDS <strong>dan</strong> sekaligus<br />

memberdayakan KUMKM sesuai dengan kebutuhannya melalui<br />

mekanisme pasar.<br />

g. Mengoptimalakan peran pemerintah dalam pengembangan pasar BDS<br />

dengan melaksanakan akreditasi <strong>dan</strong> sertifikasi penyedia BDS,<br />

melaksanakan <strong>dan</strong> mendistribusikan sistem voucher kepada KUMKM<br />

yang membutuhkan bantuan BDS, serta melaksanakan monitoring <strong>dan</strong><br />

evaluasi terhadap kinerja penyedia BDS <strong>dan</strong> evalauasi kinerja KUMKM<br />

yang memperoleh jasa BDS.<br />

h. Pemberdayaan Pemerintah Daerah dalam mengembangkan <strong>dan</strong><br />

meningkatkan kualitas penyedia BDS serta memfasilitasi pen<strong>dan</strong>aan <strong>dan</strong><br />

distribusi voucher secara transparan <strong>dan</strong> akuntabel.<br />

i. Pemberdayaan asosiasi BDS Indonesia untuk meningkatkan kapasitas<br />

anggotanya dalam melayani jasa pengembangan bisnis KUMKM yang<br />

berada di dalam sentra <strong>dan</strong> di luar sentra binaan, serta memantapkan<br />

jaringan kerjanya.<br />

j. Pengembangan institusi milik pemerintah (litbang, diklat, UPT)<br />

memberikan layanan kepada KUMKM secara profesional <strong>dan</strong> terjangkau<br />

pada tingkat nasional maupun regional.<br />

k. Peningkatan kompetensi penyuluh <strong>dan</strong> pendamping pada instansi<br />

pemerintah sebagai penyedia BDS yang profesional.<br />

C. PROGRAM PENINGKATAN PENGUASAAN PASAR BAGI<br />

KUMKM<br />

Permasalahan<br />

KUMKM memiliki keterbatasan dalam mengakses informasi pasar,<br />

keterbatasan jangkauan pasar, keterbatasan jejaring kerja, <strong>dan</strong> keterbatasan<br />

mengakses lokasi usaha yang strategis. Untuk itu diperlukan upaya untuk<br />

meningkatkan akses KUMKM pada informasi pasar, lokasi usaha <strong>dan</strong><br />

jejaring usaha agar produktivitas <strong>dan</strong> daya saingnya meningkat.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 58<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


Program Peningkatan Penguasaan Pasar<br />

Kebijakan peningkatan penguasaan pasar ditujukan agar KUMKM mampu<br />

menguasai, mengelola <strong>dan</strong> mengembangkan pasar terutama pasar dalam<br />

negeri dengan tingkat efisiensi, produktivitas, <strong>dan</strong> daya saing yang tinggi.<br />

Ada beberapa program yang dicanangkan yaitu :<br />

a. Pemberian akses yang fair bagi KUMKM untuk menjadi rekanan kerja dari<br />

Pemerintah Daerah dalam memanfaatkan APBD.<br />

b. Pengembangan pemanfaatan fasilitas trading house <strong>dan</strong> forum<br />

pemasaran bersama melalui program kemitraan KUMKM dengan<br />

BUMN/BUMD <strong>dan</strong> pengusaha besar<br />

c. Pemberian kepastian tempat berusaha bagi KUMKM<br />

d. Pemberian peranan yang lebih luas bagi KUMKM dalam penguasaan <strong>dan</strong><br />

pengelolaan kegiatan distribusi, grosir <strong>dan</strong> eceran bagi pemenuhan<br />

kebutuhan pokok <strong>dan</strong> kebutuhan lain masyarakat.<br />

e. Pengembangan <strong>dan</strong> penyebaran informasi bisnis <strong>dan</strong> harga berbagai<br />

komoditas.<br />

f. Pengembangan jaringan pemasaran antar KUMKM, serta antara PKM<br />

<strong>dan</strong> koperasi dengan pelaku usaha lainnya.<br />

g. Peningkatan promosi bisnis <strong>dan</strong> fokus usaha pada komoditas unggulan<br />

KUMKM.<br />

h. Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam mengembangkan usaha<br />

komoditas unggulan daerah terutama yang berorientasi ekspor termasuk<br />

memfasilitasi pengembangan pemasarannya, pembiayaan, desain,<br />

proses produksi <strong>dan</strong> standarisasi mutu.<br />

i. Pemberian bantuan bagi KUMKM dalam melaksanakan misi dagang ke<br />

luar negeri <strong>dan</strong> berbagai pameran untuk mempromosikan produknya.<br />

j. Peningkatan peran perwakilan RI di luar negeri untuk turut<br />

mempromosikan produk KUMKM di pasar internasional.<br />

k. Pemberian insentif bagi pelaku usaha yang berhasil meningkatkan daya<br />

saing <strong>dan</strong> pangsa pasar KUMKM di pasar internasional.<br />

l. Pemberdayaan bantuan luar negeri untuk pengembangan pasar KUMKM<br />

di luar negeri <strong>dan</strong> pasar lintas daerah.<br />

m. Pengembangan pusat-pusat pelayanan informasi yang mampu<br />

memberikan pelayanan informasi, fasilitasi <strong>dan</strong> promosi usaha untuk<br />

mendukung Pengembangan kemitraaan <strong>dan</strong> transaksi bisnis KUMKM.<br />

n. Pemberdayaan KUMKM untuk mampu memanfaatkan publikasi <strong>dan</strong><br />

sarana internet sebagai sumber informasi bisnis, serta mampu<br />

mendayagunakan e-commerce sebagai sarana untuk memperluas<br />

jangkauan pasar.<br />

o. Pengembangan jaringan informasi antar KUMKM.<br />

p. Pengembangan pusat promosi produk KUMKM secara nasional<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 59<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


q. Pengembangan informasi <strong>dan</strong> publikasi tentang produk-produk unggulan,<br />

informasi ekspor-impor, informasi kemitraan, teknologi, kewirausahaan<br />

<strong>dan</strong> informasi SDM.<br />

r. Pengembangan <strong>dan</strong> penyempurnaan basis data serta sistem informasi<br />

KUMKM untuk memudahkan proses pemberdayaan KUMKM pada masa<br />

mendatang.<br />

s. Pemberian kemudahan untuk mengembangkan bi<strong>dan</strong>g usaha andalan<br />

KUMKM yang tidak boleh ditangani oleh perusahaan-perusahaan besar.<br />

t. Pemberian kemudahan untuk mengembangkan bi<strong>dan</strong>g usaha yang<br />

ditangani melalui kemitraan usaha oleh KUMKM dengan ba<strong>dan</strong> usaha<br />

lainnya.<br />

Program Penca<strong>dan</strong>gan Lokasi Usaha<br />

Kebijakan penca<strong>dan</strong>gan lokasi usaha dimaksudkan agar KUMKM memiliki<br />

tempat usaha yang strategis <strong>dan</strong> permanen, sehingga mampu bergerak<br />

tanpa hambatan di bi<strong>dan</strong>g pemasaran, maka ada beberapa program<br />

penca<strong>dan</strong>gan lokasi usaha yang dicanangkan antara lain:<br />

a. Pemberian kemudahan perijinan berusaha di wilayah/daerah/lokasi<br />

tertentu yang disediakan pemerintah bagi KUMKM.<br />

b. Pengembangan kapasitas berusaha melalui pengembangan sentrasentra<br />

KUMKM dalam rangka meningkatkan efisiensinya dalam<br />

penyaluran bahan baku, pemasaran <strong>dan</strong> pengendalian kualitas produk.<br />

c. Pengembangan kapasitas berusaha melalui pengembangan <strong>dan</strong><br />

modernisasi pasar tradisional.<br />

d. Fasilitasi penyediaan sarana <strong>dan</strong> prasarana usaha bagi KUMKM<br />

e. Pengalokasian areal publik untuk kegiatan usaha KUMKM<br />

D. PROGRAM PENINGKATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI<br />

Permasalahan<br />

KUMKM umumnya belum optimal dalam menggunakan teknologi tepat guna,<br />

sehingga produktivitasnya relatif masih rendah <strong>dan</strong> mutu produk yang<br />

dihasilkan belum terstandarisasi. Ketidakmampuan mengakses informasi<br />

perkembangan teknologi, keterbatasan kemampuan untuk melakukan<br />

investasi penggunaan teknologi, <strong>dan</strong> ketidakmampuan menanggung risiko<br />

kegagalan penerapan teknologi menjadi penyebab belum optimalnya<br />

penguasan teknologi oleh KUMKM.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 60<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


Program Peningkatan Penguasaan Teknologi<br />

Kebijaksanaan peningkatan penguasaan teknologi ditujukan untuk<br />

meningkatkan efisiensi, produktivitas, <strong>dan</strong> daya saing sehingga<br />

menghasilkan nilai tambah produk yang dihasilkan oleh KUMKM. Ada<br />

beberapa program yang dicanangkan untuk peningkatan penguasaan<br />

teknologi ini yaitu :<br />

a. Pengembangan Pusat Informasi Pelayanan Teknologi di sentra-sentra<br />

pengembangan KUMKM, sebagai wahana penyebarluasan informasi<br />

pasar, teknologi, desain <strong>dan</strong> mutu.<br />

b. Peningkatan kegiatan pengkajian <strong>dan</strong> penerapan teknologi tepat guna<br />

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi <strong>dan</strong> daya saing KUMKM<br />

terutama di sentra-sentra produk unggulan <strong>dan</strong> perdesaan.<br />

c. Peningkatan sosialisasi sistem manajemen mutu ISO 9000 <strong>dan</strong> ISO<br />

14000 serta standarisasi industri nasional kepada KUMKM.<br />

d. Pemberdayaan KUMKM untuk mendorong penguasaan <strong>dan</strong> alih teknologi<br />

dalam rangka pengembangan <strong>dan</strong> peningkatan mutu desain, produk,<br />

proses produksi <strong>dan</strong> pelayanan sehingga memenuhi standar mutu<br />

internasional.<br />

e. Pemantapan <strong>dan</strong> penyempurnaan gerakan penerapan teknologi tepat<br />

guna.<br />

f. Pembentukan pusat-pusat inovasi teknologi.<br />

g. Pengembangan pusat produktivitas nasional.<br />

h. Pengembangan inkubator bisnis.<br />

i. Pengembangan pusat-pusat desain.<br />

j. Reorientasi kegiatan penelitian <strong>dan</strong> pengembangan untuk meningkatkan<br />

efektivitas pemberdayaan KUMKM <strong>dan</strong> meningkatkan daya saing<br />

KUMKM.<br />

k. Fasilitasi pengembangan sinergi KUMKM dengan perguruan tinggi <strong>dan</strong><br />

lembaga penelitian untuk menerapkan hasil-hasil inovasi teknologi.<br />

E. PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA UMKM<br />

Permasalahan<br />

Indonesia diperkirakan memiliki sentra industri kecil <strong>dan</strong> rumah tangga lebih<br />

dari 12.000 sentra (Noer Soetrisno, 2002). Jumlah sentra yang telah<br />

difasilitasi oleh <strong>Kementerian</strong> <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong> relatif masih sangat terbatas,<br />

sehingga diperlukan peran serta pemerintah daerah, dunia usaha <strong>dan</strong><br />

masyarakat untuk mengembangkan sentra UMKMK sebagai wahana<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 61<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id


pengorganisasian usaha mikro <strong>dan</strong> kecil untuk meningkatkan efisiensi,<br />

produktivitas <strong>dan</strong> daya saingnya.<br />

Program Pengembangan Sentra UMKM<br />

Program yang dicanangkan untuk mengembangkan sentra UMKM dalam<br />

rangka meningkatkan daya saing UMKM yang berada di dalam sentra,<br />

antara lain:<br />

a. Pengembangan pendekatan sentra klaster sebagai kerangka acuan<br />

untuk mengembangkan UMKM secara efektif<br />

b. Pengembangan jaringan kerjasama antar UMKM di dalam sentra <strong>dan</strong><br />

antar sentra untuk memperoleh skala usaha yang ekonomi dari<br />

penyatuan kepentingan, baik dalam pengadaan bahan baku, proses<br />

produksi <strong>dan</strong> pemasaran produknya.<br />

c. Fasilitasi pemberian dukungan <strong>dan</strong>a pa<strong>dan</strong>an untuk meningkatkan<br />

akses pembiayaan usaha di lingkungan sentra UMKM.<br />

d. Fasilitasi jasa pengembangan bisnis untuk meningkatkan kapasitas<br />

UMKM di dalam sentra<br />

e. Fasilitasi informasi pasar <strong>dan</strong> penerapan teknologi tepat guna untuk<br />

meningkatkan daya saing UMKM di dalam sentra.<br />

Draft Awal-3. Rencana Strategis Pembangunan KUMKM 24 Agustus 2004 62<br />

Catatan: Draft ini dapat di download di Website <strong>Kementerian</strong> K<strong>UKM</strong>, URL: www.depkop.go.id

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!