26.11.2012 Views

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level ...

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level ...

Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Terhadap Produk Multi Level ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

produk dan pelayanan dari mulut ke mulut<br />

berdasarkan pesanan yang secara langsung<br />

Pengertian Perilaku Konsumtif<br />

Schiffman & Kanuk (2004) mengatakan<br />

bahwa konsumen dipengaruhi motif emosional<br />

seperti hal-hal yang bersifat pribadi atau<br />

subyektif seperti status, harga diri, perasaan<br />

cinta dan lain sebagainya. Konsumen yang<br />

dipengaruhi oleh motif emosional tidak<br />

mempertimbangkan apakah barang yang<br />

dibelinya sesuai dengan dirinya, sesuai dengan<br />

kebutuhannya, sesuai dengan kemampuannya,<br />

dan sesuai dengan standar atau kualitas yang<br />

diharapkannya. Hal inilah yang menyebabkan<br />

individu dapat berperilaku konsumtif. Menurut<br />

Lubis (dalam Sumartono, 2002) perilaku<br />

konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak<br />

Pengertian Barang Kosmetik<br />

Berdasarkan akta yang dibuat di<br />

Amerika serikat pada tahun 1938 tentang<br />

definisi kosmetik yang kemudian menjadi<br />

acuan peraturan menteri kesehatan RI no. 220<br />

/ menkes / per / x / 76 tanggal 6 september<br />

1976 (dalam Wasitaatmadja, 1997),<br />

menyatakan bahwa kosmetik adalah barangbarang<br />

yang bahan atau campuran bahannya<br />

untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,<br />

dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan,<br />

dipergunakan pada badan atau bagian badan<br />

manusia dengan maksud untuk membersihkan,<br />

memelihara, menambah daya tarik atau<br />

mengubah rupa, dan bukan termasuk golongan<br />

berasal dari produsen ke konsumen, yang<br />

bukan dijual melalui toko-toko.<br />

lagi di dasarkan pada pertimbangan yang<br />

rasional, karena adanya keinginan yang sudah<br />

mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi.<br />

Menurut Lina & Rasyid (1997) terdapat tiga<br />

aspek perilaku konsumtif, yaitu: aspek<br />

pembelian impulsif, aspek pembelian tidak<br />

rasional dan aspek pembelian boros atau<br />

berlebihan.<br />

Mengenai definisi-definisi perilaku<br />

konsumtif, seperti telah di kemukakan di atas,<br />

dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku<br />

konsumtif adalah perilaku membeli yang<br />

dilatarbelakangi oleh motif emosional, tanpa<br />

pertimbangan rasional, lebih untuk memenuhi<br />

keinginan dari pada kebutuhan demi kepuasan.<br />

obat. Wasitaatmadja (1997) definisi tersebut<br />

menunjukkan bahwa kosmetik bukan satu obat<br />

yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan<br />

maupun pencegahan penyakit. Brauer EW dan<br />

Principles of Cosmetics for The Dermatologist<br />

(dalam Wasitaatmadja, 1997) membuat<br />

klasifikasi dari kosmetik, yaitu toiletries, skin<br />

care, make up dan fragrance.<br />

Dari definisi kosmetik di atas yang<br />

sangat luas, maka penelitian hanya akan<br />

memfokuskan pada produk kosmetik wajah<br />

mulai dari produk perawatan, pemeliharaan,<br />

sampai dengan produk tata riasnya.<br />

Mengenai definisi-definisi kosmetik di<br />

atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kosmetik

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!