keperluan fotogrametri, TPm memiliki ketelitian <strong>posisi</strong> yang paling baik. Hal inidisebabkan <strong>titik</strong> tersebut sudah didesain dan ditempatkan di lapangan saat akandilakukan pemotretan udara, sehingga identifikasinya dapat dilakukan <strong>secara</strong> akurat.Pada FUFK yang mempunyai cakupan pemotretan yang lebih sempit dari<strong>pada</strong>foto standar maka diperlukan TPm yang lebih banyak dari<strong>pada</strong> foto standar.Penambahan jumlah TPm membawa konsekuensi peningkatan biaya operasional. Jadi,selain memiliki ketelitian yang baik, maka TPm seharusnya juga murah dalampengadaannya. TPm dapat diadakan dengan survei GPS/GNSS atau survei terestris.Meskipun sewa alat GPS/GNSS untuk survei GPS/GNSS masih cukup mahal untukukuran komunitas Indonesia, tetapi teknik ini sesuai untuk daerah pemotretan yang luasdan antar <strong>titik</strong> tidak saling terlihat. Tetapi, untuk cakupan pemotretan FUFK yang relatifsempit maka pengadaan dan pengukuran TPm dengan survei terestris akan lebihekonomis dan applicable.Terdapat berbagai peralatan untuk survei terestris, yaitu: penyipat data untukmengukur beda tinggi dan menentukan tinggi (Z), Teodolith dan Total Station (TS)untuk menentukan <strong>posisi</strong> <strong>secara</strong> 3D (X,Y,Z). Teodolith yang masih menggunakansistem optis memerlukan waktu cukup lama dalam pengukuran dan pembacaan target,sedangkan TS dapat dioperasikan <strong>secara</strong> cepat dan memiliki presisi yang baik. Pada TS,optik hanya dipergunakan untuk pointing saja, sedangkan pengukuran jarak dan sudut(horizontal dan vertikal) sudah dilakukan <strong>secara</strong> elektronik.Berdasarkan uraian sebelumnya, <strong>pada</strong> makalah ini dikaji tentang <strong>hitungan</strong> <strong>posisi</strong>TPm <strong>secara</strong> <strong>simultan</strong> 3D untuk keperluan pemotretan FUFK. Peralatan yangdipergunakan untuk pengukuran TPm adalah alat TS Nikon DTM 352.METODOLOGIModel MatematisPosisi 3D suatu <strong>titik</strong> terdiri dari absis, ordinat, dan ketinggian (X,Y,Z). Pada saatpengukuran, yang diperoleh adalah jarak, sudut horizontal, azimuth, dan jarak zenith(Gambar 1). Fungsi data ukuran terhadap parameter <strong>posisi</strong> 3D tersebut merupakanpersamaan yang tidak linier, sehingga perlu dilinearisasi menggunakan deret Tylor.Prinsip linearisasinya adalah melakukan diferensialisasi persamaan tersebut terhadapparameter yang dicari, dengan bentuk umum:
δF(X )F (X) = L + V = F (X) +δ ( X )0X = XX + .................... __________________ (1)Model matematik untuk linearisasi persamaan jarak datar adalah :d 12 +Vd 12 =d o ⎛δd12+⎟ ⎞12⎜ x1=x1 o ⎛δd12⎞x 1 +⎝ δx⎜⎟y1=y1 o ⎛δd12⎞y 1 +1 ⎠ ⎝ δy⎜⎟ x2=x2 o ⎛δd12⎞x 2 +1 ⎠ ⎝ δx⎜⎟y2=y2 o y 2 (2)2 ⎠ ⎝δy2 ⎠dalam hal ini:d 12 : nilai pengamatan jarak 1 dan 2Vd 12 : koreksi pengamatan jarak d 12d o 12 : nilai pendekatan jarak d 12 = [(x o 2 – x o 1) 2 + (y o 2 – y o 1) 2 ] 0.5Model matematik untuk linearisasi persamaan sudut horizontal adalah :β 312 + Vβ 312 = β o 312 +⎛ δβ⎜⎝ δx1312⎟ ⎞x1=x1 o x 1 +⎠⎛ δβ⎜⎝ δy1312⎟ ⎞y1=y1 o y 1 +⎠⎛ δβ⎜⎝ δx3122⎟ ⎞x2=x2 o x 2 +⎠⎛ δβ⎜⎝ δy3122dalam hal ini:⎞⎟ y2=y2 o y 2 +⎠⎛ δβ⎜⎝ δx3123⎞⎟ x3=x3 o x 3 +⎠⎛ δβ⎜⎝ δy3123⎞⎟ y3=y3 o y 3_________________________ (3)⎠β 312 : nilai pengamatan sudut β 312Vβ 312 : koreksi pengamatan sudut β 312β o 312 : nilai pendekatan sudut β 312Model matematik untuk linearisasi persamaan azimuth adalah :y2− y1x2− x1y2− y1x2− x10α12 + Vα 12= − δx2 1+ δy2 1+ δx2 2− δy2 2+ α 12 ____ (4)D 12 D 12 D 12 D 12dalam hal ini:α12: nilai pengamatan azimuthV α 12: koreksi pengamatan azimuth0α 12 : nilai pendekatan azimuth aintara <strong>titik</strong> 1 ke <strong>titik</strong> 2.Model matematik untuk linearisasi persamaan azimuth:Z ij + v Zij = Z 0 0 0∆x ij∆zijij -0 o 2L ij ( s ij )0 0∆y ij∆zijδx i -0 o 2L ij ( s ij )0L ijδy i +o 2( s ij )0 0∆x ij∆zijδz i +0 o 2L ij ( s ij )δx j +0 0∆y ij∆zij0 o 2L ij ( s ij )0L ijδy j -o 2( s ij )δz j _______________________________________ (5)dalam hal ini:: nilai pengamatan jarak zenith: koreksi pengamatan jarak zenithZ ijv Zij