10.07.2015 Views

Pedoman Penanggulangan Masalah Gizi Darurat - Suyatno, Ir., MKes

Pedoman Penanggulangan Masalah Gizi Darurat - Suyatno, Ir., MKes

Pedoman Penanggulangan Masalah Gizi Darurat - Suyatno, Ir., MKes

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

(final draft)PEDOMANPENANGGULANGAN MASALAH GIZIDALAM KEADAAN DARURATDEPARTEMEN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKATDIREKTORAT GIZI MASYARAKATJAKARTA, 2001


DAFTAR ISIKATA PENGANTARI. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGB. BATASAN ISTILAHII.III.IV.TUJUAN DAN SASARANSTRATEGIPENANGANAN GIZI DALAM KEADAAN DARURAT1. Tahap penyelamatana) Fase Ib) Fase II2. Tahap tanggap daruratV. SURVEILANSVI.PENGORGANISASIANLampiran:1. Contoh standar ransum tahap penyelamatan dan cara perhitungankebutuhan bahan makanan untuk pengungsi2. Contoh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terbatas dan Terapi3. Bahan Makanan Penukar Ukuran Rumah Tangga (URT)4. Angka Kecukupan <strong>Gizi</strong> yang dianjurkan (AKG) untuk Indonesia5. Kelengkapan pelaksanaan Surveilans <strong>Gizi</strong> Pengungsigizi darurat halaman 2


I. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANGBerbagai krisis yang terjadi di Indonesia seperti konflik sosial, konflikpolitik, bencana alam menyebabkan terjadi banyak penduduk terpaksameninggalkan tempat tinggalnya dan hidup di pengungsian. Kehidupandipengungsian pada umumnya mengalamai tekanan fisik dan psikologis.Sampai dengan Juni 2001, terdapat 260.583 KK dengan jumlah 1.264.136pengungsi yang tersebar di 19 propinsi (PPMK-Depkes, 2001).Kondisi di tempat pengungsian seperti air bersih, mandi cuci kakus,ketersediaan pangan sangat terbatas yang membawa konsekuensiterhadap timbulnya masalah kesehatan dan gizi. Oleh karena itu padaawal kedatangan pengungsi sangat tergantung pada bantuan pangan dankesehatan lainnya. Apabila hal ini tidak segera diatasi maka kondisikesehatan akan menjadi buruk.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan danUnicef terhadap pengungsi Timor Timur di Nusa Tenggara Timurmenunjukkan bahwa 24% balita dikategorikan kurus atau wasted (BB/TB< – 2SD), 8% diantaranya sangat kurus (BB/TB < -3SD ). Sedangkan diKalimantan Barat prevalensi gizi kurang (BB/TB < - 2 SD) dilaporkansebesar 10.8%. Berdasarkan ketentuan UNHCR jika prevalensi gizi Kurang(< - 2SD) antara 10-15% ditambah adanya faktor lain yangmemperburuk, maka keadaan gizi di lokasi pengungsi tersebut dikatakankritis. Pengalaman di camp pengungsi di Asia dan Afrika menunjukkanbahwa angka kematian tinggi pada pengungsi yang berkaitan erat denganburuknya status gizi para pengungsi terutama pada kelompok rawan.Berbagai upaya pemenuhan gizi di tempat pengungsian sudah dilakukanseperti pemberian makanan tambahan tetapi belum optimal karenaadanya keterbatasan seperti tenaga, sarana, tata laksana pemberianmakanan tambahan dan sistem surveilans.Informasi tentang ketersediaan pangan yang dimonitor melalui sistemkewaspadaan pangan dan gizi sangat membantu pemerintah daerahdalam kesiapsiagaan penanganan masalah pangan dan gizi pengungsi.Hal ini sangat didukung dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 25tahun 2000 tentang “Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan PropinsiSebagai Daerah Otonom“.gizi darurat halaman 3


Untuk mengoptimalkan tata laksana penanganan masalah gizi dalamkeadaan darurat maka diperlukan pedoman yang dapat memuat hal-halpokok yang perlu diperhatikan dalam penanggulangan masalah gizi dipengungsian. Hal yang sangat teknis dapat merujuk kepada referensiyang ada.B. Batasan IstilahoooPengungsi (Internal Displaced People) adalah sekelompok orangyang karena terpaksa (bencana, kerusuhan, perang) meninggalkantempat tinggalnya.<strong>Masalah</strong> gizi darurat adalah keadaan gizi dimana jumlah kurang gizipada sekelompok masyarakat pengungsi meningkat dan mengancammemburuknya kehidupan.Surveilans <strong>Gizi</strong> Pengungsi: adalah proses pengamatan keadaan gizipengungsi secara terus menerus untuk pengambilan keputusan dalammenentukan tindakan intervensi.o PMT darurat (blanket supplementary feeding programme) :Pemberian makanan tambahan kepada seluruh kelompok rentan: anakbalita, wanita hamil, dan ibu meneteki (khususnya sampai 6 bulansetelah melahirkan) yang bertujuan mencegah memburuknya keadaangizi pengungsi.ooooPMT darurat terbatas (targeted supplementary feedingprogramme): Pemberian makanan tambahan kepada kelompokrentan yang menderita gizi kurang.PMT terapi (therapeutic feeding programme): Pemberianmakanan tambahan dengan terapi diet dan medis pada anak yangmenderita gizi buruk (sangat kurus) yang bertujuan menurunkanangka kematian.Keadaan gawat (serious situation): Keadaan yang ditandaidengan prevalensi gizi kurang balita pengungsi lebih besar atau samadengan 15%, atau 10-14.9% dan disertai faktor pemburuk.Keadaan kritis (risky situation): Keadaan yang ditandai denganprevalensi gizi kurang balita pengungsi lebih besar atau sama dengan10-14.9%, atau 5-9.9% dan disertai faktor pemburuk.gizi darurat halaman 4


ooooFaktor pemburuk (aggravating factors): terdapat satu atau lebihdari tanda berikut ini:• Rata-rata asupan makanan pengungsi kurang dari 2100 Kkal/hari• Angka kematian kasar lebih dari 1 per 10.000 per hari• Angka kematian balita lebih dari 2 per 10.000 per hari• Terdapat KLB campak atau pertusis• Peningkatan kasus ISPA dan diareKetahanan pangan keluarga (household food security) : Situasiyang menggambarkan jumlah pangan yang tersedia dibandingkandengan kebutuhan keluarga.Prevalensi gizi kurang balita: Persentase anak berusia 6-59 bulanyang BB/TB di bawah –2 SD atau di bawah 80% median dibandingkandengan populasi acuan WHO/NCHS.Prevalensi gizi buruk balita: Persentase anak berusia 6-59 bulanyang BB/TB di bawah –3 SD atau di bawah 70% median dibandingkandengan populasi acuan WHO/NCHS.gizi darurat halaman 5


II. TUJUAN DAN SASARANA. TujuanUmumMencegah memburuknya dan meningkatkan status gizi masyarakat dipengungsian.Khusus1. Terpantaunya perkembangan status gizi pengungsi melalui kegiatansurveilans.2. Terselenggaranya pelayanan gizi sesuai dengan tingkat masalah gizi(tingkat kedaruratan)3. Terciptanya koordinasi lintas program dan lintas sektorB. Sasaran Intervensi <strong>Gizi</strong>Masyarakat pengungsi terutama balita, ibu hamil, ibu meneteki dan usialanjut.gizi darurat halaman 6


IV.PENANGANAN GIZI DARURATPrinsip penanganan gizi darurat terdiri dari 2 tahap yaitu tahap penyelamatandan tahap tanggap darurat seperti terlihat pada bagan berikut ini:Bagan. Proses penanggulangan masalah gizi dalam keadaan daruratPENGUNGSI TIBA DI LOKASIFASE I TAHAP PENYELAMATAN DIMULAI (DAPUR UMUMDIDIRIKAN JIKA PERLU)FASE I TAHAPPENYELAMATANMAKSIMUM 5 HARISURVEILANS GIZIPREVALENSIGK>= 15%; ATAUPREVALENSI GK:10-14,9% DISERTAIFAKTOR PEMBURUKFASE II TAHAP PENYELAMATAN DIMULAIDAPUR UMUM DIHENTIKAN, DIGANTI DENGAN RANSUM.SURVEY DATA DASAR STATUS GIZI DILAKSANAKANDATA DASAR STATUS GIZI DAN PENYAKITPENGUNGSI SELESAI DIANALISISPREVALENSIGK: 10-14,9%; ATAUPREVALENSI GK


1. Tahap PenyelamatanTahap penyelamatan merupakan kegiatan yang bertujuan agar parapengungsi tidak lapar dan dapat mempertahankan status gizi.Tahap ini terdiri dari 2 fase yaitu :a. Fase pertama (fase I) adalah saat: pengungsi baru terkena bencana, petugas belum sempat mengidentifikasi pengungsi secara lengkap belum ada perencanaan pemberian makanan terinci sehingga semuagolongan umur menerima bahan makanan yang samaFase ini maksimum selama 5 hariFase ini bertujuan memberikan makanan kepada masyarakat agar tidaklapar. Sasarannya adalah seluruh pengungsi, dengan kegiatan:Pemberian makanan jadi dalam waktu sesingkat mungkinPendataan awal; jumlah pengungsi, jenis kelamin, golongan umurPenyelenggaraan dapur umum (merujuk ke Depsos), dengan standarminimal;b. Fase kedua (fase II), adalah saat: pengungsi sudah lebih dari 5 hari bermukim ditempat pengungsian. sudah ada gambaran keadaan umum pengungsi (jumlah, golonganumur, jenis kelamin keadaan lingkungan dan sebagainya), sehinggaperencanaan pemberian bahan makanan sudah lebih terinci. pada umumnya bantuan bahan makanan cukup tersedia.Sasaran pada fase ini adalah seluruh pengungsi dengan kegiatan:Pengumpulan dan pengolahan data dasar status gizi.Menentukan strategi intervensi berdasarkan analisis status gizi.Merencanakan kebutuhan pangan untuk suplementasi gizi.Menyediakan Paket Bantuan Pangan (ransum) yang cukup, mudahdikonsumsi oleh semua golongan umur dengan syarat minimal sebagaiberikut :o Setiap orang diperhitungkan menerima ransum senilai 2.100Kkal, 40 gram lemak dan 50 gram protein per hari.o Diusahakan memberikan pangan sesuai dengan kebiasaan danketersediaan setempat, mudah diangkut, disimpan dandidistribusikan.o Harus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.gizi darurat halaman 9


ooMendistribusikan ransum sampai ditetapkannya jenis intervensigizi berdasarkan hasil data dasar (maksimum 2 minggu).Memberikan penyuluhan kepada pengungsi tentang kebutuhangizi dan cara pengolahan bahan makanan masing-masinganggota keluarga.Pada lampiran 1 dicantumkan contoh Standar Ransum Tahap PenyelamatanFase I dan Fase II. Selain itu diuraikan pula cara perhitungan kebutuhanbahan makanan untuk pengungsi selama tahap penyelamatan. Untukmenggunakan bahan makanan setempat, contoh bahan makanan sepertiyang tercantum pada contoh di lampiran 1 dapat ditukar. Beberapa bahanmakanan penukar dapat dilihat pada Lampiran 3. Lampiran 4mencantumkan Angka Kecukupan <strong>Gizi</strong> yang dianjurkan (AKG) untukIndonesia yang dapat digunakan untuk membantu perhitungan kebutuhanbahan makanan.2. Tahap Tanggap <strong>Darurat</strong>Tahap ini dimulai selambat-lambatnya pada hari ke 20 di tempatpengungsian.TujuanMenanggulangi masalah gizi melalui intervensi sesuai tingkat kedaruratangizi.Kegiatana.Melakukan penapisan (screening) bila prevalensi gizi kurang balita 10-14.9% atau 5-9.9% yang disertai dengan faktor pemburuk.b.Menyelenggarakan pemberian makanan tambahan sesuai dengan jenisintervensi yang telah ditetapkan pada tahap 1 fase II (PMTdarurat/Ransum, PMT darurat terbatas serta PMT terapi).c.Melakukan penyuluhan baik perorangan atau kelompok dengan materipenyuluhan sesuai dengan butir b.d.Memantau perkembangan status gizi melalui surveilans.e.Melakukan modifikasi/perbaikan intervensi sesuai dengan perubahantingkat kedaruratan: Jika prevalensi gizi kurang > 15% atau 10-14.9% denganfaktor pemburuk, diberikan paket pangan dengan standarminimal per orang perhari (ransum), dan diberikan PMT daruratuntuk balita, ibu hamil, ibu meneteki dan lansia serta PMT terapibagi penderita gizi buruk. Ketentuan kecukupan gizi pada PMTdarurat sama seperti standar ransum.gizi darurat halaman 10


V. SURVEILANSTahapan yang dilakukan pada surveilans gizi pengungsi dalam keadaan daruratadalah:1. Registrasi pengungsiRegistrasi perlu dilakukan secepat mungkin untuk mengetahui jumlah KK,jumlah pengungsi (jiwa), jenis kelamin, umur dan bumil/buteki/usila. Disamping itu diperlukan data penunjang lainnya misalnya: luas wilayah,jumlah camp, sarana air bersih yang dapat diperoleh dari sumber datalainnya. Registrasi dapat dilakukan sendiri atau menggunakan data yangtelah tersedia misalnya dari Satkorlak.Data tersebut digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan makanan padatahap penyelamatan dan merencanakan tahapan surveilans berikutnya.2.Pengumpulan data dasar giziData yang dikumpulkan adalah antropometri meliputi: berat badan, tinggibadan, umur untuk menentukan status gizi. Data antropometri inidikumpulkan melalui survei dengan metodologi surveilans atau survei cepat.Disamping itu diperlukan data penunjang lainnya seperti: diare,ISPA/Pneumonia, campak, malaria, angka kematian kasar dan kematianbalita. Data penunjang ini dapat diperoleh dari sumber lainnya, seperti surveipenyakit dari P2M.Data ini digunakan untuk menentukan tingkat kedaruratan gizi dan jenisintervensi yang diperlukan.3.PenapisanPenapisan dilakukan apabila diperlukan intervensi pemberian makanantambahan secara terbatas (PMT darurat terbatas) dan PMT terapi. Untuk itudilakukan pengukuran antropometri (BB/TB) semua anak untuk menentukansasaran intervensi. Pada kelompok rentan lainnya, penapisan dilakukandengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas/LILA.4. Pemantauan dan evaluasiPemantauan dan evaluasi ditujukan untuk menilai perubahan yang terjaditerhadap status gizi pengungsi. Pemantauan dan evaluasi terdiri dari: a)Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan dengangizi darurat halaman 12


menggunakan KMS; b) Penilaian keadaan gizi seluruh balita setelah periodetertentu ( 3 bulan) untuk dibandingkan dengan data dasar.Untuk keperluan surveilans gizi pengungsi, beberapa hal yang perlu disiapkanadalah:1. Petugas pelaksana adalah tenaga gizi (Ahli gizi atau tenaga pelaksana gizi)yang sudah mendapat latihan khusus penanggulangan gizi dalam keadaandarurat. Jumlah petugas pelaksana gizi minimal tiga orang tenaga giziterlatih, agar surveilans dapat dilakukan secepat mungkin. Tenaga pelaksanagizi ini akan bekerja secara tim dengan surveilans penyakit atau tenagakedaruratan lainnya.2. Alat untuk identifikasi, pengumpulan data dasar, pemantauan dan evaluasi:a.Formulir untuk registrasi awal dan pengumpulan data dasar danskrining/penapisan; dan juga formulir untuk pemantauan dan evaluasi secaraperiodik.b.Alat ukur antropometri untuk balita dan kelompok umur golongan rawanlainnya. Untuk balita diperlukan timbangan berat badan (dacin/salter), alatukur panjang badan (portable), dan medline (meteran).c.Monitoring pertumbuhan untuk balita (KMS)d.Jika memungkinkan disiapkan komputer yang dilengkapi dengan sistemaplikasi untuk pemantauan setiap individu (Lihat software “Surveilans <strong>Gizi</strong><strong>Darurat</strong>”).3. Melakukan kajian data surveilans gizi dengan mengintegrasikan informasi darisurveilans lainnya (penyakit dan kematian).Untuk kelengkapan pelaksanaan surveilans gizi pengungsi, pada lampiran5 dicantumkan:1. Contoh formulir untuk melakukan registrasi pengungsi2. Proses perhitungan sampel balita untuk pengumpulan data dasar3. Cara mengumpulkan ukuran antropometri balita pada survei data dasar4. Cara menilai status gizi balita secara manual menggunakan tabel rujukanBerat Badan dan Tinggi Badan5. Prinsip penapisan untuk menentukan sasaran pada PMT darurat terbatas6. Prinsip Pemantauan dan Evaluasigizi darurat halaman 13


VI.PENGORGANISASIANPelaksanaan penanganan gizi darurat merupakan bagian dari penanganankedaruratan secara umum yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerahsetempat (Gubernur dan atau Bupati/Walikota, Camat).Khusus sektor kesehatan mempunyai tugas sebagai berikut :♦ Melaksanakan surveilans gizi♦ Melaksanakan pelatihan.♦ Merencanakan kebutuhan pangan dan gizi.♦ Menangani masalah gizi.♦ Pelayanan kesehatan dan gizi.Secara operasional gizi darurat di tempat pengungsian ditangani oleh timyang anggotanya, sekurang-kurangnya terdiri dari: a) ahli gizi; b) ahlikesehatan/surveilans; c) LSM. Banyaknya anggota tim dan sektor yangterkait tergantung dari daerah.gizi darurat halaman 14


LAMPIRAN1. Contoh standar ransum tahap penyelamatan dan cara perhitungan kebutuhanbahan makanan untuk pengungsi2. Contoh Pemberian Makanan Tambahan (PMT) terbatas dan Terapi3. Bahan Makanan Penukar Ukuran Rumah Tangga (URT)4. Angka Kecukupan <strong>Gizi</strong> yang dianjurkan (AKG) untuk Indonesia5. Kelengkapan pelaksanaan Surveilans <strong>Gizi</strong> Pengungsigizi darurat halaman 15


Lampiran 1Contoh Ransum Tahap Penyelamatan dan Cara perhitungan kebutuhanbahan makan untuk pengungsi________________________________________________________Contoh Standar Ransum Tahap Penyelamatan Fase IBAHAN MAKANANKebutuhanper org perhari (gr)Ukuran RumahTangga (URT)Biskuit 100 10 – 12 bhMie Instan 320 3 gls(4bks)Sereal (instan) 50 5 sdm (2 sachet)Blended Food 50 10 sdmSusu untuk anak Balita 40 8 sdmEnergi (Kkal) 2.138Protein (g ) 53Lemak (g) 40Catatan :1. Contoh standar ransum diatas hanya merupakan perencanaan secara keseluruhan,sedangkan pembagian anggota keluarga tergantung dari kebutuhan.2. Perkiraan balita di pengungsian sebesar 10%, sehingga perlu ada blended food dansusu untuk anak umur 1- 5 tahun didalam standar perencanaan ransum.3. Pendistribusian harus terpusatkan melalui dapur umum.4. Setiap perhitungan bahan makanan hendaknya ditambahkan 10% untuk hal takterduga atau kehilangan.Contoh perhitungan bahan makanan mentahJika jumlah pengungsi sebesar 1.500 orang, maka perhitungan kebutuhan bahanmakanan pada fase 1 (selama 5 hari) adalah sebagai berikut:BAHAN MAKANANKebutuhanperorang/hari(gr)Kebutuhan bhnmak 1500pengungsi/hari(kg)Kebutuhan bhnmak 1500pengungsi(5 hari) dlm kgPenambahankebutuhanbahan makanan10% (Kg)Biskuit 100 150 750 825Mie Instan 320 48 240 264Sereal (instan) 50 7.5 37.5 41,25Blended Food 50 7.5 37.5 41,25Susu untuk Balita 40 6.0 30 33gizi darurat halaman 16


Cara perhitungan :Kebutuhan per orang/hari X jumlah pengungsi X jangka waktu penyelamatan + 10%(faktor tidak terduga)Contoh Standar Ransum Tahap Penyelamatan Fase IIBahan makananJumlah per orang per hari (gram)Tipe.1 Tipe.2 Tipe.3 Tipe.4 Tipe.5Sereal (beras, terigu, 400 420 350 420 450jagung, bulgur)Kacang-kacangan 60 50 100 60 50Minyak goring 25 25 25 30 25Ikan/Daging kaleng - 20 - 30 -Gula 15 - 20 20 20Garam beryodium 5 5 5 5 5Buah2an dan Sayuran - - - - 100Blended Food (MP–ASI) 50 40 50 - -Bumbu - - - - 5Energi (Kkal) 2113 2106 2087 2092 2116Protein (g ; %Kkal) 58 g;11% 60 g;11 % 72 g; 14% 45 g; 9% 51 g; 10%Lemak (g; % Kkal) 43 g;18% 47 g; 20% 43 g;18% 38g; 16% 41 g;17%Sumber : UNHCR, Handbook for EmergenciesCatatan :Contoh ransum type 1,2,3,4 dan 5 merupakan alternatif apabila ada faktor-faktor kebiasaan sertaketersediaan pangan setempat.Contoh Standar Ransum Tipe 1Bahan makananKebutuhan perorg per hari (gr)Ukurang RumahTangga (URT)Sereal (beras, terigu,400 2 glsjagung, bulgur)Kacang-kacangan 60 6-9 sdmMinyak goreng 25 2-3 sdmIkan/Daging kaleng -Gula 15 1-2 sdmGaram beryodium 5 1 sdmBuah2an dan Sayuran -Blended Food (MP–ASI) 50 10 sdmEnergi (Kkal) 2113Protein (g ; %Kkal)58 g;11%Lemak (g; % Kkal)43 g;18%gizi darurat halaman 17


Jika jumlah pengungsi sebesar 1.500 orang; selama 10 hari, maka perhitungan bahanmakanan sebagai berikutBAHAN MAKANANKebutuhanperorang/hari(gr)Kebutuhan bhnmak 1500pengungsi/hari(kg)Kebutuhan bhnmak 1500pengungsi(10 hari) dlm kgPenambahankebutuhan bahanmakanan 10%(Kg)Sereal (beras, terigu, 400 60 600 660jagung, bulgur)Kacang-kacangan 60 90 900 990Minyak goring 25 37.5 375 412.5Ikan/daging kaleng -Gula 15 22.5 225 247.5Garam beryodium 5 7.5 75 82.5Buah dan sayur -Blended Food (MP-ASI) 50 75 750 825Energi (Kkal) 2113Protein (G,% Kkal) 58 g;11%Lemak (g; % Kkal) 43 g;18%Contoh standar bantuan pangan terbatas untuk dibawa pulang (dry ration)Bahan makanan Ransum 1 Ransum 2Blended Fod Fortified 250 200SerealBiskuit tinggi energiMinyak yg sdh difortifikasi dgn vit A 25 20Biji-bijianGula 20 15Garam, beryodiumEnergi (Kcal) 1250 1000Protein 45 36Lemak % (Kcal) 30 30Contoh standar bantuan pangan terbatas untuk dimakan ditempat(wet ration)/dapur umumBahan makanan R 1 R2 R3 R4 R5Blended Fod Fortified 100 125 100Sereal 125Biskuit tinggi energi 125Minyak yg sdh difortifikasi dgn vit A 15 20 10 10Biji-bijian 30 30Gula 10 10Garam, beryodium 5Energi (Kcal) 620 560 700 605 510Protein 25 15 20 23 18Lemak % (Kcal) 30 30 28 26 29gizi darurat halaman 18


Lampiran 2Contoh Pemberian Makanan Tambahan (PMT)________________________________________________________1. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) TerbatasContoh bahan makanan untuk PMT terbatas anak Balita per orang per hariBahan MakananJumlah per orang per hari (gram)Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3Blended Food Fortified 100 - -Sereal - 125 60Skim Milk - - 45Biji-bijian - 30 -Minyak 30 20 30Gula 20 - 15Garam - 5 -Energi (kkal) 725 700 700Protein (% Energi) 10 11 12,5Catatan : untuk cara perhitungan sama dengan contoh perhitungan pada lampiran 1PMT untuk ibu hamil dan ibu meneteki sama dengan bantuan panganumum, hanya kalori ditambah 1000 kkal, dan 10-12 gr protein.Contoh PMT terbatas untuk ibu hamil dan meneteki per orang per hariBAHAN MAKANANBERAT URT(gr)Sereal( beras,terigu,jagung dll) 100 ½ glsBiskuit 80 10 bhGula 20 2.5 sdmSusu 40 8 sdmKalori (Kkal) 1000Protein)gr) 282. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) TerapiPMT Terapi diberikan kepada anak gizi buruk sesuai dengan pedoman tatalaksana penanggulangan gizi buruk (Depkes dan Protokol WHO),atau : 150 Kkal/kg Berat Badan/orang/hari; 3-4 gram protein /kg BeratBadan/orang/hari.gizi darurat halaman 19


Pada balita gizi buruk yang baru dirawat di Rumah Sakit atau Puskesmasperlu diperhatikan pemberian makanannya agar tidak kembali menjadi giziburuk. Untuk itu maka perlu makanan formula yang diambil dari bahan makananyang tersedia diwilayahnya.Contoh : <strong>Pedoman</strong> pemberian formula pada anak gizi buruk pasca rawat inapKarakteristikJumlah Makanan Formula yg harus diberikan sesuai BB anak dalamsehariBB


Contoh resep makanan formula tempe (satu resep)Bahan makanan Berat bahanmakanan (gr)Ukuran rumahtangga (URT)Tempe 100 4 pt sedangTerigu/tep beras 40 4 sdmGula 25 3 sdmMinyak goreng 5 ½ sdmGaram beryodium Secukupnya(sumber: Panduan pemberian makanan balita gizi buruk pasca rawat inap di rumah tangga –Direktorat <strong>Gizi</strong> Masyarakat 2000)CARA PEMBUATAN :• Siapkan masing-masing bahan sesuai jumlahnya• Tempe dipotong-potong, kemudian direbus 10 menit kemudian dihaluskan• Semua bahan dicampur, tambahkan satu gelas belimbing air, aduk menjadi Satu• Kemudian dimasak di atas api kecil sambil diaduk-aduk selama kira-kira 5-10 menit.gizi darurat halaman 21


Lampiran 3Bahan Makanan PenukarUkuran Rumah Tangga (URT)________________________________________________________Konversi Ukuran Rumah TanggaKelompok Sumber EnergiBahan Ukuran Berat Bahan Satuan PadananMakanan URT (g) Makanan URT BeratGula pasir 1 sdm 8 g Beras ½ gls 100 gTepung susu 1 sdm 5 g Beras jagung ½ gls 100 gTepung beras, tepung 1 sdm 5 g Beras ketan ½ gls 100 gSaguTerigu, maizena,1 sdm 6 g Bihun ½ gls 100 ghunkweMinyak goreng 1 sdm 10 g Biskuit marie 8 bh 60 gMargarin 1 sdm 10 g Bubur beras 4 gls 400 gNasi 1 prg=1½ gls 100 g Cantel 1 gls 100 gRoti tawar 1 iris 20 g Havermout 1 gls 100 gPepaya 1 ptg (5x15 cm) 100 g Jagung 4 bh 800 gPisang 1 bh sedang 75 g Jagung pipilan 1 gls 100 gTempe, oncom 4x6 cm x 1 cm 25 g Jawawut 1 gls 100 gDaging 1 ptg (6x6x2½ cm) 50 g Kentang 8 bh 400 gIkan 1 ptg (6x5x2 cm) 25 g Makaroni 3 gls 100 gTahu 1 bh (6x6x2 ½ cm) 100 g Mie basah 4 gls 200 gSingkong/tape/ubi 1 ptg (2 ½x10 cm) 100 g Mie kering 2 gls 100 gwaluh, pepaya muda/labu siam, labu air1 ptg (4x2 cm)Supermie/Indo 1 2 / 3 pk 100 g100 gMie1 sdm= 3 sdt 10 g Nasi 1½ gls 200 g1 gls 200 g Nasi jagung 1½ gls 200 g1ckr=1 gls 200 g Nasi ketan 1 gls 160 gPisang nangka 3 bh 300 gArti Singkatan : Roti tawar 8 iris 160 gSingkong 2 ptg 200 gbh : buah sdt : sendok tehTales 4 ptg 400 gmunjungbtg : batang sdm : sendok makanTape singkong 2 ptg 200 gmunjungbtr : butir ckr : cangkir Tepung beras 24 sdm 100 gbks : bungkus prg : piring Tepung gaplek 20 sdm 120 gpk : pak mk : mangkuk Tepung hunkwe 14 sdm 80 gbj : biji gls : gelas Tepung ketan 20 sdm 100 gptg : potong kl : kaleng Tepung meizena 17 sdm 100 glbr : lembar kc : kecil Tepung sagu 20 sdm 100 gtki : tangkai sdg : sedang Tepung terigu 17 sdm 100 gpck : pucuk bsr : besar Ubi 2 ptg 300 grpn : rumpun Soun1 / 4 bh 350 gRE : Retinol Equivalent(satuan untuk mengukur banyaknya karotin)gizi darurat halaman 22


Kelompok Lauk HewaniKelompok Lauk NabatiBahan Satuan Padanan Bahan Satuan PadananMakanan URT Berat Makanan URT BeratBabat 2 ptg 60 g Kacang Bogor 3½ sdm 30 gBakso daging 6 bj sdg 100 g Kacang hijau 2½ sdm 25 gBakso ikan 6 bj sdg 100 g Kacang kedele 2 sdm 15 gDaging Ayam 2 ptg 50 g Kacang merah 2½ sdm 15 gDaging Kambing 2 ptg 50 g Kacang mete 3 sdm 25 gDaging sapi 2 ptg 50 g Kacang tanah kupas 2 sdm 20 gDendeng 2 ptg 20 g Kacang tanah rebus ½ gls 40 g(dengan kulit)Hati sapi 2 ptg 50 g Kacang tolo 2½ sdm 25 gIkan asin 2 ptg 30 g Keju kacang tanah 2 sdm 20 gIkan segar 2 ptg 50 g Oncom 2 ptg 50 gIkan teri jengki 6 sdm 40 g Tahu 1 bj sdg 75 gIkan teri nasi 10 sdm 40 g Tempe kedele 2 ptg 25 gIkan teri segar 4 sdm 60 gKeju 2 ptg 30 gOtak-otak 7 bks 100 gSardencis1 / 5 kl besar 50 gTelur ayam lokal 2 btr 60 gTelur ayam negri 1 btr 60 gUdang besar 3-4 ekor 50 gUdang sedang 5-6 ekor 50 gUdang kecil 8-10 ekor 50 gUsus sapi 8 bulatan 80 gKelompok Sayuran AKelompok Sayuran BBahan Satuan Padanan Bahan Satuan PadanMakanan URT Berat Makanan URT BeratBayam 25 btg 100 g Daun papaya 4 lbr 100 gDaun bawang 5 btg 100 g Daun singkong 75 lbr 100 gDaun bluntas 75 pck 100 g Daun tales 4 lbr 100 gDaun eceng 5 lbr 100 g Genjer 9 btg 100 gD. Jambu mente muda 9 tki 100 g Kangkung 20 btg 100 gDaun kacang panjang 80 lbr 100 g Katuk 1½ gls 100 gDaun kedongdong 20 tki 100 g Kelor 1½ gls 100 gDaun ketela rambat 20 pck 100 g Kemangi 35 pck 100 gDaun koro 1½ gls 100 g Kucay 50 btg 100 gDaun labu siam 20 pck 100 g Sawi hijau 7 lbr 100 gDaun labu wuluh 20 pck 100 g Slada air 45btg 100 gDaun lamtoro 65 pck 100 g Tomat 1 bh bsr 100 gDaun leunca 20 pck 100 g Wortel 1 bh sdg 100 gDaun lobak 10 tki 100 gDaun mangkokan 30 lbr 100 gDaun melinjo 30 tki 100 gDaun pakis 25 btg 100 gKelompok Sayuran BKelompok Buahgizi darurat halaman 23


Bahan Satuan Padanan Bahan Satuan PadanMakanan URT Berat Makanan URT BeratBuncis 15 bh 100 g Apel ½ bh sdg 75 gDaun gandaria 70 lbr 100 g Bengkuang ½ bh bsr 150 gGambas (oyong) 1 bh bsr 100 g Blimbing 1 bh sdg 125 gJamur 1 gls 100 g Durian 3 biji 50 gJengkol 5 bh bsr 100 g Embacang ½ sdg 50 gKacang kapri 30 bh 100 g Gandaria 2 bh sdg 60 gKacang panjang 5 btg 100 g Jambu biji 1 bh sdg 100 gKecipir 5 bh bsr 100 g Jambu bol3 / 4 bh sdg 75 gKembang turi 75 bh 100 g Jambu monyet 1 bh sdg 50 gKetimun 1 bh sdg 100 g Jeruk bali 2 bh sisir bsr 100 gKool1 / 8 sdg 100 g Jeruk Garut/Pontianak 2 bh sdg 100 gLabu air 1 ptg sdg 100 g Kedondong 1 bh sdg 100 gLabu siam 1 ptg 100 g Kemang 1 bh bsr 100 gLobak 1 ptg bsr 100 g Mangga ½ bh sdg 50 gMelinjo 30 bh 100 g Nenas1 / 6 bh sdg 75 gPepaya muda 1 ptg 100 g Pepaya 1 ptg sdg 100 gPare 1 bh 100 g Pisang ambon 1 bh sdg 75 gSelada 3 tki 100 g Rambutan 8 biji 75 gSeledri 5 rpn 100 g Sawo manila 1 bh sdg 50 gTekokak 45 bj 100 g Sirsak ½ gls 50 gTerong lalab 5 bh sdg 100 gTerong sayur 2 gls 100 gWaluh 1 ptg 100 gKelompok SusuKelompok Minyak dan LemakBahan Satuan Padanan Bahan Satuan PadanMakanan URT Berat Makanan URT BeratSusu Kambing3/ 4 gls 150 cc Kelapa 2 ptg kc 60 gSusu Kerbau ½ gls 100 cc Kelapa parut 10 sdm 60 gSusu sapi 1 gls 200 cc Lemak babi 2 ptg kc 10 gSusu kental manis ½ gls 100 cc lemak sapi 2 ptg kc 10 gSaridele 4 sdm 25 g Margarine 1 sdm 10 gSusu bubuk skim 4 sdm 20 g Minyak goreng 1 sdm 10 gsusu bubuk penuh 4 sdm 25 g Minyak ikan 1 sdm 10 gMinyak kelapa 1 sdm 10 gSantan ½ gls 100 ccBerikut adalah persamaam antara ukuran : rumah tangga dengan rata-rata:1 ptg pepaya sdg (5 x 15 cm) = 100 gram1 bh pisang sdg (3 x 15 cm) = 75 gram1 ptg tempe sdg (4 x 6 x 1 cm) = 25 gram1 ptg daging sdg (6 x 5 x 2 cm) = 50 gram1 ptg ikan sdg (6 x 5 x 4 cm) = 50 gram1 bj tahu besar(6 x 6 x 2 ¼ cm) = 100 gramgizi darurat halaman 24


Lampiran 4Angka Kecukupan <strong>Gizi</strong> yang dianjurkan (AKG) untuk Indonesia________________________________________________________Golongan UmurKecukupanenergi(Kkal/orang/hari)KecukupanProtein(gram/orang/hari)0 - 6 bulan 560 127 - 12 bulan 800 151 - 3 th 1.250 234 - 6 th 1.750 327 - 9 th 1.900 37Pria10 - 12 th 2.000 4513 - 15 th 2.400 6416 - 19 th 2.500 6620 - 45 th 2.800 5546 - 59 th 2.200 55> 60 th 2.200 55Wanita10 - 12 th 1.900 5413 - 15 th 2.100 6216 - 19 th 2.000 5120 - 45 th 2.200 4846 - 59 th 2.100 48> 60 th 1.850 48Hamil +285 + 12Menyusui0 - 6 bln +700 + 166 - 9 bln +500 +12Sumber:Muhilal, Hardinsyah dan FG Winarno. Angka Kecukupan <strong>Gizi</strong>yang Dianjurkan. Widya Karya Pangan dan <strong>Gizi</strong> VI – LIPI, 1998.gizi darurat halaman 25


Lampiran 5Kelengkapan Pelaksanaan Surveilans <strong>Gizi</strong> Pengungsi________________________________________________________1. Contoh Formulir Registrasi Pengungsi untuk kepentingan Surveilans <strong>Gizi</strong> PengungsiIdentitas LokasiProvinsi:Kabupaten:Kecamatan:Desa/Camp/Pengungsian:Tanggal Awal pengungsian:Registrasi PengungsiNo Nama KK Jumlah Jiwa Umur0-6 bln 7-12 bln 1-3 tahun dstnyaL P L P L P01 Amir 802 Achmad 5TotalJumlah BumilJumlah ButekiSarana Air bersih:Luas Areal Pengungsian:Sanitasi:Tempat pembuangan sampahData pendukung lainnyaRegistrasi pengungsi dilakukan pada saat pengungsi memasuki tempat pengungsian. Registrasidilakukan untuk mengetahui jumlah pengungsi berdasarkan umur dan jenis kelamin.Pengelompokan umur mengikuti seperti yang tercantum pada Angka Kecukupan <strong>Gizi</strong> yangdianjurkan (Lihat lampiran 4). Perlu dihitung jumlah jiwa seluruhnya dan juga jumlah ibu hamilserta ibu menyusui. Catat lokasi pengungsi dan tanggal awal pengungsian.Data pendukung lainnya perlu dikumpulkan dari sumber data lainnya seperti: Sarana Air bersih,sanitasi, tempat pembuangan sampah, dan luas areal pengungsian.Informasi yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan makanan,yang perhitungannya didasarkan pada AKG pada lampiran 4.Proses Registrasi, analisis jumlah pengungsi dan kebutuhan bahan makanan harus sudahdiselesaikan sekurang-kurangnya pada 5 hari pertama pengungsian.gizi darurat halaman 26


2. Pengumpulan data dasar Antropometri untuk penilaian status gizi balitaUkuran antropometri: BB, TB dan Umur dikumpulkan pada tahap penyelamatan fase IIuntuk mengetahui tingkat kedaruratan pengungsian (Lihat bagan “Proses <strong>Penanggulangan</strong><strong>Masalah</strong> <strong>Gizi</strong> dalam keadaan darurat”).a. Sampling balitaPengumpulan ukuran antropometri dilakukan pada balita yang dipilih menurut ketentuan“sampling”. Besar sample balita yang diukur dihitung seperti yang tercantum pada tabel “Besarsampel menurut populasi balita”Perhitungan besar sample di atas didasarkan pada prevalensi BB/TB < - 2 SD sebesar 15%dengan harapan ketelitian estimasi berdasarkan sample sebesar 1%, 2%, 3%, 4% dan 5%.Tingkat ketelitian yang moderate untuk prevalensi 15% = 3% (0,03). Pilihlah tingkat ketelitianini bila kita ragu menentukan tingkat ketelitian.Masing-masing kolom jumlah sampel dalam tabel “Besar Sampel menurut populasi Balita”memberikan besar sample yang diperlukan sesuai dengan tingkat ketelitian yang diharapkan.Perhitungan besar sample ini dilakukan atas dasar pengambilan sampel secara acak sederhana(simple random sampling). Bila dilakukan sampling klaster, yaitu bila populasi balita bermukimtersebar di beberapa barak, maka jumlah sample balita di atas harus dikalikan 2 untukmengoreksi efek desain.Contoh:Bila jumlah populasi balita = 3000 dan tersebar di 5 barak, maka jumlah sample balitayang diperlukan (dengan ketelitian=0,03) adalah 477 anak. 477 anak ini dipilih secara acaksederhana. Bila dilakukan pemilihan sample secara klaster, maka untuk mengantisipasi variasiantar klaster, besar sample tersebut perlu dikalikan dengan 2 (design effect) = 954 anak ataudibulatkan menjadi 1000 anak. Selanjutnya dihitung jumlah balita sample per barak secaraproporsional.No. barak Jumlah balita Jumlah sample balita--------------------------------------------------------------------------------1 500 500/3000 x 1000 = 1672 750 750/3000 x 1000 = 2503 400 400/3000 x 1000 = 1334 600 600/3000 x 1000 = 2005 750 750/3000 x 1000 = 250--------------------------------------------------------------------------------Jumlah 3000 1000Perhatian:Bila besar sample untuk keperluan sampling secara klaster lebih besar dari jumlah seluruh balitadi ke 5 barak tadi, maka SEMUA balita di ke 5 barak tersebut diambil sebagai sample (TotalCoverage).gizi darurat halaman 27


Tabel. Besar Sampel Menurut Populasi BalitaJumlah PopulasiJumlah sampleBalita 6-59 Bln ∆=0,05 ∆=0,04 ∆=0,03 ∆=0,02 ∆=0,0120000 204 319 567 1275 5100gizi darurat halaman 28


. Cara pengumpulan data antropometriYang dikumpulkan adalah berat badan, tinggi badan dan umur balita. Ketentuanpengukuran adalah sebagai berikut:b.1. Cara menimbang berat badanUntuk menimbang berat badan dianjurkan menggunakan “dacin” atau timbangan digital SECAdengan ketelitian 0,1 kg. Penimbangan dengan dacin dilakukan seperti biasa. Timbangan digitalSECA memerlukan cahaya, baik cahaya lampu maupun sinar matahari untuk mengoperasikannya.Sebelum digunakan harus muncul lebih dahulu angka nol.Penimbangan dengan SECA dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara pertama, bila anak sudahdapat berdiri atau mau ditimbang berdiri sendiri, maka anak dapat langsung disuruh naik ketimbangan dan catat berat badan anak tersebut. Cara kedua, bila anak belum dapat berdiri atautidak mau ditimbang sendiri, maka timbanglah lebih dulu ibunya atau pengasuhnya, catat beratbadan ibu/pengasuh ini, misalnya beratnya 54 kg. Kemudian timbanglah ibu/pengasuh dengananak bersama-sama, misalnya beratnya 60 kg. Berat badan anak yang bersangkutan adalah 60kg – 54 kg = 6 kg.b.2. Cara mengukur panjang/tinggi badanPengukuran panjang badan dilakukan dengan alat yang didesain untuk anak yang belum dapatberdiri atau tidak mau diukur berdiri dan anak harus diukur telentang. Pengukuran tinggi badanmenggunakan alat yang disebut “microtoise” dimana anak yang diukur berdiri tegak. Alat inidipasang di dinding yang rata dengan kapasitas ukur 2 meter. Kedua jenis alat ukur ini memilikiketelitian 0,1 cm.b.3. Mencatat umur balitaPenilaian status gizi dalam keadaan darurat ditentukan menurut Berat Badan dan Tinggi Badan.Akan tetapi jika memungkinkan, maka informasi umur (tanggal lahir) diperlukan juga untukkepentingan pemantauan berikutnya.c. Cara menilai status giziKegiatan penilaian status gizi pada tahap ini dapat dikatakan sebagai kegiatanpengumpulan data dasar (baseline) status gizi. Data berat badan dan panjang/tinggi badan yangtelah dikumpulkan diolah dan dikonversikan menjadi nilai Z_score indikator status gizi beratbadan menurut panjang badan (Z_score BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (Z_scoreBB/TB). Konversi data berat badan dan panjang/tinggi badan menjadi nilai-nilai Z_score BB/PBatau Z_score BB/TB dapat dilakukan secara cepat dengan menggunakan komputer. Bila tidaktersedia fasilitas komputer, maka pengolahan tersebut dapat dilakukan secara manual denganmengikuti petunjuk seperti disajikan pada “Tabel. Baku Berat Badan menurut PanjangBadan (BB/PB) dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) usia 0-60 bulan”Dalam penilaian status gizi ini masing-masing anak dikategorikan kedalam status gizi sebagaiberikut:a. Sangat kurus (gizi buruk),b. Kurus (gizi kurang),c. Normal (gizi baik), dand. <strong>Gizi</strong> lebihSetelah masing-masing anak dikategorikan menurut status gizi tersebut di atas, kemudiandihitung persentase dari jumlah anak kurus (gizi kurang) dan anak sangat kurus (gizi buruk)gizi darurat halaman 29


terhadap jumlah anak yang diukur dan ditimbang. Untuk selanjutnya persentase ini disebutsebagai Prevalensi < -2,0 SD BB/TB. Angka prevalensi ini dapat dengan cepat diperoleh bilapengolahan data dilakukan dengan komputer.Setelah diperoleh angka prevalensi, perhatikan apakah angka prevalensi < - 2,0 SD BB/TB intergolong pada salah satu kelompok berikut:a. ≥ 15,0%, ataub. Antara 10,0% – 14,9%, atauc. Antara 5,0% – 9,9 %, ataud. < 5,0 %Informasi tentang prevalensi dari hasil Surveilans gizi ini selanjutnya digunakan untuk penentuanjenis intervensi yang sesuai dengan mempertimbangkan pula hasil dari Surveilans penyakit (Lihatpenentuan jenis intervensi pada bagian terdahulu). Penentuan jenis intervensi ini diperlukandalam rangka memasuki Tahap “Tanggap <strong>Darurat</strong>” dalam penanganan masalah pengungsi.gizi darurat halaman 30


TABELBAKU BERAT BADAN (BB) MENURUT PANJANG BADAN (PB)ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN PB=49,0 – 66,5 CmPANJANG Berat badan anak LAKI-LAKI (kg) Berat badan anak PEREMPUAN (kg)BADAN Sangat Kurus Normal Gemuk Sangat Kurus Normal Gemuk(cm) Kurus Kurus49,0 49,5 50,0 50,5 51,0 51,5 52,0 52,5 53,0 53,5 54,0 54,5 55,0 55,5 56,0 56,5 57,0 57,5 58,0 58,5 59,0 59,5 60,0 60,5 61,0 61,5 62,0 62,5 63,0 63,5 64,0 64,5 65,0 65,5 66,0 66,5 gizi darurat halaman 31


BAKU BERAT BADAN (BB) MENURUT PANJANG BADAN (PB)ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN PB=67,0 – 84,5 CmPANJANG Berat badan anak LAKI-LAKI (kg) Berat badan anak PEREMPUAN (kg)BADAN Sangat Kurus Normal Gemuk Sangat Kurus Normal Gemuk(cm) Kurus Kurus67,0 67,5 68,0 68,5 69,0 69,5 70,0 70,5 71,0 71,5 72,0 72,5 73,0 73,5 74,0 74,5 75,0 75,5 76,0 76,5 77,0 77,5 78,0 78,5 79,0 79,5 80,0 80,5 81,0 81,5 82,0 82,5 83,0 83,5 84,0 84,5 BAKU BERAT BADAN (BB) MENURUT PANJANG BADAN (PB)ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN PB=85,0 – 92,5 Cmgizi darurat halaman 32


PANJANG Berat badan anak LAKI-LAKI (kg) Berat badan anak PEREMPUAN (kg)BADAN Sangat Kurus Normal Gemuk Sangat Kurus Normal Gemuk(cm) Kurus Kurus85,0 85,5 86,0 86,5 87,0 87,5 88,0 88,5 89,0 89,5 90,0 90,5 91,0 91,5 92,0 92,5 BAKU BERAT BADAN (BB) MENURUT TINGGI BADAN (TB)ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN TB=92,0 – 98,5 CmTINGGI Berat badan anak LAKI-LAKI (kg) Berat badan anak PEREMPUAN (kg)BADAN Sangat Kurus Normal Gemuk Sangat Kurus Normal Gemuk(cm) Kurus Kurus92,0 92,5 93,0 93,5 94,0 94,5 95,0 95,5 96,0 96,5 97,0 97,5 98,0 98,5 gizi darurat halaman 33


BAKU BERAT BADAN (BB) MENURUT TINGGI BADAN (TB)ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DENGAN TB=99,0 – 115,0 CmTINGGI Berat badan anak LAKI-LAKI (kg) Berat badan anak PEREMPUAN (kg)BADAN Sangat Kurus Normal Gemuk Sangat Kurus Normal Gemuk(cm) Kurus Kurus99,0 99,5 100,0 100,5 101,0 101,5 102,0 102,5 103,0 103,5 104,0 104,5 105,0 105,5 106,0 106,5 107,0 107,5 108,0 108,5 109,0 109,5 110,0 110,5 111,0 111,5 112,0 112,5 113,0 113,5 114,0 114,5 115,0 3. Penapisan untuk penentuan sasaran pada PMT darurat terbatasTujuan penapisan adalah untuk menentukan sasaran pengungsi dengan risiko tinggi.Pada balita, penentuan sasaran dilakukan berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggigizi darurat halaman 34


adan. Sedangkan pada kelompok rentan lainnya (ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia)penentuan sasaran dilakukan berdasarkan hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA).Hasil penapisan ini digunakan untuk sasaran penerima PMT darurat terbatas adalahbalita dengan BB/TB


Penyusun <strong>Pedoman</strong> <strong>Penanggulangan</strong> <strong>Masalah</strong> <strong>Gizi</strong> dalam keadaan darurat:Direktorat <strong>Gizi</strong> Masyarakat, Departemen KesehatanPusat Penelitian dan Pengembangan <strong>Gizi</strong>, Departemen KesehatanDirektorat Pengamatan Epidemiologi Penyakit, Departemen KesehatanWorld Vision InternationalPusat <strong>Penanggulangan</strong> <strong>Masalah</strong> Kesehatan, Departemen KesehatanBadan Koordinasi Nasional <strong>Penanggulangan</strong> BencanaPelaporan dan Informasi, Sekretariat Dit. Jen. Bina Kesehatan MasyarakatDirektorat Kesehatan Keluarga, Departemen KesehatanDr. Dini Latief, MScMinarto, MPS<strong>Ir</strong>. Tatang S. Falah, MScDr. Anie Kurniawan, MScRita Kemala, MCNDR. Atmarita, MPHRia Sukarno, SKM, MCNIip Syaiful, SKM, Mkes<strong>Ir</strong>. M. Nasir, MkesDR. Mien KarminiDR. Abas B. JahariDr. Amsal GintingRamah Surbakti, SKM, SKpElmy Rindang, SKM<strong>Ir</strong>. MursalimNezarmen Zen, SKMDella RosaSiswonoRusriyantogizi darurat halaman 36

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!