12.07.2015 Views

ASOSIASI FORAMINIFERA DALAM EKOSISTEM BAHARI oleh - Lipi

ASOSIASI FORAMINIFERA DALAM EKOSISTEM BAHARI oleh - Lipi

ASOSIASI FORAMINIFERA DALAM EKOSISTEM BAHARI oleh - Lipi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sumber:www.oseanografi.lipi.go.idbryozoa dan algae biru-hijau yang selalumenghindari habitat yang berdekatan dengantitik tumbuh Sargassum.Walaupun Rosalina globularismerupakan jenis terpadat kedua setelah P.acervalis, namun tampaknya hanya merupakanhabitat sementara bagi jenis ini yaitu pada saatmemasuki stadium planktonik. Pada stadium iniR. globularis hasil reproduksi aseksualmembentuk kamar pengapung selamamelangsungkan reproduksi secara seksual.Dari hasil penelitian BOLTOVSKOY etal (1976) tentang populasi foraminifera yangmenggunakan algae sebagai substratnya diPuerto Deseado, Patagonia diketahui bahwajumlah jenis foraminifera yanng hidupmenempel pada algae terutama disebabkan <strong>oleh</strong>karakteristik dari tumbuhan tersebut. Algae yangmenyediakan perlindungan terbaik akan dihuni<strong>oleh</strong> jenis yang sangat bervariasi dan populasiyang tinggi. Faktor lain yang mempengaruhiterdapatnya foraminifera epifit pada algae adalahlokasi tempat tumbuhnya, dimana algae daridaerah infralitoral lebih banyak dihuni <strong>oleh</strong> epifitdibandingkan dengan algae yang tumbuh didaerah mesolitoral. Namun demikian ada jugabeberapa jenis algae yang dihindari <strong>oleh</strong>foraminifera untuk dijadikan substrat, ini didugakarena beberapa jenis algae tersebutmengandung substansi yang beracun.ATKINSON (1969) dan KITAZATO(1984) melakukan pengamatan terhadapforaminifera epifit yang hidup di lingkunganpantai berbatu. Pantai berbatu ini merupakanlingkungan yang sangat spesifik, karena selaluberada dalam hempasan gelombang yang kuat,temperatur yang relatif lebih tinggi daritemperatur air laut sendiri karena mendapatsengatan matahari secara langsung. Demikianjuga dengan salinitas yang selalu lebih tinggidari air laut rata-rata, ini disebabkan <strong>oleh</strong>tertampungnya air laut yang terhempas dalamkolam-kolam kecil di antara bongkah-bongkahbatu yang sangat besar. Air yang tertampung iniakan mengalami penguapan yang tinggi karenaselalu mendapat penyinaran yang langsung. Dilingkungan ini hampir tidak dapat ditemukanforaminifera hidup di atas bebatuan, padaumumnya mereka ditemukan sebagai organismeepifit pada komunitas rumput laut yangmembentuk lapisan tebal. Gambar 3memperlihatkan jenis-jenis rumput laut danjenis foraminifera epifitnya yang hidup dilingkungan pantai berbatu.Lebih detil lagi KITAZATO (1988)berhasil mengamati sebaran foraminifera yanghidup secara epifit pada makroalgae.Berdasarkan cara hidup yang teramati,diketahui terdapat 3 tipe foraminifera epifityaitu:1. Tipe phytal, pada tipe ini foraminiferamenjulurkan kaki semunya untukberpegang pada permukaan rumput laut,dan mengangkat cangkangnya sampai 45°terhadap permukaan. Kaki semu pada tipeforaminifera ini sangat kuat dan liat sepertiotot bisus pada moluska. Bentukcangkanng pada jenis-jenisnya adalahlentikular seperti pada Pararotalianipponica, Elphidium crispum dan E.reticulosum.2. Tipe merayap, jenis-jenis ini merupakanjenis khas foraminifera epifit. Bagian yangmenempel di permukaan rumput lautadalah bagian dasar cangkangnya.Cangkang foraminifera pada tipe inibiasanya berbentuk konikal (conical)seperti pada jenis Glabratellasubopercularis, Patellina corrugata danSpirilina vivipara.124Oseana, Volume XVIII No. 3, 1993

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!