10.06.2015 Views

POPULASI DAN SAMPEL © Tri Nugroho Adi - S1 Ilmu Komunikasi ...

POPULASI DAN SAMPEL © Tri Nugroho Adi - S1 Ilmu Komunikasi ...

POPULASI DAN SAMPEL © Tri Nugroho Adi - S1 Ilmu Komunikasi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Populasi, Sampel &<br />

Teknik Penarikan Sampel<br />

<strong>Tri</strong> <strong>Nugroho</strong> <strong>Adi</strong>,M.Si<br />

Jurusan <strong>Ilmu</strong> <strong>Komunikasi</strong><br />

Universitas Jenderal Soedirman


Salah satu hal yang menakjubkan dalam<br />

penelitian ialah kenyataan bahwa kita<br />

dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan<br />

objek penelitian hanya dengan<br />

mempelajari dan mengamati sebagian dari<br />

kumpulan itu


KONSEP DASAR <strong>POPULASI</strong><br />

<strong>DAN</strong> <strong>SAMPEL</strong> PENELITIAN<br />

‣ Populasi atau sering juga disebut universe adalah<br />

keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciricirinya<br />

akan diduga atau ditaksir (estimated).<br />

‣ Populasi dalam penelitian (penelitian komunikasi) bisa<br />

berupa orang (individu, kelompok, organisasi,<br />

komunitas, atau masyarakat) maupun benda, misalnya<br />

jumlah terbitan media massa, jumlah artikel dalam media<br />

massa, jumlah rubrik, dan sebagainya (terutama jika<br />

penelitian kita menggunakan teknik analisis isi (content<br />

analysis).<br />

‣ Ciri-ciri populasi disebut parameter ( rata-rata, ragam,<br />

modus, atau range)


‣ Populasi penelitian terdiri dari populasi<br />

sampling dan populasi sasaran.<br />

‣ Populasi sampling adalah keseluruhan<br />

objek yang diteliti, sedangkan populasi<br />

sasaran adalah populasi yang benarbenar<br />

dijadikan sumber data.


misal….<br />

‣ Kita akan meneliti bagaimana rata-rata tingkat<br />

prestasi akademik mahasiswa Jurusan <strong>Ilmu</strong><br />

<strong>Komunikasi</strong> UNSOED dan kita hanya akan<br />

memokuskan penelitian kita pada mahasiswa<br />

yang aktif di lembaga-lembaga kemahasiswaan,<br />

‣ Maka seluruh mahasiswa Jurusan <strong>Ilmu</strong><br />

<strong>Komunikasi</strong> UNSOED adalah populasi sampling,<br />

sedangkan seluruh mahasiswa yang aktif dalam<br />

lembaga kemahasiswaan adalah populasi<br />

sasaran.


Jumlah populasi (population numbers) dan<br />

ukuran populasi (population size).<br />

‣ Jumlah populasi adalah banyaknya<br />

kategori populasi yang dijadikan objek<br />

penelitian yang dinotasikan dengan huruf<br />

K.


Misal<br />

‣ Ketika kita meneliti tingkat rata-rata prestasi<br />

akademik mahasiswa Jurusan <strong>Ilmu</strong> <strong>Komunikasi</strong><br />

Unsoed, maka jumlah populasinya adalah satu,<br />

yakni kategori mahasiswa.<br />

‣ Sementara itu, jika kita meneliti sikap sivitas<br />

akademika Jurkom Unsoed terhadap kebijakan<br />

rektor dalam menaikkan biaya pendidikan, maka<br />

jumlah populasinya sebanyak kategori yang<br />

terkandung dalam konsep sivitas akademika,<br />

misalnya terdiri dari kategori mahasiswa, dosen,<br />

dan staf administratif. Jadi, jumlah populasinya<br />

ada tiga.


‣ Ukuran populasi adalah banyaknya unsur<br />

atau unit yang terkandung dalam sebuah<br />

kategori populasi tertentu, yang<br />

dilambangkan dengan huruf N.


Misal<br />

‣ Ketika kita meneliti bagaimana rata-rata<br />

tingkat prestasi akademik mahasiswa<br />

Jurkom Unsoed, maka jumlah populasinya<br />

adalah satu dan ukuran populasinya 449<br />

orang (sesuai dengan jumlah mahasiswa<br />

yang terdaftar resmi di Jurkom Unsoed).


‣ Jika kita menggunakan seluruh unsur<br />

populasi sebagai sumber data, maka<br />

penelitian kita disebut sensus.<br />

‣ Sensus merupakan penelitian yang<br />

dianggap dapat mengungkapkan ciri-ciri<br />

populasi (parameter) secara akurat dan<br />

komprehensif, sebab dengan<br />

menggunakan seluruh unsur populasi<br />

sebagai sumber data, maka gambaran<br />

tentang populasi tersebut secara utuh dan<br />

menyeluruh akan diperoleh.


‣ Oleh karena itu, sebaik-baiknya penelitian<br />

adalah penelitian sensus. Namun demikian,<br />

dalam batas-batas tertentu sensus kadangkadang<br />

tidak efektif dan tidak efisien, terutama<br />

jika dihubungkan dengan ketersedian sumber<br />

daya yang ada pada peneliti.<br />

‣ Misalnya, bila dikaitkan dengan fokus penelitian,<br />

keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang<br />

dimiliki oleh peneliti.


‣ Sebagian unsur populasi yang dijadikan<br />

objek penelitian itu disebut sampel.<br />

‣ Sampel atau juga sering disebut contoh<br />

adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya<br />

akan diungkapkan dan akan digunakan<br />

untuk menaksir ciri-ciri populasi.


‣ Jika kita menggunakan sampel sebagai<br />

sumber data, maka yang akan kita peroleh<br />

adalah ciri-ciri sampel bukan ciri-ciri<br />

populasi, tetapi ciri-ciri sampel itu harus<br />

dapat digunakan untuk menaksir populasi.<br />

‣ Ciri-ciri sampel disebut statistik. Sama<br />

halnya dengan populasi, dalam sampel<br />

pun ada konsep jumlah sampel dan<br />

ukuran sampel.


‣ Jumlah sampel adalah banyaknya kategori<br />

sampel yang diteliti yang dilambangkan<br />

dengan huruf k, yang jumlahnya sama<br />

dengan jumlah populasi (k=K).<br />

‣ Sedangkan ukuran sampel (dilambangkan<br />

dengan huruf n) adalah besarnya unsur<br />

populasi yang dijadikan sampel, yang<br />

jumlahnya selalu lebih kecil daripada<br />

ukuran populasi (n


‣ Kita harus benar-benar memahami<br />

pengertian istilah jumlah sampel dengan<br />

ukuran sampel, sebab jumlah sampel dan<br />

sifat sampel yang diteliti (terutama untuk<br />

penelitian eksplanatif, misalnya penelitian<br />

korelasional) akan sangat menentukan uji<br />

statistik inferensial yang mana yang<br />

harus digunakan untuk menguji hipotesis<br />

yang dirumuskan dalam penelitian kita.


‣ Karena data yang diperoleh dari sampel harus<br />

dapat digunakan untuk menaksir populasi, maka<br />

dalam mengambil sampel dari populasi tertentu<br />

kita harus benar-benar bisa mengambil sampel<br />

yang dapat mewakili populasinya atau disebut<br />

sampel representatif.<br />

‣ Sampel representatif adalah sampel yang<br />

memiliki ciri karakteristik yang sama atau relatif<br />

sama dengan ciri karakteristik populasinya.<br />

‣ Tingkat kerepresentatifan sampel yang diambil<br />

dari populasi tertentu sangat tergantung pada<br />

jenis sampel yang digunakan, ukuran sampel<br />

yang diambil, dan cara pengambilannya.


KERANGKA SAMPLING<br />

(SAMPLING FRAME)<br />

‣ Kerangka sampling (sampling frame)<br />

adalah sebuah daftar yang memuat data<br />

mengenai seluruh unit atau unsur<br />

sampling yang terdapat pada populasi<br />

sampling.<br />

‣ Orang sering mengatakan, kerangka<br />

sampling adalah daftar nama-nama yang<br />

kerkandung dalam populasi penelitian.


JENIS <strong>SAMPEL</strong> <strong>DAN</strong> TEKNIK<br />

SAMPLING<br />

‣ Berdasarkan prosedur atau cara yang<br />

digunakan dalam mengambil sampel dari<br />

populasi (teknik sampling), kita dapat<br />

mengidentifikasi dua jenis sampel, yaitu:<br />

sampel probabilitas (probability<br />

sampling) dan sampel nonprobabilitas<br />

(nonprobability sampling).


‣ Sampel probabilitas atau disebut juga sampel<br />

random (sampel acak) adalah sampel yang<br />

pengambilannya berlandaskan pada prinsip teori<br />

peluang, yakni prinsip memberikan peluang yang<br />

sama kepada seluruh unit populasi untuk dipilih<br />

sebagai sampel.<br />

‣ Sebaliknya, sampel nonprobabilitas atau sampel<br />

nonrandom (sampel tak acak) adalah sampel<br />

yang pengambilannya didasarkan pada<br />

pertimbangan-pertimbangan tertentu (bisa<br />

pertimbangan penelitian maupun pertimbangan<br />

peneliti).


Teknik Sampling Probabilitas<br />

(Teknik Sampling Random)<br />

‣ Teknik Sampling Random Sederhana (Simple<br />

Random Sampling)<br />

Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel<br />

yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap<br />

unit penelitian atau satuan elementer dari<br />

populasi mempunyai kesempatan yang sama<br />

untuk dipilih sebagai sampel. Peluang yang<br />

dimiliki oleh setiap unit penelitian untuk dipilh<br />

sebagai sampel sebesar n/N, yakni ukuran<br />

sampel yang dikehendaki dibagi dengan ukuran<br />

populasi.


Syarat yang harus dipenuhi dlm.Teknik Sampling<br />

Random Sederhana, antara lain (Singarimbun dan<br />

Effendy, 1989):<br />

‣ 1. Harus tersedia kerangka sampling atau<br />

memungkinkan untuk dibuatkan kerangka<br />

samplingnya (dalam kerangka sampling tidak<br />

boleh ada unsur sampel yang dihitung dua kali<br />

atau lebih).<br />

‣ 2. Sifat populasinya harus homogen, jika tidak,<br />

kemungkinan akan terjadi bias.<br />

‣ 3. Ukuran populasinya tidak tak terbatas,<br />

artinya harus pasti berapa ukuran populasinya.<br />

‣ 4. Keadaan populasinya tidak terlalu tersebar<br />

secara geografis.


‣ Teknik Sampling Random Sistematik (Systematic<br />

Random Sampling)<br />

‣ Apabila ukuran populasinya sangat besar, hingga tidak<br />

memungkinkan dilakukan pemilihan sampel dengan cara<br />

pengundian<br />

‣ Persyaratan yang harus dipenuhi agar teknik sampling ini<br />

dapat digunakan, sama dengan persyaratan untuk<br />

sampel random sederhana, yakni tersedianya kerangka<br />

sampling (ukuran populasinya diketahui dengan pasti),<br />

dan populasinya mempunyai pola beraturan yang<br />

memungkinkan untuk diberikan nomor urut serta bersifat<br />

homogen.


‣ Pada teknik sampling sistematik perandoman<br />

atau pengundian hanya dilakukan satu kali,<br />

yakni ketika menentukan unsur pertama dari<br />

sampling yang akan diambil.<br />

‣ Penentuan unsur sampling selanjutnya ditempuh<br />

dengan cara memanfaatkan interval sampel.<br />

‣ Interval sampel adalah angka yang menunjukkan<br />

jarak antara nomor-nomor urut yang terdapat<br />

dalam kerangka sampling yang akan dijadikan<br />

patokan dalam menentukan atau memilih unsurunsur<br />

sampling kedua dan seterusnya hingga<br />

unsur ke-n. Interval sampel biasanya<br />

dilambangkan dengan huruf k.


‣ Interval sampel atau juga disebut sampling rasio<br />

diperoleh dengan cara membagi ukuran populasi<br />

dengan ukuran sampel yang dikehendaki (N/n).<br />

‣ Misalnya, dari populasi (N) berukuran 500 kita akan<br />

mengambil sampel (n) berkuran 50, maka interval<br />

samplingnya adalah 500/50=10 atau k =10. Andaikan<br />

yang terpilih sebagai unsur sampling pertama adalah<br />

satuan elementer yang bernomor s, maka penentuan<br />

unsur-unsur sampel berikutnya adalah:<br />

Unsur pertama = s<br />

Unsur kedua = s + k<br />

Unsur ketiga = s + 2k<br />

Unsur keempat = s + 3k, dan seterusnya hingga<br />

unsur ke-n.


‣ Teknik Sampling Random Berstrata<br />

(Stratified Random Sampling)<br />

Teknik sampling ini digunakan apabila<br />

populasinya tidak homogen (heterogen).<br />

Makin heterogen suatu populasi, makin<br />

besar pula perbedaan sifat-sifat antara<br />

lapisan tersebut.


‣ Untuk dapat menggambarkan secara tepat<br />

tentang sifat-sifat populasi yang<br />

heterogen, maka populasi yang<br />

bersangkutan harus dibagi-bagi kedalam<br />

lapisan-lapisan (strata) yang seragam atau<br />

homogen, dan dari setiap strata dapat<br />

diambil sampel secara random (acak).


MISAL<br />

‣ Kita hendak mengetahui sikap masyarakat<br />

terhadap kepala desanya.<br />

‣ Desa A tsb. Diteliti dengan unit analisisnya<br />

kepala keluarga.<br />

‣ Peneliti menentukan dasar stratanya adalah<br />

jenis pekerjaan.<br />

‣ Diperoleh data monografi sbb:<br />

‣ Petani = 275<br />

‣ Buruh = 54<br />

‣ Pedagang/buruh/swasta = 76<br />

‣ Pegawai negeri = 25<br />

‣ Lain-lain= 30


Kemudian<br />

‣ Jumlah populasi = 275+54+76+25+30= 460 kk<br />

‣ Jika peneliti menentukan besarnya sampel 60<br />

kk,maka besarnya sampel untuk masing-masing<br />

kk sbb:<br />

‣ Petani = 275/460x60= 36<br />

‣ Buruh = 54/460x60=7<br />

‣ Pedagang/buruh/swasta = 76/460x60=10<br />

‣ Pegawai negeri = 25/460x60=3<br />

‣ Lain-lain= 30/460x60=4


‣ Selanjutnya peneliti dapat menggunakan<br />

sampel secara random pada setiap sub<br />

populasi berdasarkan jenis pekerjaan,<br />

dengan terlebih dahulu menyusun<br />

sampling frame untuk setiap jenis<br />

pekerjaan.


‣ Teknik Sampling Random Klaster (Cluster<br />

Random Sampling)<br />

Teknik ini digunakan apabila ukuran populasinya<br />

tidak diketahui dengan pasti, sehingga tidak<br />

memungkinkan untuk dibuatkan kerangka<br />

samplingnya, dan keberadaannya tersebar<br />

secara geografis atau terhimpun dalam klasterklaster<br />

yang berbeda-beda. Misalnya, populasi<br />

sebuah penelitian kita adalah seluruh murid<br />

Sekolah Dasar (SD) yang ada di Wilayah Kab.<br />

Banyumas


‣ Maka kelompok siswa SD itu kita buat<br />

berdasarkan nama sekolahnya. Kelompok anak<br />

SD itu disebut klaster.<br />

‣ Klaster dapat berupa sekolah, kelas, kecamatan,<br />

desa, kelurahan, RW, RT, dan sebagainya.<br />

‣ Apabila klaster itu bersifat wilayah geografis<br />

yang kecil, maka pengambilan sampelnya dapat<br />

dilakukan satu tahap (simple cluster sampling).<br />

Misalnya, wilayah penelitian kita ada di<br />

Kelurahan Gunung Merapi, yang terdiri dari 10<br />

RW, maka kita dapat memilih beberapa RW<br />

secara random untuk dijadikan wilayah<br />

penelitian dengan konsekuensi seluruh<br />

penduduk sasaran di RW itu harus dijadikan<br />

sampel (responden).


‣ Akan tetapi jika klasternya besar atau<br />

wilayah geografisnya besar, maka<br />

pengambilan sampel tidak cukup hanya<br />

satu tahap, melainkan harus beberapa<br />

tahap. Dalam keadaan yang demikian<br />

gunakanlah teknik sampling klaster<br />

banyak tahap (multistage cluster<br />

sampling).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!