13.07.2015 Views

LAP O - PEKKA

LAP O - PEKKA

LAP O - PEKKA

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>LAP</strong>ORAN TAHUNANPRIME – <strong>PEKKA</strong>TF 0911712009PUSAT PENGEMBANGANKEPEMIMPINAN PEREMPUANDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKATDuren Sawit Asri Kav.I No.2A, Jl.Lapangan 1Jakarta Timur 13440 IndonesiaTelp.(+6221) 8660 3787 860 9325,Fax .(+6221) 8660 3787e-mail: pekka@ @cbn.net.idweb.www.pekka.or.id:


I.Daftar isi<strong>LAP</strong>ORAN TAHUNAN 2009PRIME ‐ <strong>PEKKA</strong>(PUSAT PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEREMPUANDAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)Sebuah “Best Practice Award” dari Pemerintah JepangLATAR BELAKANG4II.TUJUAN DAN KEGIATAN 6III. PENCAPAIAN 20091. Mengembangkan dan memperkuat organisasi, pemimpin dan kader‐kaderperempuan di tingkat wilayah sehingga mampu memfasilitasi masyarakatdi wilayahnya2. Membangun dan mengembangkan sentra kegiatan pemberdayaanmasyarakat sebagai sarana untuk pemberdayaan masyarakat secaraumum.3. Mengembangkan “kelas‐kelas pembelajaran” bagi masyarakat terkaitdengan berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan politik4. Mengembangkan sistem pelibatan masyarakat dalam proses pengelolaansumberdaya, pengambilan keputusan dan mengontrol pengelolaansumberdaya pembangunan di wilayahnya untuk mengatasi berbagaipersoalan kemiskinan.5. Mengembangkan forum masyarakat dan pemangku kepentingan diwilayah terkait dengan persoalan khusus masyarakat termasuk aspekekonomi, sosial dan hukum.6. Mengembangkan sistem infomasi dan komunikasi bagi pemberdayaanmasyarakat miskin7. Mengembangkan sistem pendukung berupa pusat pendidikan danpelatihan di tingkat nasional yang akan mendidik dan melatih para pelatihdan tutor bagi Prime di tingkat wilayah.77141517242732IV.REFLEKSI DAN DISKUSI1. Tantangan Keberlanjutan dan Kemandirian 402. Tantangan Keterbukaan473. Tantangan Keterlibatan 4939V. PELAJARAN BERHARGA DAN LANGKAH KEDEPAN1. Pertama kekuasaan yang nyata dan terlihat, yaitu dalam bentuk kekuasaanpemerintah, peraturan, perundangan yang mengikat dan mengaturkehidupan masyarakat.2. Kedua, kekuasaan yang tersembunyi yaitu kekuatan yang menentukansegala sesuatu dari balik layar diluar koridor ketentuan yang berlaku.3. Ketiga, kekuasaan yang tak terlihat yaitu berupa nilai‐nila adat, budaya danagama yang ada di dalam masyarakat dan dianut oleh setiap orang.56565758


Acara ini juga melibatkan dua universitas di kota lain melalui teleconference. <strong>PEKKA</strong> mendapatkangiliran presentasi yang ke tiga disesi pagi. Aku, Peni, Scott dan Pak Sudjana, duduk sebagai panel.Aku memaparkan program pemberdayaan ini secara singkat, namunn lengkap karena waktu yangdiberikan hanya sekitar 10 menit saja. Sambutan yang diberikan peserta sangatbaik terbuktidengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh berbagai fihak yang hadir. Kuberikankesempatan pada Peni untuk menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan pelaksanaanprogramdi lapang. Meskipun terlihat sedikit gugup, Peni mampu menjelaskan berbagai hal yangditanyakan dengan baik. Scott merespon semua pertanyaan terkait dengan kerjasama BankDuniadan berbagai terobosan kebijakan yang dibuatnya untukmemfasilitasi kebutuhan pelaksanaanpemberdayaan ini secara lebih efektif. Pak Sudjana membantu menegaskan keberadaan program inidikaitkan dengan misi pemerintah memberdayakan masyarakat miskin.Setelah makan siangacara dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Ada sekitar 10peserta yangmemilih berdiskusi dengan <strong>PEKKA</strong>. Umumnya mereka tertarik dengan pendekatan yang kamilakukan. Karena kelas kecil, diskusi menjadi lebih intensif dan akrab.Kuberikan peran yang lebihbanyak pada Peni untuk merespon berbagai pertanyaan yang diajukan. Tentu saja Peni dapatmenjelaskan dengann baik karenaa umumnya pertanyaan yang diajukan terkait dengan kegiatan dilapang. Kulihat semakin lama Peni semakin percaya diri, i, dan mampu merespon pertanyaan dengansistematis.2


Kembali ke pleno, peserta melaporkan hasil diskusi di setiap kelas kecil. Beberapa orang yangmengikuti diskusi bersama <strong>PEKKA</strong> menyampaikan hal‐hal penting yang menarik minta mereka di<strong>PEKKA</strong> dan juga apresiasi mereka terhadap pencapaian <strong>PEKKA</strong>. Kami juga belajar banyak hal darikelompok yang lain. Beberapa pendekatan cukup relevan untuk juga kami kembangkan di <strong>PEKKA</strong>,misalnya pemberdayaan hukum di Equador dan pemberdayaan di wilayah konflik. Cukup banyakpersamaan konteks dan kondisi ke empat negara ini.Mr. Takashi Miyahar, juga dari kementrian keuangan Jepang, berkenan memimpin penyerahanpenghargaan bagi kami dan menutup acara. Penghargaan diberikan dalam bentuk piagam yangcukup bersahaja. “ Seperti piagam <strong>PEKKA</strong> untuk kami ya mbak…”, begitu kata Peni ketika melihatpiagam tersebut. Di piagam itu tertulis “Best Practice Award, awarded to Indonesia – EmpoweringFemale Heads of Households; for outstanding achievement in supporting the most vulnerable groupsusing the Japan Sosial Development Funds”. Meskipun sederhana, piagam itu sangat berarti karenamerupakan pengakuan dan penghargaan dari fihak yang mempercayakan dananya untuk kamikelola, melakukan berbagai upaya pemberdayaan. Kehadiran kelompok masyarakat sipil Jepangjuga membuat kami merasa nyaman karena mereka jadi mengerti ke mana dana mereka kamipergunakan. Ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban yang dapat kami berikan.“ Pengalaman ini tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya…, begitu banyak pengalamanyang saya dapatkan dari kegiatan ini” begitu ucap Peni sambil tersenyum bahagia. Sebagai salahseorang pemimpin Pekka tentu saja Peni sangat beruntung dapat mewakili kawan‐kawannyamenghadiri acara ini. “ Saya semakin bersemangat untuk terus mengembangkan Pekka ke depandan menunjukkan prestasi yang baik agar penghargaan ini benar‐benar mencerminkan kita diPekka”, begitu tekadnya.3


I. LATAR BELAKANGPada periode tahun 2001‐2007 telah dikembangkan ProgramPemberdayaan PerempuanKepala Keluarga (<strong>PEKKA</strong>) yangdifokuskankepada perempuan kepala keluarga (Pekka) miskindi 8 propinsi yaitu: NanggroeAceh Darussalam, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara,Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Maluku Utara, Jawa Tengah, dan Kalimantann Barat.Secara umum program ini bertujuan untuk memperkuat perempuan kepala keluarga agarmempunyai akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan dirinya, serta setara dengan wargamasyarakat lainnya. Untuk mencapai tujuan ini, dikembangkkan strategi pengorganisasianmasyarakat (CO) dengan penekanan pada membangun kesadaran kritis dan peningkatankapasitas, pengembangan jaringan, dan advokasi melalui limaaspek pemberdayaansepertikesejahteraan, akses, partisipasi, kesadaran kritis, dan kontrol menjadi komponen pentingdalam proses penguatan yangdilakukan di lapangan.Upaya pemberdayaan<strong>PEKKA</strong> telahmenghasilkan 455 kelompok Pekka sebagaikelompokswadayamasyarakatberanggotakan lebih dari 10,000 Pekkayang tersebar di 325 Desa, 69 Kecamatan,dan 23 Kabupaten. Kelompok‐kelompokinitelah pula berhasilmengembangkankegiatan simpan pinjam mereka denganakumulasi modal baik swadaya maupundari dana programmencapai hampir 10miliar rupiah.Selain itu, pada kurun waktu tersebut telah pula dibangun sistem pendukung berupaSekretariat Nasional (Seknas)yang berkedudukan di Jakarta. Seknas didukung olehorang‐sertaorang yang berpengalaman dalam pemberdayaan perempuandan sistemadministraiskeuangan yang profesional sesuai dengan standaryang berlaku. Unit pendokumentasiandan publikasi juga dikembangkan di Seknas guna mendokumentasikan berbagai aspekprogramtermasuk profil kehidupan Pekka, pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan,perkembangan dan tantangannya. Dokumentasi dalam berbagai bentuk seperti video, fotodan tulisan ini telah disebarluaskan hingga manca negara sebagai upaya sosialisasi dankampanye perjuangan Pekka. Berbagai bentuk dokumentasidan publikasi ini telah puladipergunakan sebagai media diskusi dan pelatihan baik dikalangan Pekka maupunmasyarakat lainnya.Pekka juga Sangat responsif terhadap kondisi aktual masyarakat termasukbencana Tsunamiyang melanda provinsi Aceh pada akhir tahun 2004. Program khusus pemberdayaanmasyarakat paska Tsunami di Aceh telahdikembangkan secaraa komprehensif. Kondisi sosialmasyarakat wilayah kerja Pekka yang umumnya sangat miskin telah memotivasi Pekkauntuk membantu masyarakatyang tidakmampu mendapatkann pendidikan yang dibutuhkanmaka Pekka juga telah mengembangkann program pemberdayaan masyarakat melalui aksesterhadap pendidikan. Program ini diperuntukkan bagi keluarga miskin dengan fokus padapendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar anak‐anakk miskin yang putus sekolah,4


fungsional literasi bagi perempuan dewasa, advokasi budget dan kurikulum pendidikan bagimasyarakat umum.Dari sebuah pilot proyek yang berkembang dalam kerangka program pembangunan,akhirnya <strong>PEKKA</strong> mampu menjadi sebuah gerakan kelompok perempuan miskin melawankemiskinan dan ketidakadilan. Hal ini terlihat dari karakteristik Pekka dalam perjalanannyayang berbasis sangat kuat di masyarakat, menjadi organisasi yang organik, mempunyaiagenda politik yang kuat yaitu pengakuan fakta maupun hukum atas status perempuankepala keluarga dengan dimensi perubahan sosial yang kuat, serta mempunyai potensikesinambungan pergerakan jangka panjang dengan impact yang lebih luas.Namun demikian, sebagai sebuah gerakan, <strong>PEKKA</strong> menghadapi empat tantangan yaitukemandirian, kesinambungan, keterbukaan, dan keterlibatan yang sebetulnya sudahdirintis sejak program ini dilaksanakan. Untuk menjawab tantangan yang telah diuraikandiatas, maka sejak tahun 2008 upaya pemberdayaan di unit terbawah dalam masyarakattelah dilakukan secara intensif. Pendidikan Kritis dan peningkatan kapasitas masyarakatmiskin telah dilakukan secara terstruktur dan terus menerus melalui ProgramPengembangan Pusat Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan PengembanganKepemimpinan Perempuan di tingkat desa dan kecamatan. Sentra kegiatan ini diberi namaPRIME, kependekan dari Perempuan Indonesia Memimpin. Prime dalam bahasa Inggris jugaberarti utama dan penting, yang menjadi jiwa dari program ini yaitu utama dan pentingdalam upaya pemberdayaan masyarakat di wilayahnya.Berikut ini adalah laporan perkembangan PRIME tahun 2009 yang dirangkum oleh Seknas<strong>PEKKA</strong> dari lapangan.5


II.TUJUAN DAN KEGIATANPRIME mengemban visi masyarakat yang sejahtera, demokratis, adil dan menjunjung tinggimartabat kesetaraan dan kemanusiaan.A. Misi PRIME adalah untuk perubahan sosial dalam masyarakat dengan :• Mengembangkan potensi sumberdaya manusia khususnya perempuan sebagaipemimpin, pengorganisir masyarakat, dan perintis perdamaian.• Mengembangkan kelembagaan dan institusi di akar rumput yang dapat berkontribusimemenuhi kebutuhan kehidupan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.• Memperkuat sistem kemasyarakatan yang lebih terbuka dan demokratis.• Mengembangkan konsep dan model pemberdayaan masyarakat dalam rangkamengatasi berbagai persoalan yang muncul termasuk kemiskinan dan konflik.B. Tujuan KhususUntuk mencapai tujuan yang telah diuraikan diatas maka melalui PRIME akan dikembangkanberbagai kegiatan seperti diuraikan berikut ini.1. Mengembangkan dan memperkuat organisasi, pemimpin dan kader‐kader perempuandi tingkat wilayah sehingga mampu memfasilitasi masyarakat di wilayahnyaFokus kegiatan untuk mencapai tujuan ini mencakup:• Mengidentifikasi kader dan pemimpin perempuan potensial, meningkatkankemampuan mereka untuk memfasilitasi proses pengorganisasian di masyarakatnyamelalui berbagai kegiatan pelatihan.• Memfasilitasi proses “visioning” di tingkat masyarakat sebagai dasar untukmengembangkan kelompok‐kelompok kepentingan dalam masyarakat.2. Membangun dan mengembangkan sentra kegiatan pemberdayaan masyarakatsebagai sarana untuk pemberdayaan masyarakat secara umum.Fokus kegiatan untuk mencapai tujuan termasuk:• Memfasilitasi pembangunan sentra kegiatan bagi masyarakat di tingkat desa dankecamatan• Mengembangkan sistem pengelolaan dan pengembangan sentra kegiatanmasyarakat dengan membentuk tim pengelolanya.• Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola dan mengembangkansentra kegiatan pemberdayaan masyarakat agar dapat menjadi sarana untukpemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pelatihan.3. Mengembangkan “kelas‐kelas pembelajaran” bagi masyarakat terkait denganberbagai persoalan sosial, ekonomi, dan politikFokus kegiatan untuk mencapai tujuan termasuk:• Menyelenggarakan pendidikan dan penyadaran kritis kepada masyarakat luastentang berbagai persoalan sosial dalam kerangka hak ekosok melalui pengadaankelas‐kelas tematik bagi masyarakat yang diadakan secara rutin, berkala danterstruktur berdasarkan pokok bahasan dan kurikulumnya.• Memfasilitasi penumbuhan kelompok‐kelompok kepentingan didalam masyarakatsesuai dengan konteksnya seperti kelompok ekonomi, kelompok sadar hukum dan6


keadilan, kelompok sadar lingkungan, kelompok pemantau pendidikan, kelompokpemantau program pemerintah dan sebagainya.4. Mengembangkan sistem pelibatan masyarakat dalam proses pengelolaansumberdaya, pengambilan keputusan dan mengontrol pengelolaan sumberdayapembangunan di wilayahnya untuk mengatasi berbagai persoalan kemiskinan.Fokus kegiatan untuk mencapai tujuan ini mencakup:• Memfasilitasi pembentukan komite‐komite desa sesuai dengan kebutuhan dankepentingan masyarakat misalnya komite pendidikan, komite pemantau programpembangunan desa, komite pemberdayaan hukum, dan sebagainya.• Meningkatkan kemampuan komite‐komite dalam menjalankan fungsi dan tugastugasnya,termasuk pemantauan pelaksanaan pembangunan dan pengelolaansumberdaya yang ada dalam masyarakat.5. Mengembangkan forum masyarakat dan pemangku kepentingan di wilayah terkaitdengan persoalan khusus masyarakat termasuk aspek ekonomi, sosial dan hukum.Fokus kegiatan pada beberapa hal sebagai berikut:• Memfasilitasi berkembangnya forum‐forum diskusi dan dialog antara masyarakatdengan forum pemangku kepentingan secara berkala sehingga terbuka akses dankontrol masyarakat terhadap berbagai sumberdaya, kepentingan, dan pengambilankeputusan dilingkup pemangku kepentingan tersebut.6. Mengembangkan sistem infomasi dan komunikasi bagi pemberdayaan masyarakatmiskinFokus kegiatan akan meliputi:• Mengembangkan taman bacaan di sentra kegiatan yang akan diisi dengan berbagaisumber pengetahuan bagi masyarakat, seperti buku, pamflet, brosur, dsb.• Memproduksi dan menyebarluaskan bahan‐bahan bacaan serta petunjuk praktisterkait dengan hak baik dalam bentuk buku saku, pamflet, dan juga audio.• Membangun dan mengembangkan video dan radio komunitas di tingkat desa untuksarana pendidikan dan kampanye tentang hak yang akan diisi berbagai programsesuai kebutuhan masyarakat.7. Mengembangkan sistem pendukung berupa pusat pendidikan dan pelatihan di tingkatnasional yang akan mendidik dan melatih para pelatih dan tutor bagi Prime di tingkatwilayah.Fokus kegiatan akan meliputi:• Mengembangkan kurikulum, materi, modul dan media untuk proses pemberdayaandi tingkat masyarakat.• Melatih tim pelatih, pendidik dan pengajar untuk PRIME di wilayah secara berkala.• Melakukan monitoring, refleksi, evaluasi dan kajian terhadap pelaksanaan prosespemberdayaan masyarakat di tingkat wilayah.• Membangun dan mengembangkan pusat dokumentasi, publikasi, informasi, dankajian di tingkat nasional.• Berikut in adalah target penerima manfaat dari kegiatan PRIME yang juga akandipergunakan sebagai indikator keberhasilan.7


III. PENCAPAIAN 2009Pelaksanaan PRIME tahun 2009 berjalan dengann baik. Sebagian besar kegiatan yangdirencanakan dapat dilaksanakan dan memberikan manfaat maksimal kepada anggotakelompok Pekka maupun masyarakat miskin lainnya. Berikut ini uraian tentang hal‐hal yangtelah dilakukan dan hasilnya selama kurun waktu tahun 2009.1. Mengembangkan dan memperkuatorganisasi, pemimpin dan kader‐kader perempuandi tingkat wilayah sehingga mampu memfasilitasi masyarakat di wilayahnyaPengembanganorganisasi,pemimpindankader‐kadeuntuk merupakan salah satu upayamemandirikankelompok‐kelompokPekka serta kesinambunganprosespemberdayaandi tingkatwilayah.Kemandirian kelompok dirintis melalui upayapengembangankelompok Pekka menjadiorganisasi massa dan gerakan yang berbadanhukumsendiri yang diberi nama Serikat Pekka.Hal ini dilakukan secara bertahap dengankegiatan‐kegiatansebagai berikut:• Lokakarya paraa kader danpemimpinkelompokk di tingkat provinsi mempersiapkan drafawal anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART)• Sosialisasi dan diskusi pembentukanserikat serta AD/ART di tingkat kelompok dan ataudesa yang dilakukan oleh pendamping lapang, kader, dan pemimpin kelompok.• Musyawarah Besar (Mubes) Pekka tingkat Provinsi atau kabupaten, mendiskusikan danmenyepakati AD/ART, serta pemilihan pengurusserikat Pekka wilayah• Deklarasi pembentukan serikat Pekkawilayah• Forum nasional Serikat Pekka yang diikuti dengan Kongres Nasional Serikat Pekka• Deklarasi pembentukanFederasi Serikat Pekka di tingkat Nasional dan pemilihanpengurus Federasi SerikatPekka tingkat NasionalTabel 1. Rangkaiann kegiatan pembentukan Federasi Serikat Pekka 2008‐2009KegiatanWaktuTempatSosialisasi Serikat• NAD• Jabar• NTT• Kalbar • Jateng • Sultra• NTB• Malut 23 – 24 Juni 20081 – 3 Juli 20086 ‐ 8 Juli 200813 – 15 Juli 200821 – 23 Juli 200827 – 29 Juli 200830 Juli – 1 Agustus 200820 – 22 Oktober 2008 Banda AcehSukabumiKelubagolit FlotimPontianakPekalonganBau‐bauMataramMalifut HalutMusyawarah besar• Jabar• NAD26 – 28 November 20085 – 8 Januari 2009Hotel Grand Pangestu, KarawangWisma Haji Banda AcehPeserta356733373446311301438


Kegiatan Waktu Tempat Peserta• NTT 19 – 21 Januari 2009 Center Pekka Lodan Doe Kelubagolit Flores Timur 89• Jateng 10 ‐11 Februari 2009 Petarukan Pemalang 76• NTB 24 – 26 Februari 2009 Lingsar Lombok Barat 116• Kalbar 17 – 20 Maret 2009 Pontianak 79• Sultra 31 Maret – 3 April 2009 Buton 116• Malut 28 Juni – 2 Juli 2009 Tobelo Halmahera Utara 100Rapat Luar Biasa• Kalbar 11 Juni 2009 Pontianak 74• NTB 28 Juni 2009 Lingsar Lombok Barat 66Musyawarah NasionalJakarta 20‐27 Juli 2009 CICO Bogor 82Hingga saat ini telah terbentuk 8 Serikat Pekka di 8 Provinsi di Indonesia dan terbentuk pulaFederasi Serikat Pekka tingkat Nasional.Tabel 2. Data Serikat Pekka yang terbentukNama JumlahNo serikat danNama Pengurus periode pertamaDesa Anggotawilayah1 Serikat 120 3.385 • Rohani Nafi (Ketua)<strong>PEKKA</strong> NAD• Kurniati (Sekretaris)6 Januari• Nur Ainun (Bendahara)2009• Rohana (Div Ekonomi)• Nurma (Div Pendidikan)• Adi Fauziah (Div Politik)• Nurlela (Div Hukum)2 Serikat<strong>PEKKA</strong> Jabar29November20083 Serikat<strong>PEKKA</strong>Jateng9 Pebruari20094 Serikat<strong>PEKKA</strong> Kalbar• Nurmi Utami (Div Media Rakyat)38 1338 • Euis Suryawati (Ketua)• Rumnasih (Sekretaris)• Imas Amalia (Bendahara)• Euis Sugiarti (Div Ekonomi)• Ida Handayati (Div Hukum)• Nani Rukmini (Div Politik)• Siti Hasanah (Div Pendidikan) Aisah(Div Media Rakyat)19 619 • Peni Yuliarti (Peni)• Suermi (Sekretaris)• Maryati (Bendahara)• Sundari (Div Ekonomi)• Saimah (Div Pemberdayaan) Dairah(Div Pendidikan)• Mulyati (Div Pendidikan)• Mimin (Div Politik)• Kuswati (Div Media Rakyat)Semboyan SerikatBeursaboh pakat,makmu beusare, adelberata (Bersatu pakat,makmur bersama, adilmerata)Sareundeuk saigel,sabobot sapihanean(satu ikatan, satutujuan, satu irama)Anggayuh Kamulyanlan Pakerti Luhur(Berjuang menggapaikemuliaan dan pekertiyang luhur)17 534 • Yunida (Ketua) Bersatu mandiridalam keberagaman9


NoNamaserikat danwilayah5 Serikat<strong>PEKKA</strong> NTB6 Serikat<strong>PEKKA</strong> NTT20 Januari20097 Serikat<strong>PEKKA</strong> Sultra8 Serikat<strong>PEKKA</strong> MalutDesaJumlahAnggotaNama Pengurus periode pertama• Sri Sumiati (Sekretaris)• Sukartinem (Bendahara)• Tri Wahyuningsih (Div Ekonomi)• Agusniawati (Div Pendidikan)• Mailana (Div Politik)• Siti Maisaroh (Div Hukum)• Kurnia Puspita Sari (Div MediaRakyat)21 803 • Ratnawati (Ketua)• Hj Siti Nurhalimah (Sekretaris)• Hj Nuraini (Bendahara)• Amni (Div Ekonomi)• Dian Mariati (Div Pemberdayaan)• Kasirah (Div Politik)• Murniati (Div Pendidikan)• Sumiati (Div Kesehatan)• Musinah (Div Media Rakyat)48 1.912 • Chatarina Betan (ketua)• Petronela Barek Duli (Sekretarsi)• Kornelia Bunga (Bendahara)• Theresia Tuto Pati (Div UKM/LKM)• Moriantje Wollo(Pemberdayaan/CO)• Mariam Benga Taka (Div Politik)• Katarina Letek Betan (DivPendidikan)• Beatriks Mala (Dokumentasi)32 815 • Amlia (Ketua)• Musria (sekretaris)• Hanisa (Bendahara)• Wd. Saluma (Div Ekonomi)• Dania (Div Hukum)• Wd Rukmini (Div Politik)• Hartina (Div Pendidikan)• Wd Azizah (Div Media Rakyat)19 293 • Nursia Yaru (Ketua)• Nasaria Togubu (sekretaris)• Selviana Selong (Bendahara)• Trifena Waigama (Div Ekonomi)• Lin Mo Mou (Div Pendidikan)• Sariba Nyong (Div Politik)• Nurhasanah Muis (Div Hukum)• Susi La Fitri (Div Media Rakyat)Semboyan SerikatCerminan tiangberjuang beriuqpesopoq kemeleq(Lihatlah sayaberjuang bersamasatukan berjuang)Satukan hati, samakanlangkah, raihkemenanganTaposaanguTapobhanguKadangiata (Bersatumemperjuangkanharkat dan martabat)Mari torang bikingperubahan supayatorang mandiri (Marikita mnelakukanperubahan untukmenuju kemandirian)10


NoNamaserikat danwilayahFederasiSerikat<strong>PEKKA</strong>DesaJumlahAnggotaNama Pengurus periode pertama314 9699 • Peni Yuliartii dari JATENG(Ketua)• Adi Fauziah dari NAD (Sekretaris)• Katarina Letek Betan dari NTT(Bendahara)Semboyan SerikatSaatnya MenggugatHak dan Keadilanbermartabat.Penguatan kader‐kaderdan pemimpin Pekkadilakukan dengan berbagai kegiatan peningkatankapasitas melalui pelatihan, lokakarya dan studibanding. Selain itu, pendampingan secara intensifjuga diberikan khususnya oleh pendampinglapangkepada kader‐kaderdalamkesehariannya.Pelatihan yang diberikan berkaitan difokuskanpada peningkatan kapasitas tekhnis, manajerial,kepemimpinan dan pengembangan diri.Tabel 3. Data Pelatihan Kader selama tahun 2009NoFokus PelatihanLokasiJumlah Kader1 TOT ‐ PolitikJawa TengahSulawesi Tenggara2126Malukuu Utara35Jabar ‐Cianjur7Kalbar‐Kota Pontianak6Jakarta55‐Pelatihan Pengawas Musrenbang‐ Pelatihan AdvokasiJateng : BatangBantenBanten33535‐ Pelatihan Anggaran yangadil GenderBantenSukabumi354‐ Pelatihan Pemantauan dan Indoc Banten352 TOT EkonomiJawa Tengah28Jawa Barat30NTT: IlleBoleng323 TOT PendidikanJatengNusa Tenggara barat2138Malukuu Utara22Jabar – Karawang, Cianjur23NAD: Nanggroe Aceh Darussalam 29NTB38Pelatihan Tutor PAUD‐HIMPAUDIKarawang184 TOT HukumJatengSultra3226Jabar : Cinjur, Karawang18NAD69‐ Pelatihan ParalegalBanten3511


Pelatihan Trafficking Jabar: Karawang 6Kalbar:Rasau Jaya 4Banten 355 Pelatihan Koperasi Jateng: Brebes 45Jateng: Batang 30NTB 106 Pelatihan Pembukuan Jateng: Batang 21NTT : Ille Boleng, Kelubagolit 142NTB 1Kalbar:Kubu Raya 10NAD 15Pelatihan Pembukuan‐Komputer NTT: Keubagolit 20Pelatihan Mengelola Simpanan Banten 357 Pelatihan Kesehatan Reproduksi Jabar: Karawang 7Kalbar: Rasau Jaya 15Jakarta 15Banten 35Pelatihan kesehatan Ibu dan anak Jabar: Sukabumi 108 Pelatihan Ketrampilan Usaha‐ Pelatihan Tenun NTT – Ille Boleng 33NTB 13Kalbar: Kubu Raya 5‐Pelatihan Membuat Makanan NTT: Ille Boleng, Kelubagolit 21NTB 11Jabar : Sukabumi 4‐ Pelatihan Ternak Kelinci Cianjutr 109 Pelatihan Kepemimpinan NTT: Ille Boleng,Kelubagolit 50Jakarta: 35Tingkat Nasional 6010 Pelatihan Manajemen Usaha NTT: Kelubagolit 40NTB 100Banten 10Karawang 26Kalbar: Kubu Raya 111 Pelatihan Pertanian Batang 3NTB 1Jabar 2212 Pelatihan Perpustakaan NTT: Kelubagolit 1013 Pelatihan Media Komunikasi‐ Pelatihan Photo Tingkat Nasional 12Kalbar , Kubu Raya & Rasau Jaya 2NAD 30‐ Pelatihan Video Komunitas Tingkat Nasional 21Cianjur dan Subang 5‐ Pelatihan Manajemen Rakom Kalbar: Kubu Raya 1Total 174712


Saat ini telah cukup banyak kader Pekka yang mandiri dan memiliki berbagai keahlian yangdibutuhkan oleh Pekka untuk pengembangan ke depan. Kader‐kader ini melakukanberbagai peran termasuk memimpin kelompoknya, mengembangkan keanggotaan, melatihdan membangun jaringan dengan fihak lain serta berbagai kegiatan dan advokasi.Tabel 4. Data Kader Pekka yang MandiriNo. Wilayah JumlahI JABARKab. Cianjur (Kec.Cipanas, Sukaresmi, Pacet) 38Kab. Subang (Kec. Tanjung Siang, Cisalak) 40Kab. Sukabumi (Kec. Cibadak, Cicabtayan, Parung Kuda) 40Kab. Karawang (Kec. Telagasari, Tempuran, Teluk Jambe, Ciampel, Rawamerta) 142II JATENGKab. Batang (Kec. Tulis, Kandeman) 26Kab. Pemalang (Kec. Petarukan) 22Kab. Brebes (Kec. Larangan, Ketanggungan) 20III NADKab Aceh Bireun (Kec. Jeunib, Plimbang) 20Kab Aceh Barat Daya (Kec. Tangan‐tangan. Setia, Manggeng, Kuala Batee) 54Kab. Aceh Besar (Kec. Suka Makmur) 28Kab Pidie (Kec. Mutiara Timur, Kembang Tanjung, Simpang Tiga) 34Kab. Aceh Timur (Kec. Idi Rayeuk, Idie Timur, Darul Ihsan, Pedawa Rayeuk) 28Kab Aceh jaya (Kec. Setia Bakti) 20Kab. Singkil (Kec. Gunung Meriah, Suro Baru, Singkil) 18Kab Aceh Selatan (Kec. Labuhan Haji Barat, Labuhan Haji Tengah) 24Kab. Nagan Raya (Kec. Darul Makmur) 20IV KALBARKodya Pontianak (Kec Pontianak Timur, Pontianak Utara, Siantan) 16Kab. Kubu Raya (Kec. Sei Raya, Kakap, Rasau Jaya) 48V NTBKab. Lombok Barat (Kec. Gerung, Lingsar) 46Kab. Lombok Tengah (Kec. Jonggat, Labuapi) 22VI NTTKab. Flores Timur (Kec. Larantuka, Demong Pagong, Kelubagolit, Titehena,Adonara, Adonara Timur, Witihama)160VII SULTRAKab. Buton (Kec. Buton, Batauga, Sampolawa, Mawasangka Timur, Pasar wajo,Wolowa, Siontapina, Wabula)70VIII MALUKU UTARAKab Halmahera Utara (Kec. Malifut, Kao, Tobelo, Galela barat, Galela Selatan,Galela Induk)42IX JAKARTA(Kec.Ciracas, Pesing, Tambora, Kelender, Jatinegara, Pulogadung) 125X BANTENKab. Pandeglang (Kec Menes, Cikedal, Cibaliung, Pulosari, Cisata, Saketi, Bojong,Sumur, Cimanggu)172TOTAL KADER 127513


2. Membangundan mengembangkan sentra kegiatan pemberdayaan masyarakatsebagai saranaa untuk pemberdayaanmasyarakat secara umum.Pusat atau sentra kegiatanpemberdayaanmasyarakat dikembangkansebagai saranabagi masyarakat untuk belajar dan berlatihberbagai hal terkait kehidupannya.Pusatkegiatanini dikembangkandenganpendekatan berbeda di setiap wilayahdanlokasi, sesuai dengankebutuhan dansumberdaya yang ada. Untuk tingkatt desadan kampung, pusat kegiatan dikonsentrasikandi sarana‐saranayangmemang sudah ada seperti kantor desa,menasah, dan ruang‐ruang publik yangtersedia. Di wilayah yang tidak tersediasaranaseperti ini, pusat kegiatan dikembangkan di rumah‐rumahpenduduk yang mempunyairuang yang memadai.Di tingkat kecamatan, pusat kegiatan di kembangkan dalam bentuk yang lebih permanenseperti “Training Center”. Di tempat inilah berbagai sumberdaya untuk pemberdayaan danpendidikan bagi masyarakat di pusatkan. Center ini juga menjadi arena bagi kelompok‐melaluikelompok Pekka dengan masyarakat mum untuksaling belajar dan menguatkankegiatan‐kegiatanyang dikembangkan.Hingga saat ini puluhan pusatkegiatan telah dikembangkan yang tersebarr di seluruh wilayahPekka, yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini.Tabel 5. Pusat Kegiatan (Center) Pekka ‐ PRIMENo1LokasiJabar (Cianjur, Sukabumi, Karawang dan Subang)Jumlah17 Status centerSewa, numpangmasyarakat,milik,2 Jateng (Brebes, Batang)2 Sewa, Numpang di rumah kaderPekka345NTB (Lingsar, Gerung, Jonggat)SULTRA (Pawosi, Mawasangka)NTT (Ile Boleng, Kelubagolit, Titehena) 16 619 Miliksendiri, numpang dan sewaMiliksendiriMiliksendiri, Numpang di balaidesa67Malut (Kao)Kalbar (Sei Raya, Kotamadya, RasauJaya)15MiliksendiriNumpang8 NAD (Aceh Besar, Pidie, Bireun, NaganRaya, Kualaa Batee, Semata, Aceh14 Numpang, sewa, dan miliksendiriSelatan, Aceh Barat Daya910Banten (Pandeglang)DKI Jakartaa (Jakarta selatan)71Numpang, sewa, dan miliksendiriSewaTOTAL8814


3. Mengembangkan “kelas‐kelas pembelajaran” bagi masyarakat terkait denganberbagai persoalan sosial, ekonomi, dan politikTujuan ini dicapai melalui kegiatanbelajar atau kursustematikyangdisesuaikan dengan kebutuhan Pekkadan masyarakat sekitar. Ada limatematikutama yang menjadi fokuskelas‐kelaspembelajaranini yaituekonomi, politik, hukum, pendidikan,dan kesehatan dengan masing‐masingfokus sebagai berikut:• Ekonomidi fokuskanpadapengembangann usaha kecil mikro, simpan pinjam dan pengembangan lembagakeuangan mikro• Politik difokuskan pada pembelajarantentang gender budget atau penganggaran daerahdanpemilihan umum (Pemilu)• Hukum difokuskan padaa penghapusan kekerasan dalam rumahperkawinan dan perceraiantangga (PKDRT),• Pendidikan difokuskan pada keaksaraan fungsional (KF) dan pendidikan anak usia dini(PAUD)• Kesehatan di fokuskan pada kesehatan reproduksiKelas‐kelas belajaryang diselenggarakann mencakup aspek penyadaran kritis, pengetahuanumum, keterampilan manajerial dan tekhnis serta advokasi. Pada tahun 2009 ini, rangkaiankegiatan pembelajaran dan kursus‐kursus ini berhasil menjangkau lebih dari 5.500 pesertabelajar yang terdiri dari anggota Pekka, anak‐anak, remaja dan masyarakat miskin lainnya.Tabel 6. Kursus dan Kelas Belajar PRIME2009No WilayahEkonomi politikI JabarCianjur23Sukabumi71KarawangSubang70Karawang – PPSWTotalI71 93II JatengBrebesBatangPemalangTotal IIIIINTBLingsarGerungJumlah PesertaHukum PAUD704211214601084147701419084532399222153KF701560145704750Kesehatan888815


IVVVIVIIVIIIIXJonggat 420Total III 1,874SULTRAPawosi 12 66Batalawa 23Mawasangka 35Total IV 35 101NTTKelubagolit 102 102 127 260Ile Boleng 24 6 10Total V 102 126 133 270MalutKao 7Galela 33Total VI 33 7KalbarSei Raya 66 125Kotamadya 20Rasau JayaKubu Raya – PPSW 278 7Total VII 20 344 132NADAceh Besar 22Pidie 150Aceh Timur 32Kuala Batee 57Semata Abdya 120 40 100Aceh Jaya 75 20BireunAceh Singkil 124Aceh Selatan 50Nagan Raya 187Total VIII 339 50 137 451DKI Jakarta – PPSWJakarta Selatan 135Total IX 135Total I‐IX 71 534 392 1,367 2,980 223Melalui kelas‐kelas belajar ini kemudian dikembangkan kelompok‐kelompok kepentingan didalam masyarakat sesuai dengan tematiknya dan kebutuhannya. Kelompok kepentingan inimenjadi penggerak untuk melakukan berbagai aktivitas kemasyarakatan dan juga advokasidan kampanye. Kelompok kepentingan bersifat ad‐hoc yang dibentuk pada saat dibutuhkan.Pada tahun 2009, ada beberapa kelompok kepentingan yang terbentuk di beberapa wilayah,dan telah melakukan aktivitas yang cukup berarti.16


Tabel 7. Kelompok Kepentingan yang Dikembangkan PekkaNo1KelompokkepentinganKelompok KPDWilayahJabar, Sultra, NTB,Fokus KegiatanAnggota masyarakat yang jadi anggota KPD,NTT, Kalbar membentuk kelompok. Fokus kegiatan adalah isupendidikan, diskusi membahas isu pendidikanyangdihadapi masyarakat. Sebagian dari merekadiskusi bergabung dengan kelompok Pekka.Kadang ada wakil kelompok ini ikut pelatihan yangdiselenggarakanoleh Pekka.2 KelompokMasyarakat UmumNTT, NTB, KalbarAnggota masyarakat membentuk kelompokdengan kegiatan sama seperti kelompok Pekka,misal simpan pinjam, pertemuan rutin, diskusimateri. Dalam menjalankan kegiatannya,kelompok ini didampingi olehkader pekka dan PLPekka3 Kelompok HukumKarawangOrang tua anak PAUD diberikan materi tentanghukum. Saat anak‐anaknya belajar PAUD,orangtuanya diberi materi hukum4 Kelompok politikNTTPeserta kursus hukum yang berasal dari anggotaSerikat Pekka dan anggota masyarakat mengikutikursus politik yang diselenggarakan oleh Pekka.5 Kelompok hukumCianjurPeserta kursus hukum dari masyarakat6 Kelompok musikSubangIbu pekka belajarmain musiktradisional SundaBatang, PemalangIbu pekka belajarmain musiktradisional karawitanJawa Tengah4. Mengembangkansistempelibatanmasyarakatdalamprosespengelolaansumberdaya,pengambilan keputusan dan mengontrol pengelolaan sumberdayapembangunann di wilayahnya untuk mengatasi berbagai persoalan kemiskinan.Kemampuan Pekka khususnya kader dan pemimpindikembangkan untuk terlibat secara aktif dalamberbagaiprosespengambilankeputusanpembangunan danpengelolaan daerahnya misalnyadalam musrenbang di berbagai tingkatan. Selain itu,kader dan pemimpin Pekka juga mulai terlibat aktifkepemimpinan publik seperti menjadi calon‐calonanggotaa legislatif.Tahun 2009 cukupbersejarahbagi Pekkakarena padatahun ini Indonesia mengadakan Pemilihan Umum(Pemilu) Legislatif. Cukup banyak pemimpin dankader Pekka yangdiminta oleh partai politik untukmenjadi calon‐calon anggota legislatif. Meskipunbelum ada yang berhasil masuk menjadi anggotalegislatif,keterlibatanmerekadalamPemilumerupakan pembelajaran yang sangat berharga.17


Tabel 8. Keterlibatan Pemimpin dan Kader Pekka di PublikNO DESKRIPSI WILAYAH NAMA JUMLAH1. Kader Posyandu / KesehatanDesa / Kader Poslansia/KaderKB/ Kader Bina Keluarga Balita(BKB)/ Kader Kesehatan dalamProgram‐Program khususTotal : 104 kaderKarawang,JabarSubang, JabarSukabumi,JabarCianjur, JabarMamah, Ade Masitoh, Aisyah, IdaHandayati, Esih, Nurkayah, Diah,DedeNani Rukmini, Eti, Nurhayati,Nani, Yeye, Imas Amaliah,Engkoy, Maemunah, Engkay,Inoh, Tasih, Maemunah BIis Herawati, Iin, Titin, Yeyet, EntiR, Winda, Lia, Sri Wachidah, UatRatnawati, Euis Hayati, EuisSugiarti, Euis Nafisah, Noviana,Iyos, Rumnasih, Leni, Lilis, Tati,Nenden, Pupu, Nani Nuryani, EntiB, Hj. Aisyah, Yeyen, Nani SREuis Suryawati, Titin Fudairoh, AiYani, Tika Kartika8 orang10orang25orang4 orangAceh Besar Rosmaidar 1 orangAceh Barat Siti Hawa, Nahdiar, Suriati, 4 orangDaya – KualaBatee, NADErlidawatiAceh Selatan, Elia Krismas1 orangNADAceh Pidie,NADBireun, NADDarmawati, Fatimah, NurmaWardiah3 orang1 orangPemalang, Tarmuni, Saimah2 orangJatengBatang, Sundari, Puji Astuti, Yayuk S, Peni 5 orangJateng Y, RosipahGerung, NTB Suharni, Hj, Nuraini, Amni 3 orangLingsar, NTB Ratnawati (konselor), Alimin, 8 orangDian Maryati, Sumarni, Murniati,Irianti, Rukinah, SudawatiJonggat, NTB Sumiati 1 orangKelubagolit,NTTMariam B Taka, Maria Kabo,Maria Daen, Mari Kelin, JolandaBarek5 orangIleboleng‐Witihama,NTBBrebes,JatengKodyaPontianak,KalbarRajianung, Irmiwati, Radia Abdul,Maria B Pati, Maria B Soga,Theresia Tuto Pati, AnastiaDeran, Theresia Letek R, AgnesPerada PUmiri, Casriyah, Maeni, Roisah,Suminah, Rochanah, Dairah,Suniti, WaryuniFauziah9 orang9 orang1 orang18


NO DESKRIPSI WILAYAH NAMA JUMLAH2. Kader PNPM / UPK/ PPK/ P2TKTotal : 52 kader3. Kader/ Pengurus PKK tingkatdesa hingga kecamatan/ DasaWismaSungai Raya,KalbarRasau Jaya,KalbarLitaSiti Maisaroh, Maliyah, Bainah,Sunarti, Maryuni, Wiji Sulastri, SriSumiati1 orang7 orangPawosi, Sultra Wd. Aziza 1 orangKarawang, Sumini, Ade, Mamah3 orangJabarSubang, Jabar Nani Ru`c kmini, Eti, Nurhayati, 8 orangNani, Yeye, Engkay, Inoh, TasihSukabumi, Euis Hayati, Nani SR, Iis Herawati, 5 orangJabar Enti R, NendenCianjur, Jabar Ai Yani, Tika Kartika 2 orangAceh Besar, Kurniati, Marlina, Farida, Yulidar 4 orangNADAceh Barat Nahdiar1 orangDaya – KualaBatee, NADAceh Barat Safwani, Cut Reihan, Rukiah 3 orangDaya – Smata,NADAceh Selatan, Nurlaila, Elia Krismas2 orangNADAceh Pidie, Rosmini, Syukriah, Aminah 3 orangNADGerung, NTB Kasirah, Nurul Aini, Amni, 5 orgHatriah, NurjannahJonggat, NTB Sri Asmani, Raimah (Tim 2 orangPenyusun Usulan – TPU)Kelubagolit, Kamsina P Bolen (Bendahara 1 orangNTTP2TK)Ile Boleng – Anastasia Kidi Sabon, Theresia 2 orangWitihama, Ina Duran (Fasdes P2TK0NTTPawosi, Sultra Amlia, Hani 2 orangKodya S.Widiastuti1 orangPontianak,KalbarSungai Raya, Yunida1 orangKalbarBatang, Peni Y, Mimin S2 orangJatengBrebes, Maryani, Suminah, Maryati, 5 orangJateng Umiri, SunitiKarawang, Dede, Sumini2 orangJabarSubang, Jabar Imas Amaliah 1 orangSukabumi,JabarIis Herawati, Iin, Titin, Yeyet, EntiR, Winda, Lia, Sri Wachidah, Uat25orang19


NO DESKRIPSI WILAYAH NAMA JUMLAHTotal : 77 kaderCianjur, JabarAceh Besar,NADAceh BaratDaya – KualaBatee, NADAceh Selatan,NADAceh Pidie,NADBireun, NADPemalang,JatengBrebes,JatengLingsar, NTBIle Boleng,NTTKodyaPontianak,KalbarRasau Jaya,KalbarRatnawati, Euis Hayati, EuisSugiarti, Euis Nafisah, Noviana,Iyos, Rumnasih, Leni, Lilis, Tati,Nenden, Pupu, Nani Nuryani, EntiB, Hj. Aisyah, Yeyen, Nani SREuis Suryawati, Titin Fudairo, AiYani, Tika KartikaRosmaidar, Marlina, Yulidar,Mariani, EvarianaSiti Hawa, SalmaElia Krismas, HarmalinRosmini, Darmawati, Fatimah,Anita, Syukriah, NurmaSuryani, Ismiati, Nilawati, NurmaTarmuniUmiri, Casriyah, Maeni, Suminah,Maryati, Komariah, SunitiRatnawati, Dian Maryati (ketuaPokja ), AliminYuliana Nugi (Ketua PKK), Maria LOla (anggota Pokja), Maria SabuWara, Agnes Perada Peduli(Ketua Dasa Wisma)SudiatunSiti Maisaroh, Maliyah, Bainah,Sunarti, Maryuni, Wiji Sulastri, SriSumiati4 orang5 orang2 orang2 orang6 orang4 orang1 orang7 orang3 orang4 orang1 orang7 orangPawosi, Sultra Wd azizah, Asi, Ania 3 orang4. Pengurus RT & RWKarawang, Ida Handayati, Sumini, Esih, Dede 4 orangJabarTotal : 14 kaderSukabumi, Mintarsih, Heny Maryani (RT), 4 orangJabar Nani SR, Euis Nafisah (RW)Batang, Sundari1 orangJatengIle Boleng, Susana Mani Tiban (Ketua RT), 2 orangNTTRahmawati (Ketua RW)Lingsar, NTB Dian Maryati (Ketua RT 2 th) 1 orangRasau Jaya, Siti Maesaroh1 orangKalbarAceh Besar, Rosmaidar (Staf RW)1 orangNAD5. Staf Desa atau Kelurahan Aceh Besar,NADFarida1 orang20


NO DESKRIPSI WILAYAH NAMA JUMLAHMandiri/PMATotal : 6 kader12. Panitia KPPS (KelompokPenyelenggara PemungutanSuara) PEMILU, PILKADATotal : 32 kader13. Pengurus KPI (KoalisiPerempuan Indonesia) tingkatdesa/ kelurahan (Balai KPI)Aceh BaratDaya – Smata,NADAceh Besar,Cut IntanFarida (bendahara)1 orang1 orangNADLingsar, NTB Dian Maryati 1 orangKelubagolit,NTTFin Samu, Dai Wuran2 orangAceh Besar, Kurniati, Rosmaidar, Farida, 6 orangNAD Yulidar, Mariani, Eva RianaAceh Pidie, Aminah, Darmawati, Fatimah 3 orangNADKodya Mailana1 orangPontianak,KalbarLingsar, NTB Ratnawati, Dian Maryati, 5 orangMurniati, Irianti, SudawatiGerung, NTB Hj. Nuraini, Amni, Nurjannah, 6 orangKasirah, Suharni, Nurul AiniJonggat, NTB Sri Asmani, Raimah, Hj. Siti 3 orangNurhalimahIle Boleng, Theresia Y Pati, Theresia InaNTTDuran,Pawosi, Sultra Amliah, Hani 2 orangRasau Jaya, Siti Maesaroh, Sri Sumiati 2 orangKalbarBatang, Temu1 orangJatengBrebes, Suminah, Kasih, Suniti3 orangJatengKodyaPontianak,KalbarMailana (ketua Balai Kel. DalamBugis)1 orangTotal 1 kader14. Calon Anggota Legislatif dalamPEMILU LEGISLATIF 2009Total : 14 kaderKodyaPontianak,KalbarAceh BaratDaya – Smata,NADMailana (PAN), Nurma (PPPI) 2orangAdi Fauziah (PKS), Ida (PBB),Nonong (Partai Aceh)3 orangAceh Selatan Nurlaila (PDK) 1 orangBatang, Peny Yuliarti (PKB)1 orangJatengSubang, Jabar Nining (PDK), Nenden (PDK) 2 orangBatauga, Wa Jaba (PSI)1 orangSultraMALUT Rohana Hadi (PBR), Latifah Baba(PPP), Saribah Nyong (PPD) , Selvi4 orang22


NO DESKRIPSI WILAYAH NAMA JUMLAH14. Kader FKPM (Forum KemitraanPolisi dan Masyarakat) / PolisiMasyarakat (POLMAS)Total : 1 orang15. Pengurus HimpunanPendidikan Anak Usia DiniIndonesia (HIMPAUDI) / TutorPAUD DESA – KECAMATANTotal : 19 orang16. Pengelola KEJAR PAKET A & CDAN KF Kerjasama denganDIKNASSelong (PDK)Aceh Besar Yulidar 1 orangKarawang, Ida Handayati1 orangJabarSukabumi, Euis Hayati1 orangJabarAceh BaratDaya – Smata,NADLingsar, NTBAdi FauziahRatnawati1 orang1 orangPemalang, Sumiah, Rustinah2 orangJatengBatang, Puji Astuti, Peny Y, Rohendah, 5 orangJateng rochati, Eka BBrebes,JatengSuminah, Kasih, Mulyati, Rina,Raminah, Qistin, Ita, Anis8 orangKelubagolit, Masi Suban (Paket C), Moriantje 6 orangNTBahi, Edis Ema (Paket A), NiniSarsi, Maryam B Taka, Esi Sode(KF)Total : 6 kader17. Program kemasyarkatan Pawosi, Sultra Japisa (OMS ACCESS), Saluma 3 oranglainnya – Kerjasama dengan(OMS LSM PRIMA), JahidaLSM Nasional / Internasional(COREMAP Desa)Total 4 orangSungai Raya, Lita (Resolusi Konflik kerjasama 1 orangKalbar Yay.Dian khatulistiwa)18. Ormas (Fatayat NU) Batang, Mimin (Ketua Fatayat NU) 1 orangJatengTOTAL 40323


5. Mengembangkan forum masyarakat dan pemangku kepentingandi wilayahterkaitdengan persoalan khususs masyarakat termasukaspek ekonomi, sosial dan hukum.Upaya untuk mencapai tujuan ini dilakukan dengan memfasilitasi, menyediakan ruang danwaktu, serta membuka kesempatan kelompok‐kelompok Pekka dan masyarakat lainnyauntuk berdialog dengan berbagai fihakpengambil kebijakandan pemangku kepentinganlainnya. Dalam beberapa kesempatanperwakilan kelompok Pekka mendatangi kantor‐keprihatinan, gagasan dan pemikiran mereka terkait berbagai persoalan kehidupan yangkantor pemerintah dan pemimpin‐pemimpindi wilayahnya untuk menyampaikanmerekadan masyarakat luas hadapi. Pada kesempatan lain, kelompok‐kelompok Peka jugamengundang perwakilan pemerintah dan pemimpin ‐ pemimpin yang ada di wilayahnyauntuk datang ke tempat mereka guna berdialog dan melihatlangsung kehidupan merekadan aktivitas yang mereka lakukan. Proses ini telah membuka jalanbagi Pekka danmasyarakat sekitar untuk memiliki akses dan kontrol terhadap proses pembangunan danproses bernegara.Kegiatan ini juga telah mampu meningkatkan kemampuan pemimpinPekka dalam mengartikulasikan berbagai pemikirannya, serta membangun kepercayaandirinya.Tabel 9. Kegiatan dan Arena Dialog Pekka dengan Pemimpin dan Kegiatan PublikNODESKRIPSIWILAYAHPeserta1. Musyawarah Perencanaan dan Pengembangan (Musrenbang)Tingkat DesaRasau JayaBrebes, Jateng4 orang4 orangTingkat KecamatanBrebes, JatengPemalang, Jateng4 orang3 orangPertemuan SKPDTingkat KabupatenBrebes, JatengPemalang, Jateng1 orang3 orangBatang, Jateng3 orang2. Forum Wilayah Pekka ‐ Dialog PekkadenganPemerintah daerah, DPRD, Dinas/Instansi,Aparat Penegak Hukum, Tokoh MasyarakatNADJATENGKALBAR146orang134orang127orangNTB157orangNTT193orangSULTRA120orangMALUT1000 orang3. Dialog dengan Pemerintah Eksekutif – Kunjungan/Dialog/Audiensi ke PEMDA/ DINAS/INSTANSIBUPATIAceh Barat Daya5 orang24


NO DESKRIPSI WILAYAH PesertaAceh Besar4 orangSETDA Kabupaten Cianjur, Jabar 8 orangBagian Ekonomi, Pemda Kabupaten Cianjur, Jabar 8 orangBP2AMKB (Badan Pemberdayaan Perempuan, Kodya/Kab Pontianak, 4 orangAnak, Masyarakat dan Keluarga Berencana)/BPPKB (Badan Pemberdayaan Perempuan danKab. Kubu Raya (Kalbar),NTB35 orangKeluarga BerencanaBrebes (Jateng)Cianjur, Jabar8 orangCianjur, Jabar8 orangNTB35 orangBPMD / BPM/ BAPERMAS Pemalang, Jateng 2 orangCianjur, Jabar8 orangAceh Selatan20 orangAceh Barat Daya30 orangAceh Besar4 orangNagan Raya3 orangAceh SingkilBAPPEDA Sukabumi, Jabar 2 orangPemalang, Jateng6 orangDisnakertrans Brebes (Jateng), 5 orangCianjur, Jabar8 orangLingsar, Gerung, Jonggat 10 orang(NTB)Dinas Koperasi Brebes, Jateng 5 orangNTB40 orangDinas Catatan Sipil dan KependudukanPawosi, Batauga,30 orangMawasangka (Sultra),Ile Boleng, NTT57 orangCianjur, Jabar8 orangDinas PertanianPawosi, Batauga,18 orangMawasangka (Sultra),Pemalang, Jateng6 orangBrebes (Jateng)Sungai Raya, Kalbar 34 orangDinas Kelautan dan PerikananPawosi, Batauga,18 orangMawasangka (Sultra),Dinas PendidikanPawosi, Batauga,18 orangMawasangka (Sultra),Pemalang, Jateng2 orangAceh Jaya, NAD3 orangPidie, NAD3 orangBireun, NAD3 orangAceh Barat Daya, NAD 4 orangDisperindag Pemalang, Jateng 6 orangCianjur, Jabar8 orangNTB40 orangDinas Kesehatan Gerung, NTB 2 orangDinas Sosial Cianjur, Jabar 8 orang25


NO DESKRIPSI WILAYAH PesertaKesbanglinmas Pemalang, Jateng 2 orangBagian Kesra Pemda Kabupaten Pemalang, Jateng 2 orangCamat Aceh Barat Daya, NAD 3 orangAceh Besar3 orang4. Dialog dengan Anggota Legislatif – Kunjungan/ HearingDPRD Tk.II KabupatenPawosi, Batauga,15 orangMawasangka (Sultra),Karawang (Jabar)150 orangCianjur (Jabar)28 orangBatang, Jateng9 orang5. Dialog dengan Aparat Penegak Hukum dan Intansi terkait persoalan hukumPengadilan Agama / Mahkamah SyariahPawosi, Batauga,9 orangMawasangka (Sultra)Pemalang, Jateng2 orangBrebes, Jateng5 orangAceh Timur6 orangAceh Selatan5 orangAceh Barat Daya4 orangLingsar, NTB40 orangKepolisianPawosi, Batauga,70 orangMawasangka (Sultra)Pemalang, Jateng2 orangBrebes, Jateng3 orangBireun3 orangAceh Timur6 orangAceh Selatan20 orangAceh Barat Daya30 orangAceh Besar3 orangNagan Raya4 orangAceh Singkil3 orangKodya/Kab Pontianak, 129 orangKalbarIle Boleng, NTT72 orangKejaksaan NegeriPawosi, Batauga,9 orangMawasangka (Sultra)Aceh Timur10 orangAceh Selatan20 orangAceh Barat Daya30 orangNagan Raya4 orangAceh Singkil3 orangKUA Aceh Timur, NAD 10 orangAceh Barat Daya, NAD 5 orang6. Dialog dengan Partai Politik, Caleg, Calon Brebes, Jateng27 oranganggota DPD pada Pemilu 2009Sukabumi, Jabar20 orangKarawang, Jabar100 orangAceh Timur, NAD50 orangAceh Barat Daya, NAD 100 orangPidie, NAD60 orangIle Boleng, NTT47 orang26


NODESKRIPSI7. Dialog dengan Panitia Pemilihan Kecamatan,Panwascam,KPU8. Dialog dengan Asosiasi LPM9. Rapat Koordinasi dengann Badan PemberdayaanPerempuan tingkat Propinsi10. Dialog dengan TP PKK Kabupaten11. Dialog dengan Ibu Wakil Gubernur NTB12. Dialog dengan Kementrian Hukum BelandaDialog dengan Deputi Kementerian NegaraPemberdayaan PerempuanDialog dengan Departemen Agama (Depag)13. Menghadiri Sidang Paripurna DPRD Tk I dan IIdalam pembuatan PerdaWILAYAHPesertaKodya & Kab Ptk, Kalbar 35orangSungai Raya, Kalbar 4333 orangSukabumi, Jabar25orangBatalawa, Sultra18orangSukabumi, Jabar5 orangSukabumi, Cianjur,8 orangKarawang, Subang (Jabar)Pemalang, Jabar6 orangNTB35orangCianjur, Jabar75orangNTB40orangNTBKalbarCianjur10orang3 orang5 orang6. Mengembangkan sistemmiskininfomasidan komunikasi bagipemberdayaan masyarakatAda tiga kegiatan utama yang dilakukan ditingkat masyarakat dalam rangka mencapaitujuan ini yaitupengembangantamanbacaan Pekka, video komunitas Pekka, danradio komunitas Pekka. Seluruh kegiatan inidi kembangkandan dikelola oleh parapemimpin, kader, dan anggota kelompokPekka, beserta anggota masyarakat lainnyaseperti pemuda dan tokohmasyarakatsekitar. Agar dapat mengelola hal ini denganbaik, mereka telahdilatih secara intensif olehtim SeknasPekka,baik dalambentukpelatihan dalam kelas, maupun dalam bentuk pendampingan produksi untuk pembuatanvideo misalnya. Hingga akhir tahun 2009, telah dikembangkan 19 taman bacaan Pekka, 9stasiun radio komunitas Pekka, dan 7 studio Video komunitas Pekka.Radio komunitas Pekka merupakan sarana pengorganisasian,pendidikan dan kampanye isuyang selama ini diperjuangkan oleh Pekka. Karena pengelolaan radio ini juga melibatkanmasyarakat luas, dan siaranradio juga dapat diterima oleh masyarakat umumm dalamwilayahjangkauannya, maka, radio komunitas Pekka juga menjadi sarana Pekka untukmemberi manfaat pada masyarakat luas dan lebih terbuka dalam proses pemberdayaannya.Tabel 10. Stasiun Radio Komunitas PekkaNoNama StasiunTanggal Berdiri1. Suara Baru FM 4 Agustus 20082. Khairatunnisa FM 4 Agustus 20083. Srikandi FM 4 Agustus 2008WilayahKec. Darul Makmur, Nagan Rayaa ‐ NADKec. Kuala Batee, Aceh Barat Daya ‐ NADKec. Tangan‐Tangan, Aceh BaratDaya – NAD27


4. Barona FM5. Pekka Jaya FM6. Suara Seroja FM7. Khatulistiwa FM8. Pekka FM9. Maiandea FM4 Agustus 20081 Januari 2009Kec. Labuhan Haji, Aceh Selatan – NADKec. Tanjung Siang, Subang Jabar19 Oktober 2008 Kec. Larangan, Brebes, Jateng25 Nopember 2008 Kec. Rasau Jaya, Kubu Raya, Kalbar25 Nopember 2008 Kec. Pasar Wajo, Buton, Sultra26 Januari 2008 Kec. Gerung, NTBSementaraitu, video komunitasPekkadikembangkansebagai sarana untukmembangunkesadarankritismasyarakatterhadap berbagai persoalan yang ada disekitarnya. Studiosederhanaa video komunitasPekkasudahditempatkan di center‐centerr yangberkembang selamaa ini dengan dinakhodai oleh satu tim yang minimal terdiridari tiga orang. Tim ini pada tahap awal dilatih oleh tim Seknas dengan dua cara, yaitumelalui pelatihan intensif di dalam kelas, dan bimbinganlangsung proses produksi dilapangan. Tentu saja hal ini tidak mudah mengingat proses produksivideo melibatkantekhnologi komputer yang merupakan hal sangat baru bagi kader‐kader Pekka yang berbasisdi desa dan memiliki pendidikan formal terbatas. Oleh karenaa itu, beberapa tim mengalamibongkar pasang karena dalamperjalanannya mereka tidak mampu mengikuti secara terusmenerus perkembangan hal ini.Tabel 11. Daftar Studio Video KomunitasPekkaNo Nama Tim Video Lokasi1 Sukma ProductionAceh Besar – NAD2 Kembang ProductionPidie – NAD3 Jeumpa ProductionBireuen – NAD4 Irak ProductionAceh Timur – NAD5 Lodaya ProductionKarawang – Jabar6 Lelani ProductionLingsar – NTB7 Lolon Lae ProductionKelubagolit – NTTTim video komunitas Pekka, membuat film dokumenter tentang berbagai persoalan yangmerekadapatkan di sekitarnya, lalu menggunakan film tersebut untuk menjadi bahanpembuka diskusi dalam forummasyarakat. Pada awalnya, tim ini memproduksi video‐videoyang terkait erat dengan persoalan Pekka secara langsung seperti perkawinan, perceraian,dan poligami.Namun dalam perjalanannya, persoalan masyarakat secara umum jugamenjadi perhatianmereka misalnya masalah pendidikan, irigasi dan perkembangan kota.Selama tahun 2009, tim video komunitas di berbagai daerah memfokuskan diri padasosialisasi hasil video yang pernah mereka buat di tahun 2008 dan peningkatan kapasitasnyamelalui pelatihan yang difasilitasi oleh Seknas. Mereka juga membuat dokumentasi kegiatanPekka khususnya yang terjadi di wilayah mereka. Oleh karena itu, proses produksi vidoedokumenter dan cerita baru pada tahap awal saja.28


Tabel 12. Produksi video komunitas PekkaNo Judul Video Durasi Isi Produksi1. Udeep di Lapak(Hidup di Lapak)2. Saboh Glah IeKupie (SegelasAir Kopi)3. Toeh Ek KoenBak TempatDroe (BuangKotoranSembarangan)4. Sikula MasaDepan Loen(Sekolah MasaDepanku)5. Harga SebuahSurat (1)6 menit35 detik4 menit04 detik3 menit16 detik6 menit14 detik4 menit43 detik6. Podium 4 menit07 detik7. PKBM 5 menit02 detik8. Hana Ie HanjeutTaudeep(Tak Ada Air, TakAda Kehidupan)11 menit23 detikVideo ini merupakan hasil akhir dari trainingvideo komunitas yang dilakukan di NAD. Videoini berisi tentang realita pedagang kaki limayang sering tergusur ketika razia diadakan olehSatpol PP.Video ini merupakan hasil akhir dari trainingvideo komunitas yang dilakukan di NAD.Bercerita tentang kebiasaan sebagianmasyarakat di Aceh yang menghabiskan banyakwaktu di warung kopi. Tim ini sedikit menyorotitentangVideo ini merupakan hasil akhir dari trainingvideo komunitas yang dilakukan di NAD. Videoini mengangkat kebiasaan masyarakat yangsering buang kotoran sembarangan. Video iniberusaha menyadarkan masyarakat tentangpentingnya menjaga kebersihan.Video ini merupakan hasil akhir dari trainingvideo komunitas yang dilakukan di NAD.Video ini merupakan hasil praktek pesertapelatihan video komunitas yang dilakukan diJakarta. Menyoroti fenomena kawin cerai diwilayah Kab. Karawang. Sebagian besar merekatidak dilengkapi dokumen yang sah ketikamelakukan pernikahan maupun perceraiandengan alasan biaya.MCK masih menjadi masalah di sebagianmasyarakat di kab. Karawang. Podiumdimaksud, bukanlah tempat khatib ataupejabat berpidato, melainkan jamban pinggirkali. Masyarakat yang berada di pinggiran kali,umumnya menggunakan sungai sebagaitempat segala macam aktivitas, mulai darimencuci, mandi dan buang hajat. Video inimerupakan hasil praktek peserta pelatihanvideo komunitas yang dilakukan di Jakarta.Video ini merupakan hasil praktek pesertapelatihan video komunitas yang dilakukan diJakarta. Video ini mengangkat salah satu PKBM(Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di wilayahKab. Karawang yang didirikan dari awal dengandana swadaya.Mata pencaharian sebagian besar masyarakatdi kecamatan Sukamakmur – Aceh Besaradalah bertani. Mereka sangat membutuhkanair untuk mengairi sawahnya. Melalui video ini,JeumpaProduction,Bireuen –NAD. April2008SukmaProduction,Aceh Besar –NAD. April2008IrakProduction,Idi Rayeuk –NAD. April2008KembangProduction,Pidie – NAD.April 2008LodayaProduction,Karawang –Jabar.Agustus 2008LelaniProduction,Lingsar –NTB. Agustus2008Lolon LaeProduction,Kelubagolit –NTT. Agustus2008SukmaProduction,Aceh Besar –NAD. Oktober29


No Judul Video Durasi Isi Produksi9. MeureunoeHana Eu Umue(Belajar takMengenal BatasUsia)10. Kaween Loom(Kawin Lagi)11. Ina Puken TulaTuen Lewotana(PerempuanMengubahDunia)12. Harga SebuahSurat (2)10 menit54 detik10 menit17 detik13 menit56 detik11 menit15 detik13. Geger Brajah 10 menit07 detik14 KaTe Pe…Penting?15 Sampah!!! 4 menit34 detiktim video komunitas berusaha mengajakmasyarakat untuk sama‐sama memikirkanpemecahan masalahnya. Video ini merupakanproduksi perdana dari tim video di Aceh Besar.Video ini merupakan produksi perdana dari timvideo komunitas di Pidie. Menggambarkansemangat ibu‐ibu anggota pekka danmasyarakat setempat untuk belajar membacadan menulis melalui metode KeaksaraanFungsional. Begitu dahsyat dampaknya ketikaseorang ibu tua bisa membaca. Begitu jugasemangat para pengajar KF yang tanpa pamrih,sabar dan penuh kasih dalam mengajarkanteman‐temannya membaca dan menulis.Video ini berusaha menyoroti perilaku poligamisebagian kaum laki‐laki di Bireuen – NAD.Poligami, sangat dekat dengan kekerasandalam rumah tangga dan lagi‐lagi korbannyaadalah perempuan. Video produksi pertamadari tim video komunitas Bireun ini mencobamengangkat realita poligami dan kekerasanterhadap perempuan.Video ini mengangkat sosok Petronela Peni,seorang perempuan pertama di daratan Floresyang menjadi kepala desa. Adat yang selama initidak menempatkan perempuan pada posisiyang setara dengan laki‐laki, membuatperjuangan Peni dan kawan‐kawannya sungguhberat.Video ini mengangkat kisah Acih, seorangperempuan yang mempunyai 8 orang anak dari9 kali pernikahannya. Hanya satupernikahannya yang dilakukan secara resmimelalui KUA.Video ini menggambarkan kegiatan belajarmengajar ibu‐ibu Pekka melalui metodeKeaksaraan Fungsional (KF) di Lingsar – NTB.Merupakan produksi pertama dari tim videokomunitas Lingsar – NTB.4 menit Video ini merupakan hasil praktek pesertapelatihan video komunitas yang dilakukan diCianjur. Video ini coba membangkitkankesadaran masyarakat tentang pentingnyamemiliki KTPVideo ini merupakan hasil praktek pesertapelatihan video komunitas yang dilakukan diCianjur. Video ini mendorong kesadarantentang kebiasaan masyarakat yang2008KembangProduction,Aceh Pidie –NAD. Oktober2008JeumpaProduction,Bireun – NAD.Oktober 2008Lolon LaeProduction,Kelubagolit –NTT.November2008LodayaProduction,Karawang –Jabar.November2008LelaniProduction,Lingsar‐ NTB.November2008MentariProductionOktober 2009AxisProductionOktober 200930


NoJudul VideoDurasiIsiProduksi16 Menati sebuahharapan17 Di balikkeindahan KotaBunga6 menit50 detik5 menit24 detikmembuang sampah sembarangan di kaliseputar tempat tinggal merekaVideo ini merupakan hasil praktek pesertapelatihan video komunitas yang dilakukan diCianjur. Video ini mengangkatpersoalankesulitan akses kesehatan bagi masyarakatyang tinggal di desa terpencil dengan saranaprasarana transportasi yang sangat terbatasVideo ini merupakan hasil praktek pesertapelatihan video komunitas yang dilakukan diCianjur. Video ini mencoba mengangkatpersoalan pengangguran yangbanyak terjadisetelah tempat tinggal dan sawah merekaberubah menjadi tempat pemukiman baruVilaKota BungaAnak LangitProductionOktober 2009MawarProductionOktober 2009Sementara itu, taman bacaanPekka dikembangkansecara sederhana di center Pekka yang ada. Hinggasaat ini memang taman bacaan ini belum mampudikembangkan secara optimal karenaa berbagaiketerbatasan termasuk keterbatasan sumberdayabacaannya. Koleksi bahan bacaan di taman bacaanini mencakup buku pelajaran sekolah, majalah,buku cerita dan jenis buku pengetahuanlainnya.Tabel 13. Taman Bacaan PekkaNo LokasiJumlah koleksibacaanI JabarCianjur400Subang300Sukabumi100Karawang 100Karawang PPSW 30II NTTKelubagolit 100Ile Boleng65Larantuka40III SultraPawosi30Batalawa20Mawasangka 20NoIVVLokasiJatengBatangBrebesNADAceh Barat DayaKualaa BatteAceh SelatanPidieBireunAceh BesarIdi RayeukTotalJumlah koleksibacaan6550503030353030251.55031


7. Mengembangkan sistem pendukungberupa pusat pendidikan dan pelatihan ditingkatnasional yang akan mendidik dan melatih paraa pelatih dan tutor bagi Prime ditingkatwilayah.Di tingkat Nasional dikembangkan sistempendukung bagi kesinambungan aktivitasyang terjadi di tingkat lapangan.Adaduafokus utama kegiatan yang dikembangkan ditingkat nasionalyaitu pengembangankurikulum, materi, modul dan media untukproses pemberdayaan di tingkat masyarakat,pelatih,serta pelatihan bagi tim pelatih,pendidik dan pengajar untuk PRIME diwilayahsecara berkala. Selain itu, bantuantekhnis (technical assistant) juga diberikan secaraa intensif kepada pemimpin, kader dananggotaa kelompokk Pekka di lapangan. Modul dan kurikulum yang dikembangkan di SeknasPekka umumnya terkait dengan program dan kegiatan pemberdayaan Pekka, baikmenyangkut aspek visioning, tekkhnis,manajerial dan kepemimpinan. Kurikulum danmodul ini menjadi panduan bagi tim Seknas Pekka memfasilitaasi kelompok‐kelompok Pekka.Hingga saat ini ada 45 judul modul, manual dan guideline yang telah dikembangkan olehSeknas <strong>PEKKA</strong> untuk kepentingan pemberdayaan <strong>PEKKA</strong>.Tabel 14. Modul dan Kurikulum yang Dikembangkan Seknas PekkaNoJudul Modul/ /ManualTargetCO1 Panduan pengorganisasiann masyarakat–perempuan kepala keluargaMampu melakukan langkah‐langkahpengorganisasian perempuan kepalaakeluarga2 Modul pengorganisasian masyarakatMampu melakukan pengorganisasiannmasyarakat3 Modul pelatihan pengorganisasian masyarakatMampu melakukan pengorganisasiannmasyarakat dengan materi kespro, hukum,atau pendidikan4 Panduan entri pendekatan ke masyarakatMampu melakukan pendekatan masyarakatdengan titik masuk tertentu5 Panduan pembentukan kelompokMampu melakukan pembentukan kelompok6 Modul membangun visi misiTersusunnyavisi misi kelompok pekka7 Modul motivasi berkelompokMemotivasi perempuan kepala keluargauntuk membentuk kelompok8 Panduan AD/ARTTersusunnyaAD?ART kelompok pekka9 Panduan perencanaan partisipatifPaham melakukan perencanaan yangpartisipatif10 Modul manajemen kelompokPengurus memahami cara melakukanpengelolaan kelompoknya11 Panduan penguatan dan pengembangankelompokMampu melakukan penguatan danpengembangan terhadapkelompok12 Panduan memfasilitasi pertemuan rutinMampu memfasilitasi pertemuan rutin dikelompok13 Modul administrasi dan pembukuan kelompokPaham administrasi dan pembukuanyang32


No Judul Modul/Manual Targetbenar14 Panduan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Paham cara melakukan RAT yang benar15 Modul kepemimpinan untuk perempuan Sadar dan mau menjadi pemimpin16 Panduan pengembangan kader Paham cara melakukan pengembangankader17 Panduan Pengembangan Jaringan Paham cara melakukan pengembanganjaringan18 Pelatihan lobby dan advokasi Paham cara melakukan lobby dan advokasiGAMES19 Kumpulan permainan (games) untuk icebreakerMempunyai pilihan permainan untukmendukung suasana pelatihanEKONOMI20 Konsep & manual pengembangan usaha Paham arah pengembangan usaha pekka21 Manual fasilitasi pengembangan usaha dikelompokPaham arah dan cara pengembangan usahapekka22 Modul pelatihan usaha Memiliki gambaran untuk pengembanganusaha yang dilakukannya23 Modul manajemen usaha bersama Memiliki cara melakukan pengelolaan usahabersama yang dilakukan dalamkelompok/gabungan kelompok/LKM24 Panduan fasilitasi program UKM BLM bagi PL PL paham cara melakukan fasilitasi UKM25 Modul pelatihan peningkatan kapasitas kaderUKMKader UKM paham tentang langkahpengembangan usaha26 Aneka informasi pengembangan usaha Berbagai informasi untuk mendukungpengembangan usahaLKM/KOPERASI27 Panduan MS Excel dan keuangan komputerkoperasiMampu melakukan pembukuan keuangankoperasi dengan komputerPENDIDIKAN28 Manual pelaksanaan program pendidikan bagianak‐anak miskin dan pemberdayaan orang tuamurid29 Panduan pendidikan keaksaraan fungsional (KF)untuk perempuan30 Modul keaksaraan fungsional (KF) bagikelompok pekkaPaham cara melaksanakan programpendidikan pekkaPaham cara melakukan pendidikan KFKader pekka mampu melakukan pendidikanKF31 Pelatihan keaksaraan fungsional (KF) Mampu baca tulis dengan metode KF32 Pelatihan pendidikan anak usia dini (PAUD) bagikader pekkaKader pekka mampu melakukan pendidikanPAUD33 Panduan teknis pencairan subgrant program Paham teknis pencairan dana pendidikanpendidikan bagi anak‐anak miskin dan pemberdayaanorang tua murid di wilayah pekkaHUKUM34 Modul kursus paralegal Program pemberdayaan Paham cara melakukan kursus paralegalhukum pekka dan perempuan marjinal35 Kursus hukum/paralegal bagi perempuan kepala Peserta mampu menjadi paralegalkeluarga (pekka) dan perempuan marjinal36 Modul pelatihan penyadaran hukum tingkatkelompokPeserta sadar akan hukum danpermasalahannya33


No Judul Modul/Manual TargetPOLITIK37 Modul advokasi anggaran responsive gender Peserta paham cara melakukan advokasianggaran yang responsive gender38 Pendidikan politik advokasi anggaran Peserta paham tentang advokasi anggaranKESEHATAN39 Modul kesehatan reproduksi Peserta paham pentingnya kesehatanreproduksi40 Modul penyadaran kesehatan reproduksi Peserta paham pentingnya kesehatanreproduksiPENGEMBANGAN DIRI41 Kepemimpinan diri Peserta mempunyai motivasi untukmeningkatkan kualitas hidupnya42 Bahan bacaan pelatihan peningkatan motivasihidupPeserta lebih paham akan materipeningkatan motivasi hidupSUB‐GRANT43 Panduan teknis pencairan bantuan langsungmasyarakat bagi kelompok pekka di 7 propinsiPaham tahapan cara melakukan pencairanBLM di 7 propinsi44 Panduan teknis pencairan bantuan langsungmasyarakat bagi kelompok pekka di NADPaham tahapan cara melakukan pencairanBLM di NADMONITORING45 Manual monitoring dan evaluasi partisipatifprogram pemberdayaan perempuan kepalakeluarga (<strong>PEKKA</strong>)Paham cara melakukan monitoring danevaluasi partisipatif program pemberdayaanperempuan kepala keluargaSeknas Pekka dikelola oleh tim yang memiliki berbagai macam pengalaman dan keahliansesuai dengan kebutuhan pemberdayaan Pekka selama ini. Tim bekerja di dua ranah yaitudi tingkat Nasional dan di tingkat wilayah. Kedua tim saling mendukung dalam pelaksanaanpemberdayaan di lapangan.Tabel 15. Keahlian di SeknasNoFokus dan Keahlian1 Pengorganisasian kelompok akar rumput2 Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro3 Media untuk pendidikan populer4 Pemberdayaan politik5 Manajemen usaha mikro6 Pengembangan kepemimpinan basis7 Video Komunitas8 Radio Komunitas9 Grass Root Advocacy10 Pemberdayaan Hukum untuk Grass Root11 Pemberdayaan Politik untuk Grass Root12 Pendidikan Anak Usia Dini13 Keaksaraan Fungsional34


Guna memastikanproses di lapangan berjalan sesuai harapan, dan memberikan bantuantekhnis secara langsung kepada kelompok Pekka di lapangan, maka secara berkala timSeknas juga melakukan kegiatan monitoring dan supervisi di lapangan. Selain itu, bekerjasama dengan lembaga lainSeknas juga melakukan penelitian terkait Pekka, gunamendukung upaya‐upaya advokasi serta pengembangan strategi pemberdayaan Pekka.Untuk mendukungkerja‐kerja pemberdayaan yangdilakukanselama ini, di Seknas Pekkajuga memiliki sumberdaya pengetahuann seperti koleksi buku dan video yang dapat diaksesoleh staf maupun fihak ‐ fihaklain yang membutuhkannya. Paling tidak saat ini ada 58 judulvideo yang dikoleksi Seknas dan kerap dipergunakan untuk berbagai kepentingan.Selainitu, Seknas Pekka mengoleksi sekitar 1000 buku‐buku, manual dan bahan bacaanterkaitpemberdayaan.Tabel 16. Daftar Koleksi Video Di Seknas PekkaNoJudulProduserTahunProduksiDeskripsiDokumenter1 Melawan Bayangan, Menenun<strong>PEKKA</strong> 2003 Kisah 3 orang perempuan di FloresMasa DepanTimur yang ditinggal suami ke luarnegeri tanpa kabar berita.2 Menyemai Benih di Padang<strong>PEKKA</strong> 2003 Kisah 3 orang perempuan di JawaIlalangBarat yang dicerai lelaki dalamkemiskinan.3 Bertahan Di Tengah Badai <strong>PEKKA</strong> 2003 Mengisahkan tentang perjuanganpara perempuan janda memulaihidup baru di daerah asalnya,Buton, setelah menerima dampakkonflik di Ambon.4 Korban Yang Tidak Dihitung<strong>PEKKA</strong> 2004 Menceritakan tentang 3 orangperempuan yang terpaksa menjadikepala keluargaa akibat konflik diAceh.5 Melupakan, Memaafkan, dan <strong>PEKKA</strong> 2004 Menceritakan tentang kehidupanMelanjutkan KehidupanMarkonah yangkehilangann suamipada peristiwa kerusuhan Sambaspada tahun 1999‐2000 di35


Kalimantan Barat.6 Cerita Elsie <strong>PEKKA</strong> 2006 Profil Elsie‐perempuan yangmenjadi kepala keluarga karenaditinggal lelaki yang tidakbertanggung jawabProgram7 Dari Bawah Akar Rumput <strong>PEKKA</strong> 2004 Menceritakan tentang programpekka8 Bergerak Dari Garis Kemiskinan <strong>PEKKA</strong> 2004 Pengorganisasian <strong>PEKKA</strong> di wilayahJawa Tengah9 Picturing Indonesia <strong>PEKKA</strong> 2004 Aktivitas kader foto dalam program<strong>PEKKA</strong>10 Di Antara Dua Dunia <strong>PEKKA</strong> 2004 Perjalanan Pekka ke USA11 Saatnya Bicara! <strong>PEKKA</strong> 2004 Kegiatan Forum Nasional I <strong>PEKKA</strong>12 Banyak Permasalahan, SatuPemecahan<strong>PEKKA</strong> 2004 Kegiatan forum wilayah di seluruhwilayah dampingan <strong>PEKKA</strong>13 The 7 Habits <strong>PEKKA</strong> 2004 Pelatihan 7 habits bagi staf <strong>PEKKA</strong>14 The Outbound <strong>PEKKA</strong> 2004 Dokumentasi kegiatan outboundtim Seknas & PL15 Beudeoeh <strong>PEKKA</strong> 2005 Dampak Tsunami di wilayahdampingan <strong>PEKKA</strong>16 Peugoet <strong>PEKKA</strong> 2005 Pembangunan rumah olehProgram <strong>PEKKA</strong> di wilayah Acehpasca tsunami17 Sang Penyintas Dari Aceh <strong>PEKKA</strong> 2005 Profil Aisyah Sabi18 The Journey <strong>PEKKA</strong> 2005 Perjalanan Pekka ke India‐AfrikaSelatan. Video KOMNASPerempuan19 Su Geutanyoe <strong>PEKKA</strong> 2005 Radio Komunitas‐World Bank20 Menjemput Perubahan:<strong>PEKKA</strong> 2005 Dokumentasi ForwilDokumentasi Forwil Jabar21 Beudeoeh Pekka Aceh:<strong>PEKKA</strong> 2005 Dokumentasi ForwilDokumentasi Forwil NAD22 Kami Ada Perempuan Kepala <strong>PEKKA</strong> 2005 Dokumentasi ForwilKeluarga: Dokumentasi ForwilNTT23 Bolimo Karo Somanamo Lipu : <strong>PEKKA</strong> 2005 Dokumentasi ForwilDokumentasi Forwil Sultra24 Dokumentasi Forwil Malut <strong>PEKKA</strong> 2005 Dokumentasi Forwil25 Dokumentasi Forwil NTB <strong>PEKKA</strong> 2005 Dokumentasi Forwil26 Bersama Meraih Cita :<strong>PEKKA</strong> 2005 Dokumentasi ForwilDokumentasi Forwil Jateng27 Sampoe Niet <strong>PEKKA</strong> 2006 Profil Pekka Aceh‐English Version28 Tidak Ada Jalan Pintas <strong>PEKKA</strong> 2006 Program PPK‐World Bank29 Pekka Merintis Keadilan <strong>PEKKA</strong> 2006 Justice for the Poor‐<strong>PEKKA</strong>30 Kame Ade, Dengarlah Kame: <strong>PEKKA</strong> 2006 Dokumentasi ForwilDokuentasi Forwil Kalbar31 Serminan Tiang Berjuang : <strong>PEKKA</strong> 2006 Dokumentasi ForwilDokumentasi Forwil NTB32 Bergerak Bersama Memimpin <strong>PEKKA</strong> 2006 Dokumentasi Forwil36


Perubahan : Dokumentasi ForwilJabar33 Ikhtiyeu Keu Jroh TAF 2007 Program TAF di Aceh34 Saatnya Menggugat! <strong>PEKKA</strong> 2007 Perjalanan 5 Tahun <strong>PEKKA</strong>25 That’s What Empowerment <strong>PEKKA</strong> 2007 Photo slide Program <strong>PEKKA</strong>Mean for Us36 Makaryo Sesarengan Pinuju <strong>PEKKA</strong> 2007 Dokumentasi ForwilKemandirian: DokumentasiForwil Jateng37 Pengembangan Potensi dan <strong>PEKKA</strong> 2007 Dokumentasi ForwilKualitas Perempuan HalmaheraUtara untuk PeningkatanKesejahteraan Hidup :Dokumentasi Forwil Malut38 Topobhawa Pekka, Mai<strong>PEKKA</strong> 2007 Dokumentasi ForwilTopiameae Lalonto Mingku PiGaunto : Dokumentasi ForwilSultra39 Bersatu Menuju Cita :<strong>PEKKA</strong> 2007 Dokumentasi ForwilDokumentasi Forwil Kalbar40 Ta Samboet Pekka Yang AdeNgoen Bermartabat :Dokumentasi Forwil NAD<strong>PEKKA</strong> 2007 Dokumentasi Forwil41 Workshop : Refleksi danrevitalisasi Feminis MudaIndonesiaJASS 2007 Diskusi kepemimpinan bagi aktivisperempuan Indonesia dan TimorLeste42 Workshop : Basic Leadership <strong>PEKKA</strong> 2007 Kepemimpian dasar44 Workshop Peningkatan KapasitasFeminis Muda dan Dialog AntarGenerasi Perempuan Indonesia.JASS 2008 Diskusi dan dialog kepemimpinanbagi aktivis perempuan Indonesiadan Timor Leste45 Workshop: Voicess fromSoutheast AsiaJASS 2008 Diskusi dan dialog kepemimpinanbagi aktivis perempuan tingkat AsiaTenggara46 Pelatihan Kader Tematik <strong>PEKKA</strong> 2008 Pelatihan TOT untuk kader47 Video Trailler Media Komunitas <strong>PEKKA</strong> 200848 Workshop : Basic Leadership ASPBAE 2007 Diskusi kepemimpinan tingkat AsiaPasifik49 Streaming all video (utk website) <strong>PEKKA</strong> 200950 Workshop Peningkatan KapasitasFeminis Muda dan Dialog AntarGenerasi Perempuan Indonesia.JASS 2009 Diskusi dan dialog kepemimpinanbagi aktivis perempuan Indonesiadan Timor Leste51 Change through empowerment JSDF 2009 Gambaran singkat tentang pekka52 Highlight FORNAS (utk website) <strong>PEKKA</strong> 2009 Cuplikan gambaran kegiatanFORNAS53 Napak Tilas Pekka 2001 ‐2009 <strong>PEKKA</strong> 2009 Video Slide Photo tentangperkembangan <strong>PEKKA</strong>54 Sejarah Pergerakan Perempuan <strong>PEKKA</strong> 2009 Diskusi tentang sejarahperkembangan pergerakanperempuan di Indonesia55 Peran dan Posisi Gerakan <strong>PEKKA</strong> 2009 Diskusi peran dan posisi gerakan37


Perempuanperempuan di Indonesia56 Sharing Pengalaman HAPSARI <strong>PEKKA</strong> 2009 Pengalaman pengembanganorganisasi perempuan yangdilakukan oleh HAPSARI di Sumut57 Semiloka & Munas Serikat <strong>PEKKA</strong> <strong>PEKKA</strong> 2009 Dokumentasi pembentukanFederasi Serikat <strong>PEKKA</strong>58 Media Pengorganisasian <strong>PEKKA</strong> 2009 Video untuk mediapengorganisasian masyarakatSeknas <strong>PEKKA</strong> juga aktif terlibat dalam beberapa jaringan baik di tingkat Nasional maupunInternasional. Keterlibatan dalam jaringan diharapkan dapat memperkuat posisi tawar<strong>PEKKA</strong> dalam proses‐proses advokasi. Selain itu jaringan juga dapat menjadi arena belajarbagi <strong>PEKKA</strong>Tabel 17. Jaringan Seknas <strong>PEKKA</strong>No Nama Jaringan Cakupan Fokus1 Alimaat – Gerakan Keadilan KeluargaIndonesiaNasionalAdvokasi hukumkeluarga berbasis agamaIslam2 SEAPCP – South East Asia Popular Regional Asia Tenggara Pengorganisasian BasisCommunication Program3 ASPBAE – Asia South Pacific Bureaufor Adult EducationRegional Asia Pacific Hak PendidikanSepanjang Hayat4 JASS – Just Associates Global Hak perempuan dan nilai‐ nilai feminis5 Sosial Watch Global Advokasi hak‐hak dasarmanusia38


IV.REFLEKSI DAN DISKUSIPada pertengahantahun2009, telahdilakukan evaluasi <strong>PEKKA</strong> oleh lembagaindepen – Women ResearchInstitute (WRI),untuk melihat pencapaian program <strong>PEKKA</strong>.Evaluasi yang dilakukan oleh WRI melihatbeberapaberikut:indikatorpencapaiansebagai1. PeningkatankesejahteraananggotaPekka;yangdapatdilihat dariketersediaansumber ekonomi yangmampu melindungi mereka dari resikokemiskinan2. Peningkatanakses terhadap sumber daya ditengarai sebagai peningkatann aksesterhadap pelayananpublik maupun aksess terhadapsumberdaya ekonomi yangmampu melindungi anggota <strong>PEKKA</strong> secara sosial, ekonomi dan politik.3. Peningkatan kesadaran kritis anggota <strong>PEKKA</strong>, ditandai oleh kemampuan mereka untukmembangunkesadaran bahwa relasi kuasa yang berbasis pada pembedaansecaragender ikut andil dalam lemahnya posisi dan peran sosial, ekonomi, budaya dan politikperempuan.4. Peningkatan partisipasi anggota <strong>PEKKA</strong>, ditengarai oleh kemampuan anggotaa <strong>PEKKA</strong>untuk hadir dan aktif serta mempengaruhi kebijakan baikkebijakan organisasi maupunkebijakan publik baik di tingkat RT, RW, desa atau supra desa (Kecamatan, Kabupaten,danPropinsi).5. Peningkatankontrol terhadap pengambilankeputusan. .ditengarai oleh kemampuananggota <strong>PEKKA</strong> untuk melakukan kontrol yang kuat untuk menjamin bahwakepentingan kaum perempuan dapat diimplementasikan sebagai kebijakan publik.Hasil research WRI ini antara lain menunjukkan hal‐hal sebagai berikut:• Program <strong>PEKKA</strong> diterimadan dipandang relevan oleh anggotanya karena merekamempunyai ruang partisipasi untuk mengusulkan kegiatanberdasarkan kebutuhan yangmereka rasakan.• Peningkatan kesadaran kritis dan partisipasi keterlibatan dalam program sudah berhasildicapai dengann baik.• Data menunjukkan bahwa relevansi kegiatan dengan kebutuhan anggota sudahterjawab.• Program berhasil meningkatkan partisipasi anggota dalam setiap kegiatan yangdiadakan. Indikator dari meningkatnya kesadaran kritis dalam hal ini adalah respondenmampu menyadari perubahan yang dialaminya semenjak bergabung dengan <strong>PEKKA</strong>.• Peningkatan pendapatanpara anggota Pekka; Hasil survei kuantitatif menunjukkanbahwa pendapatan anggota <strong>PEKKA</strong> meningkat dibanding dengan keadaan merekasebelum menjadi anggotaa <strong>PEKKA</strong>.• Peningkatan jumlah tabungan (simpanan) dan jumlah anggota yang menabung; Data inidiperoleh dari laporan Seknas dan laporan bulanan PL. Peningkatan jumlah anggota yang39


menabung dan jumlah tabungan anggota menunjukkan bahwa kegiatan ekonomitersebut telah berhasil mendorong anggota untuk menyisihkan sebagian pendapatannyauntuk ditabung.• Peningkatan jumlah pinjaman; Data ini diperoleh dari laporan Seknas dan laporanbulanan PL. Peningkatan jumlah pinjaman berdampak pada meningkatnya pengeluarandan hal ini membantu meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah masing‐masing.• program simpan pinjamPekkatelah berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi(penghasilan) individu anggota Pekka• Anggota Pekka di semua daerah program yang disurvey menyatakan bahwa penghasilanmereka setelah mengikti program simpan pinjam Pekka meningkat.• Secara umum, sejak bergabung dengan Program <strong>PEKKA</strong>, kemampuan usaha individuanggota <strong>PEKKA</strong> menjadi lebih mandiri baik secara ekonomi maupun sosial, meskipundemikian, kegiatan usaha bersama (usaha kelompok) yang dikelola oleh anggota <strong>PEKKA</strong>belum menunjukkan kondisi yang menggembirakan kecuali kelompok <strong>PEKKA</strong> di Adonara.• Begitupun dengan pelecehan terhadap status janda yang mereka emban telah berhasilmereka atasi.Selain pencapaian, WRI juga menemukan banyak tantangan dan persoalan yang dihadapidalam pemberdayaan Pekka. Beberapa tantangan yang penting ditemukan oleh WRI secaragaris besar digambarkannya sebagai berikut:• Rendahnya dukungan dan bantuan dari aparat pemerintah. Kesulitan untukmemperoleh dukungan dari desa berpangkal dari rendahnya kapasitas kelompok <strong>PEKKA</strong>untuk membangun komunikasi dengan aparat desa.• Usia anggota kelompok yang sebagian besar sudah berusia lanjut mempengaruhiperkembangan kelompok.• Proses kaderisasi dan pergantian pengurus <strong>PEKKA</strong> belum berjalan dengan baik, peranpendamping lapang tetap dominan dalam bidang koordinasi kegiatan dan penyampaianmateri program.• Ketergantungan yang tinggi terhadap Seknas. Belum terdapat pendanaan lain terhadapkelompok selain dari Seknas <strong>PEKKA</strong>PRIME yang mulai dikembangkan pada tahun 2008 sesungguhnya merupakan tahap lanjutandari proses pemberdayaan yang telah dilakukan pada perempuan kepala keluarga (<strong>PEKKA</strong>).PRIME dikembangkan dalam rangka menjawab berbagai tantangan yang dapatdikategorikan dalam empat tantangan yang dihadapi oleh <strong>PEKKA</strong> yaitu Keberlanjutan(Sustainability), Kemandirian (Independency), Keterbukaan (Inclusiveness), dan Keterlibatan(Engagement), dalam proses pencapaian lima aspek pemberdayaan tersebut.1. Tantangan Keberlanjutan dan KemandirianPada akhir tahun 2008, pendanaan <strong>PEKKA</strong> melalui proyek pemberdayaan sudah selesai,kecuali untuk wilayah Aceh. Pada umumnya, jika proyek telah berakhir maka kegiatanmasyarakat juga akan terhenti. Hal ini tidak terjadi pada kelompok Pekka. Ada beberapainstrumen yang dikembangkan dalam PRIME untuk menjaga keberlanjutan kelompok Pekkayang diuraikan dalam tujuan khusus satu. Pertama, memfasilitasi kelompok berkembangmenjadi organisasi berbasis massa yang mandiri dan berbadan hukum sendiri. Meskipun40


sampai akhir Desember 2009,belum di buat badan hukum sendiri namun di seluruh wilayah<strong>PEKKA</strong> telah dibentuk 8 serikat Pekka yang otonom.KaderPekka Menghadapi Krisis Ekonomi GlobalPekka Pawosila dalam tahun 2009mendapat bagian tematik utamaapengembangan ekonomi sehingga semuakelompok diidentifikasi untuk usahabersama, kursus ekonomi dan semuakegiatanyang ada hubungannyaa denganekonomi. Banyak rencana usahaa bersamadan usaha bersama yang sudah jalan mulaidifokuskan untuk menjadi salah satu produkunggulan. Namun banyak yang gagal baikdari pengemasan, pemasaran dan jugakekompakan anggota kelompokk dalamkegiatanusaha bersama tersebut. Saatpelatihan UKM di dibalai pekka desa Wolowa, salah seorang pengurus kelompokk yaitu ibu Aniamerencanakan kelompoknya mengembangkan usaha pembuatan kopra. Wah, tak terbayangkelompok akan mencari dan mengumpulkann kelapa dan saat itu kami agak sedikit pesimis apakahkelompok mampu? Saat itu jumlah anggotanya 19 orang, yang aktif 17 orang dan 15 diantaranyaadalah ina‐ina. Jadisiapa yang akan menjadi motor penggeraknya?Mampukahibu Ania sebagaiketua kelompok memfasilitasi teman‐temannya?PL kemudian memberi tanggungjawab padaa dua orang kader untuk membantu kelompok Waulangiyaitu ibuFatima danAsnia untukmembantukegiatan usaha dan keuangannya.Selanjutnyaa LKMmemberi modal usaha dan kader membantumereka untuk membuat jaringan untuk mendapatkankelapa, pemasaran dsb. Kader hanya membantu merekaselama 3 bulan setelahitu kelompok dilepas untuk mulai melakukan usaha. Ibu Ania mulai memfasilitasi anggotanya untuk membagi tugasdalam kegiatan usaha; ada yangmencari kelapa, membuat tempat penampungan kelapa,pembuatan/pembakaran kopra dan pemasaran hasil. Dan mulailah mereka melakukan kerja.Awalnyaa PL ragu bagaimana mereka bisa melakukan usaha bersamaa ini sedangkan kelompok‐kelompok yang anggotanya masih muda‐muda dan ada kader di desa tsb, usahaa bersamanya gagal.Nah bagaimana kelompok ini yang hanya di ketuai oleh ibu Ania yang sudah tua. Tetapi ibuAniaterus bekerja, dia mengoordinirteman‐temannya untuk mencari kelapa, menggaji orang untukmembelah kelapa, setelah itu anggota yang bertugas membakar mulai bekerja dan setelah selesaikopra ditampung. Sementara itu, ibu Ania dan PL mencari info hargaa pasar dan setelah adaajaringann maka ibu Ania membawa kopra‐nyaa untuk di jual ke Bau‐Bau.Setelah beberapa putaran melakukan kegiatan usaha inii ina‐ina semakin semangat dan kita jugasenang ternyata usaha ini bisa bertahan berbulan‐bulan. Ibu Ania semakin semangat mencarikelapa di desa lain untuk bahan bakunya. Bulan November 2008, saat terjadi krisis ekonomi,usahaini mendapat pukulan berat. Biasanya hargaa kopra Rp 7. 500/kg, disaat krisis turun menjadi Rp2.500/kg. Usaha mereka bukannya untung tetapi modalpun hilang. Saat itu mereka menjual kebau‐bauu sebanyak ± 400 kg. Modal yang adaa pun sudah tidak dapat kembali. Ibu‐ibu menjadi patahsemangat dan tidak mau lagi membuat usahaTetapi Ibu Ania ternyata tetap semangat, dan dia terus berusaha mencari kelapa, membuat koprawalaupun hanya dengan 2 orangtemannya. Walaupun hasilnya sedikit dia memutar lagi modal41


yang ada. Saat mereka sedang bersemangat bangkit, kelapa mereka di curi orang sebanyak 500 biji.Ibu‐ibu langsung kecewa lagi, dan habsilah semua modal mereka selama ini. Bagaimana caranyamembayar uang LKM? Sebulan mereka vakum tidak melakukan usaha apalagi harga kopra semakinturun dan harga kelapa semakin mahal di pasar.Sampai akhirnya naiknya harga kelapa ini memberi ide baru buat Ibu Ania untuk tetap membelikelapa langsung dari kebun sehingga dia tidak memutus hubungan/jaringan dengan pemilik kebun.Kelapa malah dia beli, lalu dia jual lagi ke Bau‐Bau secara gelondongan dan hasilnya lumayansehingga membuat kelompok semangat lagi. Lambat laun mereka bangkit lagi walaupun gagalsebagai pengusaha kopra tetapi mereka terus mengumpul kelapa, menjual gelondongan. Suatu saatmereka mendengar kabar harga kopra naik lagi menjadi Rp 5.500/kg. Mereka semangat lagi danbuat kopra lagi. Saat harga kelapa gelondongan di pasar turun harga kopra naik.Pada bulan Oktober 2009, harga kelapa di kebun malah naik karena stok kelapa tua kurang. Ibu Aniabingung lagi. Namun ibu Ania ini walaupun sudah tua tapi tetap semangat mencari dan mencariterus agar kelompoknya tetap bisa sama dengan kelompok lain walaupun anggotanya ina‐inasemua. Sudah 2 bulan ini kelompoknya menjadi penampung jambu mete gelondongan. Ada saja idedia agar usaha tetap ada dan hingga saat ini kelompok waulangi salah satu yang usahanya tetapada walaupun semua sekarang ina‐ina dan tinggal 14 orang saja. Ibu Ania tidak mau kalah denganyang lain dia tetap semangat mendampingi kelompoknya bahkan saat pertemuan pengurus dankader bulan September dia bilang ke teman‐teman kader “ tolong ajar saya bagaimana caranya jadikader, supaya saya juga bisa jadi kader. Kami langsung semangat karena jarang ada yang maumenawarkan dirinya.Akhirnya saat pelatihan politik di wolowa PL mencoba memberikan dia tanggung jawab sebagaiseksi konsumsi agar dia bisa mendengar materi yang di bawakan oleh Koordinator. Saat pertemuankader bulan Oktober dia bilang ke PL, kalau pelatihan hukum di Mawasangka, saya juga mau ikut.Dia kemudian diikutkan walaupun dia tidak terlalu lancar tulis dan baca tetapi dia tetap semangatbahkan dia berani bertanya tentang ilegal loging saat dialog dengan polres. Teman‐temannyamemberikan dia aplaus agar dia tetap semangat. Setiap pulang pelatihan ternyata dia memangmenerapkan apa yang dia dapat saat pelatihan misalnya dia memberikan materi pada pertemuankelompoknya, memberikan pengalaman saat pertemuan kader bahkan dia sudah berani berbicaratentang haknya. Saat itu dia meminta anak dan menantunya untuk menebang pohon di halamanrumahnya guna membuat dinding dapur. Mereka didatangi oleh salah seorang oknum polisi danseorang polisi kehutanan yang melarang penebangan dan menanyakan “ini kayu siapa”. Ibu Ainabilang “ini kayu saya”. Polisi minta uang. Ibu Aina menjawab “ eh, saya ini habis dialog denganpolres, dia bilang polisi itu tidak ada hubungannya dengan kayu, tebang kayu itu tidak ada bayarbayar.Polisi hanya urus izin saja di kehutanan, yang bayar di kantor polisi hanya SIM” Polisi danpolhut‐nya mungkin karena malu langsung mengambil motor dan pergiIni hanya satu cerita tentang bagaimana Ibu Ania memanfaatkan kelompok pekka sebagai tempatdia belajar, menambah wawasannya dan tempat dia menunjukkan ke orang‐orang dan temantemannyabahwa bukan hanya yang muda saja yang bisa dan mampu tetapi yang tua pun kalau adakemauan pasti bisa. Dan dia menjadi salah satu motivator juga untuk teman‐teman pengurus didesa lain yang masih malu‐malu, yang tidak mau berusaha penuh untuk kemajuan kelompoknya dibidang apapun. Hingga saat ini kelompoknya tetap jalan, kegiatan usaha lancar dan untuk urusanpembukuan karena semua ina‐ina, dia mempercayakan pengurus LKM membantu dan merekamembayar untuk transpornya. Dan dia pun mulai membantu kegiatan memfasilitasi materi dikelompoknya.42


Instrumen yang kedua adalah pengembangan kader‐kader dan pemimpin kelompok darikalangan Pekka sendiri. Pelatihan dilakukan tidak hanya oleh Seknas <strong>PEKKA</strong> namun juga olehfihak ‐ fihak terkaitt terutama di tingkat lokal yang diakses oleh Kader Pekka secara langsung.Banyaknya akses kader Pekkaterhadap berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh fihaklain termasuk pemerintah lokal dan lembaga lainnya, merupakan salahsatu indikator kearah keberlangsungan kader ke depannya. Jika di masa mendatang, Seknas Pekka tidak lagimempunyai kapasitas pendanaan untuk melatih kader Pekka, maka mereka masih tetap bisamengembangkandiri dengan mengakses berbagai sumberdaya pelatihan yang ada diwilayahnya.KaderPekka dan Akses Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin“ Tadinya saya kurang menganggap pentinguntuk apa dikuret itumbak, yangsaya dengar‐kebanyakan dari mereka mengatakan sakit,dengar dari yang pernah berpengalaman dikuretmakanya saya takutt itu terjadi kepada anaksaya, ketika Pak Mantri mengatakan anak sayaharus dikuret setelahkeguguran, saya pikir tohtidak dikuret juga tidak apa‐apa, a, saya tidakmenyangka jika buntutnya sangat serius sepertiini….”Demikian ungkapan ibu Daonah,salah satuanggotaa kelompok pekka Rambutan di desa Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batangmencoba mengisahkan awal musibah yang menimpa keluarganya.Ibu Daonah kesehariannya bekerja sebagai pedagang buah atau “brebedan” ( hasil bumi ). Diaseorangperempuan kepala keluarga yang masih bersuami, hanya karena derita penyakit paru‐parudan usiayang sudahlanjut, suaminya hanyaa bekerja membantu mengangkut barang‐baranggdagangannya. Meskipun semua anaknya telah menikah,namun bukan berarti tanggungan hidupnyaberkurang. Karena seperti banyak dialami pekka miskin lainnya, setelah menikahanak‐anaknyatetap hidup serumahdengannyaa dan menjadi tanggungannya, bahkan tanggungan itu bertambahkarena suami dari anak ketiganya (bungsunya) adalah seorang pengangguran yang otomatismenjaditanggungann baru di rumahnya.Sekitar satu tahun yang lalu, anak bungsunya yang tinggal serumah dengannya, Nur (begitu namapanggilannya ) mengalami musibah keguguran. Karena ketidaktahuaan tentang pentingnyakesehatan reproduksi, dia hanyaa sekali saja memeriksakan anaknya ke puskesmas dan tidak dikuret.Tidak ada cerita setelah kejadiantersebut, baru empat bulan kemudian saya mendengar anaknyakeguguran lagi dan mengalami pendarahan yang cukup hebat. Rupanya menurut dokter di rumahsakit Nur mengalami hamil anggur. Ibu Mimin, kader pekka mencobamenyarankan kepada IbuDaonah untuk segera mematuhiperintah dokter supaya Nur segera dikuret. Namun baik NurmaupunIbu Daonahmengatakan takut, meski begitu diatetap memotivasi untuk terus seriusmemeriksakan kesehatan reproduksi Nur.Beberapa saat saya tidak mendampingi pertemuan kelompok tersebut, saya mendengar khabar43


yang cukup mengejutkan dari Ibu Mimin. Nur didiagnosa menderita kanker rahim stadium 3 danrumah sakit daerah menyatakan tidak sanggup merawatnya. Sementara sekarang Nur hanya dirumah saja, dari alat kelaminnya terus menerus mengalami pendarahan.Segera saya memerintahkan kepada kader untuk memotivasi ibu Daonah supaya tidak menyerahdan membuat rujukan untuk dibawa ke Rumah Sakit Karyadi (RSUP) di Semarang. Bersama ibuMimin, dengan sisa harapan dan semangatnya, Ibu Daonah mengurus surat rujukan di RSUD Batangdan mengurus SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu ).Meski nampaknya mudah, birokrasi dalam pengurusan biaya gratis ini sebenarnya cukup berbelit.Dari Pak Lurah, Ibu Mimin dan Ibu Daonah kembali ke RSUD Batang, dari RSUD Batang, mereka (tim dokter dan staf) menyarankan untuk dibawa ke RS Pekalongan. Ibu Mimin dan Ibu Daonahmenuruti saja nasihat dokter. Nur dibawa ke RSUD Pekalongan, rupanya tim dokter di Pekalonganjuga menyatakan tak sanggup merawat sakitnya Nur dan barulah mereka membuat rujukan ke RSUPDr Karyadi Semarang.Meskipun dengan pelayanan seadanya, namun akhirnya ibu Daonah mendapatkan biaya gratisuntuk rawat inap Nur di Rumah sakit. Selama tiga bulan lebih Nur dirawat di RSUD Karyadi. Disanadia mendapatkan haknya memperoleh perawatan untuk sakitnya hingga selama dua bulan lebihmenjalani kemoterapi untuk penyakitnya. Selama itulah demi memperjuangkan hidup anaknya, IbuDaonah berusaha sekuat tenaga membantu kesembuhannya. Saya ingat betul, waktu itu diabertutur karena harus mendapatkan jus jambu merah segar untuk menambah trombosit pascakemoterapi, dia harus berjalan (kurang lebih 2 KM) ke pasar Bulu Semarang untuk membeli jambumerah. Di sekitar rumah sakit, jambu merah dijual seharga Rp 3000/buah, harga yang sangat mahalbagi seorang ibu Daonah, sedang di pasar bulu dia bisa mendapatkan jambu merah dengan hargaRp 3500/kg. Dan itu dilakukannya setiap hari selama di Semarang.Syukur Alhamdulillah, akhir September 2009 lalu saya mendengar khabar bahagia tentangkepulangan Nur dari RS dan dinyatakan sudah membaik, meskipun keadaannya masih tak berambutdan kulitnya kering, namun khabar tersebut cukup membahagiakan bagi saya dan ibu‐ibu kelompokpekka lainnya. Ibu Daonah pun kelihatan berseri menceritakan kisahnya walaupun buntutnya diamasih punya hutang kurang lebih Rp. 2.000.000 untuk transpor dan biaya perawatan di sana.Kisah Nur, seperti mengingatkan ibu‐ibu pekka kembali tentang pentingnya memperhatikankesehatan reproduksi perempuan dan pentingnya memperjuangkan akses kesehatan bagi wargamiskin. Ibu‐ibu pekka di Batang banyak yang belum punya kartu Jamkesmas padahal mereka jelasmiskin, mereka pun jadi bersemangat untuk mengadvokasi kembali mereka untuk mendapat kartuJamkesmas. Dalam dialog dengan LSM Pelangi Nusa akhir November lalu, mereka menyatakan akanmemperjuangkan mendapatkan kartu jamkesmas bagi anggota kelompok pekka. Bahkan LSMPelangi Nusa menyatakan di beberapa desa di Batang beberapa Kepala Desa terungkapmenyalahgunakan kartu jamkesmas dan bahkan ada yang ditemukan menumpuk di balai desa.Tentu saja hal ini membuat kader‐kader pekka geram dan bertambah semangat untukmengadvokasikan hak‐hak mereka.Kemandirian dan keberlanjutan juga sangat terkait dengan sumber pendanaan. Sejak awalpengembangan Pekka, telah dirintis tumbuh dan kembangnya lembaga keuangan mikro(LKM) melalui kegiatan simpan pinjam di tingkat kelompok dan wilayah. Saat ini telahberkembang 33 LKM dengan aset hampir mencapai 10 Miliar rupiah. Ini merupakansumber dana yang akan tersedia terus menerus jika mereka dapat terus44


mengembangkannya. Sistem koperasi yang diterapkan di LKM ini merupakan instrumenyang tidak hanya membuka akses sumberdaya namun juga kontrol Pekka terhadapsumberdaya tersebut. Mereka dapat mengelola profit dari kegiatan ini untuk jugamembiayai berbagai kegiatan yang akan mereka kembangkan jika sudah tidak ada lagipendanaan proyek. Hal ini tentu saja dapat dilaksanakan oleh mereka. Saat ini saja sudahada wilayah yang mulai memanfaatkan keuntungan LKM nya untuk membiayai kegiatanmereka masing‐masing. Hal ini tentu saja turut meringankan beban biaya proyek yangsemakin lama akan semakin berkurang keberadaannya.Tabel 18. LKM dan Aset Pendanaan PekkaNo Nama LKM Wilayah Aset (IDR)I NAD1 LKM <strong>PEKKA</strong> Mandiri‐ Aceh Bireun Kec. JeunibKec. PlimbangRp 239.412.5002 LKM Mawar Delima ‐ Aceh Barat Daya Kec Tangan‐TanganKec. SetiaRp 811.410.000Kec. Mageng3 LKM Khairatunnisa ‐ Aceh Barat Daya Kec. Kuala Batee Rp 331.195.0004 LKM Udeep Beusaree ‐ Aceh Besar Kec. Suka Makmur Rp 336.850.0005 LKM <strong>PEKKA</strong> II ‐ Pidie Kec. Mutia TimurKec. Kumbang TanjungRp 462.082.0006 LKM Idi Rayeuk ‐ Aceh Timur Kec. Idi RayeukKec. Darul Ihsan Rp 245.450.000.Kec. Pendawa Rayeuk7 LKM Aceh Jaya Kec. Setia Bakti Rp 65.860.0008 LKM Malahayati ‐ Aceh Selatan Kec. Labuhan HajiBaratRp 4.110.0009 LKM Hidayatullah ‐ Nagan Raya Kec. Darul Makmur Rp 6.360.000Total Wilayah NAD Rp 2.502.729.500II JABAR1 LKM <strong>PEKKA</strong> Sartika ‐ Sukabumi Kec. CibadakKec. Cicantayan Rp 230.275.370Kec. Parung Kuda2 LKM <strong>PEKKA</strong> Kencana ‐ Pacet Kec. PacetKec. CipanasRp 297.378.436Kec. Sukaresmi3 LKM <strong>PEKKA</strong> Harapan Perempuan ‐ Subang Kec. Tanjung SiangKec. CisalakRp 198.016.4004 LKM Sri Rejeki ‐ Karawang Kec. TelagasariKec. TempuranRp 324.285.000Total Wilayah JABAR Rp 1.049.955.206III JATENG1 LKM Perempuan Mandiri ‐ Batang Kec. TulisKec. KandemanRp 99.515.0002 LKM Wanita Mandiri ‐ Pemalang Kec. Petarukan Rp 37.658.4003 LKM Karya Anisa ‐ Brebes Kec. LaranganKec. KetanggunganRp 20.109.50045


Total Wilayah JATENG Rp 157.282.900IV KALBAR1 LKM Sejahtera‐ Kota Pontianak Kec. Pontianak TimurKec. SiantanRp 8.722.800Kec. Pontianak Utara2 LKM Mandiri ‐ Kubu Raya Kec. Sei Raya Rp 52.284.5003 LKM <strong>PEKKA</strong> Mulia Jaya ‐ Kubu Raya Kec. Rasau Raya Rp 119.232.250Total KALBAR Rp 180.239.550V NTB1 LKM Pekka Bersatu ‐ Lombok Barat Kec. Gerung Rp 504.271.1002 LKM Nurfalah Inaq ‐ Lombok Barat Kec. Lingsar Rp 197.376.7873 LKM Jonggat ‐ Lombok Tengah Kec. JonggatRp 277.572.300Kec. Labu ApiRp 2.737.500Total NTB Rp 981.957.687VI NTT1 LKM Gurun Gawak ‐ Flores Timur Kec. Larantuka Rp 612.117.1502 Kec. Demon Pagong Rp 24.000.0003 LKM Limu Tapo ‐ Flores Timur Kec. Titehena Rp 378.505.5004 LKM Mawar Gaib ‐ Flores Timur Kec. KelubagolitKec. AdonaraRp 673.088.9135 LKM Mawar Berduri ‐ Flores Timur Kec. Ile Boleng Rp 751.602.500Total NTT Rp 2.439.314.063VII SULTRA1 LKM Sama Jaya ‐ Buton Kec. BataugaRp 854.278.750Kec. Sampolawa2 LKM <strong>PEKKA</strong> Laguba Jaya ‐ Buton Kec. MawasangkaTimurRp 207.155.600Kec. Mawasangka3 LKM Tunas Harapan ‐ Buton Kec. Pasar WajoKec. WolowaRp 724.715.850Kec. SiontapinaTotal SULTRA RP 729.462.450VIII MALUT1 LKM Tobelo ‐ Halmahera Kec. Tobelo Rp 161.160.0002 LKM Malka ‐ Halmahera Kec. KaoRp 225.234.000Kec. Malifut3 LKM Mia Loha ‐ Halmahera Kec. Galela SelatanKec. Galela BaratRp 18.940.000Kec. Galela IndukTotal MALUT Rp 399.654.000TOTAL Keseluruhan Rp 9.502.963.10646


2. Tantangan KeterbukaanPendekatanpengembangankelompokkhusus Pekka selama ini memang membuatberkembangnya kelompok Pekka menjadikelompokeksklusifdi tengahmasyarakatnya.Hal ini tentu saja dapatmenimbulkankecemburuansosialmengingat semakin lama akses kelompokPekkasemakinterhadapbesar.berbagaiUntuksumberdayamenjembatanikesenjangan ini dan membuat kelompokpekka menjadi lebih inklusif, maka beberapainstrumen juga dikembangkan.Yang pertama adalah instrumen pusat kegiatan atau Center. Saat ini tidak kurangdari 88center yang telah dikembangkan oleh kelompok Pekka dalamberbagai ukuran, besar dankecil, dan berbagai status, hak milik dan menumpang di rumah penduduk ataupunbangunan publik. Di center‐center inilah masyarakat umum dapat ikut menerima manfaatberbagai kegiatan yang diselenggarakann oleh Pekka misalnya kegiatan belajar dan diskusi.Beberapa center juga memanfaatkan fasilitas publik yang ada di wilayah yang bersangkutansehingga membuka ruang bagi keterlibatan fihak lain di luar Pekka. Di beberapa center jugadikembangkan taman bacaanbagi masyarakat, meskipun upaya ini tidak berjalan denganmulus. Kelompok‐kelompokPekka masih menghadapi kendala dalam menambahkoleksibahan bacaan di taman bacaan mereka ini. Letak yang terpencil dan terbatasnya informasitentangsumber bahan bacaan gratis menjadi hambatan utama yang mereka hadapi untukmengembangkan taman bacaan yang berkualitas.Yang kedua adalah pengadaan kelas‐kelas pembelajaran yang juga terbuka untuk umum.Cukup banyak kelas pembelajaran yang dikembangkan olehkelompokk Pekka di wilayahmasing‐masinpenerima manfaatmerupakan warga masyarakat di luar kelompok Pekka. Hal ini tentu sajadengan memberikan manfaat kepada lebih dari 5000 orang. Sekitar 25%positif sebagai langkah membuka akses kepada masyarakatmiskin lainnya.Kelas‐kelaspembelajaran ini sangat di apresiasi oleh masyarakat karena umumnya baru pertamamerekamemperoleh berbagai informasi yang dapat menguatkan mereka misalnyaa terkaithukum,politik, danpendidikan dasar termasuk bacaa tulis. Selain sebagai penerima manfaat,ada juga anggota masyarakat yang secara sukarela berkontribuusi menjadi tenaga pengajar dikelas‐kelas pembelajaran ini.47


Kader Pekka dan Fasilitas Pendidikan bagi Anak MiskinAku sangat kaget, ketika masuk kedalam ruang belajar Paud Harapan Bunda. Paud ini merupakansalah satu Paud dari3 Paud yangdidirikan oleh Pekka diwilayah Brebes. ”Tidak mungkinkerusakannya separah ini” gumamku dalam hati. Aku benar‐benar tidak menyangka, selamaa ini akulebih sering melihat dari luar. Aku pernah beberapa kali masuk ke ruangan melihat dari dekat tetapimungkinn karena saat itu aku lebih berkonsentrasi ke proses belajar‐mengajarnya, melihat muridnya& orangtua walimurid yang memenuhi ruangan sehingga konsentrasi lebih kesana, bukan kebangunannnya.Kader pekka pernah menyinggung soalperlunyasemen untuk menambal beberapadinding. Aku membayangkan mungkin hanyaabutuh 1 – 2 sak semen, ”Ah, kaloCuma segitusih, rasanya akupun bisa membantu!”pikirkuusaat itu. Tetapi begitu melihat dari dekat, akulangsungg membuat kesimpulan: Tidak mungkinbangunan ini hanya butuh 2 sak semen. Uang 2jutapun tidak akan cukup untuk menambalkerusakannya. Dinding‐dindingnya retak,penyangga atapnya dibeberapa tempatnyamenggantung, bahkan pada dinding dipojoksebelah timur retak sudah sedemikian besar sehingga kita bisa melihat keluar dengan jelas lewatretakan ini. Berbagai hal terlintas diotakku: Duh,.. Bagaimana ini,.. Bangunan inii sungguh tidak layakuntuk proses belajarmengajar. Apalagi untuk anak‐anak,.. Sungguh sangat berbahaya, apalagi saatini menjelang musimm hujan. Aku takut bangunan ini tidakakan mampu menahann titik‐titik hujanyang mengenainya.Kalo nanti ada apa‐apa dengan anak‐anak bagaimana?Apa yang harus dilakukan? Memperbaiki? Berapa biayanya? Kalo pindah, mesti pindah kemana?Rumah disini kecil‐kecil, tidak mungkin untukmenampung anak sebanyak 40’an orang. Aku tidakpunya bayangan sama sekali.. Ketika kudiskusikan hal ini ke kader lainnya, mereka tidak punyasolusi...Sebenarnya sudah lama kami mengincar TPAsetempat yang saat inii tidak digunakan lagi. Kabarnyadulu sempat ada kasus korupsi sehingga TPAtidak ada aktifitas lagi karena masyarakat sudah tidakpercaya kepada pengurus masjidsaat itu. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh kader, pendidik,walimurid dan PL untuk mendapatkan tempat yang layak untuk proses belajar‐mengajar disini.Mulai dari bolak‐balik bareng‐bareng ke pengurus masjid, dsb. Itupun tidak hanya satu dua kalidilakukan. Aku pernah mendatangi Kepala desa untuk meminta bantuannya, tetapi pihak pengurusmasjid tetap tak bergeming. Mereka tetap pada pendiriannya. TPA tidak boleh digunakan. Whathappen with them?? ? TPA sebenarnya punya siapa? Masyarakat ataupengurus masjid? Tetapi salahsatu pengurus yang berpihak ke kami mengatakan agar kami tidak putus harapan. Kami dimintauntuk membuat permohonan secara tertulis dan meminta tandatangan masing‐masinehkan TPA digunakan untukkepentingan masyarakatnya sendiri dan kami pingin tahu alasan sebenarnya dibalik ini.pengurusmasjid sehingga diketahui siapa sebenarnya yang tidak memperboleTapi kami masih sangat kawatir,berdasarkan pengalaman, ini ternyata bukanlahpersoalansederhana dan dalamkenyataannya masih butuh waktu. Sedangkann kami berlomba dengan waktukarena musim hujanmenjelang sedangkan tempat lain tidak ada yang memungkinkan proses belajarpaud. Tinggal menghitung hari saja, hujan akan datang. .48


Malam itu, ketika kader pendidikan datang ke center pekka untuk memberikan kelengkapan datasebagai salah satu bahan untuk reflekssi Kuningan ini, dia memberikan kejutan menggembirakansebelumpulang kerumahnya. Dia mengabarkan bahwa rumah tersebut sudah diperbaiki.”Bagaimana bisa?” aku heran, beberapa hari ini bahkan aku tidak sempat memikirkannya karenaprioritasku adalah menyiapkan bahan‐bahann untuk refleksi kuningann saat ini. ”Ada uang 5000 ribuuntuk membeli semen, wali murid paud bergotong‐royong mencari pasir dari sungai dekat desa,sedangkan tukangnya masih menghutang!”dia berusaha menjelaskan. Aku tertawa ”Berhutang?Ada‐adaa saja!”. Meskipun aku belum mendapatkan informasi secaraa lengkap, tetapi aku merasapuas danbangga.. Aku merasa begitu ringann ’Sementaraa ini ada rumah yang aman untuk anak‐anakPaud Pekka HarapanBunda!”.Yang ketiga adalah pengembangan media komunitas seperti video danradio komunitas.Berbagai isu kemasyarakatan di dokumentasikann melalui video oleh kader Pekka laludidiskusikan bersama masyarakat umum. Selain itu, radio komunitas yang dikembangkanjuga menjangkau masyarakat umum dan memberikan kesempatan bagi masyarakat disekitarnyauntuk terlibat mengelola radio tersebut termasuk menjadi penyiar danpengawas. Radio komunitas termasuk salah satu media yang cukup efektif membawa Pekkamenjadi lebih terbuka bagi fihak lain. Radio ini jugadimanfaatkan oleh bu‐ibu Pekka untukmenyiarkan secaraa luas materi‐materi yang pernah mereka terima di Pekka misalnya soalundang‐undang PKDRT.Instrumen keempat adalah arena bersama sepertipengembangan kelompok kepentingan,forum‐forum wilayah dan kegiatan dialog masyarakat. Melalui arena ini masyarakat laindilibatkan secara aktif danmengambil peran sesuai dengan posisi, kapasitas dankeinginannya, membaur dengan anggota Pekka lainnya. Forum wilayah diupayakan untukdigelar paling tidakdua tahunsekali. Forum ini menjadi arenaa pesta masyarakat merayakanberbagai pencapaiannya.3. Tantangan KeterlibatanBanyak hambatanyang dihadapi olehpemimpin, kader dan anggota Pekka untukterlibat aktif di dalam masyarakat. Hambatanini datang dari dalam diri mereka sendiri(faktor internal) seperti tidak percayaa diri,tidak memiliki kapasitas, dan pendidikanformal yang terbatas, dan dari luar diri mereka(eksternal) seperti tidak memiliki informasi,tidak diundang, dan tidak dipercaya olehfihaklain. Melalui proses pemberdayaan yangtelahdilakukan selama ini, Pekkapada akhirnyasecara perlahan mulai mampu meraih ranahpublik untuk terlibat aktif baik sebagai anggota biasa maupun sebagai pemimpin‐pemimpin.Hampirsemua sektor telah mampu dimasuki kader Pekka termasuk ranah politik menjadicalon anggota legislatif yangbertarung dalam pemilihan umum tahun 2009 yang lalu.Meskipun secara kuantitatif belum terlalu banyak, namun keterlibatan Pekka di sektorpublik cukup berkualitas.49


Kader Pekka Memantau Pembangunan dengan Kamera FotoAwalnya saya pikir,foto itu hanya sebuah gambar yang memuat sebuah memori tentangkenangan bersama keluarga saat berekreasi, foto‐foto perkawinan dll.tapi, saat saya belajartentang foto dari pekka ,saya menjadi sangat kagum tentang arti sebuah foto . ternyata dari fotokita bias mengadvokasikan suatu keadaan atau kejadian di sekitar kita.Namun, membuat cerita foto itu tidak semudah yang kita bayangkan .banyak langkah yangharus kita lakukan agar advokasi dan informasi yang kita sampaikan ,benar‐benar bisa diterimaoleh orang yang melihatnya.Sepulangnya saya dari belajar tentang foto kemarin, saya pergi ke rumah pak RT, kebetulan beliauadalah seorang pendamping lokal (PL) PNPM untuk kecamatan Siantan. Beliau menyambut baikkerja sama antara PNPM dan Pekka dalam hal advokasi kegiatan PNPM dalam mediafoto,kemudian beliau mengajak saya untuk berkenalan dan sosialisasi tentang tugas saya sebagaiseorang kader foto Pekka untuk PNPM di kantor camat. Disana saya berkenalan dengan fasilitatorPNPM tingkat kecamatan yaitu pak Lukman Asbi beserta stafnya yang bekerja di kantor PNPMtersebut. Kemudian saya mengutarakan tentang maksud dari kegiatan yang akan saya lakukan,dan meminta informasi serta kerja sama dari beliau tentang kegiatan PNPM.Hari –hari pemotretan pun mulai saya jalani, saya awali dengan mendokumentasikan tentangkegiatan pembangunan jalan yang sudah selesai dan yang masih dalam tahappengerjaan,kegiatan ibu‐ibu peminjam uang SPP dan gedung sekolah yang dibangun dari danaPNPM. Dari sanalah ,banyak orang yang mengenal saya sebagai juru foto, tetapi ada sebagianorang yang merasa takut karena mengira saya adalah wartawan yang ingin mempublikasikankegiatan dan ke mana arah dana PNPM di media cetak akhirnya dari seputaran isu tersebutinformasi yang saya dapatkan tentang kegiatan PNPM menjadi terhambat. Saya mencoba berkalikalimenanyakan tentang informasi kegiatan PNPM dengan pendamping lokal atau denganfasilitator desa tetapi tidak ada jawaban yang pasti tentang kegiatan yang sedang dilakukan ataumereka pura‐pura tidak tahu.saya mulai bingung ‘’Apa yang seharusnya saya advokasikantentang kegiatan PNPM?, Bagaimana harus mencari tahu tentang informasi kegiatan PNPM?,Apakah hasil foto yang saya buat sudah benar –benar maksimal?semua pertanyaan itu selalu adadalam hati saya terkadang saya merasa kecewa.Kemudian hal tersebut coba saya diskusikan dengan PL saya,lalu ia menyarankan agar mendekatiorang‐orang yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan PNPM. Saya mulai lagi denganmenunjukkan surat tugas saya dan menceritakan tentang maksud dari kegiatan yang sayalakukan. Akhirnya mendapat respon yang cukup baik dari mereka terutama FK Kecamatan .darisanalah kemudian informasi mulai ada lagi, meski ada juga informasi yang mereka sembunyikanseperti kasus peminjaman dana SPP warga desa Jungkat yang terkendala pengembaliannyakarena uang tersebut dipakai ibu‐ibu peminjam untuk membeli alat perabot rumah tangga ataubarang elektronik yang mereka rasa tidak perlu dikembalikan uangnya karena milik pemerintahdan dianggap sebagai dana bantuan seperti BLT, waktu itu saya diberi tahu kalau penyelesaiantentang masalah tersebut didiskusikan di kantor kecamatan saya datang dan bertanya ternyataacara tersebut tidak berlangsung di sana,saya disuruh ke kantor balai desa Wajok untuk mencariinformasinya kemudian tidak juga saya dapatkan setelah beberapa hari kemudian baru sayadiberi tahu dengan jelas bahwa acara tersebut diadakan di rumah fasilitator desa Jungkat sayagagal lagi mendapatkan suatu berita.Suatu hari saya diberi tahu oleh FK Kecamatan Siantan tentang acara semiloka PNPM yang akanberlangsung di kantor Bupati Mempawah,saya hadir dalam acara tersebut tapi saya merasa takutkarena saya hanya datang sendiri , tidak memiliki undangan resmi dan baru pertama kalinya sayamenginjakkan kaki di kantor bupati. Saat saya mendekati pintu masuk di sana ada dua orang50


petugasyang menjaga pintu masuk dengann perasaan takut diusir dan ditanya banyak hal sayamemberanikan diri juga untuk bertanya dimana tempat acara tersebut dilaksanakan merekalangsungg menunjukkan tempatnya dan tidak menanyakan tentang undangan,akhirnya saya punlega.Disana saya diperkenalkan olehpak Lukmandengan PL, FK dari kabupaten dan desa lain diKalimantan Barat serta salah seorang bapakyangbertugasuntuk PNPM di tingkatt provinsi yaituBapak Santi Pangaribuan .sayaa bercerita kepadabeliau tentang tugassaya dan menunjukkann surattugas saya . beliau menyambut baik kerjasamaantara PNPM dan Pekka .Ternyataa tidak hanya saya yangsulit mendapatinformasi kegiatan PNPM, akan tetapi Ibu Elisa juga selaku koordinator SPP desaWajok Hilir. Saatitu, ada rapat koordinasi bulanan PNPM beliau tidak diberitahu sebelumnya tentang rapattersebutt .hanya pada saat rapat sedang berlangsung baru di beri tahu melalui hp oleh tpk desa ,karena suasana rapat akhirnyaa tpk desa tidak memberitahu dengan jelas tentang tempattpelaksanaan rapat tersebut.11 Maret 2009 lalu, saya bersama pendamping lokal PNPM pergi bersama menghadiri acaraaperesmian gedung sekolah hasil dari dana PNPM. Saatacara pengguntingan pita akan di mulaisaya mengambil posisi yang saya rasa tepatt untuk posispengambilan foto,tetapi saya didorongoleh salah seorang reporter tv hampir saja kamera dalam tangan saya jatuh terhempas kelantai.Saya marah dan bertanya kenapa mereka mendorong saya ,merekahanya menjawab kalausayamengganggu prosess pendokumentasian mereka.Ada duapengalaman yang menarik bagi saya yang pertama yaitu saat rapat tahunan pnpmdibalai desa Wajok Hilir , yang melakukan penggantian pengurus koordinasi spp untuk tingkatdesa,pendamping lokal ,monitoring desa, dan pemaparan hasil kerja dan pembangunan saranaprasarana yang sudah selesai dibangun serta pengajuan rencana yang akan dilakukanselanjutnya. Saya ditunjuk oleh tpk desa sebagai PL tingkat kecamatan namun, banyak yangmenolakdengan alasan saya perempuan dan banyak terlibat dalamkegiatan lain diluari PNPM,dan pada akhirnya saya ditunjuk sebagai monitoring desa Wajok hilir, tetapi saya sampai saat ini,saya tidak mengetahui dengan jelas apa yang harus dilakukan atau tugas seorang monitoring desa.Saya bertanya dengan kader desa katanya ‘’kita hanya memantau jalannya suatu proyekpengerjaan sarana dan prasarana PNPM.’’ Tapi sampai saat ini saya belum diberitahu tentangkegiatanpnpm selanjutnya. Pengalaman yang kedua yaitu karena belum ada orang yang maumengisi kekosongann posisi pl tingkat kecamatan akhirnya saya ditawari oleh fk kecamatan untukmenjadipl beliau menunjuk sayaa karena hampir semuakegiatan pnpm saya hadir dan saya jugabanyak aktif dikegiatan lain seperti menjadi kader posyandu dan pekka, hati saya merasa sangatsenang sekali tapi saya mencobadulu seperti apa tugas yang harus dikerjakan seorang pl .Namun ketika saya meminta ijinkepada keluarga, mereka tidak meresponnya dengan baik. Merekabilang anak perempuan yang sering keluar rumah itu tidak baik karena banyak pikiran negativemasyarakat. Apalagi saya pernah difitnah mau merebut suami tetangga sebelahrumah hanya garabisagara menumpang motornya ketika pulang kemalaman. Sedangkan saya juga merasa belummembagi waktu untuk keluarga,pekerjaan dan pekka. Saya juga merasa belum mampu karenapekerjaan pl itu berat agar dapat membantumembangun desa, sayaa merasa belum berpengalamandan kemampuan berpikir masihterbatas. Demikianlah pengalamansaya yang dapat dibagi selamasaya menjadi kader foto PNPM, semoga membawa banyak kebaikan.51


Program pemberdayaan hukum dan politik telah memotivasi Pekka dan juga membangunkapasitasnya untuk aktif mengatasi berbagai masalah sosial kemasyarakatan misalnyapenanganan kasus‐kasus kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual yangditemui di lapangan. Cukup banyak kasus yang harus ditangani oleh ibu‐ibu Pekka dengansegala keterbatasannya. Di beberapa daerah ibu‐ibu Pekka menjadi tempat berkonsultasidan rujukan pertama bagi perempuan ketika menghadapi persoalan kekerasan dalamhidupnya. Hal ini membuat Pekka harus mengembangkan center‐center yang mereka milikimenjadi rumah aman bagi perempuan yang mencari perlindungan.Pekka dan Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di MasyarakatWalaupun aku sudah tinggal dan menetap di wilayah kerjaku sejak awal 2002, tetapi aku belumpernah mendampingi korban perkosaan yang dilakukan oleh ayah tirinya. Bagiku itu pengalamanyang sangat berharga dan sekaligus pengalaman yang sangat membuat pikiran, perasaankubagaikan tersayat‐sayat. Karena seorang anak perempuan di bawah umur di mana dia sebenarnyaharus bermain, belajar, sekolah, akan tetapi dia harus menanggung resiko yang sebenarnya dia tidaktahu harus berbuat apa dengan kejadian tersebut, dia hanya menerima dan pasrah saja tanpa bisaberbuat apa.Ketika mendampingi korban di polsek untuk diambil BAP serta ke rumah si korban untukmenanyakan kasusnya, serasa dia itu tidak ada persoalan biasa‐biasa saja tanpa ada reaksi apapun.Kemudian di pengadilan negeri, kita dampingi untuk persidangan pertama, si korban biasa‐biasasaja reaksi ketika hakim bertanya tanpa ada rasa kemarahan terhadap si pelaku. Malah si korban itusampai hamil, akan tetapi dia tidak pernah marah. Yang sangat mengecewakan lagi ibu si korbantetap membela si pelaku walaupun tetap membela si pelaku walaupun anak kandung sudahdiperlakukan seperti itu.Dalam kurun 1 tahun ini, membuat aku capek dan lemas dengan keadaan seperti diatas, karenatidak hanya 1 kasus saja. Tetapi dalam tahun ini ada 5 kasus yang didampingi dan kebanyakanpelakunya adalah ayah tiri dan lebih lucu dan mengherankan aku sebagai perempuan. Ibu si korbantetap membela suaminya sebagai pelaku walaupun anaknya itu sudah diperlakukan seperti itu,bagiku aneh karena seorang ibu kandung yang telah mengandung dan melahirkan anaknya sendiri,tetapi tetap menyalahkan si anak yang secara biologis dia itu tidak tahu, di mana nurani seorang‘ibu’.Untungnya aku punya teman‐teman sesama PL dan kader yang saling mendukung. Kemudian kitabermitra dengan polsek, kejaksaan sehingga kasus‐kasus tersebut ada putusan hakim yangmemberatkan si pelaku yang bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat lainnya.Selain itu juga, tidak ada respons dari pemerintah daerah untuk melihat kejadian‐kejadian/kasuskasusyang terjadi terhadap anak perempuan di bawah umur, sehingga membuat kita di lapanganpusing 7 keliling memikirkan bagaimana si korban ini karena kalau korban‐korban itu masih tetapberada di lingkungan keluarganya atau ibunya sehingga korban terintimidasi dan tidak leluasa untukbercerita.Kemudian serikat Pekka Kab. Aceh Barat Daya melakukan dialog‐dialog dengan pihak‐pihak terkaitseperti BPM dan bupati terhadap keprihatinan terhadap kasus‐kasus tersebut, akan tetapi merekaitu hanya prihatin saja belum ada reaksi atau tindakan apa sebenarnya yang harus dilakukan olehberbagai pihak untuk melindungi si korban seperti rumah aman yang masih dipertanyakan olehseorang bupati apakah perlu adanya rumah aman dan seberapa banyak kasus‐kasus tersebut?Belum lagi, tidak adanya sebuah forum pemangku kepentingan dalam menyikapi persoalanpersoalankekerasan terhadap perempuan.52


Secara kolektif, Pekka juga mulai mengembangkan diri menjadi kontrol sosial dalammasyarakat. Berbagai kegiatan advokasi melalui dialog‐dialogg dan hearing dengan pejabatsetempat telah dilakukan kelompok Pekka guna menyuarakankepentingan dan keprihatinanmereka. Berjejaring dengann fihak lain baik di tingkat lokal, wilayah, Nasional danInternasioanl, merupakan cara lainnya untuk mengembangkann keterlibatan Pekka di sektorpublik.Pekka dan Advokasi Fraksi BalkonBeranjakdari pengalaman musrembang di tingkat desa yang dirasa belum bisa banyakmempengaruhi kebijakan yang bermanfaat bagi perempuan kepala keluarga, menjadi keprhatinan.Disisi lain perempuan kepala keluarga juga harus mampu melakukanperan politisnya untukmengakses anggaran yang merupakan satudari sasaranuntuk mampu mengkases sumber daya disekitarnya,untuk proses keberlanjutan dan kemandiriannya. Bekal ilmu politik berkaitan dengananalisa anggaran berbasis gender ”gender budget” dan telah dipeoleh dari pelatihan baik dariseknas pekka maupun dari lembaga lain praktisnya mampu mendorong pekka merespon persoalansosial yang terjadi. Beberapa waktu lalu pekka mulai sadar betul bahwa mekanisme musrembangbukanlah satu satunya langkah dalam proses advokasi anggaran. 4 bulan terakhir menjelangakhirtahun adalah moment tepat untuk melakukan lobby di tingkat legislatif. Saatnyaa pekka mulaimengaplikasikan ilmunya untuk melakukan proses advokasi.Selama bulan November serikat pekkaCianjur mulai mengenal lebih dalammengenai Lembaga Legislatif,membiasakan diri untuk mengenal DPRDCianjur sebagai rumah rakyat. Orientasiwilayah mengenal lebih dekat kantor DPRDyang baru saja diresmikan sepertinyapersoalan sepele.tetapi rencana ini adalahbagian dalam prosess penyapihann pekka.Anggap saja ’tour’ singkat. Tetapi disiniada banyak hal yangpenting dikenali dandipelajari. Diantaranya adalah mengenalpeta politik yang adaa sekaligus mengetahui konstalasi politik besertainstrumentt yang ada.Menjelajah ruang demi ruang komisi yang memiliki peran dan fungsi terkait dengan isu persoalanyang ditanganinya. Mengenal mekanisme birokrasi untuk membangun komunikasi dalam bentukaudiensii ataupun hearing di DPRD, salah seorang mantan camat Pacet menjadi staf administrasi diDPRD paling tidak ini memudahkan pekka dalam melakukan advokasi di tingkat DPRD.Melihat moment saat ini adalah waktu yangtepat untukmelakukan pendekatann di tingkat legislatif.Hampir sebagian besar anggota legislatif cianjur saat inii adalah pejabat baru,membaca situasiseperti ini penting untuk pekka melakukan pendekatan upaya ini dilakukan paling tidak untukmembuka akses bagi Serikat Pekka tingkat kabupaten. Mengingat lobby di tingkat legislatif jugapenting dilakukan sebagai bentuk terobosanupaya advokasi bagi pekka dan memperjuangkan isueperempuan lainnya. Disamping itu tahapan lanjut bagi pekka untuk membuka akses secaralangsung. Selama ini upaya pendekatan yangdilakukan masih terbatas aksesnyaa di tingkat eksekutif.Kesempatan ini bisa berpeluang startegis disamping upaya lobby di tingkat eksekutif maupunturutserta di musrembang.Secara kebetulan Komnas perempuan mengamanatkan Serikat Pekka menjadi fokal point untuk53


kegiatan penguatan kelompok reformis lokal. Tawaran ini menjadi pendukung kegiatan penguatanpolitik serikat kabupaten Cianjur. Sudah barang tentu berdampak positif bagi pekka secara langsung.Membuka peluang serikat pekka untuk memasuki gerbang kerjasama yang lebih luas. Satu langkahkedepan serikat pekka memasuki dunia lain. Pengalaman kerjasama yang pernah dilakukan melaluiforum pemangku kepentingan aparat penegak hukum sekarang makin meluas tidak lagi terbataspada aparat penegak hukum saja, tetapi sudah menjajaki ke tingkat legislatif. Jajaran legislatif yangbelum lama dilantik sekitar Agustus lalu memberi warna baru politik di Cianjur. Paling tidak bisamemberi harapan baru bagi kemajuan masyarakat Cianjur khususnya juga berdampak pada pekka.Peluang strategis bagi pekka apabila melihat posisinya sebagai serikat pekka juga memliki pengaruhpolitis. Pendekatan ini dilakukan terhadap beberapa tokoh kunci seperti Ketua komisi 1 , komisi 2komisi 3 dan komisi 4 . Berdasarkan informasi yang diperoleh dari bagian humas, persidangan danrisalah mengatakan bahwa komisi 4 Bidang Kesejahteraan Rakyat tepat untuk dijadikan sasarankerjasama kedepannya bagi pekka. KOMISI IV bidang Kesejahteraan Rakyat meliputi bidang sebagaiberikut: Ketenaga kerjaan , Pendidikan dan kebudayaan , Pemuda dan olah raga, Agama, Ilmupengetahuan dan tekhnologi , Kesejahteraan Sosial, Kesehatan dan Keluarga berencana, Perananwanita, Organisasi Masyarakat, Penerangan/pers, Ketahanan Pangan.Perkenalan dengan beberapa anggota komisi dari rekomendasi yang diperoleh dari beberapa temanjejarin juga berpengaruh, ibu Tika mewakili ketua serikat Jabar menemui ketua komisi IV ibuSUSILAWATI dari fraksi PDIP bahkan menemui Ibu ISTINGANAH dari fraksi PKS, Bp Lepi dari fraksiPKB dll. Dari hasil pertemuan yang di lakukan di DPRD kabupaten Cianjur respon ketua komisi cukupbaik. Mengajak pekka berteman dengan beberapa organisasi perempuan lainnya juga menambahpengalaman untuk membangun kekuatan bersama memperjuangkan isue perempuan. Sehinggapekka sempat ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan untuk mengundang anggota dewan dalamworkshop penguatan kelompok reformis lokal yang diantara peserta adalah anggota dewanlegislatif. Disamping itu pekka juga turut serta menjadi peserta dalam workshop selama 2 haritersebut. Dari pelatihan ini pekka duduk bersama memperkaya pengetahuannya tentang advokasi.Pasca pertemuan dengan anggota legislatif dan teman jejaring lainnya memperluas cara pandangpekka melihat persoalan yang terjadi di sekelilingnya. Tidak lama kemudian diperoleh informasi darianggota legislatif bahwa anggaran untuk perempuan ternyata mengalami pengurangan untukRAPBD 10 dan tahun berikutnya, bahkan hanya di plot sebesar 125 juta saja. Persoalan lainnyaadalah selama ini belum ada regulasi seperti perda partisipatif, perda perlindungan buruh migrandan lainnya. Sehingga mendorong ibu‐ibu pekka untuk semakin sensitive melihat persoalan yangterjadi di sekelilingnya.Menyikapi persoalan ini maka serikat pekka mulai membangun kekuatan bersama dengan banyakterlibat dan melibatkan diri pada proses tahapan advokasi yang menjadi potensi untukmemperjuangkan persoalan perempuan. Bahkan memerankan fungsi kontrolnya terlibat menjadifraksi Balkon untuk memantau proses paripurna hasilnya mereka memperoleh gambaran informasikonstelasi politik berkaitan dengan komitmen pemerintah arah pembangunan.Dari informasi yang diperoleh maka pekka mulai menyusun strategi untuk merespon persoalan.Beberapa cara yang ditempuh adalah Menjadi Fraksi Balkon . Sebagai Fraksi balkon pekka memilikikesempatan melihat proses bagaimana Rapat paripurna berjalan, pandangan akhir fraksi terhadappembangunan yang telah dilakukan . Kemudian Tentang Kebijakan percepatan laju pembangunanWilayah cianjur . Melakukan reformasi hukum, APBD tahun 2009 masih dianggap tersendat untukupaya mengentasan kemiskinan.Disamping itu empertanyakan laporan anggaran lalu, pertanggungjawaban bupati sebagai lembaga eksekutif, yang dianggap masih kurang tepat sasaran. Untuk arah54


pembangunan kedepannya Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan menjadi prioritas utama.Rapat paripurna ke 2 dilakukan proses pengesahan serah terima kesepakatan berita acara DPRDdan bupati. Adanya kenaikan PAD yang signifikan mendorong fraksi‐fraksi untul mempertanyakanpada para eksekuti mengenai peruntukannya yang masih diangap kurang jelas.Pengalaman pertama sebagai fraksi balkon membuat pekka semakin memahami proses danhubungan antara legislative dan eksekutif, arah kebijakan Pembangunanan PEMDA kabupatenCianjur, sasaran pembangunan kedepannya dan bagaimana menyiasati untuk menyikapi kebijakantadi. Sebagai tindak lanjutnya pekka sudah memiliki agenda untuk melakukan Hearing ke Komisiyang bersangkutan menangani tentang pemberdayaan perempuan. Disamping itu pekka sudahmengenal beberapa tokoh kunci di KOMISI 4 paling tidak dapat mempermudah proses advokasikedepannya.Sekitar akhir november lalu dan pertengahan desember Pekka mengajak beberapa organisasiperempuan lainnya melakukan hearing dengan menyampaikan beberapa pesoalan melaluipernyataan bersama ;• Mendorong peningkatan anggaran “berbasis gender” agar memiliki kebermanfaatan bagiperempuan, anak dan masyarakat• Menghimbau untuk dilakukannya kajian anggaran yang berkeadilan gender• Memastikan bahwa anggaran yang telah di alokasi tepat sasaran dan sesuai kebutuhanmasyarakat terutama perempuan dan anak• Mendorong terciptanya transparansi dan akuntabilitas anggaran berbasis gender• Membuka akses informasi/data bagi masyarakat untuk mendapatkan dokumen publik• Mendorong terbentuknya kebijakan untuk melibatkan perempuan dalam perencanaan mulaitingkat desa (musrenbangdes)Hearing pertama dilakukan bersama dengan 7 organisasi lainnya. Kemudian Hearing keduadilakukan dengan memanfaatkan momen kampanye 16 hari kekerasan terhadap perempuan yangmerupakan agenda nasional . Pekka terlibat dalam aksi damai bersama organisasi perempuanlainnya. Momentum ini penting untuk menunjukkan kepada lembaga legislatif bahwa organisasiperempuan dan khususnya <strong>PEKKA</strong> memang ada. Bukan sebagai LSM yang selama ini hanyadianggap sebelah mata . Saat pekka menjadi fraksi balkon , di saat bersamaan para eksekutif yangantara lain adalah dinas dinas kab.Cianjur ,diantaranya adalah kepala BPMD pak Tohari yangselama ini mengetahui pekka, merasa terkesan bahkan terkejut melihat ibu pekka berada di atasbalkon memantau proses bahkan beliau sempat mengajukan jempol ke arah ibu pekka. Ketika pekkamelakukan hearing ke komisi 4, tidak disangka bertemu dengan pak Falah yang anggota MSFbertugas mengawal demonstrasi di gedung yang sama, dan akhirnya pak Falah memilih mengantaribu pekka ke komisi 4 sepertinya kagum melihat anggota pekka melakukan hearing .Proses yang telah dilakukan memberikan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana prosesadvokasi dilakukan seperti , melakukan hearing di KOMISI 4, Melakukan AKSI DAMAI yang tertib danaman, dan terlebih menjadi fraksi Balkon, membangun kerjasama jaringan dengan lembagalegislatif dan organisasi perempuan lainnya untuk membangun kekuatan bersama . Dari tahapanyang telah dilakukan pekka secara langsusng dapat memperkuat pekka dalam melakukan Advokasianggaran yang disadari merupakan salah satu bentuk upaya yang secara terus menerus untuk tetapdilakukan . Untuk membuka akses dalam menjaga keberlanjutannya.55


V. PELAJARAN BERHARGA DAN LANGKAH KEDEPANAda tiga dimensi kekuasaan yang menjadi faktor pendorong sekaligus penghambat dalampemberdayaan masyarakat miskin khususnya perempuan kepala keluarga. Oleh karena itu,di tiga dimensi inilah proses pemberdayaan Pekka dan masyarakat miskin dilakukan selamaini.1. Pertama kekuasaan yang nyata dan terlihat, yaitu dalam bentuk kekuasaanpemerintah, peraturan, perundangan yang mengikat dan mengatur kehidupanmasyarakat.Melalui PRIME coba dibuka ruang seluasnya bagi Pekka dan masyarakat miskin untukmenggapai kekuasaan ini melalui kegiatan advokasinya. Peningkatan kapasitas danmotivasi Pekka untuk bisa berdialog dengan pemimpinnya, melaksanakan kewajibansebagai warga negara dengan terlibat aktif memberikan masukan secara langsung padapemerintah, belum sepenuhnya diikuti dengan tumbuhnya komitmen dan kemauan politikpemerintah untuk membuka diri terhadap masyarakatnya, khususnya kelompok Pekkayang memang berasal dari kalangan miskin dan terbelakang selama ini. Hal ini tentu sajamenjadi tantangan tersendiri untuk membangun pula kesadaran penguasa untuk membukapintu demokrasi kepada semua lapisan masyarakat.Pekka dan Sang Bupati yang Susah DijangkauDalam kurun waktu 2008 ‐2009 banyak kasus yang terjadi di Aceh Barat Daya mulai dari KDRTsampai pencabulan yang rata‐rata anak di bawah umur. Melihat kondisi yang memprihatinkan inipemerintah seakan‐akan tutup mata dan tidak menanggapi persoalan seperti itu. Oleh karena itukami memutuskan untuk melakukan audiensi dengan Bupati. Hal ini ternyata tidak mudah karenadalam penjajakannya mereka menganggap kami datang hanya akan mengajukan proposalkegiatan. Selain itu mungkin mereka juga heran melihat penampilan pendamping lapang yangdatang ke kantor pemerintahan dengan penampilan sederhana. Dalam bayangan mereka kamiseperti pengemis dengan tas penuh proposal.Perasaan percaya diri akhirnya timbul pada saat itu. Persetan dengan anggapan orang yangpenting tujuan yang diharapkan tercapai, bukan untuk kepentingan pribadi tetapi untukmemperjuangkan hak orang banyak. Kekecewaan kami hadapi pada saat itu dan membuat kamimerasa ingin menangis. Betapa tidak dihargainya seorang yang berpenampilan biasa mengisi bukutamu untuk berjumpa dengan bupati. Setelah menunggu 2 jam, asisten bupati memberi tahukanbahwa bupati banyak pekerjaan dan tidak bisa diganggu. Tidak putus asa pada saat itu karenawalaupun tidak diizinkan berjumpa bupati, kami memutuskan menjumpai wakilnya saja. Hal yangsama juga terjadi, kami menunggu 4 jam sampai semua orang yang ada di kantor sudah mulaipulang satu persatu. Namun akhirnya kami bisa berjumpa dengan wakil Bupati Aceh Barat Dayayang cukup merespon tentang Pekka. Akan tetapi setelah melakukan pertemuan kami ingin wakilbupati melakukan dialog langsung dengan ibu ‐ibu pekka agar dia bisa melihat langsung dilapangan. Namun pertemuan itu hanya berakhir di situ saja, setiap dihubungi banyak alasan yangdisampaikannya yang intinya belum sempat untuk berdialog dengan ibu‐ibu.Upaya terus dilakukan diantaranya berdialog dengan anggota DPR. Janji dengan Bupati pun sudahdilakukan namun tidak sedikitpun mereka memberi perhatian terhadap pekka. mungkin yangsudah sangat mengenal pekka hanya pihak kepolisian dan kejaksaan saja yang sudah menjaditeman atau mitra pekka selama penanganan kasus selama ini.56


2. Kedua, kekuasaan yang tersembunyi yaitu kekuatan yang menentukan segala sesuatudaribalik layardi luar koridor ketentuan yang berlaku.Kekuatan ini biasanya mempengaruhiperilaku kelompok Pekka dan masyarakatmiskinlainnya untuk terlibat atau tidak dalam upaya‐upaya pemberdayaan yangdilakukan melakuiPRIME selama ini. Misalnya, dengan pengaruh uang yang selama inii diberikan kepadamasyarakat, menyebabkanmasyarakat enggann untuk terlibat dalam upaya‐upayapemberdayaan yang tidak langsung mendatangkann uang. Pemberdayaan, pendidikan danpengetahuan, tidak dilihat sebagai investasi namun sebagai hal yang merugikan.Pembuktian hal ini tentu saja tidak mudah apalagi ketika pada saat yang bersamaan adafihak ‐ fihak yang memiliki paradigma berbeda terhadap model program.Pekka dan ProgramDana Gratis bagi MasyarakatDi tahun2009 program Pekka diwilayah Aceh Jaya sudah memasukitahun ke 2 dimana dan sudahmelewati berbagai macam hambatan dan kemudahan baik itu dalammenghadapi masyarakat,tokoh masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Wilayah Aceh Jaya merupakandaerah yangpernah ditimpa musibah Tsunami yang sangat dahsyat. Sebagai akibatnya paskaa Tsunami, wilayahini dibanjiri dengan sumber danaa dari pendonor sehinggamembuat perubahan bukan hanya polapikir masyarakat yang menjadi malas untuk berusaha tapi budaya yang ada jugaikut berubahdengan sendirinya. Dulu saya pernah sempat berpikir apa mungkin wilayah AcehJaya ini dijadikanwilayah kerja Pekka dan apakahbila nantinya kelompokk Pekka sudahterbentuk di Aceh Jayaa akansukses/berkembangseperti wilayah‐wilayahh lain yang ada di 8 propinsi?Sepertinya itu mustahil terjadi karena apa saya melihat masyarakatyang sudah sangat terlena(terbuai)dengan bantuan yang ada. Setiap saya mendatangi kepala desa untuk membentukkelompok selalu sajaa mereka memberi pertanyaan yang memaksa saya untuk menyatakan tidak adabantuann dana dari <strong>PEKKA</strong>. Sebagai akibatnya kepala desa itu berkata “kalau memang tidak adauang/dana lebih baik adik ini jangan kemari karena NGO‐ NGO lain yang ada dana saja, sayamempertanyakan kepada mereka berapa dana yang sanggup kamu kasih buat masyarakat”.Walaupun saya pulang dengan rasa bingungg dansedih, tetapi jauh didalam hati saya yakin dengansegini banyak masyarakat atau kepala desa yangada di wilayah Acehjaya pasti ada sebagiankecilyang mau untuk diajak menjadi anggota kelompokPekka. Singkat ceritaAlhamdulillah denganberkurangnya aktivitas NGO‐NGO yang ada diwilayahAceh Jaya dan dengan berkurangnya danabantuann yang secara cuma‐cumditerima olehmasyarakat setempat, secara perlahan Pekka dapatdikembangkan. Sampai dengan akhir 2009 inikelompok Pekka di wilayah AcehJaya sudah terbentuk 10 kelompok di 10 desa dengan jumlahanggotaa kelompok kurang lebih 340 orang. Mereka sudah melakukan kegiatan‐kegiatan sepertisimpan pinjam, pendidikan, membentuk LKM, sosialisasii tentang hukum dan politik dan masihbanyak juga kegiatan‐kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka sehari‐hari seperti belajarmembuat kue, belajar menjahit dan keterampilan‐keterampilan lainnya.Di saat ini , di akhir 2009 sudah banyak sayaa mendengarsendiri baikdari anggota kelompoklangsungg maupun kepala desanya sendiri yang berkata “untung ada kelompok Pekka yang mau57


Pekka dan kelompok masyarakat miskinlainnya menginternalisir nilai‐nilai ini secaraterus menerus.Ada nilai yang positifdanbersifatmenguatkan misalnya keyakinanspiritual yang memberikankekuatan setiapindividuuntuk bertahan dalamkesulitan yangdihadapi. Namun demikian, tidak sedikit darinilai‐nilai ini yangmenjadi kontra produktifbagi kelompok Pekka dan masyarakat miskinyang harus berjuang keras untukkelangsungan hidupnya. Misalnya ketentuan‐Pekka. Misalnya keyakinan seorang janda yang suaminya meninggal tidak diperkenankankeluar rumah sampai batas waktu tertentu. Padahal yang bersangkutan harus mencariketentuan adat terhadap kehidupan seorangnafkah. Membongkar keyakinan seperti ini tentu saja tidak mudah.masuk ke wilayah kami Aceh Jaya. Padahal kalau tidak kami sudah tidak tahu harus bagaimanamenghadapi kehidupan sehari‐hari kami. Di sini kami bisa berkumpul dengan teman, meminjamuang kalau lagi kepepet, melakukan kegiatan‐kegiatan yang bermanfaat (seperti belajar danbuatPAUD) dll”.Saya juga bertambah bersemangat lagi ketika pemerintah yang ada di Aceh Jayaa ternyata sangatmendukung kegiatantersebut. Waktu berdialog dan mencoba mengundang dinas pemberdayaanperempuan yang ada di Aceh Jaya mereka datang dengan senang hati dengan membawa teman‐tersebutt sangat menanggapi secara positif kegiatan Pekka di wilayahAceh Jaya. Merekateman dari NGO‐NGO lain seperti UNDP danPalang Merah Kanada. Ternyata para undangannmenanyakan apakahPekka hanya dikembangkan di kecamatan SetiaBakti saja?Saya jawabInsyaAllah keinginan sayaa sebagai PL dan ibu‐ibu yang lain Pekka ada di semua kecamatan di AcehJaya.Dari hasil dialog tersebut Pekka di Aceh Jayaa banyak mendapatkan tawaran untuk mengikutiikegiatanseperti pelatihan‐pelatihan yang akan diadakanbaik oleh NGO maupundinaspemberdayaan perempuan itu sendiri yang lebih lucunyaada pertanyaan dari dinas pemberdayaanperempuan itu sendiri, apa anggota yang hadir di sini mendapat uang saku setelah selesai dari acaraini? Sayaa dengan tegasnya menjawab tidak, mereka hanya mendapatkan penggantian uang bensinuntuk pulang pergi dari LKM (itupun riil). Dengan begitu orang dinas tidak berani untuk memintauang saku pada Pekka karena bu‐ibu Pekka saja tidak dikasih uang saku, apalagi mereka. Padahalsebelumnya setiap kali NGO atau siapa saja yang mengundang mereka (dinas) seperti hal yang wajibkayaknya untuk memberi uang saku kalau tidak rasanyaa tidak enak dan NGO yang hadirpun merasamalu sendiri. Merekapada waktu salah satuibu anggotaa mengatakan maaf kami tidak punya uangsaku untuk ibu‐ibu dan bapak pulang karenaa kami datang ke pertemuan ini saja secara swadayasendiri.3. Ketiga, kekuasaan yang tak terlihat yaitu berupa nilai‐nilai adat, budaya dan agamayang ada di dalam masyarakat dan dianut oleh setiap orang.58


Pekka dan Adat yang MembelengguTanggal17 September 2009 adalah suatu hari yang sangat mengejutkan ina Dafrosa Surat,mengapademikian karena pada hari ini dia harus menjadi seorangjanda secara tiba‐tiba di tinggal sangsuami karena jatuh dari atap rumah yang sedang mengatap rumah adik iparnya. Suaminya ina Rosaadalah seorang tukang kayu danbatu tapi 10 tahun terakhir dia tidak bekerja membangun rumahlagi entah apa penyebabnya. Semasa dia tidak bekerja dia hanya tinggal di rumah menjalankantugas istri memasakdan mencuci,menguruscucu‐cucunya karena istrinya ina Rosa berjualankepasar dalam satu hari dia bisa mendatangi 2‐3 pasar.Ina Rosayang biasa di sapa dalam kesehariannya selalu bekerja keras tanpa mengenal lelah dalamsatu hari dia bisa mendatangi tiga tempat pasar untuk berjualan sarung tenun Adonara, kain‐kainkebaya, sarung‐sarung mandar,dll kini dia harus duduk di rumah tanpa harus berjualan karenasuaminya telah meninggal dunia. Apakah inii Adat atau kebiasaan menjadi pertanyaanku selamaini,apakah saya mampu menjawab ini semua….???Suami ina Rosa meninggal menurut orang Adonara ini hal yang tidakwajar karena jatuh,sehinggasebagai seorang istri yang kini telah menjanda harus mempunyai tanggungan yang cukupberat,walaupun sebelum suami ina Rosa belum meninggal dunia punina Rosa dianggap sebagaikepala keluarga karena pencari nafkah utama dalam keluarga sehingga beberapa bulan lalusekitarbulan Juli 2009 ina Rosa mendaftarkan diri menjadi anggota pekka,namun sekarang dia benar‐benarmenjadianggota pekka dengan beban yang sangat berat ia tanggung karena sang suami meninggaldengan cara tidak wajar. Meninggal dengann cara tidak wajar ini di akhiri dengann suatu acaraa pestaadat yang biasa dikenal dengan pesta “LEWAK TAPO” artinya”Belahkelapa”.Kematian yangtidak wajarini menurutorangAdonara harus di cari penyebab kematian,maka dari itu ina Rosa tidakakan pergi ke pasaruntuk berjualansampai urusan adat selesai.Sebelum urusanadat selesai semua anggotakeluarga harus berkumpul baik malam ataupunsiang. Berkumpul ini tidak hanya duduksajatapi harus ada makan minum semua harusdibeli dengan uang sedangkan ina Rosatidaklagipergi ke pasar untuk berjualan bagaimanabisamembeli semua ini? Hal ini sangat dilemakarena suami meninggal istri tidak boleh pergike mana ‐ manaa tapi jika istri yang meninggalduluan sang suami sudah kelayapan setelahmalam ke 5. Hal ini menjadi tanda Tanya besar dalam diri saya bahwa ini diskriminasi laki‐laki bisatapi kenapa perempuan tidak bisa? Ina Rosamasih mempunyai tanggungan 2 orang anak yangmasih kuliah di Bandung dan Makasar.Dalam kematian tidak wajar ini pun ina Rosabersama anak‐anaknyaa serta seluruh keluarga besarbanyak sekali pantangan diantaranya tidak boleh makandaging‐dagingan,telur,,dan semua yangberasal dari kelapa,serta seluruhbarang yang ada di dalam rumah itu tidak boleh keluar rumahwalau sepenting apapun seperti barang dagangan. Hal ini dilakukan satu Minggumenjelangacarapesta adat “LEWAK TAPO” itu.Acara ini merupakansalah satu acara final dimana penyebab meninggalnya suami ina Rosa harus diketahui, maka dalamacara ini dihadiri oleh seluruh kerabat baik di desa tetangga ataupun sanak59


keluarga yang ada di wilayah lain. Acara ini biasa di sebut sebagai pesta ayam karena yang dipotonghari ini bukan kambing atau babi tapi sekitar ribuan ekor ayam yang dipotong dalam pesta ini.Dalam pesta ini pun mulai dari potong,membersihkan, masak hingga melayani makan seluruh tamuadalah laki‐laki jadi perempuan sebagai raja hanya hari ini dan pesta adat “Lewak Tapo”ini. Uniknyajuga dalam acara ini semua makan yang di sajikan bukan dengan piring atau mangkuk serta sedokdan garpu tetapi makan diatas daun pisang minum air pakai tempurung kelapa dan anyaman daridaun lontar pokoknya semua secara tradisional dan perempuan hanya jadi raja sesaat pada pestaini.Tahun 2010, PRIME akan terus memberdayakan Pekka dan kelompok masyarakat miskin disekitarnya untuk berproses menghadapi tiga dimensi kekuasaan tersebut, mengadvokasibentuk kekuasaan tersebut yang bersifat negatif, dan memperkuat yang membawa ke arahperubahan sosial. Center ‐ center yang telah ada akan terus dikembangkan agar secaraberkesinambungan dapat menjadi ruang bagi masyarakat untuk belajar, membuka wawasandan pada akhirnya membangun kekuatan kolektif melakukan perubahan sosial.60

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!