07.11.2016 Views

Edisi November 2016

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

FIGURE<br />

“When There is a Will<br />

There is a Way”<br />

Menjadi seorang dokter spesialis<br />

anak bukanlah hal mudah untuk<br />

diraih dan dijalankan, dibutuhkan<br />

proses panjang, kesabaran<br />

dan ketelatenan serta waktu lebih dari satu<br />

dekade hingga seseorang mendapat gelar<br />

dokter spesialis anak. Dokter spesialis anak<br />

memiliki tantangan yang berat karena bertanggung<br />

jawab atas kemajuan suatu bangsa<br />

melalui proses tumbuh kembang anak<br />

yang apabila tidak diintervensi dengan baik,<br />

dapat menurunkan kualitas hidup sumber<br />

daya manusianya di saat dewasa nanti.<br />

Setelah menyelesaikan pendidikan dokter<br />

umum dan dokter spesialis Ilmu Kesehatan<br />

Anak di Fakultas Kedokteran Universitas<br />

Indonesia, sebagai pribadi yang sangat aktif<br />

dan antusias, selain berpraktik sebagai<br />

dokter anak, banyak kegiatan lain yang<br />

memadati keseharian dr. Fita mulai dari<br />

membuat dan menjadi guru taman kanakkanak,<br />

membuat klinik bagi ayah tercinta,<br />

menjadi bagian dari manajemen<br />

pelayanan medis rumah<br />

sakit hingga kembali menjadi<br />

penari, hobi beliau sejak kecil<br />

yang sempat ditinggalkannya<br />

karena kesibukan saat kuliah<br />

kedokteran.<br />

Walaupun demikian, rasa<br />

keingintahuan akan hal baru<br />

selalu membuat dr. Fita ingin<br />

belajar dan belajar lagi. “Dulu<br />

jaman saya sekolah, pasien<br />

sakit darah dan kanker itu paling<br />

banyak, dan sekalinya<br />

kita kenal pasien kanker,<br />

pasti kita akan mengagumi perjuangan<br />

hidupnya”. Hal inilah<br />

yang kemudian mendorong<br />

dr. Fita ingin memperdalam<br />

ilmu darah dan kanker yang<br />

dikenal cukup susah ini. “Susah<br />

bukan berarti tidak bisa,<br />

when there is a will, there is<br />

a way”. Ternyata niat dr. Fita<br />

untuk lebih dapat membantu<br />

banyak pasien darah dan<br />

kanker menemui jalan yang<br />

positif, beliau mendapat<br />

beasiswa di Viva Cancer<br />

Centre, National University<br />

Hospital, Singapore.<br />

Hanya segelintir dokter spesialis<br />

anak yang mau merawat<br />

pasien dengan kelainan darah<br />

dan kanker, karena penyakitnya<br />

pasti kronis, menahun, susah disembuhkan,<br />

dan yang pasti membuat stres. Namun<br />

bagi dr. Fita, kita harus melihat dari sisi<br />

positifnya agar tidak ikutan stres, meniatkan<br />

diri untuk merawat bukan mengobati, apabila<br />

pasien tersebut sembuh, maka itu adalah<br />

bonus dari Tuhan. Dikarenakan anak-anak<br />

penderita kelainan darah dan kanker harus<br />

melalui tahap pengobatan yang panjang<br />

atau bahkan seumur hidup, maka bonding<br />

dr. Fita dan pasien-pasiennya menjadi<br />

sangat erat. “Melihat mereka bertumbuh<br />

dan berkembang dengan sehat dan happy<br />

adalah anugrah yang indah buat saya”.<br />

Saat ini dr. Fita membaktikan diri di RSIA<br />

Grand Family sebagai dokter anak umum<br />

dengan peminatan hemato-onkologi (kelainan<br />

darah dan keganasan atau kanker) dan<br />

merawat pasien-pasien Indonesia yang berobat<br />

ke Singapura selama mereka sedang<br />

berada di Jakarta. Di samping itu, dr. Fita<br />

juga masih aktif mengisi beberapa acara<br />

kesehatan di stasiun televisi swasta dan<br />

Fita Moeslichan, dr,SpA<br />

SUSAH BUKAN BERATI TIDAK BISA<br />

juga talkshow kesehatan. “Saya ini seneng<br />

ngomong dan ngobrol sambil sharing masalah<br />

kesehatan dan mengedukasi pasien<br />

juga, makanya saya rasa media televisi dan<br />

talkshow itu sangat tepat”.<br />

Hal yang dianggap dr. Fita paling sulit<br />

selama menjadi dokter spesialis anak selain<br />

memeriksa pasien anak yang notabene tidak<br />

dapat menjelaskan apa yang dirasakan<br />

dan sulit diperiksa, membangun trust antara<br />

orangtua dokter juga merupakan tantangan<br />

yang sering dihadapi. Saya harus bisa membangun<br />

kepercayaan orangtua pasien akan<br />

diagnosis yang saya tegakkan dan percaya<br />

dengan terapi yang saya berikan. “Saya<br />

bilang gini karena saya sering gak dipercaya,<br />

dikira baru lulus jadi dokter hahaha…..”,<br />

ungkap dr. Fita.<br />

Walaupun jadwal kerja yang padat setiap<br />

harinya, tidak membuat perempuan kelahiran<br />

6 <strong>November</strong> 1976 ini kehabisan waktu<br />

bagi kedua putrinya yang sudah beranjak<br />

remaja, Micha (13 tahun) dan Frea (11<br />

tahun). “Saya selalu menyempatkan diri<br />

mengantar dan menjemput sekolah setiap<br />

harinya, karena anak makin besar, makin<br />

butuh keberadaan ibunya, terutama buat<br />

ngobrol curhat dan me time barengan,<br />

apalagi anak perempuan”.<br />

Melalui forum ini dr. Fita juga ingin menghimbau<br />

para orangtua agar selalu memperhatikan<br />

tumbuh kembang putra-putrinya,<br />

dimulai dengan memberikan ASI sejak<br />

lahir, menstimulasi perkembangannya serta<br />

mencegah anemia defisiensi besi. Lebih lanjut<br />

dr. Fita menjelaskan bahwa menurut riset<br />

publikasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia<br />

(IDAI) angka kejadian anemia defisiensi besi<br />

pada anak di Indonesia mencapai >40%.<br />

Gejala yang mudah dikenali adalah pucat,<br />

sulit konsentrasi, mudah lelah serta tidak<br />

bersemangat. Zat besi itu berguna untuk<br />

mencegah anemia dan membantu proses<br />

pematangan sel saraf otak.<br />

“Sebagai dokter anak dengan peminatan<br />

hemato-onkologi, saya wajib menyampaikan<br />

rekomendasi dari IDAI mengenai pemberian<br />

supplemen zat besi sejak bayi berusia 4 bulan<br />

bila cukup bulan dan usia 2 bulan untuk<br />

yang kurang bulan”. Tercu- kupinya zat besi<br />

pada anak tentunya akan menjadikan anakanak<br />

kita mempunyai tumbuh kembang<br />

yang baik dan menjadi generasi penerus<br />

bangsa yang mulia.<br />

Reporter/Editor: Radinton Malau<br />

32<br />

Warta Area

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!