26.11.2012 Views

PEMUTIH SYAHRINI GOLD - ScraperOne

PEMUTIH SYAHRINI GOLD - ScraperOne

PEMUTIH SYAHRINI GOLD - ScraperOne

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

RADAR SIDOARJO ● JUMAT, 6 JULI 2012<br />

PRONA<br />

Warga Prambon<br />

Urunan Rp 450 Ribu<br />

Warga Desa Prambon Kecamatan Prambon<br />

mendukung rencana program sertifikat massal<br />

yang akan digelar di sana. Melalui Program<br />

Nasional Agraria (Prona) yang digelar Badan<br />

Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Sidoarjo,<br />

itu, mereka berharap bisa segera mendapat<br />

sertifikat tanah. Cicik Diana, warga RT 01 RW I<br />

Desa Prambon yakin akan sangat terbantu<br />

dengan Prona. Pengurusan sertifikat tanah tidak<br />

perlu jauh-jauh lagi musti ke kantor BPN<br />

Sidoarjo.<br />

“Kita merasa sangat terbantu<br />

dengan adanya program<br />

Prona ini. Karena<br />

kami tidak perlu repotrepot<br />

datang ke kantor<br />

BPN,” ujarnya.<br />

Selain itu, dengan adanya<br />

Prona, masyarakat<br />

Desa Prambon dapat mengembangkan<br />

usahanya.<br />

Bila nanti kepemilikan tanah<br />

mereka sudah menjadi<br />

sertifikat, otomatis ju-<br />

RUDIANTO/RADAR SIDOARJO<br />

Lilik Unfarikha<br />

ga akan punya nilai ekonomis.<br />

Maksudnya, sertifikat<br />

bisa dijaminkan ke bank<br />

untuk penambahan modal usaha.<br />

Hal senada dikatakan warga lain, Ida Mariyani.<br />

Dia mengaku, selama ini proses pengurusan<br />

sertifikat tanah memakan waktu lama. Selain<br />

itu, jarak Desa Prambon dengan kantor BPN juga<br />

lumayan jauh. Tak heran jika untuk kepengurusan<br />

sertifikat saja bisa menghabiskan biaya<br />

Rp 5 juta sampai Rp 6 juta.<br />

Program sertifikat tanah itu sebenarnya<br />

gratis di kantor BPN. Namun, untuk keperluan<br />

masyarakat sendiri, biaya tetap diperlukan<br />

untuk menyiapkan berkas-berkas tanahnya,<br />

termasuk membeli patok dan materai, yang<br />

semuanya tanggungan pemohon. Karena<br />

pengurusan sertifikat dilangsungkan massal,<br />

pihak desa pun membentuk panitia. Warga<br />

sepakat urunan sekitar Rp 450 ribu untuk beli<br />

patok, materai juga konsumsi panitia. Kades<br />

Desa Prambon, Lilik Unfarikha membenarkan<br />

jika warganya berinisiatif urunan dan tidak ada<br />

pungutan liar. Itu juga sudah disosialisasikan<br />

dan dirapatkan oleh para pemohon. “Urunan<br />

sudah diputuskan dalam rapat di balai desa<br />

dengan para pemohon. Kami tidak ingin ada<br />

polemik di kemudian hari,” ujar Lilik.<br />

Dari rapat diputuskan bahwa masing-masing<br />

pemohon bersepakat melakukan urunan sebesar<br />

Rp 450 ribu. Anggaran itu muncul dipakai untuk<br />

membeli patok, materai, konsumsi panitia di desa<br />

serta berkas-berkas tanah yang belum dilengkapi<br />

oleh para pemohon. Rapat bahkan digelar dua<br />

kali untuk mensosialisasikan kepada para<br />

pemohon terkait urunan tersebut.<br />

Ida membenarkan terjadinya rapat dua kali<br />

itu. Dia berpendapat, program Prona tentu<br />

sangat menguntungkan warga. Dia membantah<br />

kabar warga resah karena harus urunan Rp<br />

4590 ribu. “Tidak benar jika kami resah dan<br />

menolak adanya urunan untuk pengurusan<br />

sertifikat tanah kami melalui program Prona,î<br />

terang Ida. (rud/hfd)<br />

PDAM ...<br />

Jaringan Pipa, Pembayaran<br />

lewat Drive Thru, Payment Point<br />

di PT Pos Indonesia (Real Time),<br />

Autodebet Bank Niaga (Real<br />

Time). Belum lagi e-channel berupa<br />

ATM, SMS banking dan internet<br />

banking di Bank Mandiri TBk.<br />

“Langkah ini sebagai upaya<br />

mewujudkan komitmen pelayanan<br />

prima menuju keadilan sosial<br />

bagi masyarakat Sidoarjo,”<br />

ujar Direktur Utama PDAM<br />

Delta Tirta Djajadi, usai launching<br />

kemarin.<br />

Satu upaya itu adalah memberikan<br />

kemudahan dan kecepatan<br />

pelayanan pelanggan, dengan<br />

langkah menerapkan teknologi<br />

informasi di berbagai bidang.<br />

Program baru tersebut<br />

diluncurkan Sekretaris Daerah<br />

kabupaten Sidoarjo Vino Rudy<br />

Muntiawan, mewakili Bupati<br />

Buruh ...<br />

Gembok dirusak dan truk<br />

forklift pun digerakkan untuk<br />

menjebol gerbang. Upaya ratusan<br />

karyawati menghadang<br />

akhirnya sia-sia. Mereka hanya<br />

bisa menangis histeris. Beberapa<br />

langsung nggeblak karena<br />

tidak kuat menahan emosi.<br />

Ratusan petugas kepolisian<br />

sudah disiagakan sejak Rabu<br />

malam. Ini bertujuan mengantisipasi<br />

penyusupan orang luar<br />

ke kantor PT TMA untuk menggagalkan<br />

eksekusi. Kemarin,<br />

tampak ratusan laki-laki tertahan<br />

di luar gerbang. Mereka<br />

tidak bisa masuk menembus barikade<br />

polisi, yang juga dibantu<br />

tiga anjing pelacak atau K-9.<br />

Melihat tim eksekutor berhasil<br />

menjebol gerbang, sebagian<br />

karyawan tidak langsung me-<br />

Sidoarjo H Saiful Ilah yang<br />

sedang dinas luar. Hadir dalam<br />

kegiatan itu jajaran direksi<br />

PDAM, Badan Pengawas PD-<br />

AM, para undangan dan karyawan-karyawati<br />

PDAM.<br />

“Program baru ini bertujuan<br />

melihat tingkat kejujuran pelanggan.<br />

Karena dengan sistem<br />

CMR, pelanggan bisa melaporkan<br />

angka pemakaian airnya tiap<br />

bulan hanya melalui SMS,” tegas<br />

Ketua Persatuan Perusahaan<br />

Air Minum Seluruh Indonesia<br />

(Perpamsi) Jatim, Djajadi.<br />

Sistem CMR seperti yang dijalankan<br />

PDAM Delta Tirta Sidoarjo,<br />

baru pertama kali diterapkan<br />

di Indonesia. Meski mengandalkan<br />

kejujuran, pihak<br />

manajemen tetap memiliki<br />

database berapa rata-rata pemakaian<br />

tiap bulan setiap pelanggan.<br />

“Kalau ada pelanggan yang tidak<br />

jujur melaporkan pemakain<br />

nyerah. Mereka langsung semburat<br />

lari ke gerbang kedua.<br />

Kericuhan tak terhindarkan lagi.<br />

Aksi baku dorong antara aparat<br />

dan karyawan terjadi. K-9 yang<br />

diterjunkan untuk membubarkan<br />

para pekerja, justru menyerang<br />

petugas kepolisian. Seorang<br />

polwan anggota Polsek Buduran<br />

mendapat gigitan di bagian<br />

pantat, sementara seorang polisi<br />

anggota Polsek Taman digigit<br />

anjing kaki kanannya.<br />

Usaha para pekerja gagal lagi.<br />

Eksekutor berhasil menerobos<br />

masuk melewati pintu kedua,<br />

diiringi teriakan “Kejaaaaaaaaaam!!”<br />

oleh para karyawan.<br />

Sabar J Situmorang, kuasa hukum<br />

tereksekusi, mengatakan,<br />

pihaknya sangat ingin eksekusi<br />

ditunda sampai Lebaran. PT<br />

TMA memiliki 200 karyawan<br />

dan proses produksi sebenarnya<br />

masih jalan. “Memang klien<br />

SAMBUNGAN DARI HALAMAN 9<br />

HALAMAN 10<br />

Waspadai Pasien Pura-Pura Miskin<br />

Pengguna SKTM<br />

Meningkat<br />

KOTA - Jumlah pasien pengguna<br />

Surat Keterangan Tanda<br />

Miskin (SKTM) di RSD Sidoarjo,<br />

makin membeludak. Tiap bulan<br />

sedikitnmya 11 ribu pasien datang<br />

membawa SKTM. Humas RSD Sidoarjo<br />

Akhmad Zainuri mengungkapkan,<br />

itu belum termasuk pasien<br />

Jaminan Kesehatan Daerah<br />

(Jamkesda) atau Jaminan Kesehatan<br />

Masyarakat (Jamkesmas).<br />

Biaya pengobatan pasien SKTM<br />

kemudian akan ditagihkan ke<br />

Pemkab Sidoarjo karena tidak<br />

airnya, kita tetap bisa mengetahui<br />

melalui data di kantor<br />

pusat,” tegasnya.<br />

Dengan sistem baru itu, tugas<br />

karyawan pencatat meter air<br />

juga jadi lebih lancar. Kendala<br />

yang biasa dihadapi, seperti rumah<br />

tutup karena ditinggal<br />

kerja, tidak perlu dihadapi lagi.<br />

Pelayanan air bersih di Kabupaten<br />

Sidoarjo dimulai sejak zaman<br />

Hindia Belanda oleh Waterleiding<br />

Bedrijven. Pada masa<br />

kemerdekaan, kepengurusannya<br />

dilimpahkan ke Dinas Pekerjaan<br />

Umum Provinsi Jawa<br />

Timur. Dengan adanya Perda<br />

Propinsi Daerah Tingkat I No 4<br />

Tahun 1976, Pemerintah Kabupaten<br />

Sidoarjo menerima penyerahan<br />

sebanyak 1.904 unit. Pada<br />

5 Juli 1978, terbit Peraturan<br />

Daerah Kabupaten Daerah<br />

Tingkat II Sidoarjo No 5 Tahun<br />

1978 tentang Pembentukan<br />

Perusahaan Daerah Air Minum<br />

kami awalnya punya utang, tapi<br />

sebagian sudah dibayar. Kami<br />

tidak tahu angka persisnya<br />

berapa,” kata Sabar.<br />

Sementara itu, Ahmad Riyard,<br />

kuasa hukum PT Abba selaku<br />

pemohon eksekusi, menjelaskan,<br />

rencana eksekusi sudah<br />

tertunda 1,5 tahun. PT Abba<br />

sendiri tidak punya masalah<br />

dengan PT TMA. Perusahaan<br />

itu diambilalih setelah dibeli<br />

lewat lelang.<br />

“Dengan pihak terseksekusi,<br />

kami tidak ada persoalan. Perkara<br />

sebelumnya adalah wan prestasi<br />

antara termohon eksekusi<br />

dengan Bank BRI. Kami beli<br />

secara lelang dari negara.<br />

Alhamdulillah akhirnya eksekusi<br />

bisa dilaksanakan,” jelasnya.<br />

Mengenai nasib karyawan,<br />

Riyard menjamin pihaknya akan<br />

patuh hukum. Kelangsungan<br />

kerja para karyawan tetap<br />

mrloperkoran @ <strong>ScraperOne</strong> & Kaskus<br />

masuk Jamkesda dan Jamkesmas.<br />

Jumlahnya tergantung pengobatan<br />

yang diterima pasien. Pihak<br />

rumah sakit tidak bisa menolak<br />

pasien yang membawa surat resmi<br />

SKTM. “Jumlahnya sangat meningkat,”<br />

ujar Zainuri.<br />

Sejak Januari sampai Juni 2012,<br />

total pasien pengguna SKTM<br />

berjumlah 68.090 orang. Mereka<br />

dirawat di sejumlah pelayanan<br />

kesehatan, seperti IGD (Unit<br />

Gawat Darurat), Rawat Jalan (RJ),<br />

Rawat Inap (RI), peristi dan pengobatan<br />

lain. Pada 2011, pasien<br />

SKTM dan Jamkesda menghabiskan<br />

dana sekitar Rp 29 miliar,<br />

naik Rp 9 miliar dari tahun<br />

(PDAM), yang disahkan Gubernur<br />

Kepala Daerah Tingkat<br />

I Jawa Timur, dengan Nomor:<br />

HK/498/1978.<br />

Memasuki usia ke-34, jumlah<br />

pelanggan mencapai 103.000<br />

unit, bertambah 31.130 unit<br />

sejak tahun 2006. PDAM Delta<br />

Tirta Sidoarjo saat ini masuk kategori<br />

PDAM Metropolis, dengan<br />

wilayah pelayanan tersebar di<br />

14 kecamatan dari 18 kecamatan<br />

yang ada di Kabupaten<br />

Sidoarjo. Cakupan layanannya<br />

30,62 persen. 12,23 persen pedesaan,<br />

55,62 persen perkotaan.<br />

Untuk pencapaian target MDGs,<br />

pada 2015 mendatang PDAM<br />

Delta Tirta Sidoarjo menargetkan<br />

cakupan pelayanan sebesar<br />

20 persen pedesaan dan 65 persen<br />

perkotaan.<br />

Seiring pertumbuhan jumlah<br />

pelanggan, pendapatan PDAM<br />

Delta Tirta Sidoarjo pun mengalami<br />

peningkatan. (rud/hfd/adv)<br />

sebelum nya yang hanya Rp 16<br />

miliar.<br />

Direktur RSD Sidoarjo Eddy<br />

Koestantono mengakui jumlah<br />

pasien miskin semakin banyak.<br />

Untuk klaim biaya pengobatan ke<br />

pemkab juga otomatis meningkat.Pada<br />

2010 sekitar Rp 16 miliar,<br />

2011 mencapai Rp 29 miliar<br />

atau sebanyak 71.390 pasien.<br />

“Jumlahnya terus meningkat dan<br />

pihak RSD tidak boleh menolak,”<br />

terangnya.<br />

Terpisah, anggota Komisi D<br />

DPRD Sidoarjo Hadi Soebiyanto<br />

mengatakan, pemkab sudah mempunyai<br />

data warga miskin. Dari<br />

sekitar 2 juta jiwa warga Sidoarjo,<br />

AGUNG NUGROHO/RADAR SIDOARJO<br />

HATI-HATILAH: Jasad Zainul Arifin jadi tontonan warga di Jl Raya Kemasan, Krian, kemarin.<br />

dijamin. Mereka dibebaskan memilih,<br />

mau ikut perushaan lama,<br />

ikut PT Abba sebagai pemilik<br />

baru, atau di-PHK. “Karena<br />

termohon eksekusi memiliki<br />

pekerja, maka kami akan patuh<br />

hukum untuk menjamin para<br />

pekerjanya. Silakan, mau ikut<br />

kita, atau ikut perusahaan yang<br />

lama, atau PHK,” pesan Riyard.<br />

Penjelasan ini akhirnya membuat<br />

para pekerja lega. Ketakutan<br />

akan kehilangan pekerjaan<br />

karena kantornya dieksekusi,<br />

tidak terjadi. Santi Musrotin,<br />

warga Dawar Mojokerto<br />

yang sudah enam tahun bekerja<br />

dan kemarin termasuk paling<br />

ribut menolak eksekusi, mengaku<br />

kecele.<br />

“Gak omong ket mau, Pak.<br />

Kita kan takut kehilangan pekerjaan,<br />

karena ini tempat kita<br />

hidup dan sebentar lagi Lebaran,”<br />

omelnya. (nug/hfd)<br />

Juri ...<br />

Grand Indraprasta. Juri mampir<br />

ke kantor pemasaran pengembang<br />

PT Indraprsata Graha<br />

Utama untuk mensurvei. Dari<br />

sana, juri lanjut ke The Graha<br />

di kawasan Desa Tropodo, Krian.<br />

Mereka mengecek apakah<br />

pembangunannya sudah memenuhi<br />

kriteria yang ditetapkan,<br />

atau masih pas-pasan.<br />

Gatut mengatakan, melihat<br />

dokumen pengembang sangat<br />

penting untuk memastikan<br />

apakah pembangunan sesuai<br />

site plan, atau tidak. “Harus<br />

jelas dokumennya biar tidak<br />

main-main,” cetusnya.<br />

Data yang disampaikan pengembang<br />

akan dikroscek dengan<br />

data di lapangan. Apakah<br />

Jali ...<br />

Ini kebalikan dari sikapnya<br />

saat bertemu Radar Sidoarjo di<br />

rumah Umi di kawasan RT 2 RW<br />

VI Dusun Sidotemu, 9 Juni lalu,<br />

yang masuk kategori miskin 375<br />

ribu jiwa atau 99 ribu Kepala<br />

Keluarga (KK). Mereka terdiri dari<br />

28 ribu KK sangat miskin, 27 ribu<br />

KK setengah miskin dan sisanya<br />

masuk kategori hampir miskin.<br />

Menurutnya, sampai saat ini<br />

warga miskin yang menggunakan<br />

SKTM fluktuatif. Datanya bisa<br />

bertambah seiring perkembangan<br />

situasi. Sebab, ada keluarga miskin<br />

baru setelah terkena PHK atau<br />

faktor lain.<br />

“Saat diberlakukan SKTM, warga<br />

yang sebenarnya mampu, banyak<br />

yang minta SKTM untuk berobat.<br />

Ini harus diantisipasi sejak dini,”<br />

pesan politisi Golkar ini. (vga/hfd)<br />

Jatuh ke Kolong<br />

Truk, Tewas<br />

KRIAN - Zainul Arifin (45), warga<br />

Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu,<br />

Sidoarjo, tewas erlindas truk gandeng bermuatan<br />

ampas tahu di Jl. Raya Kemasan,<br />

Kecamatan Krian, kemarin (5/7). Kecelakaan<br />

terjadi sekitar pukul 12.00.<br />

Zainul naik sepeda motor ke pasar<br />

Krian. Sampai di depan bengkel Jl Raya<br />

Kemasan 86, ada dugaan korban terserempet<br />

kendaraan lain, kemudian jatuh<br />

ke kolong truk gandeng yang dikemudikan<br />

Moch Khodim (58), warga Sidokerto,<br />

Kecamatan Buduran.<br />

Tubuh korban dan sepeda motornya, Vario<br />

W 3354 YO, terlindas. Korban tewas<br />

di tempat. “Saya ndak tahu persis kejadiannya<br />

karea arus lalu lintas saat itu padat.<br />

Saya hanya menolong meminggirkan<br />

saja,” kata Rifai, salah satu warga di TKP.<br />

Khodim sendiri mengaku tidak tahu<br />

menahu soal kecelakaan itu. “Saya tadi<br />

berjalan pelan. Mungkin 20 kilometer per<br />

jam karena arus padat dan hampir memasuki<br />

wilayah kota Krian,”katanya.<br />

Khodim menduga, korban hendak mendahului<br />

truk bernomor polisi W 8155 UY<br />

yang dikemudikannya, tetapi kemudian<br />

terjatuh. “Kena roda kanan gandengan<br />

paling belakang,” terang Khodim.<br />

Kapolsek krian, Kompol Achmad<br />

Soleh yang dikonfirmasi tidak menampik<br />

adanya insiden kecelakaan tersebut.<br />

“Kasusnya sudah ditangani oleh unit<br />

lantas, dan penanganan lebih lanjut<br />

diserahkan ke Sat Lantas Polres Sidoarjo,<br />

jelasnya. (nug/hfd)<br />

pengembang melakukan pembangunan<br />

sesuai dengan rancangan<br />

yang ditawarkan pada<br />

pembeli, atau justru jauh dari<br />

itu. “Biar para pembeli tidak<br />

kecewa dengan apa yang sudah<br />

dibeli,” jelasnya.<br />

Rampung melakukan penilaian<br />

di dua perumahan tersebut,<br />

jadwal selanjutnya tim<br />

juri akan mendatangi Alam<br />

Mutiara di Desa Kendalpecabean<br />

Kecamatan Candi, Puspa<br />

Garden di Desa Kedungkendo<br />

Kecamatan Candi, Heavenland<br />

Park di Desa Kebonsari Kecamatan<br />

Candi dan Citra Indah<br />

di Kelurahan Sidokare<br />

Kecamatan Sidoarjo. Penilaian<br />

akhir di empat perumahan<br />

tersebut dijadualkan<br />

berlangsung Selasa (10/7)<br />

mendatang. (vga/hfd)<br />

AGUNG NUGROHO/RADAR SIDOARJO<br />

NGGEBLAK: Karyawati pingsan akibat tak kuat menahan emosi.<br />

sehari setelah kematian Umi.<br />

Kala itu Jali semangat menceritakan<br />

kronologis penemuan mayat<br />

Umi. Dia juga ikut memimpin<br />

aksi pengumpulan sumbangan di<br />

kampung, sebelum jasad Umi<br />

dimakamkan. (nug/hfd)<br />

layouter: alam

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!