12.07.2015 Views

Lihat Isi - Badan Pusat Statistik

Lihat Isi - Badan Pusat Statistik

Lihat Isi - Badan Pusat Statistik

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

102 K E M I S K I N A N S E P T E M B E R 2 0 11B. Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2011–September 20111. Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karenapenduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapitaper bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama bulan Maret 2011–September 2011,Garis Kemiskinan naik sebesar 4,27 persen, yaitu dari Rp233.740 per kapita perbulan pada Maret 2011 menjadi Rp243.729 per kapita per bulan pada September2011. Garis Kemiskinan (GK), terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) danGaris Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Peranan GKM terhadap GK sangatdominan, yaitu mencapai 73,52 persen pada bulan Maret 2011 dan 73,53 persenpada bulan September 2011.2. Komoditi makanan yang sangat mempengaruhi GK adalah beras. Pada bulanSeptember 2011, kontribusi pengeluaran beras terhadap Garis Kemiskinan sebesar26,60 persen di daerah perkotaan dan 33,71 persen di daerah perdesaan. Rokokkretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua kepada Garis Kemiskinan(8,31 persen di perkotaan dan 7,11 persen di perdesaan). Komoditi lainnya adalahtelur ayam ras (3,35 persen di perkotaan dan 2,66 di perdesaan), gula pasir (2,78persen di perkotaan dan 3,74 persen di perdesaan), mie instan (2,58 persen diperkotaan dan 2,28 persen di perdesaan), daging ayam ras (2,30 persen diperkotaan dan 1,27 persen diperdesaan), tempe (2,25 persen di perkotaan dan1,84 persen di perdesaan), tahu (1,97 persen di perkotaan dan 1,50 persen diperdesaan).3. Komoditi bukan makanan yang sangat mempengaruhi GK adalah biayaperumahan, listrik, angkutan, dan biaya pendidikan. Kontribusi biaya perumahan(7,36 persen di perkotaan dan 5,72 persen di perdesaan), biaya listrik (2,75 persendi perkotaan dan 1,58 persen di perdesaan), biaya pendidikan (2,49 persen diperkotaan dan 1,21 persen di perdesaan), dan biaya angkutan (2,10 persen diperkotaan dan 0,89 persen di perdesaan).C. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan1. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentasependuduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalamandan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlahpenduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangitingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.2. Pada periode Maret 2011–September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun.Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 2,08 pada bulan Maret 2011 menjadiEDISI 21 D A T A S O S I A L E K O N O M I FEBRUARI 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!