Minimagz_VOL 8
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
HIGHLIGHTS<br />
tata kelola alam yang serampangan<br />
ini, adalah mencuatnya krisis air<br />
bersih. Ketidakseimbangan ekologis<br />
juga berakibat pada kekacauan<br />
distribusi air bersih. Sejumlah<br />
tempat mungkin berlimpah air,<br />
namun di wilayah lain menghadapi<br />
kenyataan sungai-sungai yang<br />
mereka miliki tercemar limbah,<br />
mata air tanah yang berbau dan<br />
berwarna, serta mengandung racun<br />
atau sumber penyakit lainnya.<br />
Wakaf Air<br />
Aksi Cepat Tanggap (ACT)<br />
sebagai lembaga kemanusiaan,<br />
yang salah satu fokusnya adalah<br />
penanganan bencana yang<br />
tidak hanya bersifat emergensi<br />
namun juga menginisiasi program-program<br />
pencegahan bencana. Bukan hanya bencana<br />
alam namun juga bencana sosial, seperti<br />
kemiskinan yang terjadi karena terbatasnya<br />
akses pada infrastruktur vital semisal minimnya<br />
ketersediaan serta kelangkaan air, juga<br />
ketiadaan fasilitas sanitasi air bersih memadai<br />
yang mungkin berpotensi menjadi sebab<br />
munculnya masalah-masalah kesehatan<br />
masyarakat. Ini mungkin menjadi bencana<br />
yang sesungguhnya, karena bersifat jangka<br />
panjang. Maka Global Wakaf (GW) dari<br />
ACT hadir untuk memperjuangkan ikhtiar<br />
menjawab pencegahan bencana bukan<br />
hanya alam, namun juga bencana sosial<br />
(kemanusiaan). Gagasan tentang Wakaf<br />
Air terbukti di lapangan, Tim Implementator<br />
dari Global Wakaf (air) menemukan tak<br />
sedikit warga di pelosok negeri yang tak<br />
mendapatkan kebutuhan air dalam kategori<br />
sehat dan mudah. Tak sehat karena mereka<br />
mengambil air dari sumber-sumber yang<br />
rawan terkontaminasi sumber penyakit, seperti<br />
sungai, air tadah hujan, dan sebagainya.<br />
Kemudahan mendapatkan air, karena mereka<br />
harus membangun infrastruktur seperti sumur,<br />
bak penampung air, atau sumber air bersih<br />
yang jauh, dan sebagainya. Mereka yang<br />
berada dalam kesulitan tersebut, tergolong<br />
masyarakat berekonomi lemah. Kondisi inilah<br />
yang membuat mereka pasrah menerima<br />
kenyataan.<br />
Program Wakaf Air kemudian juga<br />
melahirkan gagasan-gagasan lain yang<br />
tak sekedar mengupayakan pemenuhan<br />
kebutuhan air bersih dengan membangun<br />
sumur dangkal dan sumur dalam (Wakaf<br />
Sumur), namun juga Wakaf Pengairan dalam<br />
wujud pengadaan embung mini (situ kecil),<br />
bendungan, sarana irigasi, dan sebagainya.<br />
Semuanya dikemas dalam instrumen wakaf,<br />
dimana para donaturnya (wakif) bisa berharap<br />
mendapatkan pahala berwakaf (yang mengalir<br />
selama obyek wakaf masih berfungsi dan<br />
bermanfaat bagi masyarakat).<br />
Saat ini yang masih terus digalakkan<br />
NO. 8 • MEI 2016 | VIII | BENEFIT 17