10.06.2015 Views

Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata ...

Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata ...

Perilaku Coping Mahasiswa dalam Mengatasi Stres Mengikuti Mata ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TOPIK UTAMA<br />

<strong>Perilaku</strong> <strong>Coping</strong> <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> <strong>Mengatasi</strong> <strong>Stres</strong><br />

<strong>Mengikuti</strong> <strong>Mata</strong> Kuliah MPK Kuantitatif<br />

Tri Nugroho Adi<br />

Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNSOED<br />

Abstrak<br />

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai perilaku coping mahasiswa <strong>dalam</strong><br />

mengatasi stres yang dialami mahasiswa <strong>dalam</strong> mengikuti kuliah MPK Kuantitatif. Penelitian<br />

berbentuk kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 65 responden secara ’Cluster<br />

Sampling’ . Penelitian menunjukkan lima sumber stres utama mahasiswa ketika menghadapi<br />

kuliah MPK Kuantitatif yaitu yang bersifat internal: banyaknya tugas yang harus dikerjakan<br />

(15,3%); deadline pengumpulan tugas yang sangat singkat (12,3%); kesulitan <strong>dalam</strong> menemukan<br />

dan menerapkan teori <strong>dalam</strong> penelitian (10,7%) ; materi ajar yang sulit dimengerti (9,2%).<br />

Sedangkan sumber stres eksternal adalah jumlah mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang<br />

terlampau besar (12,3%.) Berkenaan dengan itu, responden tidak hanya menggunakan satu jenis<br />

perilaku coping <strong>dalam</strong> mengatasi stres, secara berturutan menurut skor rerata <strong>dalam</strong> skala 5 adalah<br />

Problem Focused <strong>Coping</strong>(3,56) disusul oleh Emotion Focused <strong>Coping</strong>(3,33) dan terakhir adalah<br />

Maladaptif <strong>Coping</strong>(2,86).<br />

Kata Kunci: Problem Focused <strong>Coping</strong>, Emotion Focused <strong>Coping</strong>, Maladaptif <strong>Coping</strong><br />

Pendahuluan<br />

<strong>Stres</strong> merupakan hal yang wajar dan<br />

merupakan bagian dari kehidupan manusia.<br />

Kita memerlukan stres untuk mendorong<br />

berusaha lebih baik lagi. Namun stres yang<br />

berlebihan dapat menyebabkan terganggunya<br />

fungsi pribadi seseorang, hal ini disebabkan<br />

daya tahan stres yang berbeda-beda pada setiap<br />

orang. Salah satu fenomena stres yang sering<br />

terjadi adalah stres yang dialami mahasiswa<br />

ketika mengikuti suatu mata kuliah.<br />

Fenomena stres ketika mahasiswa<br />

menempuh mata kuliah misalnya terjadi <strong>dalam</strong><br />

mata kuliah MPK Kuantitatif yang ditawarkan<br />

di semester empat Jurusan Ilmu Komunikasi.<br />

Menurut pengakuan beberapa mahasiswa yang<br />

mengikuti mata kuliah ini, sumber stres<br />

tersebut bermacam-macam, ada yang<br />

mengalami stres karena merasa tugas-tugas<br />

yang diberikan menuntut dateline yang ketat.<br />

Selain karena stres <strong>dalam</strong> kaitannya dengan<br />

waktu pengumpulan tugas-tugas yang pendek,<br />

mahasiswa juga merasakan beratnya mengikuti<br />

MPK Kuantitatif karena sebagian dari mereka<br />

belum terbiasa membuat tulisan ilmiah . <strong>Stres</strong><br />

mahasiswa juga diperberat karena hal-hal<br />

yang subjektif misalnya, karena adanya<br />

persepsi bahwa dosen pengampu mata kuliah


<strong>Perilaku</strong> <strong>Coping</strong> <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> <strong>Mengatasi</strong> <strong>Stres</strong><br />

<strong>Mengikuti</strong> <strong>Mata</strong> Kuliah MPK Kuantitatif<br />

ini dikenal sebagai dosen yang ”sulit”. <strong>Stres</strong><br />

<strong>dalam</strong> mata kuliah ini juga diperparah karena<br />

ada juga mahasiswa yang merasa ”takut”<br />

berkonsultasi dengan dosen. Ketika mahasiswa<br />

sudah sampai pada penggarapan tema<br />

proposal, stres tak juga surut karena rupanya<br />

sebagian di antara mereka mengaku ketika<br />

memilih judul asal memilih dan kebetulan<br />

judul itu di-acc sementara dia sesungguhnya<br />

kurang begitu menguasai topik yang disetujui<br />

itu.<br />

Menurut Rathus dan Nevid (<strong>dalam</strong><br />

Januarti, 2009) stres adalah suatu kondisi yang<br />

menunjukkan adanya tekanan fisik dan psikis<br />

akibat tuntutan <strong>dalam</strong> diri dan lingkungan.<br />

Seseorang dapat dikatakan mengalami stres<br />

ketika seseorang mengalami suatu kondisi<br />

adanya tekanan <strong>dalam</strong> diri akibat tuntutan yang<br />

berasal dari <strong>dalam</strong> diri dan lingkungan.<br />

Menurut Atwater (1983) stres merupakan suatu<br />

tuntutan yang memerlukan respon adaptif.<br />

Hal-hal yang dilakukan individu untuk<br />

mengatasi keadaan atau situasi yang tidak<br />

menyenangkan, menantang, menekan ataupun<br />

mengancam disebut sebagai coping (Lazarus,<br />

1976). Menurut Sarafino (1990) individu<br />

melakukan perilaku coping sebagai usaha<br />

untuk menetralisir atau mengurangi stres.<br />

Sebagai sebuah studi awal (pilot<br />

project), penelitian ini bertujuan untuk melihat<br />

gambaran sumber-sumber stres yang terjadi<br />

para mahasiswa ketika mengikuti mata kuliah<br />

MPK Kuantitatif dan melihat bagaimana<br />

perilaku coping mahasiswa <strong>dalam</strong> mengatasi<br />

stres dikarenakan hal tersebut.<br />

Rumusan Masalah<br />

Masalah pokok yang akan dikaji <strong>dalam</strong><br />

penelitian ini adalah :<br />

1. Hal-hal spesifik apakah yang menjadi<br />

sumber stres <strong>dalam</strong> mengikuti mata kuliah<br />

MPK Kuantitatif ?<br />

2. Jenis dan bentuk strategi coping yang<br />

seperti apakah yang digunakan mahasiswa<br />

<strong>dalam</strong> mengatasi stres mengikuti kuliah<br />

MPK Kuantitatif?<br />

Tujuan Penelitian<br />

Tujuan pokok penelitian ini adalah :<br />

1. Untuk mengidentifikasi hal-hal spesifik<br />

yang menjadi sumber stres <strong>dalam</strong><br />

mengikuti mata kuliah MPK Kuantitatif<br />

2. Untuk mengetahui jenis dan bentuk strategi<br />

coping yang digunakan mahasiswa <strong>dalam</strong><br />

mengatasi stres mengikuti kuliah MPK<br />

Kuantitatif<br />

<strong>Stres</strong> <strong>dalam</strong> Belajar<br />

<strong>Stres</strong> adalah konflik, tekanan eksternal<br />

( tuntutan yang datang dari lingkungan fisik<br />

dan sosial) dan tekanan internal ( tuntutan yang<br />

datang dari <strong>dalam</strong> diri), serta kondisi bermasalah<br />

lainnya <strong>dalam</strong> kehidupan ( Haber dan Runyon,<br />

1984).<br />

Studi tentang stres <strong>dalam</strong> belajar khususnya<br />

yang dialami oleh mahasiswa dan<br />

memiliki kemiripan dengan penelian ini adalah<br />

penelitian yang dilakukan oleh Gunawati dkk<br />

(2006, <strong>dalam</strong> Januarti 2009) terhadap mahasiswa<br />

Program Studi Psikologi Universitas<br />

Diponegoro. Penelitian ini menemukan, maha-<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010<br />

siswa Program Studi Psikologi yang sedang<br />

menulis skripsi sering mengalami masalah<br />

kecemasan <strong>dalam</strong> menghadapi dosen pembimbing<br />

skripsi. Kecemasan <strong>dalam</strong> menghadapi<br />

dosen pembimbing skripsi ditunjukkan mahasiswa<br />

<strong>dalam</strong> perilaku menghindar untuk bertemu<br />

dengan dosen pembimbing skripsi.<br />

Peneliti juga menemukan adanya perilaku mahasiswa<br />

yang sedang menulis skripsi di Program<br />

Studi Psikologi Universitas Diponegoro<br />

<strong>dalam</strong> keseharian menunjukkan adanya gejala<br />

stres. Gejala yang banyak ditunjukkan oleh<br />

mahasiswa antara lain gangguan tidur seperti<br />

kesulitan tidur, sering terlihat cemas, mudah<br />

marah, dan ada beberapa mahasiswa yang<br />

menunjukkan gejala gangguan daya ingat yang<br />

ditunjukkan dengan seringnya mahasiswa lupa<br />

pada janji bimbingan dengan dosen pembimbing<br />

skripsi.<br />

Sementara itu, penelitian Mujiyah dkk<br />

(2001, <strong>dalam</strong> Januarti 2009) menemukan adanya<br />

kendala-kendala yang biasa dihadapai mahasiswa<br />

<strong>dalam</strong> menulis tugas akhir skripsi yakni<br />

kendala internal yang meliputi malas sebesar<br />

(40%), motivasi rendah sebesar (26,7%),<br />

takut bertemu dosen pembimbing sebesar<br />

(6,7%), sulit menyesuaikan diri dengan dosen<br />

pembimbing skripsi sebesar (6,7%). Kendala<br />

eksternal yang berasal dari dosen pembimbing<br />

skripsi meliputi sulit ditemui sebesar (36,7%),<br />

minimnya waktu bimbingan sebesar (23,3%),<br />

kurang koordinasi dan kesamaan persepsi antara<br />

pembimbing 1 dan pembimbing 2 sebesar<br />

(23,3%), kurang jelas memberi bimbingan<br />

sebesar (26,7%), dan dosen terlalu sibuk sebesar<br />

(13,3%). Kendala buku–buku sumber meliputi<br />

kurangnya buku–buku referensi yang<br />

fokus terhadap permasalahan penelitian sebesar<br />

(53,3%), referensi yang ada merupakan buku<br />

edisi lama sebesar (6,7%). Kendala fasilitas<br />

penunjang meliputi terbatasnya dana dengan<br />

materi skripsi, kendala penentuan judul atau<br />

permasalahan yang ada sebesar (13,3%),<br />

bingung <strong>dalam</strong> mengembangkan teori sebesar<br />

(3,3%). Kendala metodologi meliputi kurangnya<br />

pengetahuan penulis tentang metodologi<br />

sebesar (10%), kesulitan mencari dosen<br />

ahli <strong>dalam</strong> bidang penelitian berkaitan dengan<br />

metode penelitian dan analisis validitas instrumen<br />

tertentu sebesar (6,7%).<br />

Penelitian yang menjadi rujukan di atas<br />

lebih mengkhususkan pada mahasiswa yang<br />

sedang menulis skripsi, meski tidak sama persis,<br />

namun ada kesamaan sifat dari subjek yang<br />

diteliti tersebut dengan subjek penelitian yang<br />

akan dilakukan ini yakni mahasiswa memiliki<br />

beban psikologis untuk bisa menghasilkan sebuah<br />

karya ilmiah. Bedanya, <strong>dalam</strong> penelitian<br />

Gunawati dan Mujiyah, stres yang dialami mahasiswa<br />

berkaitan dengan tugas penyelesaian<br />

skripsi sedangkan penelitian ini, stres yang terjadi<br />

pada mahasiswa disebabkan oleh tugas<br />

akhir mata kuliah MPK Kuantitatif yaitu membuat<br />

usul penelitian yang sebenarnya juga<br />

merupakan proses menuju penyelesaian tugas<br />

akhir atau penulisan skripsi.<br />

<strong>Perilaku</strong> <strong>Coping</strong><br />

3


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

Di <strong>dalam</strong> kehidupan sehari-hari<br />

seseorang mempunyai keinginan-keinginan<br />

baik yang bersifat fisik maupun psikis yang<br />

tentunya membutuhkan sesuatu pemenuhan.<br />

Usaha individu untuk memenuhi kebutuhannya<br />

tidak selamanya berjalan sebagaimana mestinya.<br />

Hal ini bergantung pada ketrampilan<br />

individu <strong>dalam</strong> mengelola keinginan-keinginan<br />

<strong>dalam</strong> dirinya. Dalam psikologi kemampuan<br />

mengelola tersebut dikenal dengan proses<br />

coping.<br />

Menurut Lazarus (<strong>dalam</strong><br />

Nindhayati,2008) coping mempunyai dua<br />

konotasi, yaitu menunjukkan suatu cara<br />

menghadapi tekanan dan menunjukkan suatu<br />

cara untuk mengatasi kondisi yang<br />

menyakitkan, mengancam atau menantang<br />

ketika respon yang otomatis. <strong>Coping</strong><br />

menunjukkan usaha dan perilaku yang<br />

dilakukan oleh individu tersebut. Usaha untuk<br />

mengatur tuntutan tersebut meliputi usaha<br />

untuk menurunkan, meminimalisasi dan juga<br />

menahan. <strong>Perilaku</strong> coping juga melibatkan<br />

kemampuan khas manusia seperti pikiran,<br />

perasaan, pemrosesan informasi, belajar dan<br />

mengingat. Implikasi proses coping tidak<br />

terjadi begitu saja, tetapi juga melibatkan<br />

pengalaman atau proses berpikir seseorang.<br />

Lazarus dan Folkman (<strong>dalam</strong><br />

Nindhayati,2008) membagi coping menjadi<br />

dua macam, yaitu : Problem focused coping,<br />

yaitu perilaku coping yang digunakan untuk<br />

mengurangi stresor, individu akan mengatasi<br />

dengan mempelajari cara-cara atau<br />

keterampilan yang baru. Individu akan<br />

cenderung menggunakan strategi ini bila<br />

dirinya yakin akan dapat mengubah situasi.<br />

Atkinson (<strong>dalam</strong> Nindhayati,2008)<br />

mengemukakan bahwa individu bisa disebut<br />

melakukan strategi coping yang berpusat pada<br />

masalah atau problem focused coping apabila<br />

individu tersebut melakukan tindakan antara<br />

lain: menentukan masalah, menciptakan<br />

pemecahan alternatif, menimbang-nimbang<br />

alternatif berkaitan dengan biaya dan manfaat,<br />

memilih salah satu dari alternatif pilihan<br />

mengimplementasikan alternatif yang dipilih.<br />

Problem focused coping juga dapat diarahkan<br />

ke <strong>dalam</strong>, yaitu orang dapat mengubah sesuatu<br />

pada dirinya sendiri dan bukan mengubah<br />

lingkungannya. Tindakan lain adalah<br />

mengubah tingkat aspirasi, menemukan<br />

pemuasan alternatif dan memelajari<br />

keterampilan baru.<br />

Emotion focused coping, yaitu perilaku<br />

coping yang digunakan untuk mengatur respon<br />

emosional terhadap stres bila individu tidak<br />

mampu mengubah kondisi yang stresful,<br />

individu akan cenderung untuk mengatur<br />

emosinya. Moss (<strong>dalam</strong> Nindhayati,2008)<br />

menambahkan bahwa orang yang<br />

menggunakan coping ini biasanya mencegah<br />

emosi negatif yang menguasai dirinya.<br />

Adwin dan Revenson (<strong>dalam</strong><br />

Nindhayati,2008) mengungkapkan bahwa<br />

tingkah laku coping yang berorientasi pada<br />

masalah (problem focused coping) meliputi:<br />

Kehati-hatian, yaitu individu memikirkan dan<br />

mempertimbangkan secara matang beberapa<br />

alternatif pemecahan masalah yang mungkin<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

dilakukan, meminta pendapat dan pandangan<br />

dari orang lain tentang masalah yang<br />

dihadapinya. Tindakan instrumental, yaitu<br />

tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan<br />

masalah secara langsung serta menyusun<br />

rencana-rencana apa yang akan dilakukan.<br />

Negosiasi, yaitu usaha yang ditujukan kepada<br />

orang lain yang terlibat atau yang menjadi<br />

penyebab masalah yang sedang dihadapinya<br />

untuk serta memikirkan atau menyelesaikan<br />

masalah.<br />

Tingkah laku coping yang berorientasi<br />

pada emosi (emotion focused coping),<br />

meliputi: Pelarian dari masalah, yaitu individu<br />

menghindari masalah dengan cara berkhayal<br />

atau membayangkan seandainya dia berada<br />

pada situasi yang menyenangkan. Pengurangan<br />

beban masalah, yaitu usaha untuk menolak,<br />

merenungkan suatu masalah dan bertindak<br />

seolah tidak terjadi apa-apa. Menyalahkan diri<br />

sendiri, yaitu suatu tindakan pasif yang<br />

berlangsung <strong>dalam</strong> batin, individu cenderung<br />

untuk menyalahkan dan menghukum diri<br />

sendiri serta menyesal dengan apa yang telah<br />

terjadi. Pencarian arti, yaitu usaha untuk<br />

menemukan kepercayaan baru atau sesuatu<br />

yang penting dari kehidupan.<br />

Sementara itu coping yang tergolong<br />

Maladaptif <strong>Coping</strong> mencirikan individu yang<br />

memusatkan diri pada pengalaman yang<br />

menekan atau pada kekecawaanya;<br />

mencurahkan emosi pada taraf tertentu dapat<br />

mengurangi tekanan yang dirasakan individu,<br />

namun jika dilakukan berlebihan, dimana<br />

individu terlalu berlarut-larut terhadap distres<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010<br />

dapat memperparah stres itu sendiri.<br />

Karakteristik lain <strong>dalam</strong> coping jenis ini adalah<br />

individu mengurangi usahanya <strong>dalam</strong><br />

mengatasi stresor, bahkan menyerah. Individu<br />

mengalihkan perhatiannya dari masalah atau<br />

stresor termasuk hal-hal yang berkaitan dengan<br />

masalah stresor. Bentuk perilaku mental<br />

disengangement, diantaranya adalah melamun<br />

atau berkhayal, tidur atau terpaku menonton<br />

TV sebagai cara melarikan diri dari masalah.<br />

Dan pada titik ekstrim maladaptif coping<br />

Individu lalu berusaha mengalihkan perhatian<br />

dengan menggunakan obat-obatan terlarang<br />

dan sejenisnya.<br />

Metode Penelitian<br />

Penelitian ini adalah penelitian<br />

kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif.<br />

Teknik pengumpulan data yang digunakan<br />

adalah teknik survey, di mana penelitian<br />

mengambil sejumlah sampel dari populasi.<br />

Penelitian deskriptif ini melibatkan 65<br />

mahasiswa responden (pria dan wanita) yang<br />

saat penelitian ini berlangsung sedang<br />

menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif.<br />

Pengumpulan data dilakukan dengan<br />

menggunakan kuesioer yang meliputi dua<br />

bagian: (1)Data kontrol : berupa pertanyaan<br />

mengenai identitas responden meliputi jenis<br />

kelamin, tahun angkatan.(2) Kuesioner sumber<br />

stres: pada kuesioner ini subjek diminta<br />

memberikan jawaban mengenai hal-hal apakah<br />

yang menjadi penyebab stres <strong>dalam</strong> mengikuti<br />

mata kuliah MPK Kuantitatif. Urutan jawaban<br />

responden tentang sumber stres <strong>dalam</strong> konteks<br />

5


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

ini menjadi ukuran prioritas sumber stres<br />

utama <strong>dalam</strong> mengikuti kuliah MPK<br />

Kuantitatif. Kuesioner <strong>Perilaku</strong> <strong>Coping</strong> : alat<br />

ini merupakan adaptasi dari Ways of <strong>Coping</strong><br />

Quistionaire yang dikembangkan oleh Lazarus<br />

dan Folkman (1985).<br />

Penelitian deskriptif ini diikuti oleh 65<br />

mahasiswa responden (pria dan wanita) yang<br />

sedang menempuh mata kuliah MPK<br />

Kuantitatif. Besar sampel 65 orang ini<br />

dipertimbangkan cukup karena jumlah<br />

minimum sampel yang memadai apabila<br />

hendak dilakukan analisis statistik adalah 30<br />

orang (Slamet, 2006). Teknik pengambilan<br />

sampel dilakukan dengan Cluster Sampling<br />

karena peserta mahasiswa yang menempuh<br />

mata kuliah MPK Kuantitatif terdiri dari<br />

angkatan 2006, 2007 dan 2008. Dengan<br />

ditentukan jumlah sampel 65 orang, maka<br />

secara proposional setelah memperhitungkan<br />

jumlah masing-masing peserta tiap angkatan<br />

dengan total 207 mahasiswa, untuk angkatan<br />

2006 dipilih 10 orang mahasiswa/i, angkatan<br />

2007 sebanyak 25 mahasiswa dan 2008<br />

sebanyak 30 mahasiswa/i<br />

Proses face validity dilakukan dengan<br />

bantuan expert judgment dengan tujuan untuk<br />

menyempurnakan kuesioner. Mekanismenya<br />

dengan mendiskusikan kuesioner perilaku<br />

coping kepada rekan sejawat yang memiliki<br />

dasar keilmuwan psikologi untuk memperoleh<br />

masukan sehubungan dengan kejelasan bahasa<br />

dari pernyataan-pernyataan yang dipakai<br />

<strong>dalam</strong> kuesioner dan melihat kesesuaian antara<br />

pernyataan dengan tujuan penelitian. Face<br />

validity merupakan cara uji validitas untuk<br />

melihat apakah suatu alat ukur tersebut benarbenar<br />

mengukur konstruk yang ingin diukur<br />

(Anastasia &Urbina, 1997).<br />

Teknik Pengolahan Data meliputi (1)<br />

Teknik pengolahan data kontrol. Gambaran<br />

umum subjek yang menjadi responden <strong>dalam</strong><br />

penelitian ini didapatkan melalui teknik data<br />

kontrol dengan rumus prosentase :<br />

% = f x 100 %<br />

N<br />

%=prosentase<br />

f= frekuensi<br />

N= jumlah subjek penelitian<br />

(2)Teknik pengolahan kuesioner sumber stres.<br />

Untuk melihat peringkat sumber stres yang<br />

dirasakan oleh para mahasiswa <strong>dalam</strong><br />

mengikuti mata kuliah MPK Kuantitatif<br />

dilakukan dengan cara: (a.) Identifikasi<br />

sumber stres pokok yang dinyatakan oleh<br />

responden (b.) Dari sumber stres pokok<br />

tersebut kemudian dihitung persentase masingmasing<br />

jenis stres yang dilaporkan responden.<br />

(C). Mengurutkan sumber stres berdasarkan<br />

persentase yang terbesar sampai yang terkecil.<br />

Untuk melihat gambaran profil perilaku<br />

mengatasi stres (coping) yang ditampilkan<br />

pada tiap sumber stres dilakukan dengan cara:<br />

((a)Menghitung frekuensi tiap perilaku coping<br />

yang dipilih oleh seluruh subjek yang<br />

menyatakan bahwa masalah merupakan<br />

sumber stres baginya.(b)Mencari persentase<br />

tiap perilaku coping tersebut.(c)Mencari ratarata<br />

persentase pada setiap dimensi perilaku<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

coping.(d)Mencari rata-rata persentase pada<br />

setiap jenis perilaku coping.<br />

Hasil Penelitian<br />

` Berikut akan dipaparkan beberapa<br />

karakteristik responden yang relevan dengan<br />

pertimbangan teoritis <strong>dalam</strong> penelitian<br />

ini.Responden yang terpilih berjumlah 65<br />

orang yang merupakan mahasiswa Jurusan<br />

Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed yang sedang<br />

menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif.<br />

1. Karakteristik Responden Berdasarkan<br />

Jenis Kelamin<br />

Berdasarkan jenis kelamin, responden dapat<br />

dikelompokkan sebagai berikut :<br />

Tabel 1.<br />

Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin<br />

Jenis Kelamin Jumlah %<br />

Laki-laki 22 33,84<br />

Perempuan 43 66,16<br />

Total 65 100<br />

Sumber data: primer<br />

2. Karakteristik Responden Berdasarkan<br />

Tahun Angkatan<br />

Berdasarkan tahun angkatannya, responden<br />

dapat dikelompokkan sebagai berikut:<br />

Tabel 2.<br />

Karekteristik Responden Berdasarkan Tahun Angkatan<br />

Tahun Jumlah %<br />

Angkatan<br />

2006 10 15,4<br />

2007 25 38,4<br />

2008 30 46,2<br />

Total 65 100<br />

3. Identifikasi Sumber <strong>Stres</strong> Dalam Belajar<br />

MPK Kuantitatif<br />

SUMBER STRES<br />

Tugasnya terlalu<br />

banyak<br />

Terlalu banyak<br />

mahasiwa <strong>dalam</strong> kelas<br />

perkuliahan<br />

Deadline tugas yang<br />

singkat<br />

Sumber data: primer<br />

Tabel 3.<br />

Identifikasi Sumber <strong>Stres</strong><br />

Laki<br />

Laki<br />

Pere<br />

mpu<br />

an<br />

Jum<br />

lah<br />

%<br />

1 9 10 15,3<br />

2 6 8 12,3<br />

3 5 8 12,3<br />

Kesulitan <strong>dalam</strong> 2 5 7 10,7<br />

menemukan/<br />

memahami teori<br />

Materi ajar sulit 5 1 6 9,2<br />

dimengerti<br />

Tidak menyukai 1 3 4 6,1<br />

angka-angka<br />

Penyampaian materi 2 1 3 4,6<br />

(metode<br />

pembelajaran )yang<br />

kurang jelas<br />

Kesulitan <strong>dalam</strong> 1 2 3 4,6<br />

mengerjakan tugas<br />

Kesulitan memahami<br />

3 3 4,6<br />

materi<br />

Persepsi yang negatif 1 2 3 4,6<br />

terhadap mata kuliah<br />

MPK<br />

Tidak menguasai 2 1 3 4,6<br />

statistik<br />

Tidak terbiasa<br />

1 1 2 3,0<br />

menulis ilmiah<br />

Materi yang harus<br />

1 1 1,5<br />

dipelajari banyak<br />

Kuliah MPK Kuan 1 1 1,5<br />

menegangkan<br />

Sulit mencari contoh<br />

1 1 1,5<br />

penelitian<br />

Fasilitas belajar<br />

1 1 1,5<br />

(komputer ) yang<br />

dimiliki terbatas<br />

Kesulitan membagi<br />

1 1 1,5<br />

waktu<br />

JUMLAH 22 43 65 100<br />

Sumber data: primer<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010<br />

7


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

Tabel 3 di atas menggambarkan adanya 5<br />

(lima ) sumber stress utama yang dialami<br />

mahasiswa <strong>dalam</strong> mengikuti kuliah MPK<br />

Kuantitatif yakni : Terlalu banyak tugas (15,3<br />

%); Kelas/jumlah mahasiswa yang mengambil<br />

mata kuliah yang terlampau besar (12,3%);<br />

Deadline tugas yang sangat singkat ( 12,3%);<br />

Kesulitan <strong>dalam</strong> menemukan dan menerapkan<br />

teori <strong>dalam</strong> penelitian ( 10,7 %); Materi ajar<br />

yang sulit dimengerti (9,2%).<br />

Menarik mencermati data di atas bahwa<br />

ternyata faktor fisik/ kelas di mana jumlah<br />

mahasiswa yang sangat besar <strong>dalam</strong> kelas<br />

memberi andil cukup besar dengan menempati<br />

urutan kedua utama sumber stress <strong>dalam</strong><br />

menempuh mata kuliah MPK Kuantitatif.<br />

Sementara keempat sumber stress lainnya<br />

berkaitan dengan faktor mahasiswa pelaku<br />

belajar maupun faktor bahan ajarnya itu<br />

sendiri. Dari keempat sumber stress non fisik<br />

ini kelihatan bahwa faktor “tugas yang<br />

terlampau banyak” menjadi sumber stress yang<br />

paling utama, menyusul kemudian faktor<br />

“deadline <strong>dalam</strong> penyelesaian tugas”, dan yang<br />

berikutnya adalah faktor “kesulitan <strong>dalam</strong><br />

menemukan teori atau menerapkan teori yang<br />

relevan”. Sementara “materi ajar yang sulit<br />

dimengerti” menjadi sumber stress yang<br />

menempati uruan terakhir dari lima sumber<br />

stress utama.<br />

4. Penghitungan Rata-rata untuk Masingmasing<br />

Kategori <strong>Perilaku</strong> <strong>Coping</strong><br />

Berikut ini adalah hasil penghitungan rata-rata<br />

untuk masing masing kategori perilaku coping.<br />

N<br />

Mean<br />

Tabel 4<br />

Rata-Rata Skor Untuk Masing-Masing Kategori<br />

<strong>Perilaku</strong> Koping<br />

Std. Error of Mean<br />

Median<br />

Mode<br />

Std. Deviation<br />

Skewness<br />

Valid<br />

Missing<br />

Std. Error of Skewness<br />

Minimum<br />

Maximum<br />

Sum<br />

Statistics<br />

Sumber: data primer diolah<br />

PFC EFC MC<br />

65 65 65<br />

0 0 0<br />

3,5621 3,3346 2,8615<br />

,06231 ,06034 ,08278<br />

3,5385 3,3333 2,7500<br />

3,23 3,42 2,50<br />

,50238 ,48647 ,66736<br />

,307 ,275 ,118<br />

,297 ,297 ,297<br />

2,54 2,08 1,25<br />

4,92 4,42 4,50<br />

231,54 216,75 186,00<br />

Berdasarkan penghitungan rata-rata skor<br />

untuk masing-masing perilaku coping tampak<br />

bahwa secara keseluruhan model perilaku<br />

coping yang berfokus pada masalah memang<br />

cenderung dominan dengan angka 3,56<br />

sementara perilaku koping emosional<br />

menempati posisi kedua dengan total 3,33 dan<br />

perilaku coping yang mal adaptif tidak terlalu<br />

menonjol dengan nilai rerata 2,86 pada skala 5.<br />

Melalui tabel 3 kita bisa melihat bahwa<br />

secara umum mata kuliah MPK Kuantitatif<br />

memang dipersepsi sebagai mata kuliah yang<br />

mengakibatkan stress. Terdapat dua faktor<br />

utama yang menyebabkan stres itu terjadi.<br />

Pertama faktor sifat dari matakuliah baik dari<br />

segi materi ajar maupun model pembelajaran<br />

yang diterapkan. Kedua faktor lingkungan fisik<br />

kelas tempat kegiatan belajar ini berlangsung.<br />

Kita bahas faktor yang pertama dulu.<br />

Mengapa mata kuliah MPK Kuantitatif ini bisa<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

dipersepsi “menegangkan” salah satu sebabnya<br />

karena mata kuliah ini menjadi salah satu<br />

prasarat <strong>dalam</strong> menempuh tahap penulisan<br />

skripsi. Apabila mata kuliah ini gagal maka<br />

kesempatan untuk bisa memulai memproses<br />

penulisan skripsi juga akan tertunda.<br />

Sementara kalau dilihat dari pengakuan<br />

responden yang secara mayoritas<br />

menempatkan faktor jumlah tugas yang banyak<br />

sebagai sumber stress yang utama itu<br />

disebabkan karena model pembelajaran yang<br />

diterapkan menuntut pembuatan tugas bagi<br />

mahasiswa setiap mingggunya. Model<br />

pembelajaran yang menuntut pembuatan tugas<br />

ini kemudian dikenal sebagai model<br />

pembelajaran dengan penugasan berkelanjutan.<br />

Tugas didesain untuk memberi kesempatan<br />

mahasiswa berlatih dan menemukan sendiri<br />

pengalaman pembelajaran <strong>dalam</strong> research.<br />

Tugas yang diberikan pada minggu pertama<br />

sampai dengan minggu ketiga sesungguhnya<br />

merupakan langkah-langkah yang harus dilatih<br />

ketika mahasiswa nantinya hendak menulis<br />

bab 1 yang berisi latar belakang masalah<br />

penelitian, rumusan masalah dan penentuan<br />

tujuan dan manfaat penelitian. Sedangkan<br />

tugas minggu keempat sampai dengan minggu<br />

ke 6 fokusnya adalah pada eksplorasi teori dan<br />

desain penelitian yang hendak dipilih. Tugas<br />

minggu ketujuh sampai ke 9 sudah bergerak<br />

pada latihan konstruksi alat ukur dan uji alat<br />

ukur. Dan tugas pada minggu ke 10 sampai<br />

dengan minggu ke dua belas mahasiswa dilatih<br />

untuk melakukan uji instrumen penelitian<br />

sekaligus sesungguhnya mempraktekkan<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010<br />

proses pengumpulan data dan analisis<br />

statistiknya meskipun sampel yang dipakai<br />

masih <strong>dalam</strong> skala kecil.<br />

Demikian desain penerapan tugas<br />

berkelanjutan ini dijalankan <strong>dalam</strong> proses<br />

pembelajaran mata kuliah MPK Kuantitatif –<br />

yang kemudian dipersepsi sebagai tugas yang<br />

banyak dan dateline penyerahan tugas yang<br />

memang relatif singkat yakni hanya satu<br />

minggu untuk tiap penugasan.<br />

Sedangkan faktor fisik (eksternal)<br />

penyebab stress yakni jumlah mahasiswa yang<br />

mengikuti mata kuliah MPK kuantitatif ini<br />

sangat besar ( total mahasiswa yang terdaftar<br />

di mata kuliah ini adalah 207 ) dikarenakan<br />

mata kuliah ini tidak hanya diambil oleh<br />

angkatan 2008 di mana pada semester ini<br />

memang manjadi mata kuliah wajib yang<br />

ditawarkan di angkatan ini. <strong>Mahasiswa</strong><br />

angkatan 2007 dan 2006 yang mengambil mata<br />

kuliah ini adalah mereka yang mengulang<br />

karena tahun sebelumnya belum berhasil lulus,<br />

atau mereka yang mengulang karena ingin<br />

memperbaiki nilai. Dengan jumlah mahasiswa<br />

yang sangat besar dan tidak dipararel maka<br />

tidak heran kalau kondisi perkuliahan menjadi<br />

sangat tidak kondusif. Apalagi jadwal kuliah<br />

MPK Kuantitatif adalah pada siang hari pukul<br />

12.20 sampai dengan 14.50 WIB. Situasi inilah<br />

yang menjadi faktor penyebab stress <strong>dalam</strong><br />

belajar MPK Kuantitatif.<br />

Dilihat dari profil perilaku copingnya<br />

tampak bahwa responden tidak hanya<br />

menggunakan satu model perlilaku ketika<br />

mereka mencoba mengatasi stress belajar.<br />

9


PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

Namun prosentase yang menonjol (3,56 pada<br />

skala 5 )adalah pada model perilaku coping<br />

yang berpusat pada masalah. Karakter dari<br />

model perilaku ini mencerminkan bahwa<br />

sumber stres itu sesungguhnya bergantung<br />

pada pandangan dan interpretasi individu<br />

terhadap stresor (Feldman, 1989). Akan tetapi<br />

kalau dilihat dari rata-rata skor yang<br />

menunjukkan angka 3,33 pada skala 5 untuk<br />

kategori perilaku coping yang berfokus emosi<br />

sesungguhnya juga mencerminkan bahwa<br />

responden juga cenderung menganggap<br />

sumber stres adalah sesuatu yang tidak dapat<br />

diubah karena individu tidak memiliki sumber<br />

daya yang kuat (Folkman dan Lazarus <strong>dalam</strong><br />

Taylor, 1995). Dan untuk kategori perilaku<br />

coping yang mal adaptif juga relatif tinggi<br />

(skor 2,86) di mana perilaku individu<br />

cenderung bersifat menekan pada stresor<br />

semata atau memilih cara-cara pengingkaran<br />

pada persoalan sumber stres dan memilih jalan<br />

yang tidak tepat seperti mengkhayal, atau<br />

bahkan menyerah, hal ini menunjukkan bahwa<br />

responden cenderung menganggap sumber<br />

stres sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah<br />

dan merasa tidak berdaya untuk mengubahnya.<br />

Kesimpulan<br />

Ada 5 (lima) sumber stress utama yang<br />

dialami mahasiswa <strong>dalam</strong> mengikuti kuliah<br />

MPK Kuantitatif yakni : terlalu banyak tugas ;<br />

kelas/jumlah mahasiswa yang mengambil mata<br />

kuliah yang terlampau besar; deadline<br />

pengumpulan tugas yang sangat singkat;<br />

kesulitan <strong>dalam</strong> menemukan dan menerapkan<br />

teori <strong>dalam</strong> penelitian ; materi ajar yang sulit<br />

dimengerti. Responden tidak hanya<br />

menggunakan satu jenis perilaku coping<br />

namun prosentase terbesar adalah Problem<br />

Focused <strong>Coping</strong> disusul oleh Emotion<br />

Focused <strong>Coping</strong> dan terakhir adalah<br />

Maladaptif <strong>Coping</strong>.<br />

Berdasarkan temuan di atas maka upaya<br />

untuk mengkondusifkan proses belajar<br />

melalui : Pertama, berdasar data yang terkait<br />

dengan model perilaku coping yang berfokus<br />

pada masalah maka strategi untuk mengurangi<br />

stress adalah dengan memberi bekal soft skill<br />

yang kuat kepada mahasiswa sehingga mereka<br />

senantiasa memiliki persepsi yang positif<br />

kepada pengalaman pembelajaran meskipun<br />

mendapat tekanan yang berat di <strong>dalam</strong><br />

prosesnya. Kedua, hal-hal yang sifatnya di luar<br />

kuasa responden untuk mengubah dan itu<br />

menimbulkan stres seperti kondisi jumlah<br />

mahasiswa <strong>dalam</strong> kelas yang terlalu besar,<br />

maka mau tidak mau pengelola fakultas harus<br />

memikirkan hal ini dan berupaya untuk<br />

memfasilitasi kelas yang memungkinkan<br />

pararel sehingga tercipta jumlah ideal<br />

mahasiswa <strong>dalam</strong> tiap kelasnya. Apabila kedua<br />

hal tersebut tidak segera diatasi maka besar<br />

kemungkinan frustasi yang terjadi <strong>dalam</strong> kasus<br />

stres menghadapi mata kuliah MPK Kuantitatif<br />

ini cepat atau lambat akan menimbulkan polapola<br />

perilaku coping yang mal adaptif.<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010


Daftar Pustaka<br />

PERILAKU <strong>Perilaku</strong> COPING <strong>Coping</strong> MAHASISWA <strong>Mahasiswa</strong> <strong>dalam</strong> DALAM <strong>Mengatasi</strong> MENGATASI <strong>Stres</strong> STRES<br />

MENGIKUTI <strong>Mengikuti</strong> MATA <strong>Mata</strong> KULIAH Kuliah MPK Kuantitatif KUANTITATIF<br />

Anastasi,A. &Urbina, S. 1997. Psychologycal Testing (7ed) Prentice-Hall Inc<br />

Atwater, Estwood.1983. Psychology of Adjustment, Personal Growth in A Changing World (2ed).<br />

New Jersey: Prentice Hall,Inc.<br />

Feldmman,R.S. 1989. Adjustment : Applying Psychology in a Complex World. Mc. Graw Hill.<br />

Folkman, S. & Lazarus, R. S. 1985. ”If it changes it must be a process: Study of emotion and coping<br />

during three stages of a college examination”. Journal of Personality and Social Psychology,<br />

48, 150-170.<br />

Haber, Aubrey & Runyon, Richard P. 1984. Psychology of Adjustment. Homewood Illionis : The<br />

Dorsey Press.<br />

Januarti, Rozi. 2009.HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DOSEN PEMBIMBING<br />

DENGAN TINGKAT STRES DALAM MENULIS. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas<br />

Muhamadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan.<br />

Lazarus, Richard S. 1976. Patterns of Adjustment, (3ed). Japan : Mc Graw Hill, Kogakusha<br />

Comp.Ltd.<br />

Nindhayati, Cahya. 2008. PERILAKU COPING ANGGOTA SAMAPTA POLRI KETIKA<br />

MENGHADAPI KERUSUHAN MASSA. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas<br />

Muhamadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan.<br />

Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychology : Biopsychology Interactions (2ed). New York :<br />

John Willey & Sons.<br />

Slamet, Y. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta : Sebelas Maret University Press.<br />

Acta diurnA │Vol 6 No 2 │2010<br />

11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!