12.07.2015 Views

BUDAYA RESISTENS SISWA TERHADAP ... - Kemenag Sumsel

BUDAYA RESISTENS SISWA TERHADAP ... - Kemenag Sumsel

BUDAYA RESISTENS SISWA TERHADAP ... - Kemenag Sumsel

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

13karena kedisiplinan siswa tidak ditegakkan di Madrasah itu. Ditemukan beberaparambu-rambu atau hal yang disepakati adalah :1. Kebijakan pendidikanKajian kebijakan pendidikan secara garis besar umumnya difokuskan ketiga komponen utama, yakni (a) pemerataan, (b) efisiensi, dan (c) mutu.Pemerataan secara umum dimaknai sebagai kesempatan memperoleh pendidikan,yang diukur melalui persamaan kesempatan, yaitu sejauh mana akses terhadappendidikan telah merata; dan keadilan kesempatan yang mengukur apakahkesempatan memperoleh pendidikan telah sama dinikmati oleh berbagaikelompok yang berhak.2. Disiplin = bermutu?Pemaknaan terhadap disiplin sering kali terbatas pada empat alur pikirberikut: upacara, ketaatan, sanksi, dan permodelan. Segala macam upacara,termasuk di dalamnya apel, dipandang sebagai prasyarat utama penegakandisiplin. Karena itu, upacara menjadi sangat penting sehingga pelanggaran yangdilakukan oleh seseorang ketika/dalam upacara dianggap sebagai pelanggaranfatal/berat. Ukuran ketaatan seorang murid ada di sana, dan barangsiapamelanggar, sanksi akan menyertainya. Di banyak Madrasah, alur pikir seperti itumenciptakan permodelan. Artinya, pola atau upaya penegakan disiplin sepertiitulah yang dianggap paling baik.Menyarikan konsep Paulo Freire (dalam buku Madrasah, Kapitalismeyang Licik, 1998), disebutkan di sana bahwa pembelajaran adalah menguras rasaingin tahu siswa. Kalau guru selama bersama-sama murid terus berusahamenguras rasa ingin tahu siswa, niscaya tidak akan ada satu murid pun yangterlambat, membolos, atau ogah-ogahan dan dari sanalah mutu pendidikan pastiakan meningkat. Alhasil, tidak ada satu siswa pun yang tidak disiplin. Jadi,disiplin itu buah dari pembelajaran, bukan prasyarat untuk pembelajaran; sejauhpembelajaran itu bermutu karena rasa ingin tahu siswa untuk membangun maknaterpenuhi tuntas, sejauh itu dapat dipastikan disiplin siswa meningkat tajam.Realitas sosial yang beranggapan bahwa disiplin hanya untuk upacara saja,dan tidak penting untuk kehidupan sehari-hari, memang telah mencoreng-moreng

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!