12.07.2015 Views

beberapa catatan mengenai rumput laut gracilaria - Pusat Penelitian ...

beberapa catatan mengenai rumput laut gracilaria - Pusat Penelitian ...

beberapa catatan mengenai rumput laut gracilaria - Pusat Penelitian ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

www.oseanografi.lipi.go.idFertilisasi terjadi secara pasif, yaituapabila spermatia yang dikeluarkan olehgametofit jantan dapat masuk ke dalamcabang carpogonium dan bertemu dengansel telur. Setelah fertilisasi terjadi persatuanantara inti spermatia dan inti sel garnetbetina (kariogami) sehingga terbentuk zygot(karpospora). Selanjutnya karpospora berkembangdi dalam thallus gametofit betinayang kini berubah namanya menjadi karposporofit.Sel-sel lapisan luar dari karposporofitmembentuk suatu badan berupa tonjolantonjolantempat berkembangnya karpospora.Tonjolan-tonjolan ini disebut sistokarp ataugonimoblast, dapat terlihat jelas oleh mata.Sistokarp akan mengalami proses pematangan,yaitu dengan pertambahan besar.Pada Gracilaria verrucosa sistokarp mudaberdiameter 250 /xm — 300 jjm, sedangkanyang telah masak diameternya berkisar antara450 Mm-500/nn (OZA & KRISH-NAMURTHY, 1968). Setelah sistokarp ataugonimoblast masak, karpospora akan dikeluarkan.Jika spora tersebut menempel padasuatu substrat maka akan tumbuh menjaditanaman diploid (sporofit).<strong>Penelitian</strong> lain yang mengungkapkan daurhidup Gracilaria verrucosa di dalamlaboratorium telah dilakukan oleh OGATAet. al (1972). Mereka mengamatinya dengancara memasukkan spora-spora G. verrucosakedalam erlenmeyer yang berisi larutanSWM-3. Hasil yang diperoleh memperlihatkanbahwa tanaman betina tidak dapatmembentuk cabang-cabang carpogonia tanpaadanya tanaman jantan.SIFAT-SIFAT HIDUPUntuk tumbuh dan berkembang, Gracilariamembutuhkan cahaya, karbondioksida,oksigen serta nutrisi. Cahaya dibutuhkanuntuk proses fotosintesa, yaitu kar-bondioksida akan diubah menjadi karbo-hidrat(senyawa organik). Sebaliknya, oksigendibutuhkan untuk respirasi atau merom-baksenyawa yang mempunyai molekul besarmenjadi senyawa-senyawa dengan molekul yanglebih kecil dan energi.Pengambilan nutrisi dilakukan Gracilariamelalui proses difusi. Dalam prosespengambilan nutrisi, Gracilaria dapat menyerapserta mengakumulasikan unsur-unsur yangada disekitarnya dengan baik. NURI-WATI danHARTATI (1985) telah melaku-kan penelitian<strong>mengenai</strong> daya serap Gracilaria lichenoidesterhadap merkuri di perair-an Teluk Jakarta.Hasil yang diperoleh me-nyatakan bahwaGracilaria dapat menyerap merkuri dengan baik.EHtambahkan pula bahwa pada konsentrasimerkuri 0,005 ppm dalam air <strong>laut</strong> ternyatasetelah 2 bulan kemudian diperoleh 0,20 ppmmerkuri dalam Gracilaria, namun keadaan initidak mempengaruhi pertumbuhannya.Sebagai organisme hidup Gracilariamemiliki kemampuan beradaptasi terhadapfaktor-faktor lingkungan seperti ; suhu,salinitas, cahaya dan pH.a. CahayaKemampuan adaptasi Gracilaria terhadapcahaya sangat baik. Cahaya yangmasuk ke dalam perairan baik dalam jumlahbanyak atau sedikit dapat dimanfaatkanuntuk pertumbuhannya. KIM & HUM(dalam HOYLE, 1975) menyatakan bahwaG. verrucosa dan G. foliifera memiliki toleransiyang tinggi terhadap cahaya yang berlebihan,keduanya dapat tumbuh pesat padakedalaman 5 cm. Sedangkan KIM mendapatkanG. verrucosa tumbuh di perairan yangkeruh. Selanjutnya KLING menyatakanbahwa sinar kuning (580 - 630 nm) memberikanpengaruh positif terhadap pertumbuhanG. verrucosa (dalam HOYLE, 1975).151Oseana, Volume XV No. 4, 1990


www.oseanografi.lipi.go.idb. SuhuSelain beradaptasi terhadap cahaya,Gracilaria juga memiliki kemampuan adaptasiyang baik terhadap suhu. Kemampuanini sangatlah bervariasi tergantung kepadatempat di mana tumbuhan tersebut hidup.Gracilaria yang hidup di Atlantik Utaradapat bertahan pada suhu 7 °C di musimdingin dan 30 °C di musim panas. Demikianpula di Norwegia, tumbuhan ini dapat hiduppada suhu 3 °C di musim dingin, dan 14°C - 18 °C di musim panas (STOKKEdalam HOYLE, 1975). Akan tetapi SHANG(1976) menyatakan bahwa di Taiwan,pertumbuhan alga ini akan terhambat apabilasuhu air di bawah 8 °C. Selanjutnya,CHEN (1976) dan SHANG (1976) menyatakanbahwa untuk budidaya Gracilariatemperatur optimum yang diperlukan adalah20 - 25 °C. Sedangkan KADI danATMADJA (1988) menambahkan bahwa diIndonesia, salah satu persyaratan untukmembudidayakan Gracilaria, suhu air sebaiknyaberkisar antara 20 °C - 28 °C.c. Salinitas dan pHDemikian pula kemampuan adaptasiGracilaria terhadap salinitas juga sangattinggi. Alga ini dapat hidup pada kisaransalinitas 5-43 permil. CORNOVER (dalamHOYLE, 1975) telah mempelajari ketahananenam jenis Gracilaria terhadap salinitas(Tabel 3). CHEN (1976) dan SHANG(1976) menyatakan bahwa untuk budidayaGracilaria kisaran salinitas yang baik adalah15 — 20 permil serta kisaran pH antara 6 — 9dengan pH optimum 8,2-8,7. Untuk usahabudidaya Gracilaria di Indonesia, kisaransalinitas adalah 18 — 32 permil dengansalinitas optimum adalah 25 permil, sedangkanpH berkisar antara 8-8,5 (KADI &ATMADJA, 1988).152Oseana, Volume XV No. 4, 1990


www.oseanografi.lipi.go.idHABITAT DAN SEBARANGracilaria umumnya hidup sebagaifitobentos, melekat dengan bantuan cakrampelekat ('hold fast') pada substrat padat.Terdiri dari kurang lebih 100 spesies yangmenyebar luas dari perairan tropis sampaisubtropis. Hal ini menyebabkan <strong>beberapa</strong>penulis menyebutnya sebagai spesies yangkosmopolit.Gracilaria hidup di daerah litoral dansub litoral, sampai kedalaman tertentu, yangmasih dapat dicapai oleh penetrasi cahayamatahari. Beberapa jenis hidup di perairankeruh, dekat muara sungai.Di Indonesia terdapat lebih kurang15 jenis Gracilaria (KADI & ATMADJA,1988) yang menyebar di seluruh kepulauan.Di Bangka, Gracilaria convervoides hidupmelekat di atas batu karang pada kedalaman2 - 5 meter (SOERJODINOTO, 1962). DiLombok, G. gigas ditemukan di perairanpayau. Daerah sebaran Gracilaria di Indonesiameliputi : Kepulauan Riau, Bangka,Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Lombok,Sumbawa, Flores, Pulau Bawean, Kalimantan,Sulawesi Selatan dan Maluku.PROSPEK BUDIDAYAMelihat serta menyimak sifat-sifathidup dari Gracilaria, serta manfaat yangdihasilkan oleh <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> ini, makabanyak instansi pemerintah yang tertarikuntuk melakukan penelitian yang mengarahkepada usaha budidayanya. Beberapa instansipemerintah yang telah mencoba melakukanpenelitian budidaya <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> Gracilariaantara lain adalah Puslitbang OseanologiLIPI, BPPT, Dinas Perikanan Deptan. Hasilyang diperoleh menunjukkan bahwa <strong>rumput</strong><strong>laut</strong> tersebut lebih potensial untuk dibudidayakandi dalam perairan tambak. Hal inididukung oleh SHANG (1976) yang menyatakanbahwa Gracilaria dapat dibudidayakandi dalam tambak baik secara monokultur,atau polikultur. Secara polikultur budidayaGracilaria dapat dilakukan bersama-samadengan pemeliharaan udang (Penaeus monodon)atau kepiting (Scylla serrata).Saat ini usaha budidaya Gracilariatelah banyak dilakukan oleh masyarakat didaerah Lamongan (Jatim), Grupuk, Labuhanhaji,Labuhan bonteng (Lombok), Sumbawa,Sumenep (Madura), Ujung Pandang dan Bali.Bahkan telah dibangun sebuah perusahaanpengolahan agar-agar milik swasta yang terletakdi daerah Tanggerang (Jawa Barat)yaitu PT Agarindo Bogatama. Hal ini tentusaja merupakan berita yang baik bagi parakonsumen, tetapi tidak demikian halnyabagi para produsen (petani). Ketimpanganketimpanganyang terjadi berupa permainanharga antara petani dengan pengumpul.Informasi yang penulis peroleh dari AsosiasiPengusaha Budidaya dan Industri RumputLaut Indonesia (APBIRI) dikatakan bahwaharga Gracilaria per kg berat kering berkisarantara Rp. 1.000,- sampai Rp. 1.400,-.Akan tetapi harga <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> yang dijualoleh petani kepada para pengumpul berkisarantara Rp. 250,- sampai Rp. 350,- perkg. Rendahnya harga jual Gracilaria daripetani ke pengumpul disebabkan oleh rendahnyamutu <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> yang dihasilkan.Salah satu penyebab rendahnya mutu <strong>rumput</strong><strong>laut</strong> adalah teknik penjemuran yangkurang sempurna (KADI & ATMADJA,1988). Oleh karena itu pengelolaan pascapanen haruslah ditingkatkan. SOEGIARTOdan SULISTUO (1985) menjelaskan perlakuandalam proses pengolahan pasca panenuntuk memenuhi pembakuan mutu komoditiekspor Gracilaria adalah sebagai berikut:153Oseana, Volume XV No. 4, 1990


www.oseanografi.lipi.go.id- Gracilaria hasil panen harus dibersihkandari pasir dan batu sambil dipisahkandari campuran jenis-jenis lainnya agarbetul-betul murni.- Dijemur di atas alas atau rak penjemurselama 2 — 3 hari.- Dicuci dengan air tawar yang bersih,kemudian dibersihkan lagi.- Dijemur kembali 1 - 2 hari hingga keringdan <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> kelihatan putihbersih.- Dikemas dalam kantong plastik.Adapun standar mutu komoditi eksporGracilaria antara lain adalah mengandungkadar air kurang dari 25 % dan mengandungbenda asing kurang dari 5 % (SULISTUO,1980). Sedangkan menurut DOTY (1985)kandungan kadar air Gracilaria untuk eksportidak lebih dari 18 % serta mengandung bendaasing kurang dari 5 %. Benda asing yangdimaksudkan adalah garam, pasir, <strong>rumput</strong><strong>laut</strong> jenis lain, karang serta kayu.Apabila telah dilakukan peningkatanpengolahan pasca panen dan ternyata hargajual <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> dari petani ke pengumpultetap rendah maka hal ini kelak akan menjadisuatu hambatan. Memang saat ini, haltersebut belum dirasakan sebagai penghambatusaha budidaya, karena budidaya<strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> masih dianggap sebagai usahasampingan para nelayan. Namun <strong>beberapa</strong>tahun mendatang setelah <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> lebihmemasyarakat dan telah menjadi suatuusaha yang bersekala nasional, maka hargajual petani tersebut akan muncul sebagaisuatu kendala yang perlu dipertimbangkan.Oleh karena itu penulis berpendapat perluadanya penetapan harga jual, sehingga nasibserta gairah kerja para petani dapat sedikitlebih meningkat.Untuk meningkatkan harga jual petani,penulis mengajukan <strong>beberapa</strong> saran :1. Memperpendek rantai penjualan antarapetani dan pengusaha.2. Penjualan dapat dilakukan melalui KUDsetempat.3. Penjualan dilakukan secara lelang (sepertipelelangan ikan di TPI).DAFTAR PUSTAKACHAPMAN, V.J. 1949. Seaweed and theiruses. Methuen & Co. Ltd., London :xiv + 287 + 20 pi.CHEN, T.P. 1976. Aquaculture practicesin Taiwan. Fishing New Book Limited,England : xiii + 162 p.CORDERO, P.A. 1977. Studies on Phillippinesmarine red algae. Special Publicationfrom the Seto Marine BiologicalLaboratory serie sIV : 258 + XXVIIIPlDAWSON, E.Y. 1966. Marine botany andintroduction. Holt, Rinehart and WinstonInc., New York : vii + 371 p.DOTY, M.S. 1985. Biotechnological andeconomic approaches to industrial developmentbased on marine algae in Indonesia.Paper presented in Workshop onMarine Algae Biotechnology, Jakarta,December 11 - 13,1985 :13 p.EISSES. 1953. Seaweeds in Indonesian trade.Indonesian J. Nat. Set 283 : 41 -56.HOYLE, M.D. 1975. The literature pertinentto the red algal genus Gracilaria in Hawaii.Marine Agfonomi U.S. Sea Grant Program,Hawaii: 339 p.KADI, A., dan W. ATMADJA. 1988. Rumput<strong>laut</strong> (algae) : jenis, reproduksi, pro-duksi,budidaya dan pasca-panen. <strong>Pusat</strong><strong>Penelitian</strong> dan Pengembangan OseanologiLIPI Jakarta : vii + 66 p.154Oseana, Volume XV No. 4, 1990


www.oseanografi.lipi.go.idNURIWATI, D. dan S.T. HARTATI. 1985.Pengaruh logam berat merkuri terhadappertumbuhan <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> (Gracilarialichenoides) serta daya serapnya di telukJakarta. J. Penel Perikanan Laut. 33 :21 - 26.OGATA, E.; T. MATSUI and H. NAKA-MURA. 1972. The life cycle of Gracilariaverrucosa (Rhodophyceae, Gigartinalesjin vitro. Phycologia 11(1): 75 - 80.OZA, M and V. KRISNAMURTHY. 1968.Studies on carposporic rhytm of Gracilariaverrucosa (Huds.) Papenfuss. Bot.Mar. 11(1-4): 118-121. SHANG,Y.C. 1976. Economic aspects ofGracilaria culture in Taiwan. Aquaculture.8(l):1 -7.SOERJODINOTO, R, 1962. Laporan sementaratentang agar-agar : jenisnya, perikanannyadan cara pengolahannya. JawatanPerikanan Laut, Jakarta : 44 p.SOEGIARTO, A., dan SULISTIJO. 1985.Produksi dan budidaya <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong>.Makalah pada Diskusi panel pengembang-anindustri <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong> di Indonesia, Jakarta26 Februari 1985 : 23 p.SULISTIJO. 1980. Peranan teknologi lepaspanen <strong>rumput</strong> <strong>laut</strong>. Pewarta OseanaIV (2): 22-26.TRONO, G.C, JR., and CORRALES, R.A.1983. The genus Gracilaria (Gigartinales,Rhodophyta) in the Philippines. KalikasanPhillipp. J. Biol. 12 (1 - 2): 15 - 41.155Oseana, Volume XV No. 4, 1990

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!