13.07.2015 Views

Kualitas Anak Indonesia Kualitas Anak Indonesia - Ditjen Cipta Karya

Kualitas Anak Indonesia Kualitas Anak Indonesia - Ditjen Cipta Karya

Kualitas Anak Indonesia Kualitas Anak Indonesia - Ditjen Cipta Karya

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

GEMAPNPM 1berkoordinasi dengan camat, sanitarian,bi dan desa, kepala desa, ketua PKK desa,kader kesehatan dan kepala dusun. Dalamberkoordinasi dengan kepala dusun didatakembali akses masyarakat terhadap sanitasi.Hasil koordinasi maka disepakati tentangwaktu pemicuan.Pelaksanaan pemicuan CLTS, langsung dilaksanakanoleh kepala desa, sanitarian, kaderkesehatan yang difasilitasi oleh fasilitatordan dibantu oleh natural leader. Kemudiandisepakati tentang percepatan pelaksanaanstop BABs dengan pengadaan poster, balihodan stiker; stiker ini juga berfungsi sebagai alatmonitoring.Demikian juga dalam monitoring, secaraoperasional dilaksanakan oleh kepala dusun,natural leader dan kader kesehatan dibantuoleh unsur terkait dan konsultan tingkat kabupatenkota atau biasa disebut DMAC DMAC.Selama 6 bulan setelah dilakukan pemi -cuan/Community Led Total Sanitation (CLTS),Desa Pagentan terjadi peningkatan jumlahmasyarakat yang buang air besar pa datem patnya atau telah stop buang air besardi sembarang tempat. Bahkan pe ningkatan ini tidak hanya akses melainkan padajumlah sarana/kepemilikan jamban yangdi miliki masyarakatnya. Kini dari dua du sunyang mendapat pelayanan air bersih, masyarakatnyasudah 100% tidak lagi BuangAir Besar (BAB) di sembarang tempat. YaituDusun Tedunan dan Dusun Sawangan. Yangmenariknya dari Desa Pagentan ini, jambanyang terbangun berwujud langsung ke jambanimprove, kepemilikan oleh keluarga, danseptictank dibangun dengan lahan yang sangatterbatas.Ibu Siti Aminah, salah satu warga yang jugamerupakan Ketua Tim Penggerak PKK DesaPagentan, sekaligus kader kesehatan dannatural leader, mengatakan, sebelum adanyaProgram PAMSIMAS, di Desa Pagentan masihsangat prihatin. Sebagian besar masyarakattermasuk dirinya, walaupun buang air besardi jamban rumah, tetapi buangan akhir tinjamasih ke kolam, hal ini sama saja masih buangair besar di sembarang tempat. Namun kini iaboleh berlega hati karena sudah ada fasilitasBAB yang layak dan sehat.Pak Kades Achmad Salabi, sebelumnyamemang merasa malu warganya masih buangair besar sembarang tempat. Masih banyakwarganya walaupun sudah mempunyai jambandi rumah tetapi belum ada septictank.Karena itu ia pun langsung tergugah untukmembangun septictank dan bertekad untukmerubah perilaku warga di Desa Pagentanuntuk berubah dari yang dulunya BAB disembarang tempat menjadi BAB di jambanimprove dan milik sendiri.Ia mengaku mengaku sebelumnya, selamamengikuti pelatihan CLTS merasa tidak tertarikbahkan merasa pesimis terhadap programPAMSIMAS. Namun seiring pelatihanberlangsung, membuat dirinya berpikir danmerenung untuk apa ia di sini.“Saya mulai tertarik dan satu hari tergerakdalam pikiran bahwa saya harus memulaiuntuk masyarakat desa saya, dan sebagaititipan bagi anak cucu, ” ungkapnyaDimulai dari lingkungan keluarga sendiri,Achmad Salabi membuat jamban denganmempersiapkan material. Awal perjuanganmenggerakan warganya ini juga tidak lepasdari segala hambatan. Seperti sulitnya mencariwaktu tepat untuk mengumpulkanma syarakat, belum lagi kondisi cuaca yangkadang tidak mendukung, perilaku sebagaipakan ikan dan lahan yang sangat terbatas.Kondisi ini membuat Achmad Salabi semakintertantang dalam menyadarkan warganya.Akhirnya mimpi diiringi dengan tekaddan kerja kerasnya membuahkan hasil. Hasilkerja keras antar semua pihak termasukSanitarian Puskesmas, LKM PAMSIMAS TIRTA,PKK, bidan desa, natural leader dan TimFasilitator Masyarakat serta dukungan daritokoh formal dan informal. Walaupun sudahdua dusun yang sudah SBS (Stop Buang AirBesar Sembarangan), namun pemicuan jugadilaksanakan ditiga dusun lainnya, sehinggacakupan kepemilikan jamban di desa telahmencapai 60%.Pada 16 Juni 2011 kemarin, Desa Pagentandijadikan sebagai desa percontohan perubahanperilaku SBS yang diadakan oleh KementerianKesehatan dan Tim KonsultanPAM SIMAS Pusat dengan didampingi DinasKesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas KesehatanKabupaten Banjarnegara, PMAC khususnyabidang HHS, DMAC tiga (3) bidangyaitu HHS, WSS dan CD serta Tim fasilitatormasyarakat (HHS, WSS dan CD).Banyak pelajaran yang dapat dipetik dariDesa Pagentan, demi mewujudkan perilakuhidup bersih dan sehat. Seperti cerita jandambok Sumarto yang membuat jambandengah hasil menjual 3 ekor ayam miliknyadan mbok Sihat yang membuat jambandengan menggali tanah tanpa bantuantukang gali. Lain lagi dengan Pak Saher, yangsewaktu mengikuti kegiatan CLTS, ia dengansukarela dan tanpa jijik mengambil tinjalangsung dengan tangannya.Pak Kades pun meminta untuk me monitoringkepemilikan jamban tiap rumahse cara acak di semua dusun. Monitoring dilaksanakandengan cara yang unik, dari berjalankaki kunjungan rumah ke rumah, PakKades juga menyediakan mobil bak terbukadan mobil patroli polisi. Ini dimaksudkan untukmemberikan apresiasi kepada warga yangsudah mempunyai jamban dan memicu wargayang belum tergerak untuk membangunjamban.Apa yang dulu hanya sebuah mimpiakhirnya menjadi kenyataan, keinginan KepalaDesa Pagentan merubah perilaku warganyauntuk menuju masyarakat yang sadar akanjamban terwujud sudah. Bahkan Pak Kadesmenargetkan Deklarasi SBS setelah lebarandan berkeinginan deklarasi Desa Stop BuangAir Besar Sembarangan ini dihadiri MenteriKesehatan, Kepala Daerah, Bank Dunia, paraCamat dan Kepala Desa di Banjarnegara,dan keinginan tersebut menjadi kenyataan.Sebuah mimpi yang sempurna.*) Central Management Advisory Consultant(CMAC), Program Penyediaan Air Minumdan Sanitasi Berbasis Masyarakat(PAMSIMAS)28 Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 06/Tahun IX/Juni 2011

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!