BAB II TINJAUAN PROYEK - USU Institutional Repository
BAB II TINJAUAN PROYEK - USU Institutional Repository
BAB II TINJAUAN PROYEK - USU Institutional Repository
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2.1. PENGERTIAN JUDUL<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
<strong>BAB</strong> <strong>II</strong><br />
<strong>TINJAUAN</strong> <strong>PROYEK</strong><br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Adapun judul pada kasus proyek ini adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre”.<br />
Secara etimologis pengertian dari adalah “Babussalam Langkat Islamic Centre”<br />
adalah sebagai berikut :<br />
a. Babussalam : Pintu Kesejahteraan<br />
b. Langkat : Kabupaten di Sumatera Utara<br />
c. Islamic Centre : Suatu wadah yang difungsikan untuk menjadi pusat dari<br />
penyebaran dan pembelajaran agama islam tersebut, yang pada akhirnya diharapkan<br />
dapat menjadi salah satu elemen pemersatu di dalam umat.<br />
Babussalam Langkat Islamic Centre adalah Kampung Babussalam/Bessilam yang berada di<br />
Kabupaten Langkat yang menjadi suatu pusat penyebaran dan pembelajaran agama islam<br />
yang memiliki nilai historis,menjadi suatu pemersatu di dalam umat islam.<br />
2.2. <strong>TINJAUAN</strong> UMUM<br />
2.2.1. Sejarah Babussalam<br />
Babussalam berada di daerah langkat Sumatera Utara. Daerah yang bernama<br />
"Babussalam" atau "Besilam" ini di bangun pada 12 Syawal 1300 H (1883 M) yang<br />
merupakan wakaf muridnya sendiri Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja Langkat pada<br />
masa itu.Babussalam Langkat merupakan pusat penyebaran Thariqat Naqsyabandiyah<br />
Khalidiyah yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Penghuninya adalah para<br />
sufi yang menjalankan tarekat Naqsabandi Qadiriyah. Mereka datang untuk mencari<br />
“jalan” menuju Sang Khalik. Sebuah “jalan” atau tarekat yang dipercaya akan memupuk<br />
cinta manusia pada Allah yang Maha Esa dengan serangkaian didikan agama yang taat<br />
dalam pengasingan terhadap kehidupan duniawi. Basilam atau Babussalam (artinya: pintu<br />
kesejahteraan) merupakan sebuah perkampungan terpencil dan terisolasi ditengah hutan<br />
sekunder, diujung Tanjung Pura, Langkat, Sumut.<br />
Di sela-sela kesibukannya sebagai pimpinan Tarekat Naqsyabandiyah, Syekh<br />
Abdul Wahab masih menyempatkan diri untuk menuliskan pemikiran sufistiknya, baik
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
dalam bentuk khutbah-khutbah, wasiat, maupun syair-syair yang ditulis dalam aksara Arab<br />
Melayu. Tercatat ada dua belas khutbah yang ia tulis dan masih terus diajarkan pada<br />
jamaah di Babussalam. Sebagian khutbah-khutbah tersebut -enam buah diantaranya- diberi<br />
judul dengan nama-nama bulan dalam tahun Hijriyah yakni Khutbah Muharram, Khutbah<br />
Rajab, Khutbah Sya'ban, Khutbah Ramadhan, Khutbah Syawal, dan Khutbah Dzulqa'dah.<br />
Dua khutbah lain tentang dua hari raya yakni Khutbah Idul Fitri dan Khutbah Idul<br />
Adha. Sedangkan empat khutbah lagi masing-masing berjudul Khutbah Kelebihan Jumat,<br />
Khutbah Nabi Sulaiman, Khutbah Ular Hitam, dan Khutbah Dosa Sosial. Karya tulis<br />
Syekh Abdul Wahab dalam bentuk syair, terbagi pada tiga bagian yakni Munajat, Syair<br />
Burung Garuda dan Syair Sindiran. Syair Munajat yang berisi pujian dan doa kepada<br />
Allah, sampai hari ini masih terus dilantunkan di Madrasah Besar Babussalam oleh setiap<br />
muazzin sebelum azan dikumandangkan.<br />
Walaupun Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan bukanlah sosok yang terkenal dalam<br />
pergerakan melawan imperialisme Belanda, tapi ia aktif dalam mengarahkan strategi<br />
perjuangan non fisik sebagai upaya melawan sistem kolonialisme. Ia mengirim utusan ke<br />
Jakarta untuk bertemu dengan H.O.S. Tjokroaminoto dan mendirikan cabang Syarikat<br />
Islam di Babussalam di bawah pimpinan H. Idris Kelantan.<br />
Nama Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan sendiri tercantum sebagai penasihat<br />
organisasi. Beliau juga pernah ikut terlibat langsung dalam peperangan melawan Belanda<br />
di Aceh pada tahun 1308 H. Menurut cerita dari pihak Belanda yang pada saat itu sempat<br />
mengambil fotonya, Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan mampu terbang di angkasa,<br />
menyerang dengan gagah perkasa, dan tidak dapat ditembak dengan senapan atau meriam.<br />
Sebagai seorang yang sangat dipuja pengikutnya, Tuan Syekh Abdul Wahab Rokan cukup<br />
dikeramatkan oleh penduduk setempat. Sejumlah cerita keramat tentang beliau yang cukup<br />
populer di kalangan masyarakat Langkat diantaranya : pada suatu masa pihak Belanda<br />
merasa curiga karena ia tidak pernah kekurangan uang. Lantas mereka menuduhnya telah<br />
membuat uang palsu. Ia merasa sangat tersinggung, sehingga ia meninggalkan Kampung<br />
Babussalam dan pindah ke Sumujung, Malaysia. Sebagai informasi, pada saat itulah<br />
kesempatan beliau mengembangkan tarekat Naqsabandiyah di Malaysia, di mana sebagian<br />
pengikutnya adalah rombongan tour yang sedang kami handle saat ini. Nah, selama<br />
kepergiannya itu, konon sumber-sumber minyak BPM Batavsche Petroleum Matschapij<br />
(sekarang Pertamina) di Langkat menjadi kering. Kepah dan ikan di lautan sekitar Langkat<br />
juga menghilang sehingga menimbulkan kecemasan kepada para penguasa Langkat.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Akhirnya ia dijemput dan dimohon untuk menetap kembali di Babussalam. Setelah itu,<br />
sumber minyak pun mengalir dan ikan-ikan bertambah banyak di lautan. Kaum buruh dan<br />
nelayan senang sekali.<br />
Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan<br />
damai. Terlihat ada Mesjid utama dan sebuah bangunan berkubah lengkung disebelah<br />
masjid, sebuah bagunan utama dari kayu hitam yang besar dengan gaya rumah panggung,<br />
serta beberapa bangunan tambahan lainnya.<br />
Selain terdapat makam beliau, dikampung ini juga merupakan pusat penyebaran<br />
Tharikat Naqsybandiah Babussalam yang sekarang dipimpin oleh tuan Guru Syekh H.<br />
Hasyim Al-Syarwani, atau lebih dikenal Tuan Guru Hasyim. Nama lengkap Syeikh Abdul<br />
Wahhab bin `Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah<br />
Tembusai. Lahir 19 Rabiulakhir 1230 H/28 September 1811 M). Wafat di Babussalam,<br />
Langkat, pada hari Jumaat, 21 Jamadilawal 1345 H/27 Desember 1926 M. Ayahnya<br />
bernama Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Maulana Tuanku Haji Abdullah<br />
Tambusei, seorang ulama besar yang 'abid dan cukup terkemuka pada saat itu. Sedangkan<br />
ibunya bernama Arbaiyah binti Datuk Dagi bin Tengku Perdana Menteri bin Sultan<br />
Ibrahim yang memiliki pertalian darah dengan Sultan Langkat. Syekh Abdul Wahab<br />
meninggal pada usia 115 tahun pada 21 Jumadil Awal 1345 H atau 27 Desember 1926 M.<br />
Salah satu kekhasan Syekh Abdul Wahab dibanding dengan sufi-sufi lainnya adalah bahwa<br />
ia telah meninggalkan lokasi perkampungan bagi anak cucu dan murid-muridnya.
2.3 LOKASI<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
2.3.1 Tinjauan Pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
A. Alasan pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam sebagai lokasi<br />
proyek:<br />
Pemilihan Kecamatan Padang Tualang, Besilam sebagai lokasi untuk “Babussalam<br />
Langkat Islamic Centre” didasarkan pada:<br />
a. Besilam adalah sebuah perkampungan yang terlatak di Bumi Sumatra Utara lebih<br />
tepatnya di daerah Kabupaten Langkat, Kecamatan Padang Tualang,<br />
b. Kampung Basilam mirip dengan sebuah pesantren yang terpencil, teduh, asri,dan<br />
damai.<br />
c. Kampung ini pertama sekali dibangun oleh Almarhum Tuan Guru Syekh Abdul<br />
Wahab Rokan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tuan Guru Babussalam. Ia<br />
adalah seorang Ulama dan pemimpin Tarekat Naqsabandiyah.<br />
d. Kampung besilam merupakan objek wisata religi di kecamatan padang tualang<br />
kabupaten langkat.<br />
B. Kondisi fisik kecamatan padang tualang kabupaten langkat.<br />
Letak dan Geografis<br />
Terletak antara :<br />
Lintang utara : 03 0 41 ’ 28 ” – 03 0 54 ’ 48 ”<br />
Bujur timur : 98 0 14 ’ 00 ” – 98 0 25 ’ 30”<br />
Letak diatas permukaan laut : 11 meter<br />
Berbatasan dengan :<br />
Sebelah Utara : Kecamatan Tj.Pura dan Gebang<br />
Sebelah Selatan : Kecamatan Batang Serangan<br />
Sebelah Barat : Kecamatan Sawit Sebrang<br />
Sebelah Timur : Kecamatan Wampu dan Hinai
Gambar.2.1. Peta Indonesia<br />
Sumber: Google earth<br />
Gambar.2.3. Peta Lokasi Tanjung Pura<br />
Sumber: Google earth<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Gambar.2.2. Peta Sumatera<br />
Sumber: Google earth<br />
Gambar.2.4. Peta Lokasi Babussalam<br />
Sumber: Google earth
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
2.3.2 Tinjauan Wilayah Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat<br />
A. Kriteria-kriteria Pemilihan Lokasi<br />
Pemilihan lokasi site untuk proyek ”Babussalam Langkat Islamic Centre” didasarkan pada<br />
beberapa kriteria, seperti:<br />
1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Langkat (RUTRK) 2005,<br />
lokasi site harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sebagai<br />
objek wisata religi.<br />
2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis, lingkungan teduh, asri,dan<br />
damai, bagus dan nyaman sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang<br />
dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.<br />
3. Aksesibilitas lokasi tapak yang mudah dicapai;<br />
Adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site seperti bis umum, ojek<br />
dan becak motor.<br />
4. Lokasi harus memiliki lahan yang cukup luas agar dapat menampung seluruh<br />
kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.<br />
5. Berada pada daerah yang memiliki penduduk beragama Islam yang banyak dengan<br />
aktivitas ke- Islaman yang cukup tinggi.<br />
6. Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara.<br />
7. Kondisi lingkungan sehat dan segar.<br />
8. Tersedia sarana air bersih.<br />
9. Tersedianya jaringan lstrik.<br />
10. Terjangkau jaringan telepon.<br />
11. Topografi jalan rata.<br />
12. Area lokasi dapat memberikan ruang gerak yang leluasa.<br />
13. Lokasi tapak tidak rawan bencana, bebas banjir dan sebagainya.<br />
14. Tidak menyalahi peraturan pemerintah yang berlaku<br />
Nama-nama kecamatan dan luas kecamatan di kabupaten langkat<br />
NO KECAMATAN LUAS<br />
(HA)<br />
% LUAS JARAK KE IK<br />
KAB (KM)<br />
1. Bohorok 95.510 15,25 73<br />
2. Salapian 46.990 7,50 55
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
3. Sei Bingei 33.845 5,40 45<br />
4. Kuala 19.476 3,11 40<br />
5. Selesai 15.208 2,43 30<br />
6. Binjai 4.955 0,79 23<br />
7. Stabat 9.064 1,45 0<br />
8. Wampu 19.375 3,09 5<br />
9. Batang Serangan 93.490 14,93 31<br />
10. Sawit Seberang 43.507 6,95 28<br />
11. Padang Tualang 27.491 4,39 36<br />
12. Hinai 11.428 1,82 14<br />
13. Secanggang 24.873 3,97 23<br />
14. Tanjung Pura 16.578 2,65 18<br />
15. Gebang 16.299 2,60 32<br />
16. Babalan 10.180 1,63 40<br />
17. Sei Lapan 30.681 4,90 40<br />
18. Brandan Barat 9.200 1,47 45<br />
19. Besitang 71.048 11,34 61<br />
20. Pangkalan Susu 27.131 4,33 63<br />
JUMLAH 626.329 100,00 151<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Langkat<br />
Tabel 2.1 Nama-nama kecamatan dan luas kecamatan di kabupaten langkat<br />
Obyek Wisata di Kabupaten Langkat<br />
NO OBYEK WISATA LOKASI/KECAMATAN<br />
1. Pemandian dan Rehabilitasi Orang Utan Bukit Bahorok<br />
Lawang<br />
2. Gua Batu Rizal Bahorok
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
3. Gua Batu Kapal Bahorok<br />
4. Gua dan Air Terjun Marike Bahorok<br />
5. Pemandian Alam Namu Relok Salapian<br />
6. Pemandian Alam Reh Meriana Salapian<br />
7. Pemandian Alam Pangkal Sei Bingei<br />
8. Air Terjun Lau Berteh Sei Bingei<br />
9. Pemandian Alam Namu Ukur Utara Sei Bingei<br />
10. Parnah Semelir Sei Bingei<br />
11. Mesjid Azizi Tanjung Pura<br />
12. Pantai Kuala Serapuh Tanjung Pura<br />
13. Sumber Air Panas Padang Tualang<br />
14. Permandian Kuala Buluh Padang Tualang<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
15. HOL TUAN GURU BESILAM PADANG TUALANG<br />
16. Pemandian Tangkahan Padang Tualang<br />
17. Pantai Tanjung Karang Pangkalan Susu<br />
18. Pantai Pulau Sembilan Pangkalan Susu<br />
19. Istana Batu Taman Gunung Leuser (TNGL) Besitang<br />
20. Dusun Pantai Buaya Besitang<br />
21. Dusun Aras Nepal Besitang<br />
Sumber : Kabupaten Langkat Dalam Angka Tahun 2005, BPS Kabupaten Langkat<br />
Tabel 2.2 Presentase Penduduk Menurut Agama yang Dianut dan Desa/Kelurahan<br />
No. Desa/keurahan Islam Katholik Kristen<br />
Lainnya<br />
Hindu Budha Jumlah<br />
1. Sukaramai 98,01 0,00 1,73 0,00 0,26 100,00<br />
2. Tebing Tj.Selamat 87,29 1,31 11,31 0,00 0,09 100,00<br />
3. Tanjung Putus 95,94 0,14 3,03 0,08 0,00 100,00<br />
4. Tanjung Selamat 98,82 0,14 0,65 0,04 0,34 100,00<br />
5. Besilam 99,76 0,00 0,24 0,00 0,00 100,00<br />
6. Padang Tualang 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00<br />
7. Serapuh ABC 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
Tabel 2.3 Objek wisata di Kabupaten Langkat<br />
Sumber : BPS Kabupaten Langkat<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
8. Kwala Besilam 92,49 0,00 7,51 0,00 0,00 100,00<br />
9. Buluh Telang 96,90 0,00 3,07 0,04 0,00 100,00<br />
10. Jati Sari 98,85 0,12 0,64 0,04 0,36 100,00<br />
11. Banjaran Raya 87,29 1,31 11,31 0,00 0,09 100,00<br />
12. Bukit Sari 96,90 0,00 3,07 0,04 0,00 100,00<br />
JUMLAH 96,64 0,54 4,68 0,02 0,11 100,00<br />
Presentase Penduduk Menurut Suku Bangsa dan Desa/Kelurahan Tahun 2009<br />
No. Desa/keurahan Melayu Karo Simalungun Madina Jawa Lain Jumlah<br />
1. Sukaramai 0,00 1,52 0,99 1,26 92,94 3,29 100,00<br />
2. Tebing<br />
Tj.Selamat<br />
0,67 3,72 7,95 0,98 81,09 5,58 100,00<br />
3. Tanjung Putus 1,84 1,71 5,75 6,27 80,37 4,06 100,00<br />
4. Tanjung<br />
Selamat<br />
8,11 1,15 1,45 3,67 83,23 2,38 100,00<br />
5. Besilam 58,55 0,18 0,42 8,30 29,85 2,70 100,00<br />
6. Padang<br />
Tualang<br />
45,08 1,22 1,12 8,34 31,30 12,93 100,00<br />
7. Serapuh ABC 28,83 0,37 1,30 1,43 65,41 2,67 100,00<br />
8. Kwala<br />
Besilam<br />
1,98 0,03 8,04 2,36 82,13 5,46 100,00<br />
9. Buluh Telang 11,11 3,93 0,37 2,09 77,56 4,94 100,00<br />
10. Jati Sari 8,10 1,15 1,47 3,65 83,28 2,34 100,00<br />
11. Banjaran<br />
Raya<br />
0,67 3,72 7,95 0,98 81,09 5,58 100,00<br />
12. Bukit Sari 11,11 3,93 0,37 2,09 77,56 4,94 100,00<br />
JUMLAH 11,49 1,97 4,22 3,50 74,30 4,52 100,00<br />
Tabel 2.4 Presentase Penduduk Menurut Suku Bangsa dan Desa/Kelurahan Tahun2009<br />
Sumber : BPS Kabupaten Langkat
B. Analisis Pemilihan Lokasi<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Dari hasil pengamatan bahwa Besilam merupakan lokasi yang tepat untuk dijadikan<br />
Islamic centre, dimana memiliki banyak historis keislaman yang kuat. Sehingga besilam<br />
ini menjadi pemilihan lokasi yang tepat.<br />
2.3.3 Deskripsi Kondisi Lokasi Proyek<br />
A. Deskripsi lokasi proyek<br />
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:<br />
1. Kasus Proyek : Babussalam Langkat Islamic Centre<br />
2. Tema : Arsitektur Kontekstual<br />
3. Status Proyek : Fiktif<br />
4. Fungsi : Pusat kegiatan Islam Babussalam<br />
5. Luas Lahan<br />
sarana publik dan pendidikan non-formal<br />
: ± 2,00 Ha<br />
6. Pemilik Proyek : Tuan Guru Besilam<br />
7. Kedudukan administratif tapak perencanaan<br />
• Wilayah Kota : Tanjung Pura<br />
• Kecamatan : Padang Tualang<br />
• Kelurahan : Babussalam<br />
• Dusun I : Tambusai<br />
8. Lokasi Tapak Perencanaan : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan<br />
9. Batas Tapak perencanaan<br />
• Utara :<br />
• Selatan :<br />
• Barat :<br />
• Timur :<br />
10. Peraturan Pemerintah<br />
• Kontur : Relatif datar<br />
• KDB : 60 %<br />
• KLB : 1-3 lantai<br />
Dusun I Kecamatan Padang Tualang.
• Luas Tapak : ± 2,00 Ha<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
• Bangunan eksisting : Rumah Penduduk<br />
• Status Tanah : Tanah Wakaf<br />
11. Potensi Lahan :<br />
• Terletak dekat jalan Medan-Aceh<br />
• Berada pada kawasan perkebunan, permukiman<br />
• Transportasi lancar dan baik<br />
• Luas site mendukung ± 2,00 Ha<br />
• Memiliki jalur utilitas yang baik.<br />
• Mudah diakses dari berbagai daerah.<br />
B. Deskripsi Kondisi Eksisting<br />
� Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:<br />
1. Bangunan Eksisting : Makam Syekh Abdul Wahab Rokan<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
2. Fungsi Bangunan : Sebagai tempat makam Syekh Abdul Wahab Rokan<br />
3. Status Bangunan<br />
Dan keluarga.<br />
: Nyata<br />
4. Pemilik Bangunan : Syekh Abdul Wahab Rokan<br />
5. Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan<br />
Dusun I Kecamatan Padang Tualang.<br />
� Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:<br />
1. Bangunan Eksisting : Rumah Tuan Guru<br />
2. Fungsi Bangunan : Sebagai tempat tinggal Tuan Guru<br />
3. Status Bangunan : Nyata<br />
4. Pemilik Bangunan : Syekh Abdul Wahab Rokan<br />
5. Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan Dusun I Kecamatan<br />
Padang Tualang<br />
� Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah:<br />
1. Bangunan Eksisting : Mandrasyah<br />
2. Fungsi Bangunan : Sebagai tempat Sholat berjamaah dan bersuluk<br />
3. Status Bangunan : Nyata
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
4. Pemilik Bangunan : Syekh Abdul Wahab Rokan<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
5. Lokasi Tapak Eksisting : Jl. Syekh Abdul Wahab Rokan Dusun I<br />
C. Kondisi Lokasi Proyek<br />
SITE PERANCANGAN<br />
Gambar.2.5. Foto Site dilihat dari Satelit<br />
Sumber: Google earth<br />
Kecamatan Padang Tualang.<br />
D. Kondisi Lokasi Eksisting ( Yang Dipertahankan)<br />
Gambar.2.6. Foto Eksisting dilihat dari Satelit<br />
Sumber: Google earth<br />
U<br />
U<br />
Keterangan :<br />
Madrasah<br />
Rumah Tuan Guru<br />
Makam Tuan<br />
Guru
2.4. KEGIATAN DAN PEMAKAI<br />
2.4.1 Berkhalawat (Suluk)<br />
� Sejarah Berkhalawat ( Suluk )<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Penganut thariqat melakukan khalawat atau suluk, dengan mengasingkan diri ke<br />
sebuah tempat, dibawah pimpinan Musyrid.<br />
Menurut penelitian Syekh Ahmad Khatib yang mengutip isi kitab “Jami’ul Ushul”,<br />
bahwa orang yang mula-mula memasukkan khalawat atau suluk kedalam thariqat ialah<br />
Syekh Khalid Kurdi. Dan yang mula – mula mengadakan system dzikir latha-if adalah<br />
imam Robbani. Dan yang memasukkan khatam khawajakan adalah Syekh Abdul Khaliq<br />
al-Fajduwani.<br />
Imam Robbani ialah Syekh Faruqi Sarhindi, seorang ahli thariqat di India, lahir<br />
pada tahun 971 H(Silsilah ke-24) dari Nabi saw, berarti dimulai pada abad ke X atau XI H.<br />
Syekh Khalid Kurdi, seorang ahli thariqat Kurdistan, lahir pada tahun 1193 H. (silsilah 30).<br />
Jadi, khalawat suluk dimulai abad ke X<strong>II</strong> H.<br />
� Tujuan Berklalawat<br />
� Dimaksudkan supaya hati bulat tertuju kepada Allah SWT semata – mata.<br />
� Untuk ibadah, guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.<br />
� Para penganut thariqat menganggap termasuk amal saleh.<br />
� Dalam hadis diterangkan bahwa salah seorang yang akan mendapat naungan Allah<br />
nanti pada hari kiamat, adalah orang berdzikir kepada Allah dengan berkhalawat.<br />
� Massa Berkhalawat ( Suluk ):<br />
� Massa berkhalawat itu 10 hari, 20 hari dan 40 hari<br />
� Sekurang-kurangnya berkhalawat itu 3 hari.<br />
� Syarat Berkhalawat :<br />
Adapun syarat berkhalawat atau bersuluk itu menurut “Tanwirul Qulub”,20 perkara yaitu :<br />
1. Berniat ikhlas, tidak ria dan sum’ah (kemegahan) lahir dan batin.<br />
2. Meminta idzin doa dari Syekh, tidak boleh memasuki rumah suluk tanpa idzinnya<br />
selama ia dalam pengawasan dan pendidikan.<br />
3. “Uzlah”(mengasingkan diri), membiasakan jaga (kurang tidur) dan membiasakan<br />
lapar, dan berdzikir ,menjelang suluk.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
4. Memasuki tempat khalawat dengan melangkahkan kaki kanan, seraya mohon<br />
perlindungan kepada Allah dari godaan setan, dan membaca bismillah dan Surat<br />
An-Nas tifa kali. Kemudian melangkahkan kaki kiri seraya membaca :<br />
5. Senantiasa berwudhuk.<br />
6. Jangan cita-citanya untuk memperoleh keramat.<br />
7. Jangan menyandarkan belakang ke dinding.<br />
8. Terus – menerus ruap guru terbayang dimatanya.<br />
9. Berpuasa<br />
10. Diam, kecuali dzikirullah, dan sesuatu yang tekait dengan itu menurut Syara’<br />
karena hal itu akan menyia-nyiakan khalawat dan melenyapkan cahaya hati.<br />
11. Tetap waspada menghadapi musuh yang empat, yakni setan, dunia, hawa nafsu dan<br />
syahwat dengan menyebutkan sesautu yang dilihat kepada gurunya.<br />
12. Hendaknya jauh dari gangguan suara0suara.<br />
13. Tetap menjaga shalat Juma’at dan shalat Jama’ah karena tujuan pokok dari<br />
khalawat ialah mengikuti Nabi saw.<br />
14. Jika terpaksa keluar, haruslah menutupi kepala sampai keleher, dengan memandang<br />
ke tanah.<br />
15. Jangan tidur, kecuali sudah sangat menganutk dan harus bersuci (berwudhuk).<br />
Jangan tidur karena hendak istirahat, bahkan jika sanggup, jangan meletakkan<br />
rusuk ke lantai, dan tidurlah dalam keadaan duduk.<br />
16. Menjaga pertengahan antara lapar dan kenyang.<br />
17. Jangan membuka pintu kepada orang yang meminta berkat kepadanya, kecuali<br />
Syekh.<br />
18. Semua nikmat yang diperolehnya harus dianggapnya berasal dari Syekh, sedang<br />
Syekh beroleh dari Nabi saw.<br />
19. Menafikan getaran dan lintasan dalam hati, baik buruk maupun baik, karena<br />
lintasan-lintasan itu akan memecahkan belah hati dari kesatuan hasil dzikir.<br />
20. Selama dalam suluk, seseorang tidak boleh memakan sesuatu yang bernyawa<br />
seperti daging, ikan, telur dan sebagainya.<br />
21. Dilarang banyak bercakap-cakap.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Khalawat suluk dimulai pada abad ke X<strong>II</strong> H. Penganut thariqat melakukan<br />
khalawat atau suluk, dengan mengasingkan diri ke sebuah tempat, dibawah pimpinan<br />
seorang Musyrid. Masa berkhalawat itu 10 hari, 20 hari dan 40 hari.<br />
Menurut Najmuddin Amin Al-Kurdi dalam kitabnya “ Tanwirul Qulub”, sekurangkurangnya<br />
suluk itu 3 hari. Selama dalam suluk, seseorang tidak boleh memakan sesuatu<br />
yang bernyawa seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Senantiasa berkekalan wudhuk<br />
dan dilarang banyak bercakap-cakap. Semuanya itu dimaksudkan supaya hati bulat tertuju<br />
kepada Allah semata-mata.<br />
Menurut penelitian Syekh Ahmad Khatib yang mengutip isi “Jami’ul Ushul”,<br />
bahwa orang yang mula-mula memasukkan khalawat atau suluk kedalam thariqat ialah<br />
Syekh Khalid Kurdi. Dan yang mula-mula mengadakan system dzikir latha-if adalah Imam<br />
Robban. Dan yang memasukkan khatam khawajakan adalah Syekh Abdul Khaliq al-<br />
Fajduwani.<br />
� Adab Suluk<br />
Adapun adab-adab suluk menurut syekh Abdul Wahab Rokan Al-Khalidi Naqsyabandiyah<br />
(1811-1926) yang terkenal dengan Tuan Guru Babussalam Langkat, terbagi yaitu :<br />
1. Adab sebelum suluk<br />
2. Adab didalam suluk<br />
3. Adab sesudah suluk<br />
Adab sebelum suluk itu 7 perkara, yaitu :<br />
1. Cari guru yang mursyid, yakni sudah terkenal dan ia memperoleh ilmu dari<br />
seseorang Syekh yang tidak tercela ajarannya.<br />
2. Hendaklah guru itu tidak sangat kasih kepada dunia dan tidak pula kasih kepada<br />
pekerjaan yang halal.<br />
3. Selesaikan segala sesuatu yang dapat membimbingkan suluk, baik urusan dunia<br />
maupun urusan akhirat.<br />
4. Perbekalan dalam suluk itu hendaklah berasal dari sesuatu yang halal dan<br />
suci(bersih).<br />
5. Hendaklah di’tikadkan diri pergi mati dan masuk kubur, dan melakukan perbuatan<br />
orang yang hendak mati, seperti tobat dan minta izin kepada bapak-ibu dan kaum<br />
keluarga.<br />
6. Hendaklah mengaku dan bersikap sebagai orang yang memikul dosa yang tak
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
terhingga banyaknya dan mengaharapkan ampunan dan pertolongan Allah yang<br />
sangat sayang kepada hamba-Nya yang tobat.<br />
7. Bila bertemu dengan guru hendaklah merendahkan diri, dengan mengatakan<br />
“Wahai Tuan hamba”, saya ini dating dari laut dosa dan taqshir dan dari kelam –<br />
jahil, saya serahkan diriku kepada Tuan. Harapanku, supaya Tuan memelihara<br />
diriku sesudah Allah dan Rasul, supaya Tuan memelihara diriku sesudah Allah dan<br />
Rasul, supaya saya jangan terus-menerus karam dalam lautan dosa dan taqshir dan<br />
supaya saya keluar dari kelam kejahilan ke terang ilmu di dalam tangan Tuan”.<br />
� Adab dalam Suluk<br />
Adapun adab selam dalam suluk itu,21 perkara :<br />
1. Mensucikan niat dari semua karena dan kehendak, seperti jangan karena takut<br />
kepada sesuatu, atau karena hendak dipuji orang supaya dikatakan orang ia ahli<br />
bersuluk dan sebagainya. Dan jangan berkehendak (bertujuan) menjadi khalifah,<br />
tetap hendaklah niat beramal ibadah semata-mata, sesuai dengan perintah Allah.<br />
2. Tobat dari sekalian dosa lahir dan batin dengan mandi tobat.<br />
Selama dalam suluk, hendaklah memperbanyak wirid-wirid yang baik, dan doa-doa<br />
yang sesuai dengan orang suluk.<br />
Diniatakn bersuluk sepuluh hari atau lebih, pada permulaan berkhatam tawajuh<br />
selesai shalat Ashar. Sesudah berniat, hendaklah batasi makan, terurtama jangan<br />
memakan sesautu yang bernyawa sebab memakan sesautu yang bernyawa itu<br />
seperti ikan, akan mengeraskan hati dan menggelapkan cahayanya. Jangan tidur<br />
mengunjur ( meluruskan kaki ), tetapi hendaklah membungkukkan tubuh, supaya<br />
teringat kepada keadaannya di dalam perut ibunya, sangat lemah tidak berdaya,<br />
semuanya hanya daya upaya ibunya.<br />
3. Mengekalkan berwudhu supaya jauh setan dan iblis dan dekat Malaikat dan rohroh.<br />
4. Terus menerus berdzikir, terutama dzikir yang diajarkan guru.<br />
5. Berbekalan wuquf qalbi ( menghilangkan pikiran dari pada perasaan )<br />
6. Membersihkan hati dari semua cita-cita, meskipun cita-cita yang menyangkut<br />
dengan akhirat.<br />
7. Apabila mengalami perubahan pada badan atau menyaksikan sesuatu pada waktu<br />
berdzikir, hendaklah dilaporkan kepada guru atau wakilnya. Jangan diberitahukan
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
kepada orang lain. Jika sudah dilaporkan kepada guru, jangan ditafsirkan dengan<br />
sesautu, sebab menafsirkan sesautu perasaan atau penglihatan itu, menyalahi adab.<br />
8. Apabila mengalami perubahan perasaan atau melihat sesautu dalam berdzikir itu,<br />
maka hendaklah dinafikan (ditolak) kuat-kuat, tetapi dzikir jangan diputuskan. Dan<br />
jangan lengah atau lalai karena mengalami perasaan atau penglihatan itu, semuanya<br />
itu adalah cobaan dan hijab (tabir pendinding) bagi murid. Tetapi hendaklah<br />
memperbanyak dzikir dan wuquf qalbi. Sesudah itu, menghadirkan rabithah.<br />
9. Terus – menerus mengekalkan ingatan kepada guru, tidak terpisah dalam tilikan<br />
untuk selama-lamanya.<br />
10. Mengekalkan shalat berjamaah. Barang siapa shalat sendirian di dalam suluk<br />
mudah menjadi gila.<br />
11. Hadir lebih dahulu di tempat dzikir, sebelum guru tiba dan yang paling baik, murid<br />
orang pertama hadir dari semua jama’ah.<br />
12. Jangan bangkit lebih dahulu daripada guru pada suatu (upaya cara) berkhatam atau<br />
bertawajjuh. Paling baik, ia orang terakhir meninggalkan majlis dari semua jamaah.<br />
13. Jangan bersandar kepada sesuatu kerika berdzikir baik berdzikir seorang diri<br />
maupun secara berjamaah, terutama berdzikir waktu berkhatam atau tawajjuh.<br />
14. Jaga lidah dari banyak berkata-kata, walau sesama jamaah, kecuali karena udzur.<br />
Dibolekan bercakap-cakap dengan seorang yang tidak suluk, sebanyak tujuh<br />
kalimat dan bercakap-cakap sesame jamaah suluk, sebanyak 14 kalimat.<br />
15. Tetap duduk ditempat, jangan keluar melainkan karena udzur.<br />
16. Apabila keluar dari tempat hendaklah selubungi tubuh, supaya jangan kena panas<br />
matahari dan tiupan angin, karena hal itu dapat menimbulkan penyakit.<br />
17. Mengekalkan memohon rahmat Allah, pada semua tingkah laku dan keadaan.<br />
18. Hendaklah banyak berbuat baik kepada teman-teman yang fakir miskin, supaya<br />
dapat doa mereka.<br />
19. Hendaklah beadab kepada khalifah bawahan guru, seperi beradab kepad guru<br />
sendiri.<br />
20. Hendaklah memperbanyak sedekah selama suluk, disbanding dengan sebelum<br />
suluk, supaya segera terbuka hijab.<br />
21. Hendaklah meninggalkan wirid yang sunnat, karena memperbanyak dzikir.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
� Adab sesudah suluk. Adapun adabs sesudah suluk itu,9 perkara yaitu :<br />
1. Hendaklah rajin dan banyak berszikir pada waktu – waktu senggang, seperti<br />
menjelang maghrib, antara Maghrib dan Isya menjelang tidur. Dan paling baik<br />
berdzikir itu waktu sahur. Dan sesudah shalat subuh.<br />
Jika tidak selalu berdzikir di luar suluk, mata hati mudah kembali gelap, jika ahli<br />
kasyaf, maka akan meleset atau mungkir yang dikasyafinya. Sedang kasyaf itu<br />
adalah sebaik-baik yang harus dijaga oleh ahlinya terutama Khalifah – khalifah.<br />
Jika kasyafnya tidak baik, maka akan sukarlah ia menjaga dan mengendalikan<br />
jamaah.<br />
2. Hendaklah tetap ikut berkhatam setiap ahri, pada waktu “Ashar dan lainnya, dan<br />
bertawajjuh sesuadh shalat Dzuhur setiap hari selasa dan jum’at.<br />
3. Hendaklah menyayangi sesautu perolehan dalam suluk, melebihi dari menjaga mas<br />
dan perak, sebab mas dan perak itu akan tinggal apabila ia mati dan siksanya akan<br />
ditanggungnya dalam kubur. Sedang hal-hal yang diperolehnya dalam suluk itu<br />
akan dibawanya mati dan memeliharnya dari siksa kubur.<br />
4. Hendaklah beramal ibadah dan jangan kembali kepada pekerjaan dunia dahulu,<br />
(sebelu suluk). Jika kembali juga, maka suluk tidak akan makbul atau tidak berhati.<br />
5. Jangan bersahabat dengan orang – orang yang mencela pekerjaan sukuk, karena<br />
mencela suluk, dapat meninggalkan iman ketika mati, sebab suluk itu adalah<br />
kelakuan Nabi-nabi dan ulama pilhan.<br />
6. Hendaklah rajin dan kuat-kuat mebujuk dan membawa orang su[aya bersuluk, guna<br />
memperoleh pertolongan akibat dari perbuatan baik itu.<br />
7. Hendaklah berkelakuan dan ber’itikad seperti kelakuan dan I’tikadnya selama<br />
suluk.<br />
8. Hendaklah tetap selalu bersama guru dengam tekad tidak akan berpisah sampai<br />
akhir hayat di depan guru.<br />
9. Hendaklah dii’itikadkan guru sebagai khalifah (pengganti) Rasulullah saw, dialam<br />
ini, tiada yang menyamainya, meskipun ia budak kecil dan sedikit ilmunya. Dan<br />
yakin gurunya (seakan – akan) memberi bekas, lahir dan batin dalam menjaganya.<br />
Keyakinan seperti itu akan membukaakan hijab dan menyampaikan kepada ilmu<br />
ma’arifat yang besar. Walaupun dicari beberapa ribu guru, namun tidak sama<br />
dengan guruku ini, demikianlah I’tikadnya lahir dan batin. Jika sudah sampai<br />
kesitu, maka barulah adab terhadap guru sempurna.
� Meninggalkan makanan daging<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Selama dalam menjalani suluk, murid – murid dilarang memakan sesuatu yang<br />
bernyawa, seperti daging, ikan, telur dan sebagainya. Larangan itu dimaksudkan supaya<br />
hati bulat tertuju kepada Allah. Sebab memakan sesuatu yang bernyawa di massa suluk itu<br />
dapat menutup pintu hati memberatkan tubuh untuk berdzikir dan menguatkan nafsu.<br />
Pada dasarnya tidak ada larangan memakan daging dan sesuatu yang enak dan halal<br />
itu. Dan ahli-ahli thariqatpun tidak melarang orang memakan daging dan yang baik – baik,<br />
karena memakan yang baik – baik itu disuruh Allah dan Rasul. Cuma selama orang<br />
berkhalawat atau bersuluk, 10 hari atau 20 hari atau 40 hari, dilarang memakan daging,<br />
adanya larangan memakan daging selama bersuluk itu, bukan berarti orang – orang thariqat<br />
telah mengharamkan apa yang di halalkan Allah. Sebab larangan itu hanya berlaku selama<br />
beberapa hari, yaitu selama dalam suluk atau selama belum sampai ke tingkat yang<br />
menurut tilikan Syekh, sudah boleh memakannya.<br />
Orang – orang yang bersuluk itu, adalah orang – orang yang menderita penyakit<br />
batin, perlu di opname atau dirawat selama beberapa hari dirumah latihan rohani, yakni<br />
rumah suluk. Selama dalam perawatan itu, menurut tiliksn Syekh, ia dilarang memakan<br />
daging, jika ingin penyakitnya segera sembuh.<br />
Sama halnya dengan seorang penderita penyakit kencing manis, di opname si<br />
rumah sakit. Menurut dokter yang merawatnya, ia dilarang memakan gula selama dalam<br />
perawatan. Apabila sesudah di opname itu, penyakitnya sudah sembuh, maka larangan<br />
memakan gula tadi tidak berlaku lagi.<br />
Jelaslah sangatlah keliru kalangan yang menganggap bahwa ahli-ahli thariqat telah<br />
mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, sebab mengharamkan apa yang dihalalkan<br />
Allah, sebab mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, dapat menjadi kafir. Lagi pula,<br />
seorang yang sudah mencapai tingkat khalifah dalam studinya, sama sekali ia tidak<br />
dilarang memakan daging, baik sedang suluk maupun tidak.<br />
Yang dimaksud dengan “ada penyakit dalam hatinya” ialah orang yang mempunyai<br />
niat berbuat tidak senonoh kepada wanita, seperti berzina ataupun yang sejenisnya.<br />
Dalam hatinya timbul nafsu berahi hendak menyentuhnya, orang yang dilanda<br />
nafsu berahi sedemikian, disebut ada penyakit dalam hatinya.<br />
Salah satu usaha mencegah bertambahnya penyakit dalam hati itu, ialah dilarang<br />
memakan daging selama bersuluk atau selama studi belum sampai ke suatu tingkat<br />
tertentu.
A. PENZONINGAN<br />
1. Tempat Bersuluk Pria<br />
Rg.Makan<br />
Bersama<br />
2. Tempat Bersuluk Wanita<br />
Entrance<br />
dr Madrasah<br />
Rg.tamu<br />
&<br />
Rg.tunggu<br />
Rg.tamu<br />
&<br />
Rg.tunggu<br />
Hall<br />
Penerima<br />
Rg.Makan<br />
Bersama<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
Entrance<br />
(OUT)<br />
Tempat bersuluk<br />
Tempat<br />
penyimpanan<br />
barang<br />
Hall Penerima<br />
Rg.Makan<br />
Bersama<br />
Entrance<br />
(IN-OUT)<br />
Entrance<br />
(IN)<br />
Tempat bersuluk<br />
Tempat<br />
penyimpanan<br />
barang<br />
Hall Penerima<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Area km/wc<br />
&<br />
Tempat<br />
wudhu<br />
Rg.piket<br />
Area km/wc<br />
&<br />
Tempat<br />
wudhu<br />
Rg.piket
3. Skematis Bersuluk<br />
PENGANUT<br />
THARIQAT<br />
4. Kegiatan Awal Bersuluk<br />
DATANG<br />
5. Alur Bersuluk<br />
MASUK<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
MELAKUKAN<br />
KHALAWAT<br />
(SULUK)<br />
Menjadi pengikut<br />
thariqat<br />
Membawa jeruk<br />
perut,lalu diberikan<br />
kpd Tuan Guru, dan<br />
didoakan.<br />
Mandi Taubat<br />
Sholat<br />
Tawajuh<br />
Dalam Keadaan<br />
berwudhu<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
BERSULUK<br />
Orang yang bersuluk selalu dalam keadaan berwudhu, tidak<br />
boleh batal dari wudhu<br />
DIBAWAH<br />
PIMPINAN<br />
SEORANG MUSYRID<br />
BERSULUK<br />
KEBUTUHAN RUANG<br />
BERSULUK yaitu :<br />
Tempat untuk bersuluk<br />
Rg. Makan bersama<br />
Kamar Mandi<br />
Tempat berwudhu<br />
Tempat penyimpanan
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Sholat Subuh Tawajuh<br />
Bersuluk Sarapan Pagi<br />
Sholat Dzuhur Tawajuh Bersuluk Makan Siang<br />
Sholat Ashar Tawajuh Bersuluk Sholat Maghrib<br />
Bersuluk Sholat Isya Tawajuh Bersuluk<br />
Tidur Bersuluk<br />
� Jadwal mandi bisa kapan saja, tergantung dengan masing-masing orang<br />
� Jadwal makan juga kapan saja, tergantung dengan masing-masing orang,kapan dia<br />
mau makan.<br />
� Selama dalam menjalani suluk, murid-murid dilarang memakan sesuatu yang<br />
bernyawa, seperti daging, ikan, telor dan sebagainya.<br />
Bertujuan supaya hati bulat tertuju kepada Allah. Sebab memakan sesuatu yang<br />
bernyawa di masa suluk itu dapat menutup pintu hati memberatkan tubuh untuk<br />
berdzikir dan menguatkan nafsu.<br />
� Makanan berasal dari rantangan, dengan biaya Rp 150.000/10 hari. Sehingga para<br />
pengurus rantang, sudah mengetahui menu apa saja yang baik untuk dikonsumsi.
Pengelompokkan Kegiatan<br />
1. Bersuluk<br />
NO. KELOMPOK<br />
KEGIATAN<br />
1. Penghuni<br />
(Pesuluk)<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG<br />
Orang yang<br />
bersuluk<br />
(penganut ajaran<br />
tareqat<br />
naqsyabandiyah)<br />
• Sembahyang<br />
• Bertawajjuh<br />
• Bersuluk<br />
(berdzikir)<br />
• Mandi, Buang air<br />
besar/kecil<br />
• Berwudhu<br />
• Makan<br />
• Menyimpan<br />
barang<br />
2. Pengunjung Keluarga/Teman • Bertemu dgn<br />
pesuluk<br />
• Ngobrol-ngobrol<br />
3. Pengelola Kholifah/Sarifah • Mengawasi para<br />
Tabel 2.5 Pengelompokkan Kegiatan Bersuluk<br />
Sumber : Hasil Olah Data Primer<br />
pesuluk<br />
• Menerima<br />
tamu/kunjungan<br />
keluarga pesuluk<br />
• Madrasyah<br />
• Madrasyah<br />
• Rg.Bersuluk<br />
• Kamar Mandi<br />
• Tmpt Berwudhu<br />
• Rg.Makan<br />
Bersama<br />
• Rg.Penyimpanan<br />
barang<br />
• Rg.Tamu<br />
• Rg.Piket
2.4.2 Panti Jompo Babussalam<br />
Analisa kegiatan panti jompo dan kebutuhan ruang<br />
Penzoningan<br />
1. Program Ruang secara Makro<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
2. Program Ruang secara Hunian 3. Program Ruang Kantor Pengelola<br />
Teras<br />
Hunian Hunian<br />
Hall<br />
Fasilitas<br />
Kesehatan<br />
Rg.Jemur<br />
KM/WC<br />
Dapur<br />
Rg.Tamu Kamar tidur<br />
Taman Area<br />
Berkebun<br />
Parkir<br />
Entrance<br />
(IN)<br />
4.Program Ruang Fasilitas Kesehatan<br />
Pengelola<br />
Rg.Pengelola Rg.Administrasi<br />
Resepsionis<br />
Teras<br />
Teras Resepsionis Rg.Pengobatan
1. Pengguna Panti Jompo<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
NO. SUBJEK KETERANGAN<br />
1. PENGHUNI Penghuni adalah warga lanjut usia yang<br />
masih aktif, yang menjadi pengikut tarekat<br />
naqsyabandiyah, yang tujuan hidupnya ingin<br />
lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt<br />
2. PARAMEDIS Tim para medis bertindak mengawasi dan<br />
menangani masalah kesehatan para lansia.<br />
3. PENGELOLA Pengelola adalah orang yang mengelola panti<br />
jompo yang terdiri dari pengelola dan bagian<br />
administrasinya.<br />
4. PENGUNJUNG Pengunjung terdiri dari keluarga, rekan lansi<br />
2. Program Kegiatan<br />
a. Penghuni<br />
NO. KELOMPOK<br />
KEGIATAN<br />
dan masyarakat yang ingin berkunjung ke<br />
panti jompo.<br />
Tabel 2.6 Pengelompokkan Pengguna Panti Jompo<br />
Sumber : Hasil Olah Data Primer<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG<br />
1. Penghuni Para Lansia Ibadah :<br />
� Sholat 5 waktu<br />
� Bertawajjuh<br />
� Bersuluk<br />
� Mengaji<br />
� Madrasyah<br />
� Rg.Solat Bersama<br />
� Madrasyah<br />
� Rumah Bersuluk<br />
� Madrasyah/<br />
Dikamar
. Penunjang<br />
NO. KELOMPOK<br />
KEGIATAN<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
� Mandi, Buang air<br />
besar/kecil<br />
� Tidur<br />
� Makan<br />
• Kunjungan Keluarga<br />
• Berolahraga Bersama<br />
• Berkebun/Menanam<br />
Tabel 2.7 Pengelompokkan kegiatan penghuni panti jompo<br />
Sumber : Hasil Olah Data Primer<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
� Kamar Mandi<br />
� Kamar Tidur<br />
� Rg.Makan<br />
• Rg.Tamu<br />
• Fas.Olahraga<br />
• Fas.Outdoor<br />
(Berkebun)<br />
PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG<br />
1. Penunjang Pengelola � Persiapan kerja<br />
� Mengontrol penghuni<br />
� Ibadah<br />
� Makan siang<br />
� Persiapan pulang<br />
2. Administrasi � Persiapan kerja<br />
� Melakukan pekerjaan<br />
� Ibadah<br />
� Makan siang<br />
� Persiapan pulang<br />
3. Kesehatan � Kunjungan Keluarga<br />
� Berolahraga Bersama<br />
� Berkebun/Menanam<br />
� Kantor pengelola<br />
� Pengawasan hunian<br />
� Madrasyah<br />
� R.Makan bersama<br />
� Kantor pengeloal<br />
� Kantor administrasi<br />
� Kantor administrasi<br />
� Madrasyah<br />
� R.Makan bersama<br />
� Kantor Administras<br />
� Rg.Tamu<br />
� Fas.Olahraga<br />
� Fas.Outdoor<br />
� (Berkebun)
4.<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
Kesehatan � Bertugas<br />
� Ibadah<br />
� Makan siang<br />
� Persiapan pulang<br />
Tabel 2.8 Pengelompokkan kegiatan penunjang panti jompo<br />
Sumber : Hasil Olah Data Primer<br />
c. Pengunjung<br />
NO. KELOMPOK<br />
KEGIATAN<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
� Unit kesehatan<br />
� Madrasyah<br />
� R.Makan bersama<br />
� Unit kesehatan<br />
PELAKU URAIAN KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG<br />
1. Pengunjung Keluarga � Mengunjungi penghuni<br />
2. Kunjungan<br />
Penghuni<br />
� Beriteraksi dengan<br />
penghuni.<br />
� Sosialisasi dengan<br />
penghuni<br />
Tabel 2.8 Pengelompokkan kegiatan pengunjung panti jompo<br />
Sumber : Hasil Olah Data Primer<br />
� Unit hunian/taman<br />
Rg.tamu<br />
� Unit hunian/taman<br />
Rg.Bersama<br />
� Unit hunian/taman<br />
Rg.Bersama
2.4.3 Muslimah Centre Babussalam<br />
1. Struktur Organisasi Pengguna<br />
Divisi keuangan<br />
dan administrasi<br />
Staff keuangan<br />
dan administrasi<br />
2. Pola Aktivitas Pengguna<br />
� Pemilik<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
� Mengawasi dan mengorganisir setiap kegiatan yang ada didalam bangunan.<br />
� Pimpinan<br />
Divisi personalia Divisi pengajar Public relation<br />
• Staff promosi<br />
• Staff pendidikan<br />
• Staf<br />
perpustakaan<br />
• Staff pameran<br />
• Staff Cafe<br />
• Staff<br />
pemeliharaan<br />
• Receptionist<br />
Muslimah<br />
PEMILIK<br />
PIMPINAN<br />
� Mengawasi dan mengorganisir setiap kegiatan sesuai dengan perintah pemilik.<br />
� Mengawasi tiap pelaksanaan tugas dari masing – masing divisi.<br />
� Intensif mengajar pada mata pelajaran tertentu.<br />
• Staff<br />
Kecantikan<br />
• Staff Tata<br />
Busana<br />
SEKRETARIS<br />
• Lobby/ hall<br />
• R. pameran<br />
• Retail Shop<br />
• Perawatan<br />
• Cafetaria<br />
Pengunjung
� Sekretaris<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
� Membantu pimpinan dan pemilik dalam membuat surat/laporan.<br />
� Menerima laporan untuk pemilik atau pemimpin<br />
� Mengatur jadwal rapat<br />
� Divisi Administrasi dan keuangan serta staff<br />
� Membuat analisis biaya<br />
� Melaporkan pendapatan dan pengeluaran yang diterima<br />
� Mengurus jadwal pelajaran dan event – event tertentu.<br />
� Rapat mingguan atau bulanan.<br />
� Divisi personalia dan staff<br />
� Mengawasi pelaksanaan tugas dari semua karyawan dan memberi nasehat.<br />
� Menerima dan menganalisis laporan karyawan setiap hari.<br />
� Menyiapkan absensi karyawan.<br />
� Rapat mingguan atau bulanan.<br />
� Divisi Pengajar dan staff<br />
� Memberi materi pengajaran secara teori dan praktek<br />
� Membuat laporan perkembangan muslimah<br />
� Rapat mingguan atau bulanan.<br />
� Public Relation<br />
� Memberi informasi terhadap yang membutuhkan<br />
� Publikasi<br />
� Mencari informasi terhadap yang membutuhkan<br />
� Publikasi<br />
� Mencari informasi keadaan diluar yang berhubungan dengan kecantikan<br />
� Area yang sangat umum untuk pengunjung serta pengelola.<br />
� Receptionis<br />
� Memberikan pelayanan terhadap pengunjung.<br />
� Memberi informasi terhadap yang membutuhkan.<br />
� Staff perpustakaan<br />
� Mengatur arus masuk dan keluar buku.<br />
� Mendata buku dan anggota perpustakaan<br />
� Membuat laporan rutin.
� Staff Cafe<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
� Menyiapkan dan memberi pelayanan kepada pengunjung.<br />
� Membersihkan dan merawat kafe.<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
� Memeberikan lapaoran atau pembukuan tentang pemasukan harian.<br />
� Peserta didik<br />
� Belajar tentang kecantikan dan ketrampilan baik teori maupun praktek.<br />
� Menggunakan fasilitas.<br />
� Pengunjung<br />
� Mencari informasi pusat kegiatan<br />
� Mencari tentang kecantikan dan perawatannya.<br />
� Konsultasi<br />
� Menggunakan fasilitas yang ada.<br />
3. Fasilitas dan Fungsi Ruang<br />
� Fasilitas Tata Busana<br />
Kegiatan pendidikan dan pelatihan meliputi kegiatan pendidikan (teori) dan<br />
kegiatan pelatihan (praktek). Fasilitas untuk kegiatan tersebut adalah :<br />
� Pelatihan menjahit dasar<br />
� Pelatihan bordir<br />
� Pelatihan sulam<br />
� Penunjang fasilitas Tata Busana<br />
Fasilitas penunjang disediakan untuk menunjang secara keseluruhan fasilitas yang<br />
ada terkhusus dibagian ketrampilan yang mana dapat digunkan oleh seluruh<br />
pengunjungnya.<br />
� Fasilitas Tata Boga<br />
Pelatihan memasak dasar<br />
Pelatihan industri rumah tangga ( makanan ), seperti: membuat kue, membuat<br />
manisan/asinan, kerupuk, dan lainnya.<br />
� Fasilitas Umum<br />
Fasilitas ini merupakan fasilitas yang bersifat public dimana sifatnya terbuka bagi<br />
semua orang yang datang, mengarah kepada fasilitas-fasilitas lain yang lebih<br />
spesifik.
� Fasilitas pengelola<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Fasilitas yang disediakan untuk orang – oran yang mengelola dan menjalankan<br />
kegiatan yang ada didalamnya.<br />
� Fasilitas service<br />
Sebagai wadah yang mendukung untuk perawatan fasilitas-fasilitas lainnya.<br />
Analisa kegiatan Muslimah Centre Babussalam<br />
a. Staff karyawan umum<br />
Datang Receptionis R.Personalia R.Kerja<br />
b. Peserta didik<br />
c. Pengunjung<br />
Pulang<br />
Datang Receptionis Lobby/Cafetaria Kelas<br />
Datang Receptionis Lobby<br />
Tempat tujuan<br />
Pulang<br />
Lobby/Cafe<br />
Pulang
2.5 STUDI BANDING <strong>PROYEK</strong> SEJENIS<br />
2.5.1 AL-MARKAZ AL-ISLAMI<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
Gambar.2.7. Tampak depan Al-Markaz Islami<br />
Sumber: Google earth<br />
Gambar.2.8.Suasana malam Al-Markaz Islami<br />
Sumber: Google earth<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Al-Markaz Al-Islami adalah merupakan masjid dan auditorium termegah di Asia<br />
dan terbesar di kawasan timur Indonesia. Selain berfungsi sebagai sarana pendidikan,<br />
kegiatan sosial, dan budaya umum untuk kawasan Timur Indonesia. Al-Markaz Al-Islami<br />
berdiri di atas tanah seluas 10 hektar di tengah kota Makassar(Menempati luas areal 72.229<br />
m2 atau 7,229 ha, ). Pusat ibadah ini tampil dominan dengan ukuran dan bentuk yang<br />
megah, mencerminkan perpaduan nilai-nilai Islam, budaya setempat, dan modernitas yang<br />
menjadi kebanggaan dan identitas masyarakat.<br />
Gagasan untuk mendirikan Masjid Al-Markaz Al-Islami dan fasilitas pendidikan<br />
lainnya, pertama kali dicetuskan oleh Jenderal M Jusuf tahun 1989 di Madinah saat<br />
menunaikan ibadah haji. Gagasan itu disampaikan kepada sejumlah tokoh yang pada waktu<br />
itu sama-sama menunaikan ibadah haji, antara lain Munawir Syadzali, MA (ketika itu<br />
Menteri Agama RI), Prof Dr Sujudi (saat itu masih menjabat Rektor UI) dan pengusaha<br />
Drs M Jusuf Kalla.<br />
Masjid Nabawi yang indah di Madinah memiliki daya tarik tersendiri bagi M Jusuf,<br />
bahkan memberikan motivasi serta menjadi inspirasinya untuk membangun masjid yang<br />
monumental di tanah air, sehingga bisa dikenal pula bukan hanya di Indonesia tapi juga<br />
oleh publik mancanegara. Bukan itu saja, menurut Drs HM Yusuf Kalla, Ketua Yayasan<br />
Islamic Center Al-Markaz Al-Islami, arsitektur masjid yang akan dibangun ketika itu<br />
sedapat mungkin menyamai apa yang ada di Masjid Nabawi.<br />
Makasar sebagai tempat berdirinya masjid dengan arsitektur bergaya Masjid<br />
Nabawi di Madinah, dengan alasan kota ini memiliki kaitan historis dengan Jenderal M<br />
Jusuf. Kecuali itu, daerah ini juga dikenal sebagai salah satu pusat pengembangan Islam di<br />
Indonesia, namun belum memiliki sebuah masjid yang indah dan fasilitas pendidikan<br />
memadai.<br />
Sejalan dengan dibangunnya Masjid Al Markaz Al Islami, didirikan pula :<br />
Yayasan Al-Markaz Al-Islami, dengan maksud dan tujuan yaitu:<br />
� Pertama, panitia pembangunan masjid juga melakukan pembinaan dan<br />
pemeliharaan masjid, sebagai pusat pendidikan dan kegiatan masyarakat.<br />
� Kedua, sebagai pusat pembinaan dan penyebaran (syiar) Islam.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
� Ketiga, membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sebagai salah satu upaya<br />
dalam mencerdaskan kehidupan umat Islam.<br />
Kompleks Sekolah<br />
Pendidikan yang diselenggarakan Masjid Al-Markaz Al-Islami adalah pendidikan<br />
non formal, tetapi bersifat teratur dan terdaftar serta mempunyai sistem nilai. Untuk tahap<br />
pertama yang sudah berjalan adalah pendidikan agama/pengajian/TP-Al Quran, baik untuk<br />
anak-anak, remaja, mahasiswa dan dewasa.<br />
Ada beberapa kegiatan yang telah dan sedang berjalan baik dalam bentuk pengajian<br />
rutin, Ceramah agama setiap selesai sholat Dzuhur dan Magrib, serta kegiatan lainnya yang<br />
bersifat memperkokoh keislaman. Mesjid Al-markaz Al-Islami juga menjadi sarana untuk<br />
sholat lima waktu, sholat Jum’at, sholat Tarawih dan sholat Hari Raya.<br />
Sedangkan ceramah atau dakwah yang dilakukan untuk mencegah kebosanan<br />
jamaah, maka setiap penceramah diatur secara berkala setiap empat bulan sekali baru<br />
berceramah lagi. Tentunya dengan menggunakan metode yang lebih terencana dan<br />
komunikatif. Dalam artian, dibuka kesempatan diskusi atau jika memungkinkan dengan<br />
peragaan.Siraman rohani yang dilaksanakan di Masjid Al-Markas Al-Islami bukan hanya<br />
untuk kaum pria saja, tapi juga untuk kaum wanita yang rutin diadakan setiap hari Sabtu.<br />
Biasanya dihadiri lebih kurang 300 orang, dengan lebih mengutamakan pengajian dasar<br />
dan pendalaman.<br />
Toko - toko<br />
Suatu masjid yang indah akan lebih indah apabila masyarakat dan jamaahnya bisa<br />
meningkat kehidupan dan kegiatan sosial ekonominya berkat kegiatan-kegiatan bersama<br />
yang dilaksanakan oleh jamaah mesjid itu sendiri. Karena itu, kegiatan jemaah masjid<br />
selain mengikutsertakan jemaah itu sendiri juga melibatkan masyarakat sekitar dan harus<br />
dilakukan secara lebih intensif.Untuk mengembangkan usaha kecil di lingkungan masjid<br />
saat ini telah berjalan kegiatan ekonomi yaitu dibukanya toko-toko buku dengan sistem<br />
pembayaran bagi hasil 60% untuk pemilik toko dan 40% untuk Al-Markaz. Pasar Jumat di<br />
gelar sebelah selatan masjid setiap hari Jumat dengan membayar infak ke masjid sebesar<br />
Rp 2.000, sedangkan kantin Al-Markaz membayar infak Rp 20.000 perminggu. Dana yang
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
terhimpun ini akan menjadi kas masjid, dan digunakan untuk biaya pemeliharaan masjid<br />
dan sebagainya.<br />
Gambar.2.9.Area pertokoan Al-Markaz Al-Islami<br />
Sumber: Google earth<br />
ARSITEKTURAL<br />
Bangunan Masjid Al-Markaz ini, terdiri atas tiga lantai dengan luas 10.000 meter.<br />
Seluruh lantai masjid terbuat dari granit. Lantai dasar seluas 4.000 meter persegi untuk<br />
kegiatan perkantoran dan aula. Sedang lantai kedua seluas 4.000 meter persegi untuk ruang<br />
shalat berkapasitas tampung sepuluh ribu jamaah. Lantai tiga didesain berbentuk U seluas<br />
2.000 meter persegi lebar 8 meter untuk ruang shalat wanita. Di kiri dan kanan masjid<br />
terdapat dua bangunan tempat berwudhu seluas 648 meter. Sedang di belakang masjid<br />
terdapat bangunan selasar seluas 2.691 meter persegi untuk plaza terbuka.<br />
Gambar.2.10 .Menara mesjid Al-Markaz<br />
Al-Islami<br />
Sumber: Google earth
Gambar.2.11 Detail menara mesjid<br />
Al-Markaz Al-Islami<br />
Sumber: Google earth<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Masjid Al-Markaz Al-Islamy memiliki 5 menara yang salah satu di antaranya<br />
menjulang hingga ketinggian 84 meter. Di puncak menara yang diselimuti granit itu<br />
terpasang loudspeaker yang dirancang oleh tenaga ahli dari Jepang untuk dapat terdengar<br />
sampai jauh. Di dalam selubung menara, tersimpan menara air setinggi 17 meter untuk<br />
menyediakan air bersih bagi seluruh kompleks. Tangga utamanya yang terletak di bahagian<br />
depan masjid dilengkapi dengan eskalator, guna memudahkan jamaah lanjut usia yang<br />
datang shalat pada hari jumat atau waktu-waktu tarawih.<br />
Pada seputar dinding-dinding masjid, luar dan dalam dipasangi batu granit<br />
berukuran 60 X 60 cm, berwarna putih dengan noktah coklat, diselingi granit bakar<br />
berbentuk pita horizontal selebar 10 cm. Dinding itu dilengkapi ornamentasi dan kaligrafi<br />
yang memenuhi estetika islami. Tubuh masjid yang berwarna putih keciklatan dengan<br />
mahkota atap hijau turkois memberi kesan bersih alami.<br />
Ruang utama masjid digunakan untuk shalat di lantai dua tidak memiliki tiang<br />
penyanggah sehingga berada di dalamnya ruangan terasa sangat lapang. Penerangannya<br />
dari lampu kristal yang didesain dengan perpaduan artistik seni Islam dan ornamen
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
tradisional Sulawsi Selatan. Sistim ventilasi udaranya menggunakan dinding kerawang<br />
berpola Islam, motif arabesk dalam desain khusus. Dinding kerawang ini dibuat kembar,<br />
bahagian luarnya dibuat dari beton agar hujan tidak tiris ke dalam. Sedang bahagian dalam<br />
terbuat dari besi sehingga sirkulasi yang tercipta begitu baik dan membuat hawa terasa<br />
sejuk.<br />
2.5.2 ISLAMIC CENTRE LHOKSEUMAWE<br />
Bangunan ini terletak di jantung kota Lhok Seumawe di Aceh Utara NAD dilokasi<br />
yang dahulunya merupakan stadion kota (yang telah dipindahkan). View yang luas dari<br />
lapangan Hiraq dan kantor DPRD serta merupakan “Point of Interest” yang terlihat jelas<br />
bila anda menggunakan mobil dari jalan raya Medan–Banda Aceh ketika memasuki Lhok<br />
Seumawe.Dilihat dari bentuk kubahnya, bangunan ini terlihat memakai arsitektur Timur<br />
Tengah/ Iran dengan menempatkan 4 gapura di 4 sisinya.<br />
Tingginya elevasi lantai bangunan dibandingkan elevasi jalan raya serta tingginya<br />
struktur bangunan mempunyai manfaat ganda yaitu selain antisipasi banjir akibat pasang<br />
air laut juga memberikan efek psikologi kepada jamaahnya yaitu betapa kecilnya manusia<br />
dibanding sang penciptanya serta tempat itu dapat dijadikan escape zone dari kemungkinan<br />
terjadinya musibah alam.<br />
Gambar.2.12 Tampak depan Islamic Centre Lhokseumawe<br />
Sumber: Google earth
Gambar.2.13 Ruang dalam Islamic Centre Lhokseumawe<br />
Sumber: Google earth<br />
2.5.3 MESJID CORDOBA ANDALUSIA (SPANYOL)<br />
Gambar.2.14 Denah Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)<br />
Sumber: Google earth<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual
Interior mesjid cordoba<br />
Gambar.2.16 Interior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)<br />
Sumber: Google<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Cordova adalah ibukota Andalusia,<br />
yang sejak 525 Masehi menjadi<br />
pusat perkembangan peradaban<br />
kerajaan Islam yang terkenal di<br />
seluruh Eropa. Pada masa Bani<br />
Ummayah, Cordova memiliki 1000<br />
masjid, 800 kamar mandi umum,<br />
dan 70 perpustakaan yang<br />
mendorong ilmu pengetahuan dan<br />
teknologi serta menjadi pusat<br />
ekonomi yang pada<br />
perkembangannya mendorong<br />
kemajuan Eropa dan dunia.<br />
Gambar.2.15 Denah Mesjid Cordoba Andalusia<br />
( Spanyol)<br />
Sumber: Google
Gambar.2.17 Interior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)<br />
Sumber: Google<br />
Eksterior Mesjid Cordoba<br />
Gambar.2.18 Eksterior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)<br />
Sumber: Google<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual
Gambar.2.19 Eksterior Mesjid Cordoba Andalusia ( Spanyol)<br />
Sumber: Google<br />
2.5.4 ISLAMIC CENTER SAMARINDA<br />
Nama Proyek : Islamic Centre Samarinda<br />
Arsitek : -<br />
Luas Lahan : 12 Ha<br />
Mulai dibangun : -<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di kelurahan karang<br />
asam, Samarinda ilir, Samarinda Kalimantan Timur, yang merupakan masjid termegah<br />
dan terbesar di Asia Tenggara. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid<br />
ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Masjid ini berdiri di atas lahan seluas sekitar 12 hektar dengan luas bangunan<br />
keseluruhan mencapai 50 ribu m 2 dimana luas bangunan utama 43.500 m 2 , luas bangunan<br />
penunjang 7.115 m 2 dan luas lantai basement 10.235 m 2 . Sedangkan luas lantai mezanin<br />
(balkon) adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelumnya merupakan lahan bekas areal<br />
penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang kemudian dihibahkan kepada Pemerintah<br />
Provinsi Kalimantan Timur. Bangunan ini memiliki kapasitas 44.000 umat. Lokasi ini<br />
sebelumnya merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT Inhutani I yang<br />
kemudian dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Pembangunan<br />
Islamic Center diharapkan dapat pula membangkitkan semangat kebersamaan dalam upaya<br />
menghadapi era global, selain merupakan tuntutan masyarakat untuk Samarinda memiliki<br />
sebuah sarana tempat ibadah yang memadai.<br />
Bangunan yang berdiri diatas lahan seluas 12 Ha itu cukup ramai dikunjungi warga,<br />
baik sekedar berfoto maupun salat di Masjid Islamic Center. Suasana di Islamic center<br />
samarinda ini tidak jauh berbeda dengan suasana mesjid-mesjid di timur- tengah.<br />
Pemerintah Provinsi samarinda menghabiskan dana ratusan miliar rupiah untuk<br />
membangun Islamic center ini yang mana pada akhirnya berkembang menjadi icon atau<br />
landmark daerah itu. Bahkan memiliki potensi besar sebagai obyek wisata agama yang<br />
menjadi andalan Kalimantan timur.<br />
Gambar.2.20 Islamic Centre Samarinda<br />
Sumber: Google<br />
Bangunan masjid ini<br />
memiliki sebanyak 7<br />
menara dimana menara<br />
utama setinggi 99 meter<br />
yang bermakna asmaul<br />
husna atau nama-nama<br />
Allah yang jumlahnya 99<br />
Menara utama itu terdiri<br />
atas bangunan 15 lantai<br />
masing-masing lantai<br />
setinggi rata-rata 6 meter.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
Gambar.2.22 Eksterior Islamic Centre Samarinda<br />
Sumber: Google<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Gambar.2.21 Islamic Centre Samarinda<br />
Sumber: Google
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
Gambar.2.23 Koridor Islamic Centre Samarinda<br />
Sumber: Google<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Banyaknya jumlah pengunjung terlihat dari jumlah mobil yang parkir memadati<br />
halaman Masjid. Biasanya, jumlah kenderaan parkir akan banyak bila ada acara di Mesjid.<br />
Terlebih bila pada saat hari-hari kebesaran islam. Islamic center ini dilengkapi berbagai<br />
fasilitas seperti rumah sakit yang dilengkapi unit gawat darurat, gedung sekolah TK dan<br />
SD, bahkan dilengkapi dengan business center berupa hotel, komplek perkantoran, serta<br />
pertokoan.<br />
2.5.5 JAKARTA ISLAMIC CENTRE<br />
Nama Proyek : Jakarta Islamic Center (JIC)<br />
Arsitek : -<br />
Luas Lahan : 109.435 m2<br />
Mulai dibangun : 2002<br />
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau yang lebih dikenal dengan<br />
Jakarta Islamic Centre adalah organisasi Non Struktural di bawah PEMDA Prov. DKI<br />
Jakarta yang berdiri di eks lokalisasi Kramat Tunggak, Tanjung Priok, Jakarta Utara.<br />
Kehadiran Jakarta Islamic Centre (JIC) yang merubah tanah hitam menjadi tanah putih,
Gambar.2.24 Interior Islamic Centre Samarinda<br />
Sumber: Google<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
min al-dzulumaat ila an-nuur, diharapkan mampu menampilkan citra baru yang<br />
memancarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang menyejukkan nurani.<br />
Konsepsi pembangunan JIC merupakan sebuah bentuk fasilitasi fungsi-fungsi<br />
kemakmuran masjid yang difasilitasi secara total oleh Pemda DKI Jakarta dengan cirri<br />
utamanya, terdapat fungsi peribadatan, fungsi pendidikan dan fungsi perdagangan/ bisnis.<br />
Kelengkapan fungsi yang dimiliki JIC serta dengan dukungan bentuk fisik<br />
bangunan yang monumental diharapkan dapat menjadikannya sebagai landmark Jakarta<br />
sekaligus prototype bagi Islamic Centre di Indonesia. Dengan jaringan kerja yang<br />
melingkupi wilayah Indonesia, Asia Tenggara bahkan dunia, peran strategis JIC<br />
diharapkan mampu mewujudkan kebanggaan umat.<br />
Jakarta Islamic Centre diharapkan dapat menjadi salah satu simpul Pusat Peradaban<br />
Islam di Indonesia dan Asia Tenggara yang merupakan wilayah konsentrasi baru<br />
kebangkitan Islam di Dunia, sehingga keberadaannya di ibukota Negara dengan mayoritas<br />
penduduk muslim terbesar dapat menunjukkan peran strategisnya sebagai Pusat<br />
Pembaruan Menuju Tata Nilai Kehidupan yang lebih Islami.
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
2.5.6 PUSAT DAKWAH ISLAM JAWA BARAT (PUSDAI JABAR)<br />
Lokasi : Bandung<br />
Luas Lahan : 4,5 Ha<br />
Luas Bangunan : 12.537,72 M<br />
Arsitek : Ir. Slamet Wirasonjaya<br />
2<br />
Pemilik : Yayasan PUSDAI Pemda Propinsi DT.I Jawa Barat<br />
Gambar.2.25 Pusat Dakwah Islam Jawa Barat<br />
Sumber: Google<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Pusat Dakwah Islam di Jawa Barat merupakan Mesjid yang diperluas dalam<br />
rangka pengabdian Agama Islam bagi kegiatan pembangunan masyarakat, dan juga<br />
merupakan suatu wadah bagi kegiatan sehari-hari yang sesuai dengan ciri-ciri masyarakat<br />
Islam, baik dari masa lampau, sekarang maupun yang akan datang.<br />
Pusat Dakwah ini dimanfaatkan sebagai wadah pemeliharaan dan pengembangan<br />
nilai-nilai budaya Islam,berjalan dengan sarana keislaman yang ada serta kehadirannya<br />
dapat dijadikan tempat berlangsungnya interaksi antar potensi umat islam.<br />
Gambar.2.26 Ruang Luar Islam Jawa Barat<br />
Sumber: Google<br />
Kompleks Pusdai berada di Jln.<br />
Diponegoro 63 Bandung, tak jauh dari<br />
Gedung Sate dan Lapaangan Gasibu<br />
Bandung, dan Kompleks Pusdai<br />
bersebelahan<br />
Bandung.<br />
dengan Gedung RRI<br />
Fungsi Utama
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Forum menyepakati pendirian Islamic Center/Pusdai Jabar dengan mengemban dua<br />
fungsi utama, yakni :<br />
� Sebagai sarana pengembangan dan penyebaran Islam serta kebudayaan Islam di<br />
Jawa Barat.<br />
� Sebagai pusat penggodokan sumber daya manusia umat Islam yang berdaya cipta<br />
dan berdaya pembaharuan yang beriman, bertakwa , serta berilmu pengetahuan.<br />
Dengan stok No. 593.8/SK. 133-Pem/82, Gubernur Jabar H. Aang Kunaefi menetapkan,<br />
Pusat Pengembangan dan Pengkajian Islam (Islamic Center) Jawa Barat itu seyogianya<br />
dibangun sebagai satu kesatuan dengan pembangunan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa<br />
Barat, Museum Perjuangan Rakyat Jawa Barat, dan Lapangan Upacara Pemda Jawa<br />
Barat di sekitar Jalan Japati dan Lapangan Gasibu Jalan Dipenonegoro Kota Bandung.<br />
Setelah terbit stok gubernur tersebut, dimulailah pembangunan Islamic Center<br />
yang diawali dengan pembahasan lahan di daerah Cihaurgeulis, Sukamantri, Jalan<br />
Diponegoro, dan Jalan Supratman Kota Bandung. Hampir 10 tahun (1982-1991) Pemda<br />
Jabar melaksanakan pembebasan lahan dan pemindahan (relokasi) penduduk yang ada di<br />
atas lahan. Untuk keperluan pembebasan lahan dan relokasi itu, Pemda Jabar<br />
mengeluarkan biaya sekitar Rp 20 milliar.<br />
Setelah pembebasan lahan serta relokasi penduduk selesai, dimulailah<br />
pembangunan fisik Islamic Center (tahun 1992 berdasarkan izin Pemda Kotamadya<br />
Bandung No. 583/637/<strong>II</strong>/DTK/92) di atas lahan seluas 4,5 Ha.<br />
Kini komplek Islamic Center atau Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jabar berdiri<br />
megah dan menjadi salah satu kebanggaan umat Islam Jawa Barat. Secara fisik, kompleks<br />
Pusdai terdiri dari:<br />
1. Bangunan masjid (Masjid Pusdai) berkapasitas 4.600 orang<br />
2. Ruang Seminar Besar (Ruang Cendekia C) berkapasitas 100 orang.<br />
3. Ruang Seminar Kecil (Ruang Cendekia D) berkapasitas 40 orang.<br />
4. Gedung Bale Asri (Gedung Serba Guna) berkapasitas 2.000 orang untuk acara<br />
pertemuan, seminar, resepsi, pameran, dan seagainya.<br />
5. Ruang Pameran Mushaf Sundawi.<br />
6. Ruang Perkantoran.
7. Tempat Wudhu Pria dan Wanita<br />
8. Perpustakaan dan Lembaga Bahasa<br />
9. Kantin, Wartel, dan Café<br />
10. Area Parkir<br />
11. Ruang Multimedia.<br />
12. Ruang Lumbung Zakat Pusdai.<br />
13. Ruang Galeri Pusdai.<br />
<strong>BAB</strong>USSALAM LANGKAT ISLAMIC CENTRE<br />
EINSTEINIA - 070406003<br />
Arsitektur Kontekstual<br />
Seluruh bangunan kompleks Pusdai Jawa Barat itu telah menghabiskan biaya sebesar Rp<br />
27 Milliar. Sebagian besar sumber dana diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja<br />
Daerah (APBD) Jawa Barat. Secara fisik, pembangunan berlangsung dari Tahun<br />
Anggaran 1991-1992 sampai dengan Tahun Anggaran 1997/1998. Bila dihitung dari<br />
mulai munculnya gagasan pembangunan Islamic Center tahun 1997/1998 sampai dengan<br />
selesai pembangunan tahun 1997/1998, pembangunan Islamic Center (Pusdai) Jabar ini<br />
berlangsung selama 20 tahun dan menghabiskan biaya sekitar Rp 49 Milliar.