PEMUTIH SYAHRINI GOLD - ScraperOne

RADAR SURABAYA ● JUMAT, 6 JULI 2012
Diracik Sendiri, Dijual Grosir
DALAM tahun ini, sudah
ada empat kasus kosmetik
palsu dan ilegal. Tak
hanya dijual tanpa seizin
BPOM, bahkan ada tersangka
yang meracik dan
mengemas sendiri, serta
diberi label merek
kosmetik terkenal.
Dari empat kasus
itu, kebanyakan
yang dipalsu dan
dijual ilegal adalah
produk pemutih
wajah dan kulit.
“Penjual ini tidak memperhatikan
efek samping
dari kandungan bahan
kosmetik yang dia jual,”
papar Kanit Pidek Satreskrim
Polrestabes Surabaya,
AKP Roman S Elhaj.
Sebab, sambungnya, bisa
jadi kandungan bahan
yang ada pada kosmetik dagangan
mereka adalah bahan
bebahaya atau terlarang.
Dalam kasus sebelum-
nya, polisi mengungkapkan
kasus kosmetik pemutih
racikan sendiri. Bahkan,
ada pabrik rumahan yang
digerebek di Surabaya.
Lalu, kosmetik racikan
sendiri yang dikemas
dengan merek terkenal.Produk-produk
palsu dan ilegal
itu dijual dengan
harga lebih
murah dari yang
asli. Kebanyakan,
kosmetik-kosmetik
tersebut dipasarkan secara
grosir. Juga, diedarkan
di pasar-pasar tradisional.
Namun, belakangan,
marak penawaran
kosmetik murah itu melalui
internet. “Kebanyakan
sekarang, kosmetik itu ditawarkan
dan dijual eceran
melalui situs jual beli online,
jejaring sosial, bahkan
dengan SMS yang dikirim
ke nomor-nomor HP secara
PDAM- Dispendukcapil
Paling Dikeluhkan
SURABAYA–Kinerja
PDAM dan Dispendukcapil
Surabaya patut dipertanyakan.
Paling tidak, ini terlihat
dari pengaduan yang
masuk ke Komisi Pelayanan
Publik (KPP) Jatim. Sesuai
data di KPP, pengaduan terkait
layanan PDAM menempati
peringkat tertinggi.
Ketua KPP Jatim-Nuning
Rodiah memaparkan,
berdasarkan data laporan
pada Januari-Juni 2012,
setidaknya ada 105 pengaduan.
Dari jumlah itu,
pengaduan paling banyak
terkait masalah air minum
sebanyak 25 pengaduan,
sementara yang berkaitan
langsung dengan PDAM
sebanyak 19 pengaduan.
“Sedangkan selama seminggu
terakhir ini (Juli 2012,
red), ada 25 pengaduan tentang
PDAM,” imbuh dia.
Pengaduan terbanyak
kedua adalah masalah
kependudukan yang mencapai
21 laporan. Dari pengaduan
itu, yang berkaitan
langsung dengan
Dispendukcapil, 19 laporan.
Lebih lanjut Nuning
memaparkan, banyaknya
pengaduan tentang PDAM
ini terkait perubahan kelas
atau golongan pelanggan
dari 4A menjadi 4B.
Sementara, pengaduan
yang berkaitan dengan
Dispendukcapil antara
lain tentang proses e-KTP.
Dikatakan, ada dua hal
pengaduan tentang e-KTP.
Pertama, mereka yang
sudah menerima fisik e-
KTP mengeluhkan bahwa
e-KTP tersebut tidak bisa
digunakan untuk transaksi
perbankan. Hal ini terkait
adanya perbedaan
NIK pada e-KTP dengan
KTP lama yang mereka gunakan
untuk mendaftar di
bank. (rou/rie/yud)
IST
WIRAUSAHA: Karyanto Wibowo (kiri) menerima cenderamata
dari FE Unair, kemarin.
Dirut PD Pasar Bekali
Calon Wisudawan Unair
SURABAYA–Seberapa
panjang gelar seseorang,
tidak akan bisa berguna
jika tak ada gunanya bagi
orang lain. Untuk itulah,
setelah memasuki dunia
kerja, calon wisudawan
jangan hanya memikirkan
gaji dan fasilitas semata,
tapi fokus pada tugas dan
memberikan analisis serta
nilai tambah bagi instansi,
tempat bekerja. Hal itu
ditegaskan Dirut PD Pasar
Surya Karyanto Wibowo
saat memberikan pembekalan
kepada 200 calon wisudawan
di Kampus F-
akultas Ekonomi dan Bisnis
Unair, kemarin (5/7).
Dalam kegiatan bertajuk
Strategi Mengembangkan
Karier dan Wirausahawan
itu, dihadiri Wakil Dekan
I Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unair-Dr Rudi Purwoko
dan para senior dirut
PD Pasar Surya. Karyanto
lalu menawarkan kepada
calon wisudawan, gaji besar
dan lima orang langsung
menyambutnya. Namun
setelah dijelaskan, yaitu manajer
ponten, dua orang mundur
dan tiga orang masih
bertahan. (han/rie/yud)
acak,” urai Roman.
Kasus penjualan kosmetik
palsu dan ilegal di internet
itu, terungkap dari
kecurigaan polisi pada situs
jual beli kosmetik. Sebab,
produk-produk yang
dijual tidak pernah ditemui
di pasaran. Bahkan, di situsnya,
tersangka menyebutkan
terang-terangan
kalau produknya didatangkan
langsung dari luar negeri
dengan jalur belakang,
sehingga berharga murah.
Polisi kemudian memancing
tersangka, dengan
memesan salah satu produk
kosmetik tersebut. Salah
satunya, produk pemutih
paket ‘Syahrini’ yang
saat ini sedang laris-larisnya.
Benar saja, setelah
pesanan dikirim, dipastikan
dalam kemasan luar
maupun dalamnya, tidak
tercantum izin Depkes dan
BPOM. (aya/rie/yud)
Oleh: AS’AD ALF
Peneliti LPAM Surabaya
ABUL Ash bin Rabi al-
Absyami al-Quraisyi,
keponakan Khadijah
binti Khuwailid, istri
Nabi, adalah seorang
bangsawan Quraisy yang berhasil
mempersunting salah seorang
putri Nabi, Zaenab. Ia sangat
mencintai istrinya. Cintanya
tulus. Bahkan, saat ia tidak
bisa mengikuti ajakan mertuanya
untuk bertauhid dan berislam,
ia tetap tidak mau berpisah
dengan istrinya.
Sebelum Nabi menerima wahyu
untuk berdakwa, tiga putrinya
(Zaenab, Ruqayyah, dan
Ummu Kaltsum) memang telah
menikah. Selain Zaenab, keduanya
telah diceraikan suaminya dan
dikembalikan kepada Nabi. Saat
umat Islam hijrah ke Madinah,
Zaenab pun tetap tinggal di
Makkah bersama suaminya.
Saat terjadi perang Badar,
Abul Ash ikut berperang di pihak
kaum kafir. Dalam perang
besar itu, pasukan kafirun berhasil
diporak-porandakan oleh
kaum muslimin. Pasukan yang
Tiap Bulan Raup Keuntungan Rp 20 Juta
PEMUTIH SYAHRINI GOLD...
Kata dia, kosmetik-losmetik
tersebut buatan Thailand,
Jepang, dan China
yang didatangkan oleh importir
di Jakarta. Kemudian,
diedarkan di Indonesia
tanpa izin Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM).
Kepada polisi, tersangka
mengaku memang membeli
kosmetik-kosmetik itu
dari Jakarta dan Bandung.
Mereka tidak memproduksi,
tapi mengemas ulang
dan menjual ke re-seller
atau konsumen di Pulau
Jawa maupun luar Jawa.
Rata-rata, harganya Rp 50
ribu hingga Rp 150 ribu
per satuan. Kemudian,
oleh mereka, dijual Rp 70
ribu hingga Rp 200 ribu.
Gracia dan Atikah memasarkan
dagangan mereka
dengan cara online.
Mereka juga membuka
tersisa sebagian melarikan diri,
sebagain yang lain tertawan. Abul
Ash termasuk yang ditawan.
Seluruh tawanan bisa besar
asal mereka mau memeluk Islam
atau membayar tebusan sebanyak
1000–4000 dirham, sesuai
dengan kedudukan dan kekayaan
tawanan itu dalam kaumnya.
Saat itu, jalur Makkah–Madinah
ramai oleh hilir mudik orang yang
membawa tebusan dan mereka
yang telah dibebaskan.
Di antara mereka, ada seorang
utusan Zainab dengan uang tebusan
untuk menebus suaminya,
Abul Ash. Dalam uang tebusan
itu, terdapat antara lain sebuah
kalung milik Zainab, hadiah dari
ibunya, Khadijah binti Khuwailid,
pada hari perkawinannya.
Wajah Nabi tampak berubah
sedih saat melihat kalung tersebut.
Beliau kemudian berkata
kepada para sahabatnya,
“Harta ini dikirim oleh Zainab
untuk menebus suaminya, Abul
Ash. Jika kalian setuju, saya
harap kalian bebaskan tawanan
itu tanpa uang tebusan. Uang dan
harta Zainab kirimkan kembali
kepadanya.” “Baiklah, ya Rasulullah!”
jawab mereka.
Kemudian, Nabi membebaskan
Abul Ash dengan syarat dia mengantarkan
Zainab kepada beliau.
Maka, setibanya di Mekah, Abul
Ash segera berbuat sesuatu untuk
memenuhi janjinya. Diperintahkan
istrinya agar segera bersiap
untuk melakukan perjalan
jauh ke Madinah. Para utusan
Nabi menunggu tidak jauh dari
luar Kota Mekah. Abul Ash menyiapkan
perbekalan dan kendaraan
untuk kepergian istrinya.
Abul Ash menyuruh adiknya,
Amr bin Rabi, mengantarkan
situs www.collecitonsavi
tishopblogspot.com. “Mereka
juga menjual melalui
akun Facebook, Twitter,
dan Blackberry Messenger
(BBM),” tandas Roman.
Transaksinya, sambung
dia, pembayaran dilakukan
dengan cara mentransfer
uang ke rekening
tersangka. Kosmetik yang
dipesan pun diantarkan ke
alamat pembeli melalui
jasa pengiriman. Pelanggan
mereka sudah hampir
seluruh Indonesia. Dari
bisnis yang mereka jalankan
sejak enam bulan lalu
tersebut, kedua tersangka
bisa meraup untung hingga
Rp 20 juta setiap bulannya.
Jenis kosmetik yang mereka
jual, antara lain; cream
Wallet gold, lulur Thailand,
lotion gold, masker gold,
sabun beras, masker naturgo,
cream dan sabun bayi,
krim Wallet baby, home spa,
lotion gold Louis, serta
aneka merek kosmetik
pemutih lain. Kosmetik
yang diamankan dari tersangka
Gracia, antara lain,
18 buah paket cream Wallet
gold, 4 buah pak palgantong,
10 buah paket cream
Wallet baby pink, 10 buah
paket cream Wallet aloevera,
4 buah paket Derma
Regent cream, 12 buah paket
Syahrini gold, 7 buah cristal
collagen gold.
Kedua tersangka dijerat
Tidak Menindas Musuh
Zainab dan menyerahkannya
kepada utusan Nabi.
Kepergian mereka sempat tertunda
karena Amr terlibat perkelahian
dengan orang-orang Quraisy
yang marah karena kepergian
yang dilakukan di siang
bolong itu. Mereka menganggap
hal itu sangat berdampak pada
psikologi kaum mereka apalagi
seusai kekalahan dalam perang
Badar. Apalagi setelah Abu Sufyan
turun langsung untuk melakukan
negosiasi dengan Amr.
Sesudah berpisah dengan istrinya,
Abul Ash tetap tinggal di
Mekah, beberapa waktu, hingga
menjelang pembebasan Kota
Mekah. Ia berdagang ke Syam
seperti biasanya. Namun, pada
suatu hari, dalam perjalanan
pulang ke Mekah, ia menggiring
seratus ekor unta yang sarat
dengan muatan dan 170 personel
yang menggiring unta tersebut,
ia dicegah oleh pasukan patroli
di dekat Madinah.
Dalam peristiwa itu, ia berhasil
lolos. Ia secara diam-diam masuk
ke Kota Madinah untuk meminta
perlindungan kepadanya istrinya,
Zainab. Zaenab segera berteriak
dari shuffah (tempat para wanita),
“Hai, manusia! Saya Zainab binti
Muhammad! Abul Ash minta
perlindungan kepada saya.
Karena itu, saya melindunginya!”
Saat itu, Nabi bersama sahabatnya
sedang menjalankan salat
Subuh. Seusai salat, mereka
kemudian menjenguk ke tempat
Zainab. Nabi berkata kepada
putrinya, “Hormatilah Abul Ash!
Tetapi, ketahuilah, engkau tidak
halal lagi baginya.”
Lalu, beliau memangil pasukan
patroli yang bertugas semalam,
untuk diajak berunding agar
PIMPINAN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB: Agus Wahyudi. Redaktur Pelaksana: Sumarno (Koordinator Liputan), Wijayanto. Redaktur: HM Choirul Shodiq, Rahmat Adhy Kurniawan, Yuli Setiyo Budi, Hendarmono Al Sidarto, Asikin,
Ahmad Syaiku, Lambertus Lusi Hurek, Hafida Indrawati, Heti Palestina Yunani, Nofilawati Anisa. Staf Redaksi Surabaya: M Nasaruddin Ismail, M Zainuddin, Novi Triawan, Roudlon, Lainin Nadziroh, Jaini, Rochman Arief, Eko Yudiono, Wahyu
Setyo Darmawan, Risang Bima Wijaya. Fotografer: Abdullah Munir, Sandhi Nurhartanto. BIRO JAKARTA: Poeji Rahardjo (Kepala), M Nur Asikin, Irman Robiawan. Sidoarjo: Agung Nugroho, Rudianto, Vega Dwi Ariesta. Gresik: Aris
Wahyudianto, Ratno Dwi Santo.Probolinggo: HM Saudi Hasyim, Kediri: Imam Mubarok. IKLAN: Lilik Widyantoro (Manager), M Afik MS, M Fail, Bambang Sukoco, Ibnu Rusydi Sahara, Agoes Hari Noeswantoro, Budi Susetyo, Rini Sujarwo,
Ferry Sujimat, S. Yadi. Pemasaran: Heri Santoso, Irano, Fanny Ferdyan, Indra Wijanarko. LANGGANAN: Rp 65.000/bulan (Surabaya, luar kota plus ongkos kirim); TARIF IKLAN: FULL COLOUR Rp 33.000/mm kolom, B/W Rp 25.000/mm kolom, Halaman 1: 200
persen tarif normal. ALAMAT REDAKSI: Lantai IV Graha Pena, Jl Ahmad Yani 88 Surabaya, TELP; (031) 8202142, 8202277, 8202278. FAX: (031) 8202191, IKLAN: (031) 8202279, 8202280, 8202290, PEMASARAN: (031) 8202282, 8202017, MALANG: Jl Arjuna
23, TELP (0341) 363700, 340990 FAX (0341) 326888, JAKARTA: Lantai VII Graha Pena, Jl Kebayoran Lama 12 Jakarta Selatan, TELP (021) 53699523, 53699506, FAX (021) 5349205, SIUPP: Nomor 073/MENPEN SIUPP/47/1986, tgl 8 Maret 1986, PENERBIT:
PT Radar Media Surabaya. DIREKTUR: Leak Kustiya, WAKIL DIREKTUR: Lilik Widyantoro
mrloperkoran @ ScraperOne & Kaskus
HALAMAN 2
dengan Pasal 197 UU RI
Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan yang
berbunyi, setiap orang dengan
sengaja memproduksi
atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan–yang
tidak memiliki
izin edar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106
Ayat 1 dan Ayat 3–dipidana
dengan pidana penjara
paling lama 15 tahun dan
denda maksimal Rp 1,5
miliar. (*rie/yud)
bersedia mengembalikan seluruh
harta Abul Ash meski harta itu
merupakan rampasan yang diberikan
Allah untuknya, dan mereka
berhak mengambilnya. Dan tentu,
mereka pun menyetujuinya.
Setelah itu, Abul Ash berangkat
ke Mekah membawa kafilah dan
barang-barang dagangannya. Sesampainya
di Mekah, dibayarnya
seluruh utang-utangnya kepada
setiap orang yang berhak menerimanya.
Kemudian ia berkata,
“Hai kaum Quraisy! Masih adakah
orang yang belum menerima
pembayaran dariku?”
Jawab mereka, “Tidak! Semoga
engkau dibalas Tuhan dengan yang
lebih baik. Kami telah menerima
pembayaran darimu secukupnya.”
Kata Abul Ash, “Sekarang
ketahuilah! Aku telah membayar
hak kamu masing-masing secukupnya!
Maka, kini dengarkan!
Aku mengaku tidak ada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad
sesungguhnya Rasulullah!
Demi Allah! tidak ada yang menghalangiku
untuk menyatakan
Islam kepada Muhammad ketika
aku berada di Madinah, kecuali
kekhawatiranku kalau-kalau
kalian menyangka aku masuk
Islam karena hendak memakan
harta kalian. Kini setelah Allah
membayarnya kepada kamu
sekalian dan tanggung jawabku
telah selesai, aku menyatakan
masuk Islam.”
Abul Ash keluar dari Mekah,
pergi menemui Rasulullah. Beliau
menyambut mulia kedatangannya,
dan menyerahkan istrinya,
Zainab, kembali ke pangkuannya.
Rasulullah berkata, “Dia berbicara
kepadaku, aku mempercayainya.
Dia berjanji kepadaku,
dia memenuhi janjinya.” (*)
layouter: nuryono