06.12.2016 Views

Warta Kota EDISI IX 2016

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

OPINI<br />

Muslim Harus Berkualitas dalam Kebaikan<br />

Oleh: Imam Nawawi<br />

SESUNGGIHNYA ajaran Islam<br />

sangat indah. Andai saja Islam ini<br />

tidak sempurna, maka yang bisa<br />

mendapat kedudukan tertinggi<br />

di sisi Allah Subhanahu Wata’ala hanya<br />

mereka yang bertubuh kuat, berharta<br />

banyak dan berkebun luas. Sebab dengan<br />

keimanannya mereka bisa berjihad,<br />

berinfak dan berwakaf.<br />

Tetapi, tidak demikian rupanya. Suatu<br />

waktu Rasulullah didatangi sekelompok<br />

orang yang tidak kaya dari sisi harta.<br />

“Orang-orang kaya telah ‘memborong’<br />

semua amal kebaikan dan derjat yang<br />

tinggi di sisi Allah Subhanahu Wata’ala.”<br />

Rasulullah bertanya: “Kenapa<br />

demikian?”<br />

Mereka menjelaskan: “Orang-orang<br />

kaya itu shalat seperti kami. Mereka juga<br />

berjihad sebagaimana kami berjihad. Tapi<br />

mereka bisa bersedekah dan berinfak<br />

dari kelebihan harta yang mereka punya.<br />

Sementara kami tidak punya kelebihan<br />

harta untuk bisa seperti mereka.”<br />

Mendengar hal itu, Rasulullah bersabda:<br />

“Maukah kalian aku beri tahu suatu amalan<br />

yang kalau kalian lakukan maka kalian akan<br />

dapat mengejar keunggulan orang-orang<br />

sebelum kalian dan mengungguli orangorang<br />

yang datang sesudah kalian.” Mereka<br />

menjawab: “Mau ya Rasulullah.” Rasulullah<br />

saw bersabda: “Kalian bertasbih (membaca<br />

subhanallah), bertahmid (membaca<br />

alhamdulillah) dan bertakbir (membaca<br />

Allahu akbar) setiap selesai shalat masingmasing<br />

sebanyak 33 kali (dalam riwayat lain<br />

sebanyak 10 kali)” (HR. Bukhari).<br />

Artinya, siapapun dari kalangan umat<br />

Islam bisa meraih kemuliaan di sisi Allah,<br />

asalkan mau melakukan amalan dengan<br />

sebaik-baiknya dan istiqomah.<br />

“Sesungguhnya Allah mencintai orang<br />

yang apabila melakukan sesuatu dia<br />

melakukannya dengan sebaik-baiknya.”<br />

(HR. Baihaqi).<br />

Bahkan di dalam Al-Qur’an<br />

disebutkan, kala berdebat pun, kita harus<br />

melakukannya dengan cara terbaik. “…Dan<br />

bantahlah mereka dengan cara yang paling<br />

baik…” (QS. An-Nahl [16]: 125).<br />

Oleh karena itu, Syeikh Yusuf<br />

Qardhawi dalam kitabnya “Fiqh Prioritas”<br />

menegaskan bahwa kalau ada persaingan<br />

antar sesama Muslim, maka hendaknya itu<br />

adalah persaingan dalam melakukan yang<br />

baik dan yang paling baik. Bukan yang baik<br />

dengan yang buruk.<br />

Sementara itu, Rasulullah juga<br />

mengajarkan kepada kita bahwa kala berdoa<br />

meminta surga, mintalah surga Firdaus.<br />

“Apabila kamu meminta surga kepada<br />

Allah maka mintalah Surga Firdaus karena<br />

ia surga yang erletak paling tengah dan<br />

paling tinggi, dan di atas adalah singgasana<br />

Tuhan.” (HR Bukhari).<br />

Dengan demikian, mari berupaya<br />

melakukan yang terbaik dalam beribadah<br />

kepada Allah Ta’ala. Jangan sampai dari sisi<br />

lahiriahnya telah memenuhi syarat, tetapi<br />

karena amalan yang dilakukan kehilangan<br />

ruh, maka amal itu tidak dianggap oleh<br />

agama sebagai amal kebajikan dan tidak<br />

diletakkan di dalam “tangan” timbangan<br />

amal kebajikan di akhirat kelak.<br />

Dalam hal ini Yusuf Qardhawi mengacu<br />

pada Al-Qur’an, “Maka celakalah bagi orangorang<br />

yang sholat (yaitu) orang-orang yang<br />

lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat<br />

riya.” (QS. Al-Ma’un [107]: 4 – 6).<br />

Kemudian Rasulullah bersabda,<br />

“Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan<br />

perkataan bohong dan mengerjakan<br />

kebohongan maka Allah tidak perlu darinya<br />

meninggalkan makan dan minumnya.”<br />

(HR. Bukhari).<br />

Dalam kesempatan lain beliau<br />

bersabda, “Bisa jadi orang yang berpuasa<br />

tidak mendapatkan pahala puasanya<br />

kecuali lapar; dan kebanyakan orang yang<br />

melakukan qiyamullail tidak mendapatkan<br />

pahalanya kecuali hanya keterjagaan di<br />

malam hari.” (HR. Ibn Majah).<br />

Semua itu semakin membuktikan<br />

bahwa dalam hidup ini kita harus benarbenar<br />

melakukan yang terbaik.<br />

Logikanya sederhana, amal tidak bisa<br />

diukur dengan kuantitas dan umur manusia<br />

tidak dapat diukur dnegan lamanya ia hidup.<br />

3<br />

Ada orang umurnya panjang, tetapi<br />

tidak berkah. Ada yang tidak panjang<br />

umurnya, tetapi sarat dengan berbagai<br />

kebajikan dan perbuatan yang terbaik.<br />

Syeikh Ibn Athaillah berkata, “Banyak<br />

sekali umur panjang yang diberikan kepada<br />

mausia, tetapi sumbangan yang diberikannya<br />

sangat sedikit. Banyak sekali umur pendek<br />

yang diberikan manusia, tetapi sumbangan<br />

yang diberikannya sangat banyak. Barang<br />

siapa yang umurnya diberi berkah oleh Allah,<br />

maka dalam masa yang pendek dia akan<br />

mendapatkan berbagai karunia-Nya yang<br />

sangat sulit untuk diungkapkan.”<br />

Sebagai catatan, Abu Bakar radhiyallahu<br />

anhu dalam maasa dua tahun telah<br />

berhasil mengalahkan orang-orang yang<br />

mengaku dirinya sebagai nabi (nabi-nabi<br />

palsu), mengembalikan orang murtad ke<br />

pangkuan Islam, mengirimkan tentara untuk<br />

menaklukkan Persia dan Romawi, mendidik<br />

orang-orang yang enggan membayar zakat,<br />

mengjaga hak fakir miskin.<br />

Kemudian dari kalangan ulama, ada<br />

Imam Syafi’i, yang hidup selama 54 tahun<br />

(150 – 204 H) mampu memberika berbagai<br />

sumbangan ilmiah yang orisinal.<br />

Imam Nawawi, yang hidup selama 45 tahun<br />

(631 – 676 H) meninggalkan warisan yang<br />

sangat berharga bagi kaum Muslimin secara<br />

menyeluruh, baik berupa hadits maupun fiqh.<br />

Jadi, mari bersemangat melakukan<br />

amalan yang menjadi amanah dan keahlian<br />

kita dengan sebaik-baiknya. Sebab Allah<br />

juga sedang mencari hamba-hamba-<br />

Nya yang terbaik dengan memberikan<br />

ujian kepada setiap hamba-Nya dalam<br />

kehidupan dunia ini. “Yang menjadikan<br />

mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,<br />

siapa di antara kamu yang lebih baik<br />

amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha<br />

Pengampun.” (QS. Al-Mulk [67]: 2).<br />

Untuk hal ini, Yusuf Qardhawi<br />

menegaskan bahwa Rasulullah mencintai<br />

umat ini menjadi umat yang terbaik,<br />

mampu bekerja keras, dan paling depan<br />

dalam memberikan manfaat kepada<br />

sesama. Semoga Allah memampukan<br />

kita•Hidayatullah.com<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>IX</strong>/<strong>2016</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!