Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
NEWS<br />
APJATEL<br />
Dukung Penerapan Tarif Interkoneksi Baru<br />
Saat ini, pemerintah<br />
memiliki rumusan<br />
baru untuk<br />
menghitung biaya<br />
interkoneksi yang<br />
memperhitungkan<br />
efisiensi serta<br />
keberlangsungan<br />
penyelenggaraan<br />
telekomunikasi di<br />
Indonesia<br />
konsumen untuk menggunakan<br />
layanan telekomunikasi.<br />
“Interkoneksi adalah keniscayaan<br />
dalam era multi operator sesuai dengan<br />
perundangan yang berlaku. Dengan<br />
menurunkan biaya interkoneksi,<br />
pemerintah dapat membantu<br />
operator telekomunikasi dalam<br />
sebesar 26% sehingga menurunkan<br />
biaya interkoneksi mobile dari Rp250<br />
menjadi Rp204.<br />
APJATEL mengusulkan prinsip berbasis<br />
biaya (cost based) yang dianggap wajar<br />
bagi para operator telekomunikasi<br />
untuk tarif baru. Metode yang diusulkan<br />
adalah half-circuit, sehingga kisaran<br />
Asosiasi Penyelenggara Jaringan<br />
Telekomunikasi (APJATEL)<br />
menyayangkan ditundanya<br />
pemberlakuan tarif baru interkoneksi<br />
oleh pemerintah. APJATEL melihat tarif<br />
interkoneksi baru akan memberikan<br />
lebih banyak keleluasaan bagi<br />
operator untuk memberikan harga<br />
yang lebih terjangkau sehingga dapat<br />
menyediakan pelayanan yang lebih<br />
baik bagi konsumen.<br />
Sejalan dengan hak konsumen akan<br />
kenyamanan, seperti yang terdapat<br />
pada UU Perlindungan Konsumen No.<br />
8 tahun 1999, pasal 4, huruf a yang<br />
menyatakan, hak konsumen adalah<br />
hak atas kenyamanan, keamanan, dan<br />
keselamatan dalam mengkonsumsi<br />
barang dan atau jasa. Penurunan<br />
tarif interkoneksi diharapkan dapat<br />
memberikan kenyamanan bagi<br />
menyediakan layanan yang lebih<br />
terjangkau. Keterjangkauan biaya<br />
membuat layanan komunikasi akan<br />
lebih banyak diakses oleh konsumen<br />
sehingga layanan telekomunikasi akan<br />
lebih menjangkau masyarakat secara<br />
keseluruhan”, ujar Lukman Adjam,<br />
Ketua APJATEL.<br />
Biaya interkoneksi adalah biaya<br />
yang mengalir dari operator untuk<br />
melakukan koneksi antar jaringan.<br />
Operator memasukkan biaya ini ke<br />
dalam komponen biaya produksi untuk<br />
menentukan tarif ke konsumen. Saat<br />
ini, pemerintah memiliki rumusan<br />
baru untuk menghitung biaya<br />
interkoneksi yang memperhitungkan<br />
efisiensi serta keberlangsungan<br />
penyelenggaraan telekomunikasi di<br />
Indonesia. Penurunan tarif interkoneksi<br />
yang direncanakan pemerintah adalah<br />
harganya bisa ditekan hingga Rp 60-70<br />
per menit.<br />
“Pemerintah tidak perlu ragu-ragu<br />
dalam menetapkan tarif interkoneksi<br />
yang terjangkau. APJATEL menghimbau<br />
semua pihak untuk bekerja lebih keras<br />
lagi dalam rangka pemerataan layanan<br />
telekomunikasi ke seluruh pelosok<br />
Indonesia sehingga dapat menjangkau<br />
seluruh lapisan masyarakat dalam<br />
upaya meningkatkan kesejahteraan<br />
dan daya saing bangsa,” ujar Ade<br />
Tjendra Ketua Bidang Kerja Sama Antar<br />
Lembaga (Eksternal) APJATEL.<br />
Penurunan tarif diharapkan<br />
akan memberi sinyal positif bagi<br />
pembangunan merata infrastruktur<br />
komunikasi di seluruh Indonesia.<br />
For internal distribution only<br />
<strong>Let’s</strong> <strong>Play</strong> <strong>•</strong> 70