26.11.2012 Views

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level ...

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level ...

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

+ SDH (40 < x ≤ 60). Berdasarkan hasil<br />

tersebut mean empirik lebih kecil dari mean<br />

hipotetik, diketahui bahwa secara umum<br />

subjek penelitian memiliki perilaku konsumtif<br />

terhadap barang kosmetik yang lebih rendah<br />

dari pada mean hipotetiknya. Hal ini dapat<br />

dikarenakan secara kebetulan subjek yang<br />

diteliti oleh peneliti memang remaja putri yang<br />

tidak terlalu konsumtif pada produk kosmetik.<br />

Namun dapat lebih kepada produk fashion.<br />

Hal ini bisa dilihat dari fenomena<br />

menjamurnya gerai-gerai fashion karya<br />

designer internasional dan juga berbagai<br />

jaringan ritel asingnya yang tumbuh subur<br />

berbarengan dengan bermunculannya pusatpusat<br />

perbelanjaan. Sehingga remaja tidak<br />

perlu susah pergi jauh karena sudah tersedia di<br />

mana-mana (Samhadi, 2006). Hal tersebut<br />

juga didukung oleh hasil penelitian dari<br />

Humprey (dalam Mahdalela, 1998) yang<br />

menyimpulkan bahwa pakaian atau<br />

penampilan diusahakan remaja sedemikian<br />

rupa untuk menarik perhatian orang lain.<br />

Usaha tersebut merupakan sarana untuk<br />

memperoleh penghargaan dan penerimaan diri<br />

remaja dari orang lain.<br />

Hasil Open Question dari kuesioner<br />

menunjukkan jumlah pembelian remaja putri<br />

di supermarket sebesar (28%) sedangkan<br />

jumlah pembelian kosmetik pada distributor<br />

multi level marketing sebesar (18%), jumlah<br />

pembelian di supermarket lebih besar dari<br />

pada pembelian pada distributor multi level<br />

marketing. Hal ini menunjukkan remaja putri<br />

tidak terlalu membeli banyak produk-produk<br />

kosmetik pada distributor multi level<br />

marketing, melainkan lebih banyak membeli<br />

produk-produk kosmetik di supermarket. Ratarata<br />

orang, termasuk remaja senang berbelanja<br />

di supermarket karena bersih, rapi, produknya<br />

terjamin, harganya kompetitif, bisa<br />

menggunakan DEBIT atau kartu kredit, dan<br />

yang paling sering disukai adalah karena di<br />

supermarket bisa berbelanja sambil refreshing<br />

atau jalan-jalan bersama (Susgianto, 2008).<br />

Sedangkan produk multi level marketing pada<br />

umumnya harganya terlalu mahal, sehingga<br />

sulit dijangkau oleh pasar yang luas (Kisata,<br />

2006). Begitupun remaja yang masih terbentur<br />

pada masalah finansial yang belum bisa<br />

mereka dapatkan sendiri, karena gaya hidup<br />

konsumtif harus didukung oleh kekuatan<br />

finansial yang memadai. Dan jika perilaku<br />

konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam<br />

gaya hidup sekelompok remaja, maka dalam<br />

perkembangannya, mereka akan menjadi<br />

orang-orang dewasa dengan gaya hidup yang<br />

konsumtif pula (Tambunan, 2001). Jadi dalam<br />

penelitian ini tidak ada hubungan antara sikap<br />

remaja putri terhadap pembelian produk multi<br />

level marketing dengan perilaku konsumtif<br />

dalam pembelian kosmetik.<br />

Dalam penelitian ini, remaja lebih<br />

mengarahkan hidupnya pada pola hidup yang<br />

sederhana. Gaya hidup sederhana memang<br />

harus ditanamkan oleh remaja, karena dapat<br />

menyebabkan puas dengan apa yang<br />

dimilikinya. Mereka berprinsip untuk tidak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!