mengantisiapasi ketidaksesuaian perencanaan pemotretan (flight planning) denganrealisasi pemotretan udara. Pada Gambar 5 (a) disajikan daerah pemotretan dan 5.(b)jalur terbang perencanaan. Desain letak TPm tersebut perlu disesuaikan dengan kondisidaerah dan tuntutan saling terlihat antar TPm. Contoh bentuk TPm dan pengukuran<strong>posisi</strong>nyanya di lapangan dapat dilihat <strong>pada</strong> Gambar 6(a), 6 (b) dan 6 (c).abGambar 5. (a) area pemotretan. (b). jalur terbang rencanaabcGambar 6. (a). Titik Premark, (b). Setting TS <strong>pada</strong> Titik Premark ,(c)Prisma untuktarget TS.Berdasarkan perencanaan jalur terbang dan penyesuaian dengan kondisi daerahmaka dapat ditentukan 37 <strong>posisi</strong> TPm (Gambar 5 b). Pada saat diukur, beberapa <strong>titik</strong>tidak saling terlihat sehingga diperlukan <strong>titik</strong> perapatan. Jumlah semua <strong>titik</strong> pengamatanadalah 88 buah. Pengukuran TPm menggunakan alat beserta aksesorisnya (antara lain:statif, prisma target) (Gambar 6 a, b, c).Bobot ukuran dapat diperoleh dari satu per varian ukuran dimana diasumsikantidak ada korelasi antar pengukuran. Adapun simpangan baku alat Total Station yang
digunakan adalah σ DIN = 5”, σ c = 0,002 m, σ t = 0,01 m, dan ketelitian EDM (normal) =10 mm + 3 ppm.Dalam hitung <strong>perataan</strong>, untuk model matematika yang tidak linier maka harusterlebih dahulu melinierkan model persamaan yang dibuat, dan yang dihitung <strong>pada</strong> saat<strong>perataan</strong> adalah besarnya koreksi parameter yang akan dikoreksikan <strong>pada</strong> parameterpendekatan sebelumnya. Dalam peng<strong>hitungan</strong>nya harus dilakukan iterasi. Pada iterasikedua, parameter pendekatannya adalah parameter pendekatan pertama ditambahkoreksi parameter yang didapat <strong>pada</strong> <strong>hitungan</strong> iterasi pertama. Pada hitung <strong>perataan</strong> ini,iterasi dihentikan <strong>pada</strong> iterasi ke-3 karena penambahan koreksinya sudah tidaksignifikan.Hitungan <strong>posisi</strong> 3D <strong>secara</strong> <strong>simultan</strong> adalah proses hitung kuadrat terkecil denganmenghitung koordinat planimetrik (X,Y) dan tinggi (Z) <strong>secara</strong> bersama-sama dalam satu<strong>perataan</strong> <strong>pada</strong> suatu jaringan. Simpangan baku koordinat 3D yang dihitungmenggunakan 2 <strong>titik</strong> ikat dapat dilihat <strong>pada</strong> Tabel 1.Tabel 1. Simpangan bakunya setiap TPm.No. TitikSimpangan Baku (mm)Simpangan Baku (mm)No. Titikσ x σ y σ zσ x σ y σ z1 TGD 0,0 0,0 0,0 20 TGD04 32,8 28,9 2,12 P4--- 13,5 60,8 4,8 21 P19-- 61,2 42,3 3,83 P17-- 13,2 62,2 4,8 22 P26-- 37,0 84,1 4,74 P16-- 14,4 43,5 4,5 23 P25-- 74,5 123,7 6,25 P15-- 10,0 28,7 3,5 24 P24-- 68,8 153,8 6,66 P13-- 4,9 13,4 2,7 25 P23-- 116,6 151,4 6,97 P1--- 10,7 15,2 3,1 26 P22-- 116,1 109,5 6,98 P2--- 10,6 15,0 2,9 27 P21-- 115,9 40,9 6,69 KA1-- 9,3 19,4 1,2 28 P10-- 122,0 53,7 5,710 P3--- 7,0 10,8 0,8 29 P9--- 120,5 86,6 6,011 KA2-- 4,9 4,7 0,3 30 P7--- 105,9 93,6 6,112 KA3-- 5,2 5,9 0,4 31 P18-- 44,3 88,4 6,213 KA4-- 7,2 16,0 0,8 32 P12-- 44,0 43,5 4,014 KA5-- 9,0 25,2 1,0 33 P11-- 79,5 49,9 5,415 KA6-- 10,3 35,6 1,2 34 P20-- 78,8 29,8 5,116 KA7-- 11,7 32,1 1,3 35 P5--- 15,6 105,3 7,317 KA8-- 15,5 29,7 1,4 36 P6--- 18,8 130,4 7,918 KA9-- 19,1 28,5 1,6 37 P8--- 137,8 124,5 6,919 KA10- 23,1 28,1 1,7Setelah mendapatkan parameter koordinat hasil hitung <strong>perataan</strong>, maka dicariketelitian parameter menggunakan matriks varian kovarian parameter. Simpangan baku