12.07.2015 Views

Preview - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Preview - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

Preview - Kementerian Negara Koperasi dan UKM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TATA KELOLA YANG BAIK PADA KOPERASI(GOOD GOVERNANCE COOPERATIVE)SATU KEBUTUHAN PENINGKATAN KUALITAS SDM KOPERASIPrijambodoWidiaiswara <strong>Kementerian</strong> <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> <strong>UKM</strong>A. LATAR BELAKANGKetika orang mendengar sebutan “tata kelola yang baik”, atau “goodgovernance”, muncul beberapa penafsiran. Pernyatan kata governance, seolaholah<strong>dan</strong> dipersamakan dengan kpentingan kantor pemerintahan. Konsep Goodgovernance adalah konsep pembaharuan untuk kantor pemerintah. Terlebihlebihdalam aplikasinya berkembang sebagai konsep “tata kelola perusahaanyang bai atau good corporate governance”. Penyebutan kata perusahaan ataucorporate seolah-olah konsep ini hanya berlaku terbatas untuk lingkupperusahaan saja.Pemahaman seperti ini tentu tidak tepat. Tata kelola yang baik (goodgovernance) maupun tata kelola perusahaan yang baik atau (good corporategovernance/GCG), sebenarnya merupakan konsep <strong>dan</strong> instrumen umumsebagai langkah pembaharuan dalam sistem organisasi. Setiap organisasiseperti perusahaan milik <strong>Negara</strong> (BUMN), perusahaan milik Daerah (BUMD),perusahaan milik swasta, koperasi, organisasi seperti kantor pemerintah,lembaga atau yayasan nirlaba, <strong>dan</strong> organisasi lain wajib dikelola dengan baik.Organisasi terkelola dengan baik atau menerapkan good governance,maka organisasi ini terkelola oleh sistem, bukan oleh orang (subyektif). Dalampengelolaan oleh sistem itulah, maka terwujud keteraturan yang mendasarkanpada aturan, mekanisme <strong>dan</strong> ketetapan-ketetapan yang dibuat oleh aturaneksternal (misal Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g) atau aturan internal (misal anggaran dasar,anggaran rumah tangga, statuta). Karena itu, memberi jaminan lebih baikterhadap pemanfaatan sumber daya organisasi menjadi lebih efisien, efektif <strong>dan</strong>mengurangi pemborosan, penyimpanan <strong>dan</strong> lain-lain. Pada akhirnya organisasiitu mampu mencapai tujuan yang ditetapkan, <strong>dan</strong> terjaga kesinambunganhidupnya dalam jangka pendek <strong>dan</strong> jangka panjang.Organisasi yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik misalkoperasi, dituntut siap melakukan perubahan <strong>dan</strong> pembenahan diri, dari kondisibelum berubah menjadi sudah memenuhi kriteria <strong>dan</strong> persyaratan tata kelolaGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 1


yang baik (good governance). Dengan demikian, tata kelola yang baik atau(good governance), berlaku untuk semua organisasi (universal), baikperusahaan swasta, perusahaan negara, koperasi, organisasi-organisasi sosial,yayasan, kantor pemerintahan.Dari uraian ini maka menjadi jelas konsep, kedudukan, <strong>dan</strong> lingkuppenerapan tata kelola yang baik. Sebagaimana dinyatakan Tjokroamidjojo. B(2004) akar konsep dasarnya adalah tata kelola yang baik (good governance).Konsep good governance ini terimplementasi pada organisasi publik (goodpublic sector governance), pada korporasi (good corporate governance) <strong>dan</strong>pada organisasi-organisasi non pemerintah. Muara goal dari keseluruhanpraktek tata kelola yang baik (good governance) ini, yang disumbangkan olehsektor publik, sektor swasta <strong>dan</strong> masyarakat menciptakan bangun tata kelolayang baik suatu negara <strong>dan</strong> bangsa.Sebagai inovasi di bi<strong>dan</strong>g organisasi <strong>dan</strong> manajemen, yang memberikanmanfaat <strong>dan</strong> nilai tambah bagi organisasi, sudah sepatutnya koperasimenerapkan tata kelola yang baik yang (good governance cooperative). Goodgovernance cooperative ini merupakan langka re-design organisasi, menujuorganisasi yang sehat, transparan, akuntabel, mandiri, responsibel <strong>dan</strong> wajardengan tetap mengacu pada nilai <strong>dan</strong> prinsip-prinsip koperasi.B. MANFAAT TATA KELOLA YANG BAIK.Satu pertanyaan yang banyak diajukan oleh pimpinan organisasi,perusahaan, koperasi maupun organisasi-organisasi non profit lain (olehpemilik, komisaris, direksi, pengurus, pengawas, anggota), oleh kalanganpembina pemerintahan, kalangan masyarakat yaitu manfaat yang diperolehorganisasi. Apa bentuk manfaat yang diperoeh, untuk siapa manfaat itu untukpemilik (shareholders), untuk para pemangku kepentingan (stakeholders) ?Kemanfaatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) lebih rincitergambarkan sbb ;1) Meningkatnya nilai (value) organisasi, untuk koperasi berarti value koperasiterutama kepentingan <strong>dan</strong> perlindungan shareholders (anggota koperasisebagai pemilik koperasi), sehingga terbangun kepercayaan <strong>dan</strong>kredibilitas koperasi di mata anggota, mitra <strong>dan</strong> stakeholders lain ;Good Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 2


2) Sumber-sumber daya organisasi, untuk koperasi berarti sumber-sumbervdaya koperasi antara lain termanfatkan secara baik, tepat sasaran, tepatwaktu, tepat ukuran, minimalisasi pemborosan <strong>dan</strong> penyimpangansehingga terwujud efisiensi <strong>dan</strong> efektivitas organisasi ;3) Organ-organ organisasi, untuk kopererasi berarti perangkat organisasirapat anggota, pengurus <strong>dan</strong> pengawas berfungsi optimal, memungkinkanpeningkatan kinerja perangkat organisasi koperasi, penanganan resikoyang tepat, sehingga mencapai kinerja optimal sesuai standar kinerja ;rapat anggota, pengurus <strong>dan</strong> pengawas, yang ditetapkan dalam aturaninternal koperasi.C. PENGERTIAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK.Ada banyak pengertian tentang tata kelola perusahaan yang baik (GCG)yang bersumber dari beberapa referensi. Pengertian ini menjadi penuntun, lebihmemahami apa, bagaimana, dimana, oleh siapa, kapan diterapkan tata kelolaperusahaan yang baik (GCG). Beberapa sumber relevan, tersaji sebagai berukit.Menurut Syakhoza (2008) tata kelola perusahaan yang baik (GCG) adalah: suatu mekanisme tata kelola organisasi yang secara baik dalam mengelolasumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis <strong>dan</strong> produktif,memakai prinsip-prinsip terbuka, akuntabel, pertanggung jawaban, kemandirian<strong>dan</strong> adil, dalam rangka mencapai tujuan organisasi.Pengertian menurut Turnbull Report (1999) yang dikutip TsuguokoFujinuma yang disitir Muh Arief Efendi (2009), corporate governance is acompany’s system of internal control, which has as its principal aim themanagement of risks that are significant to the fulfilment of its businessobjective, with a view to safeguarding the company’s asset and enhancingovertime the value of the shareholders investment.Cadbury Committee (1992) mendifinisikan tata kelola perusahaan yangbaik (GCG) ; corporate governance is the system by which companies aredirected and control. It involves a set of realtionship between a company’smanagement, its board, its shareholders and others stakeholders. It deal withprevention or mitigation of the conflict of interest of stakeholders. Way ofmitigation or prevention these conflict of interest include the processes,Good Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 3


customs, policies, laws and institutions which have impact on the way acompany is controlled.Ketiga cuplikan pengertian tersebut, menggambarkan lingkup, isi,kedalaman <strong>dan</strong> keluasan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) padaorganisasi. Rangkuman beberapa pengertian di atas, menemukan nilai-nilaikunci, yakni : (1) pembaharuan dalam sistem pengelolaan organisai, (2)pengawasan internal, (3) aturan <strong>dan</strong> standar (4) organ-organ organisasi (5)peningkatan nilai perusahaan, kepentingan shareholders <strong>dan</strong> stakeholders.Jabaran nilai-nilai kunci tata kelola perusahaan yang baik (GCG) sebagai berikut:a. Pembaharuan sistem pengelolaan perusahaan.Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) merupakan proses untukmerubah atau melakukan pembaharuan dalam system pengelolaanorganisasi.Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) adalah upayamengajak, mendorong <strong>dan</strong> kalau perlu mewajibkan suatu organisasi,seperti, perusahan negara, perusahaan swasta, koperasi melakukanpenataan sistem pengelolaannya Untuk sebagai pengingat (reminding)keinginan untuk menghasilkan organisasi yang terkelola dengan baik, <strong>dan</strong>menghasilkan hasil berupa efisiensi, efektivitas <strong>dan</strong> pencapaian tujuanorganisasi, dibandingkan tidak ada keinginan untuk menghasilkan organisasiyang terkelola dengan baik, efisiensi, efektivitas untuk pencapaian tujuanorganisasi. Pencapaian hasil-hasil tersebut, secara langsungmenggambarkan tidak terjadinya pemborosan, penyelewengan, manipulasipemanfaatan sumber-sumber daya organisasi, karena lemahnya tata kelolaperusahaan yang baik.b. Peningkatan value perusahaan (shareholders).Nilai kunci kedua ini mudah dimengerti. Seseorang atau sekelompokorang bersedia bergabung, melakukan share modal untuk membentukperusahaan atau koperasi. Kesedian orang melakukan share modal baikGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 4


dalam bentuk saham (untuk perseroan terbatas), simpanan pokok (untukkoperasi) maupun anggaran yang dikeluarkan (untuk organisasi publik)tentu tidak cuma-cuma. Ada harapan atau insentif yang akan diperoleh daritindakan share modal, atau investasi.Pada perusahaan perseroan terbatas, pemilik perusahan Pepemiliksaham) dengan harapan memperoleh deviden atas modal yang ditanamnya.Semakin tinggi nilai perusahaan karena kepercayaan <strong>dan</strong> kredibilitasperusahaan, semakin memenuhi harapan shareholder <strong>dan</strong> jugastakeholders. Perusahaan mampu beraktivitas dalam jangka panjang, lebihbernilai, memberi manfaat kepada shareholders (berupa deviden), kepadastakeholders (berupa pendapatan gaji, bonus, dll) <strong>dan</strong> juga masyarakatmelalui layanan social responsibilitinya.Pada perusahaan berbentuk koperasi, anggota bersedia melakukan sharemodal berupa simpanan pokok, dengan harapan memperoleh pelayananekonomi <strong>dan</strong> bagian sisa hasil usaha. Harapan ini berlangsung jangkapanjang. Semakin tinggi nilai kepercayaan <strong>dan</strong> kredibilitas koperasi, semakinmemenuhi harapan shareholder <strong>dan</strong> juga stakeholders koperasi. <strong>Koperasi</strong>mampu beraktivitas dalam jangka panjang, memberi manfaat kepadaanggota asebagai shareholders (berupa pelayanan <strong>dan</strong> bagian SHU), kepadastakeholders (berupa pendapatan gaji, bonus karyawan) <strong>dan</strong> jugamasyarakat melalui layanan social responsibiliti oleh koperasi.Pada usaha-usaha perseorangan seperti CV, Firma pemilik modal(pendiri) bersedia share modal, dengan harapan memperoleh keuntungan(profit) dari usahanya. Kepentingan para pemilik modal atau share modalini perlu memperoleh kepastian <strong>dan</strong> terlindungi. Sejumlah modal yangdiserahkan dapat dikelola dengan baik <strong>dan</strong> menghasilkan hasil imbalan yangmemuaskan. Kondisi ini menjadi salah satu alasan, perlunya pengelolaanperusahaan yang baik, yang memungkinkan perusahaan terkelola secaraefisien, efektif <strong>dan</strong> mencapai tujuannya. Karena itu, pengeloaan perusahaanyang baik (GCG) jelas penting bagi kepentingan pemilik modal atau sharemodal.c. Interaksi antar Organ Organisasi.Tata kelola perusahaan yang baik (GCG) mempersyaratkanterbentuknya pola hubungan antar organ di dalam organisasi. Masing-Good Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 5


masing organ di dalam organisasi, antara komisaris, direksi, pengurus,pengawas <strong>dan</strong> organ-organ lain, terbentuk tata hubungan sehinggaterjamin pengelolaan perusahaan yang baik. Pelaksanaan tugas <strong>dan</strong> fungsisecara baik, memungkinkan setiap organ berfungsi optimal, <strong>dan</strong> secaraagregat menjamin organisasi dapat berfungsi optimal pula.d. Internal Control.Keseluruhan rangkaian penyelenggaraan tata kelola perusahaan yangbaik (GCG) seperti tergambarkan pada butir (a) sampai dengan (c)merupakan wujud pengawasan internal. Penerapan tata kelola perusahaanyang baik (GCG), yang menunjukkan pekerjaan-pekerjaan untuk ; menjagapemanfaatan sumber-sumber daya perusahaan secara efisien <strong>dan</strong> efektif,tidak boros, mencegah terjadinya penyimpangan, mitigasi resiko <strong>dan</strong>menjaga pencapaian tujuan perusahaan, tidak lain merupakan pekerjaanpengawasan internal. Jadi, tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dapatdisimpulkan sebagai bentuk penyelenggaraan pengawasan internal (internalcontrol).e. Aturan <strong>dan</strong> Standar.Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) menuntut kesiapan,kelengkapan <strong>dan</strong> pemenuhan peraturan perun<strong>dan</strong>gan maupun aturanaturaninternal organisasi. Penyelenggaraan sistem organisasi benar-benardituntut patuh terhadap perun<strong>dan</strong>gan-un<strong>dan</strong>gan yang ada, patuh terhadapaturan internal organisasi seperti anggaran dasar, anggaran rumah tanggatermasuk standar-standar kinerja yang ditetapkan.Nilai kunci ini mengisyaratkan perlunya (wajib) organisasi memiliki aturaninternal, dalam anggaran dasar, atau anggaran rumah tangga atauperaturan-peraturan khusus, yang mengatur segala hal berkaitankedudukan, mekanisme, tugas, fungsi, standar, kinerja, pertanggungjawaban, pelaporan, termasuk sanksi, yang diterapkan pada organ-organorganisasi.e. Asas-asas Tata Kelola Perusahaan Yang baik (GCG).Tata kelola perusahaan yang baik (GCG), dicirikan denganterselenggaranya prinsip-prinsip GCG. Ketika suatu organisasi (perusahaan)Good Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 6


menyatakan atau meclaim telah menerapkan tata kelola perusahaan yang baik(GCG), tercirikan dari tingkat pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Ada 5 (lima)prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) yaitu ; transparansi, akuntabel,responsibel, mandiri <strong>dan</strong> adil. Penjelasan masing-masing prinsip denganmengutip berberapa sumber, antara lain Muh Arief Effendi (2009) sebagaimanauraian di bawah ini.a. TRANSPARANSI (Transparency).Penyelenggaraan tata kelola yang baik (GCG) dicirikan olehterselenggaranya transparansi dalam pengelolaan organisasi. Transparansiyaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan <strong>dan</strong>keterbukaan dalam mengemukakan informasi material <strong>dan</strong> relevanmengenai organisasi (koperasi).Dalam bahasa sederhana, transparansi dimaksudkan sebagai keharusantidak ada yang disembunyikan. Informasi organisasi dapat diakses olehpihak-pihak yang kompeten, baik shareholders maupun stakeholders,berkaitan dengan antara lain, informasi kinerja organisasi, kinerjakeuangan, resiko <strong>dan</strong> mitigasi. Dalam hal keterbukaan informasi ini, tetapmemperhatikan aspek kehati-hatian <strong>dan</strong> informasi-informasi tertentu yangtidak selalu harus dinyatakan secara terbuka.b. AKUNTABILITAS (Accountability).Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan <strong>dan</strong> pertanggungjawaban manajemen organisasi (perusahaan) sehingga pengelolaanorganisasi (perusahaan) berjalan efektif.Suatu organisasi dinyatakan mampu meraih tingkat akuntabilitas, apabilaorgan-organ organisasi mampu berfungsi secara optimal <strong>dan</strong> mampumempertanggung jawabkan atas tugas <strong>dan</strong> fungsinya secara efektif. Organorganorganisasi, seperti, komisaris, direksi, manajer, satuan pengendaliinternal/SPI mampu berfungsi sesuai tugasnya. Kondisi ini (akuntabel)hanya dapat terjadi jika, ada kejelasan aturan, tugas, fungsi, mekanismekerja, job diskripsi setiap organ organisasi. Keberadaan orang (SDM) yangkompeten di masing-masing pos di setiap organ organisasi, serta adaukuran kinerja yang jelas untuk mengukur prestasi tugas.Good Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 7


c. KEMANDIRIAN (Independence).Kemandirian, yaitu suatu keadaan organisasi (perusahaan) dikelolasecara profesional, tanpa benturan kepentingan/ pengaruh dari pihakmanapun yang tidak sesuai dengan peraturan perun<strong>dan</strong>gan yang berlaku,<strong>dan</strong> prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Dalam prinsip kemandirian initidak ada dominasi satu pihak kepada pihak lain, <strong>dan</strong> organisasi tidak dapatdiintervensi oleh pihak lain.Prinsip kemandirian ini mengait dengan prinsip akuntabilitas.Kemandirian hanya terwujud jika ada kejelasan tugas masing-masing organorganisasi, dapat terselenggaranya tugas itu sesuai fungsi yang digariskandalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga. Kondisi sebaliknya akanterjadi, jika tidak/belum ada kejelasan tugas masing-masing organorganisasi, sukar menjalankan fungsi sesuai kinerja yang digariskan.d. PERTANGGUNGJAWABAN (Responsibility).Implementasi prinsip pertanggung jawaban dicirikan oleh keberhasilanorganisasi memenuhi kepatuhan terhadap peraturan perun<strong>dan</strong>gan yangberlaku, peraturan internal organisasi (perusahaan) seperti anggarandasar/anggaran rumah tangga. Selain itu organisasi (perusahaan) jugamenunjukkan kepedulian terhadap stakeholders, masyarakat <strong>dan</strong>lingkungan. Prinsip ini sering tercermin sebagai social responsibility, yangmemberi dampak pendukung bagi kelangsungan hidup organisasi(perusahaan) dalam jangka panjang.e. KEWAJARAN (Fairness).Kewajaran, yaitu keadilan <strong>dan</strong> kesetaraan didalam memenuhi hak-hakshareholders <strong>dan</strong> stakeholder yang timbul, berdasar perjanjian <strong>dan</strong>peraturan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan yang berlaku. Ada 2 (dua) pihak yangperlu memperoleh perhatian. Satu, shareholders <strong>dan</strong> dua stakeholders.Kedua pihak ini perlu memperoleh perlakukan yang adil, setara <strong>dan</strong> wajardalam wujud, antara lain ; memberi kesempatan kepada stakeholdersmemberikan masukkan, input <strong>dan</strong> kontribusi yang wajar ; memperolehperlakukan yang setara <strong>dan</strong> tidak ada diskriminasi.D. PENERAPAN TATA KELOLA YANG BAIK PADA KOPERASIGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 8


(good governance cooperative/GGC).Setelah memperoleh gambaran secara komprehensif tentang konsep,manfaat, praktek <strong>dan</strong> persyaratan tata kelola perusahaan yang baik, sampaipada tahapan untuk mengimplementasikan pada koperasi. Penerapan padakoperasi selanjutnya menjadi tata kelola yang baik pada koperasi atau goodgovernance cooperative/GGC. Good.Sebagai suatu inovasi penerapan good governance cooperative ini,menuntut kesiapan untuk perubahan (change) baik dari sisi mindset orang,organisasi serta praktek penyelenggaraan organisasi yang barangkali berbedasecara signifikan dibandingkan kondisi yang ada saat ini. Tentu sudah dapatdiperhitungkan, tuntutan perubahan memilik konsekuensi <strong>dan</strong> resiko tangiblemaupun intangible. Penerapan good governance cooperastive membutuhkankomitmen, proses <strong>dan</strong> waktu, <strong>dan</strong> tidak dapat dilakukan secara tiba-tiba, atausebagai bentuk “reaksi sesaat” karena ada kejadian tertentu. Namun,perubahan untuk good governance cooperative, terbayar secara memadaidengan manfaat <strong>dan</strong> hasil yang diraih . Organisasi koperasi terkelola dengansehat, sehingga menciptakan efisiensi <strong>dan</strong> efektifitas, untuk mencapai tujuandalam jangka pendek maupun jangka panjang.Ilustrasi. Penerapan Tata Kelola Yang Baik pada <strong>Koperasi</strong>(good governance cooperative/GGC).TujuankoperasiEfisiensi <strong>dan</strong> efektifitas pengelolaankoperasiPraktek penerapantata kelola yang baik(GGC) pada koperasiPrinsip-prinsip koperasiGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 9


Penerapan good governance cooperative dilakukan dengan menatakembali (restrukturing) elemen-elemen organisasi koperasi, sesuai dengankaidah <strong>dan</strong> kriteria tata kelola perusahaan yang baik.Dengan telah tergambarkan penerapaan good governance cooperative,langkah selanjutnya memperoleh gambaran tentang perubahan yang perlu<strong>dan</strong> akan dilakukan koperasi. Para pengambil keputusan di koperasi(pengurus, pengawas, anggota ditambah manajer), dituntut untuk siapmelakukan perubahan, dengan isu-isu stretegis sebagai berikut ;a. Komitmen.Urutan paling depan penerapan good governance cooperative di satukoperasi, misal “<strong>Koperasi</strong> A” adalah komitmen para pengambil keputusan didalam koperasi. Komitmen <strong>dan</strong> kemauan pengurus, pengawas, anggota (wakil)anggota untuk melakukan penataan organisasi, sehingga pengelolaan koperasiberlangsung atas dasar sistem, <strong>dan</strong> bukan orang. Seperti sudah dikemukakan dibagian depan, tuntutan untuk menjadi organisasi koperasi yang transparan,akuntabel, responsibel, mandiri <strong>dan</strong> adil, maka perlu kelengkapan aturan,ketentuan <strong>dan</strong> berbagai hal yang mengatur internal koperasi selengkapmungkin. Untuk itu, tidak menutup kemungkinan banyak dilakukan penataankondisi internal organisasi koperasi. Perubahan ini hanya berjalan mulus jikaada komitmen kuat para pengambil keputusan di koperasi. Untuk mengujikesiapan koperasi, dapat dipancing dengan pertanyaan berikut, “siapkan parapengurus, pengawas, anggota untuk berubah, menjalankan konsekuensi dariperubahan menjadi organisasi yang transparan, akuntabel, responsibel, mandiri<strong>dan</strong> adil ?”. Jawaban pertanyaan ini sangat ditentukan oleh kesungguhankomitmen para pihak di koperasi untuk berubah <strong>dan</strong> manju.b. Pengelolaan <strong>Koperasi</strong> atas Dasar Sistem, bukan Orang.Implikasi praktis good governance cooperative tercermin padapengelolaan organisasi koperasi atas dasar sistem, bukan orang. Kesiapan,kelengkapan aturan, mekanisme di internal organisasi koperasi menciptakansatu kondisi yang memungkinkan mesin organisasi berjalan mengikuti sistemyang terbentuk itu. Disinilah letak kunci good governance cooperative, sebagaiGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 10


upaya <strong>dan</strong> instrumen untuk menata organisasi untuk mampu terkelola di atassistem.<strong>Koperasi</strong> melakukan pembenahan aspek organisasi, peraturan <strong>dan</strong>ketentuan internal, mekanisme <strong>dan</strong> cara kerja, kompetensi, disiplin <strong>dan</strong> elemenelemenlain sehingga menjamin terwujudnya 5 prinsip tata kelola yang baik.Tentu, pekerjaan ini memerlukan perubahan mindset para pengurus,pengawas, anggota, manajer, karyawan <strong>dan</strong> pihak-pihak di internal koperasi.Kesiapan organisasi untuk melakukan proses pengambilan keputusan, aksesinformasi yang transparan. Perubahan mindset untuk menyusun laporanpertanggung jawaban bukan sebatas memenuhi syarat administratuf “ada”.Tetapi pertanggung jawaban atas pengeloaan koperasi kepada shareholders<strong>dan</strong> stakeholders secara transparan, terukur <strong>dan</strong> wajar. Kepatuhan koperasiterhadap peraturan perun<strong>dan</strong>gan yang berlaku, baik tataran nasional maupundaerah. Perubahan koperasi untuk mandiri, independen tidak tercampuri <strong>dan</strong>atau terpengaruh oleh pihak-pihak tertentu. Perubahan untuk mampu <strong>dan</strong> maumengakomodir kepentingan para shareholders, <strong>dan</strong> stakeholders koperasidalam memajukan organisasi. Penerapan good governance cooperative inidapat menjadi emacu perubahan mindset, dari berorientasi ke dalam (in-boxlooking) menjadi berorientasi keluar (out-box looking) yang menjadi constraintdi koperasi.c. Kebutuhan untuk Menyempurnakan Kualitas Isi (content) AturanInternal <strong>Koperasi</strong>.Seperti sudah diutarakan di atas, penerapan good governance cooperativeuntuk terselenggaranya prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,kemandirian <strong>dan</strong> adil, terwujud karena kelengkapan aturan <strong>dan</strong> ketentuaninternal koperasi.Ambil sebagai bahan simulasi, manakala koperasi dituntut untuk mampumenjadi organisasi yang “akuntabel”, maka koperasi sudah siap, lengkap <strong>dan</strong>rinci tentang ketentuan <strong>dan</strong> aturan internal (pada anggaran dasar, anggaranrumah tangga atau peraturan khusus) yang memuat rincian tugas, wewenang,mekanisme kerja, indikator kinerja, pengukuran kinerja setiap organ koperasiyaitu rapat anggota, pengurus <strong>dan</strong> pengawas ; pengurus, pengawas <strong>dan</strong>anggota memang sudah memiliki kompetensi pada pos jabatannya. Kalau, misalisi anggaran dasar, atau anggaran rumah tangga atau peraturan khusus,belum lengkap <strong>dan</strong> memenuhi persyaratan yang diminta itu, organGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 11


pengurus dengan tugas pokok mengelola koperasi, organ pengawas dengantugas pokok pengawasan <strong>dan</strong> organ rapat anggota dengan tugas pokokmenetapkan kebijakan <strong>dan</strong> keputusan-keputusan strategis di koperasi, dapatberjalan secara baik. Dalam kondisi seperti ini, organisasi berjalan dengannavigasi yang minim, <strong>dan</strong> sangat longgar penafsiran maupun “determinasiorang” bukan sistem. Disinilah perlunya terus mengingatkan bahwa isianggaran dasar, anggaran rumah tangga atau peraturan khusus untuk tidakdiposisikan sebagai kelengkapan “administratif ada” <strong>dan</strong> bukan “kualitas”.Anggaran dasar, anggaran rumah tangga sebagai rule yang mengarahkanmanajemen dalam hal ini pengurus, mengelola koperasi, <strong>dan</strong> mengarahkanpengawas melakukan fungsi pengawasan, serta mengarahkan anggota dalammenjalankan hak <strong>dan</strong> kuajibannya.Pengalaman di lapangan, karena ketidak lengkapan isi <strong>dan</strong> kualitasketentuan <strong>dan</strong> aturan internal koperasi, dalam anggaran dasar atau anggaranrumah tangga atau peraturan khusus termasuk ketersediaan seperti standaroperasional prosedur (SOP), membuat koperasi kurang memiliki saranaproteksi <strong>dan</strong> solusi. Setiap ada kejadian <strong>dan</strong> persoalan koperasi, yangsebenarnya urusan internal koperasi, karena tidak tersedia ketentuan <strong>dan</strong>mekanisme solusinya maka mencari solusi di luar. Dari sini maka secara ringkaspenerapan good governance cooperative menghendaki koperasi setidaknya,memiliki anggaran dasar, anggaran rumah tangga atau peraturan khusus, yangisinya memuat segala hal berkaitan dengan kehidupan, <strong>dan</strong> proses kerja organorgankoperasi ; jelas uraian tugas, kewenangan, mekanisme kerja, ukurankinerja, sampai dengan pertanggung jawaban yang transparan, terukur <strong>dan</strong>wajar (akuntabel) <strong>dan</strong> berbagai hal untuk mewujudkan prinsip GCG.c. Penegakan <strong>dan</strong> Kepatuhan terhadap Peraturan Perun<strong>dan</strong>gan.Keteraturan, ketertiban sebagai pilar menjamin pengelolaan organisasikoperasi atas dasar sistem, memerlukan kepatuhan terhadap peraturanperun<strong>dan</strong>gan yang berlaku, termasuk peraturan internal koperasi, dalam hal inianggaran dasar, anggaran rumah tangga. Dari sini maka menjadi kriteria baku,bahwa koperasi, dalam hal ini pengurus, pengawas, anggota maupun personillain di koperasi mengerti, paham berbagai peraturan perun<strong>dan</strong>gan yangmemayungi kehidupan koperasi di Indonesia. Pernyatan secara eksplisit kata“Indonesia”, karena payung regulasi koperasi di negara lain tentu berbedaGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 12


dengan di Indonesia. Dalam konteks ini, good governance cooperative koperasidituntut paham sampai dengan menguasai ;Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, besertaperaturan pemerintah (Peraturan-pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentangPembentukan <strong>Koperasi</strong> ; Peraturan-pemerintah Nomor 4 Tahun 1994tentang Persyaratan <strong>dan</strong> Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian <strong>dan</strong>Perubahan Anggaran Dasar <strong>Koperasi</strong> ; Peraturan-pemerintah Nomor 17Tahun 1994 tentang Pembubaran <strong>Koperasi</strong> oleh Pemerintah, PeraturanpemerintahNomor 33 Tahun 1998 tentang Penyertaan Modal <strong>Koperasi</strong>, <strong>dan</strong>Peraturan-pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan KegiatanUsaha Simpan Pinjam oleh <strong>Koperasi</strong>,Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g yang mengatur sektor usaha pada bi<strong>dan</strong>g-bi<strong>dan</strong>g usahatertentu yang diusahakan oleh koperasi.Peraturan Menteri <strong>Koperasi</strong> <strong>dan</strong> UMKM tentang, berbagai hal yang diaturkhusus seperti pengaturan tentang pembentukan koperasi, pembuatan aktapendirian koperasi oleh pengurus, pengesahan ba<strong>dan</strong> hukum (BH) koperasi,dll.,Peraturan daerah tingkat provinsi, kabupaten/kota yang relevan denganpemberdayaan koperasi.Anggaran dasar, anggaran rumah tangga maupun peraturan khusus yangditerbitkan koperasi.Kepatuhan terhadap peraturan perun<strong>dan</strong>gan tersebut menjadi kunciterlaksananya prinsip responsibilitas. Untuk subyek ini, dalam praktek jugamasih menjadi tantangan. Ada sebagian pengurus, atau pengawas atauanggota yang belum mengetahui, memahami atau menguasai dengan baikkeberadaan regulasi <strong>dan</strong> kebijakan yang menjadi payung pengaturankehidupan koperasi di Indonesia.d. Pemenuhan Kompetensi SDM.Setiap organ organisasi koperasi dituntut mampu menjalankan fungsi<strong>dan</strong> tugas secara baik. Pencapaian kinerja secara optimal, mempersyaratkanSDM koperasi memenuhi kualifikasi kompetensi yang dipersyaratkan dalamjabatan itu.Good Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 13


Seorang pengurus untuk duduk dalam jabatan pengurus, dipersyaratkanmemiliki kemampuan, ketrampilan <strong>dan</strong> sikap mental untuk memimpin <strong>dan</strong>mengelola koperasi. Pengurus memiliki kemampuan di bi<strong>dan</strong>g manajemen<strong>dan</strong> organisasi, serta kemampuan-kemampuan teknis lain agar meraihkinerja optimal. Seorang pengawas untuk duduk dalam jabatan pengawas,dipersyaratkan memiliki kemampuan, ketrampilan <strong>dan</strong> sikap mental dalamtugas kepengawasan.Seorang anggota atau ketua kelompok anggota dipersyaratkan memilikikemampuan, ketrampilan <strong>dan</strong> sikap mental sesuai dengan tugas <strong>dan</strong> fungsianggota dalam koperasi. Seorang anggota memiliki kemampuan di berbagaibi<strong>dan</strong>g yang diperlukan untuk terlibat <strong>dan</strong> menentukan pengambilankeputusan menentukan kebijakan maupun hal-hal teknis di koperasinya.Seorang manajer dipersyaratkan memiliki kemampuan, ketrampilan <strong>dan</strong>sikap mental di bi<strong>dan</strong>g manajemen usaha. Demikian juga seorang karyawanyang duduk dalam pos-pos pekerjaan tertentu, misal kasir, juru buku,petugas transportasi, petugas penguji mutu barang <strong>dan</strong> lain-laindipersyaratkan memiliki ketrampilan di bi<strong>dan</strong>g tugasnya.e. Pengukuran Performance Organ <strong>Koperasi</strong>.Elemen good governance cooperative dilengkapi dengan indikatir kinerja,standar kinerja, instrumen, mekanisme pengukuran performance masing-masingorgan dalam jabatan di koperasi. Pengukuran, penilaian kinerja pengurus dalamtugas pengelolaan koperasi disiapkan <strong>dan</strong> dikur dengan standar <strong>dan</strong> mekanismeyang sudaj disispkan dalam anggaran dasar, atau anggaran rumah tangga atauperaturan khusus koperasi. Penilaian terhadap kinerja pengurus, sejak awalsudah diketahui <strong>dan</strong> disepakati bersama karena ada kejelasan ketentuannya.Dengan demikian tidak terjadi penilaian prestasi kinerja pengurus, karena“subyektivitas orang yang menilai”. Tetapi penilaian prestasi karenamendasarkan pada ketentuan <strong>dan</strong> mekanisme yang berlaku (sistem). Dengancara yang sama maka prinsip ini berlaku untuk jabatan pengawas, atau anggotaatau manajer <strong>dan</strong> lain lain.Pengukuran performance ini menjadi indikasi tingkat prestasi yang diraih(pengurus, pengawas, anggota, manajer, karyawan) pada periode waktutertentu, <strong>dan</strong> target kinerja tertentu. Dengan cara ini penilaian terhadap prestasidilakukan secara obyektif, bukan subyektif.E. PENUTUPGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 14


Good governance cooperative merupakan implementasi konsep goodcorporate governance yang ditengarai sebagai satu inovasi di bi<strong>dan</strong>g organisasi<strong>dan</strong> manajemen. Konsep inti tata kelola yang baik, mengarahkan suatuorganisasi, terkelola dengan baik <strong>dan</strong> sehat sehingga menjamin terciptanyaefisiensi, efektifitas untuk pencapaian tujuan organisasi, baik dalam jangkapendek maupun jangka panjang. Sebagai suatu konsep <strong>dan</strong> inovasi yang berlakuuniversal, maka valid untuk diterapkan pada koperasi sebagai good governancecooperative.Tata kelola yang baik secara konsepsional telah lengkap, yangmenjelaskan mengapa, apa, bagaimana, dimana <strong>dan</strong> kapan diterapkan. Dengancara pikir yang sama, maka penerapan tata kelola yang baik pada koperasi, jugamenjawab <strong>dan</strong> menjelaskan mengapa, apa, bagaimana, dimana <strong>dan</strong> kapan goodgovernance cooperative ini diterapkan pada koperasi.Penerapan good governance cooperative memberi manfaat <strong>dan</strong> nilai tambahbagi koperasi. <strong>Koperasi</strong> menjadi organisasi yang terkelola dengan baik <strong>dan</strong> sehat,mencapai efisiensi <strong>dan</strong> efektivitas untuk meraih tujuannya, serta menjagakesinambungan kemajuan koperasi dalam jangka pendek <strong>dan</strong> jangka panjang.Untuk meraih manfaat <strong>dan</strong> nilai tambah itu, koperasi perlu melakukanpenataan <strong>dan</strong> perubahan di internal koperasi. Urut pertama, tentu komitmenpara pengambil keputusan di internal koperasi untuk, untuk mengembangkangood governance cooperative. Urut kedua <strong>dan</strong> berikut, yaitu menyempurnakankembali isi <strong>dan</strong> kualitas anggaran dasar, anggaran rumah tangga atau peraturankhusus untuk memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dalam good governancecooperative. Aturan <strong>dan</strong> ketentuan internal koperasi tersebut, memiliki isi(content) yang memuat, mengatur segala sendi kehidupan koperasi, <strong>dan</strong> bukansebatas untuk memenuhi syarat adminsitratif saja. Kemudian memahami <strong>dan</strong>menguasai regulasi <strong>dan</strong> kebijakan di bi<strong>dan</strong>g perkoperasian, <strong>dan</strong> di bi<strong>dan</strong>g-bi<strong>dan</strong>gteknis yang mengait dengan koperasi, meningkatkan kompetensi SDM dalam posjabatan kepengeurusan, kepengawasan, anggota, manajer, karyawan.Mengembangkan ukuran kinerja <strong>dan</strong> standar kinerjaDAFTAR PUSTAKA.1. Anonymous. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.Komite Nasional Kebijakan Governance. JakartaGood Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 15


2. Anonymous. (2006) Guidence on Good Practices in Corporate GovernanceDisclosure. United Nation. New York. Geneva.3. Anonymous. (2011) Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g Nomor 25 tahun 1992 tentangPerkoperasian.4. Connor. R and Smith. T (2011) Change the Culture, Change the Game. PortfolioPenguin.5. Djohari Santosa (2008) Kegagalan Penerapan Good Corporate Governance padaPerusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Hukum No 2 Volume 15.6. Johny Sudjarmono (2004) be G2C. Elexindo Media, Jakarta7. Moh Wahyudin Sarkasyi (2008) Good Corporate Governance. Alfabeta.Bandung.8. Muh Arief Effendi (2009). Good Corporate Governance. Salemba Empat.Jakarta.9. Sonny Warsono, dkk (2002). Corporate Governance Rating Model. CGCG UGM.Yogyakarta.10. Sri Edi Swasono (2004). Kebersamaan <strong>dan</strong> Asas Kekeluargaan. UNJ Pres.Jakarta.11. Tjokroamidjojo. B (2004) Reformasi Nasional Penyelenggaraan GoodGovernance <strong>dan</strong> Pewuju<strong>dan</strong> Masyarakat Ma<strong>dan</strong>i. Lembaga Administrasi <strong>Negara</strong>.Jakarta.12. Wilson Arafat (2008) How to Implement GCG. Skyroceting Publishing.Jakarta.Good Governance Cooperative. Prijambodo. 2012 | 16

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!