11.07.2015 Views

KONSUMSI ROKOK RUMAH TANGGA MISKIN DI INDONESIA DAN PENYUSUNAN ...

KONSUMSI ROKOK RUMAH TANGGA MISKIN DI INDONESIA DAN PENYUSUNAN ...

KONSUMSI ROKOK RUMAH TANGGA MISKIN DI INDONESIA DAN PENYUSUNAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>KONSUMSI</strong> <strong>ROKOK</strong> <strong>RUMAH</strong><strong>TANGGA</strong> <strong>MISKIN</strong> <strong>DI</strong> <strong>INDONESIA</strong><strong>DAN</strong> <strong>PENYUSUNAN</strong> AGENDAKEBIJAKANNYAChriswardani S *, L. Ratna K*Ki Hariyadi ***Fak. Kesehatan Masy UN<strong>DI</strong>P** PMPK FK UGM


LATAR BELAKANG Jumlah perokok di dunia 1.3 milyar orang, Indonesiamenduduki peringkat No. 3 terbesar (4,8%) danmerupakan 46% dari jumlah perokok di negara-negaraASEAN. Setiap menit 9,5 orang meninggal akibat rokok,diperkirakan 1 milyar orang meninggal di abad 21akibat rokok. Susenas 2005 : estimasi jumlah kematian karenamerokok 399.800 orang setara dengan total economicloss sebesar Rp 154,84 trilyun (US$ 17.2 milyar ) atausetara 4.5 kali lipat cukai tahun 2005 yang sebesar Rp32,6 triliun.


LATAR BELAKANG Rokok menjadi komoditi yg cukup berpengaruh padaperekonomian Indonesia. Nilai cukai rokok nasional thn2010 Rp.59,3 trilyun (sekitar 5% dr penerimaan APBN),Anggaran Kemenkes 2010 Rp,20,8 trilyun.Industri rokok diperkirakan menghidupi 1,25 juta petanitembakau & cengkeh, 10 juta org yg terkait langsung dgindustri rokok dan 24,4 juta orang yang terlibat secaratidak langsung dg tata niaga rokok. Indonesia belum meratifikasi Framework Convention onTobacco Control (FCTC,) tetapi di Indonesia telah terbitberbagai peraturan terkait pengendalian tembakau danbahaya mengkonsumsi rokok.


LATAR BELAKANGJumlah penduduk miskin di Indonesia 2007 mencapai37,17 juta jiwa (16,58%) dan turun menjadi 32,53juta jiwa (14,15%) di tahun 2009 (BPS, 2009). Kemiskinan berkaitan dengan tingginya angkakesakitan dan angka kematian. Jamkesmas dan Jamkesda diluncurkan kesehatanadalah hak sekaligus kewajiban utk dijaga.Jamkesmas mensubsidi tanpa persyaratan. Jumlah perokok maskin diperkirakan cukup besar merokok menjadi beban kesehatan dan ekonomi RT.


TUJUANa. Memperoleh deskripsi pengeluaran konsumsirumah tangga, pola konsumsi rokok, beban biayakesehatan.b. Menganalisis variabel yang berpengaruh padakonsumsi rokok pada rumah tangga miskin diIndonesia tahun 2007.b. Menyusun agenda kebijakan perlindungankesehatan masyarakat dari bahaya rokok.


METODE Analisis data sekunder dari penelitian IndonesiaFamily Life Survei (IFLS) yang dilaksanakan tahun2007 mencakup 13 propinsi , 13.995 rumah tangga(RT) dan 50.580 sampel individu. Data dianalisis secara deskriptif & analitik (multiplelinier regression). Agenda kebijakan jurnal ilmiah , berbagaimakalah seminar, berita media massa (koran, TV)


KebijakanJaminankesahatan utkmasyarakatmiskinMasyarakat /keluarga miskinKonsumsirokokBeban kesehatan danekonomi/ finansial maskin1.Harga rokok.2.Pengeluaran/ kapita3.Pengeluaran kes4.Pengeluaran pangan5.Jumlah konsumsitembakau.6.Umur pertamamerokok7.Lama merokokAgenda kebijakan untukperlindungan dari bahayamerokok•Persepsi masalah publik•Pendefinisian masalah•Mobilisasi dukungan untukmasuknya isu/masalah publikmenjadi agenda pemerintah


HASIL PENELITIAN Sebanyak 35,71% RT miskin kebiasan merokok, Merokok sigaret 81,81% dan rokok bikinan sendiri(meramu sendiri) 29,19%. Rerata jumlah batang rokok sehari 9,72 batang. Rerata usia pertama kali merokok 18,89 tahun. Sebanyak 93,20% RT miskin masih merokok sampaisurvei dilakukan.


KOMPOSISI PENGELUARAN RT (RP- BLN)THN 2007<strong>MISKIN</strong>NON <strong>MISKIN</strong>PengeluaranpanganPengeluaran NonpanganPengeluaranrokok444.829,1 1.305.176213.851,9 5.378.42386.496,96 97.245,24Pengeluaran Total 658.680,9 6.683.599


BEBAN BIAYA KESEHATAN RT <strong>MISKIN</strong>(USIA DEWASA) <strong>DI</strong> <strong>INDONESIA</strong>, 2007KETERANGAN JML ( %)KETERANGAN JML (%)% berobatsendiri18,39 %Transpor RajalMaksRp.1.339.Rp. 1 jutaRata2 biaya BSMaksRp.27.890.Rp. 1 jutaPakai Jamkes 13,84 %% Rawat jalan 13,36 %Rata2 biaya RJMaksRp.4.647Rp. 1 jutaSurat Miskin /Askeskin66,31 %


BEBAN BIAYA KESEHATAN RT <strong>MISKIN</strong>(USIA DEWASA) <strong>DI</strong> <strong>INDONESIA</strong>, 2007KETERANGAN JML (%)% Diminta RN 8, 75 %KETERANGANResep obat RNMaksJML (%)12.300.000100 juta% Jalani Ranap 20, 31 %kali Ranap / thMaksRS pemerintahRS swastaPuskesmas RN1,161245, 74 %22, 87 %13, 18 %Tot biaya RN/non obat BSMaks9.452.127100 juta% jamkes 35,66 %Surat Miskin /Askeskin68,48 %


Jumlah Rppengeluaran rokok/ tembakau - blnMemilikijaminan kesTidakmemilikiMean 89.971,94 94.369,58SD 131.523,6 147.266,9Min 0 0Max 1.285.714 3.171.429


HASIL PENELITIANModel demand (pembelian) rokok dengan analisismultiple linier regression menunjukkan :• Harga rokok, pengeluaran per kapita, pengeluaranpangan (pengeluaran sustitusi), umur awal merokokmempengaruhi konsumsi rokok. Pengeluaran kesehatan, jumlah konsumsi tembakaudan lama merokok tidak berpengaruh terhadapjumlah konsumsi rokok.


AGENDA KEBIJAKAN1.Persepsi masalah publik2.Pendefinisian masalah3.Mobilisasi dukungan untukmasuknya isu/masalah publik


PERSEPSI PUBLIK1. Kalangan kesehatan, penggiat dan peneliti kesehatan :- Bahaya merokok bagi perokok aktif dan pasif (penyakit,disabilitas, economic burden).- Kesehatan adalah hak sekaligus kewajiban (untukmemelihara kesehatan) setiap warga masyarakat.- Jamkesmas diberikan pd orang yg tidak memelihara kes(perilaku kes buruk misal merokok).- Kemungkinan pengembangan Nicotine ReplacementTreatment (NRT) lewat penelitian dan pengembangan bahwatembakau dan rokok tidak mesti dipandang negatif.- Temuan Iptek divine kretek dari balur asap tembakaudengan teknologi nano (dikembangkan Unibraw) terbuktimenyembuhkan penderita kanker hati, kanker payudara dankanker getah bening


PERSEPSI PUBLIK2. Masyarakat :- Perokok – menganggap merokok juga hak- suatubentuk kesenangan yang tak merugikan orang lainmengapa ada yang campur tangan , untuk beli rokokmemakai uang sendiri, yang merokok juga sehat danumurnya panjang, hak yang miskin untukmendapatkan jaminan kesehatan.- Membantu (memberikan bantuan / subsidi)seharusnya tidak dengan persyaratan.- Fatwa MUI masih diperdebatkan.- Pemberlakukan KTR tidak jelas/ tidak menggingitsanksinya & sosialisasinya sangat kurang.- Fakta industri rokok berjaya.


PERSEPSI PUBLIK3. Swasta/ pabrik rokok, perdagangan dan pertanian(tembakau dan cengkeh)- Memproduksi rokok untuk memenuhi keperluanmasyarakat (perokok).- Sudah memenuhi kewajiban (bayar cukai, pajak)- Serap tenaga kerja dan memberi lapangan pekerjaan/ penghasilan pekerja dari pabrik rokok, perdaganganrokok dari pabrik ke penjual eceran, petani tembakaudan cengkeh yang memasok bahan dasar rokok.- “Core bussiness” rokok tetapi menggurita dalam usahalain dan berpengaruh pada perekonomian nasional.


PERSEPSI PUBLIK4.Pemerintah :- Cukai memasukkan pendapatan nasional (sekitar 5% dari APBN) dan potensi ekonomi yang besar.- Masalah kesehatan khususnya rokok belum menjadi“mainstream” dalam kebijakan nasional karena masihbanyak agenda masalah negara yang dipandanglebih besar.


PENDEFINISIAN MASALAH Rokok, tembakau kajian kerugian dankemanfaatannya (lewat hasil kajian dan penelitianyang obyektif) Aspek kesehatan dari aktivitas merokok. Aspel sosial budaya dari aktivitas merokok Aspek ekonomi dari rokok, perusahaan pembuat,lingkage pasar (termasuk tata niaganya) danbahan baku (pertanian). Aspek sosial politik dari rokok dan industri rokok.


MOBILISASI DUKUNGAN DARI ISU PUBLIKMENJA<strong>DI</strong> AGENDA PEMERITAH Praktisi kesehatan termasuk provider pelayanankesehatan dan profesi kesehatan. Akademisi dan peneliti kesehatan. Instansi pemerintah dan perusahaan yangmenerapkan KTR. LSM penggiat kesehatan. Organisasi-organisasi wanita. Pemerintah daerah. DPR/ DPRD.


TERIMA KASIH

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!