Warta Banda Aceh EDISI XI 2016
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Model Kota Madani Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong><br />
KIP <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>:<br />
Orang Pintar<br />
Harus Terdaftar<br />
Deah Glumpang dan Gampong Jawa<br />
Desa Tangguh Bencana<br />
di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Sanitasi Berbasis Masyarakat<br />
Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Layanan Pengaduan Konsumen Cerdas Disperindagkop dan UKM Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, SMS ke No 082369947484
2 SALAM REDAKSI<br />
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong><br />
Opini<br />
Gaya Hidup<br />
Sehat<br />
Diakui atau tidak, banyak upaya yang<br />
telah dilakukan Pemerintah Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dalam meningkatkan<br />
kualitas hidup masyarakat, baik dari segi<br />
pendidikan,kesehatan, sosial, budaya, adatistiadat<br />
maupun pembinaan bagi pelaku<br />
ekonomi kreatif. Hal itu sudah menjadi<br />
kewajiban pemerintah daerah sebagaimana dite<br />
gaskan dalam UU No.23 Tahun 2014 Ten tang<br />
Pemerintahan Daerah.<br />
Kita sebutkan saja upaya Pemko <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> di bidang kesehatan. Pada kegiatan<br />
City Sanitation Summit (CSS) XVI<br />
AKKOPSI di AAC Dayan Dawood,<br />
Unsyiah, beberapa hari yang lalu, Plt<br />
Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Ir. Hasanuddin,<br />
M.Si mengakui bahwasannya sanitasi<br />
yang layak merupakan kebutuhan dasar<br />
yang berdampak secara luas ter hadap<br />
peningkatan kualitas hidup ma syarakat<br />
khususnya bidang kesehatan.<br />
Katanya, Pemko <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sangat<br />
per duli terhadap pengembangan<br />
sani tasi. Komitmen tersebut<br />
ditunjukkan dian tara nya melalui<br />
pengembangan Buku Pu tih Sanitasi<br />
yang diintegrasikan dengan dokumen<br />
perencanaan perkotaan lainnya.<br />
Saat ini tercatat bahwa rasio rumah<br />
tinggal yang berakses sanitasi<br />
di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
ada lah 97%, dengan<br />
ca kupan pelayanan<br />
sam pah sebesar<br />
88%, dan cakupan<br />
la yanan air bersih<br />
se besar 88%.<br />
Dari data tersebut<br />
dapat kita analisa<br />
bahwa pe merintah Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> tidak pura-pura<br />
mengurus kebutuhan masyarakat<br />
demi terciptanya masyarakat yang<br />
berkualitas.<br />
Namun berulang kali harus<br />
disampaikan, bahwa pemerintah tidak<br />
mampu sendiri untuk mewujudkan<br />
itu semua, tetapi diperlukan peran<br />
masyarakat serta elemen lainnya.<br />
Pemerintah perlu dukungan<br />
semua pihak demi kepentingan<br />
bersama.<br />
Lingkungan bersih,<br />
masyarakat sehat menjadi<br />
impian kita semua. Oleh karena<br />
itu perlu kita jadikan kebiasaan<br />
hidup sehat sebagai gaya hidup<br />
sehari-hari. Pada lingkungan yang<br />
nyaman dan aman, jiwa dan raga yang<br />
sehat akan lahir masyarakat-masyarakat<br />
cerdas. Sehingga cita-cita menjadikan<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sebagai model kota madani<br />
akan terwujud. Aamiin ya Rabb. []<br />
Analogi Pendidikan Kota vs Gampong<br />
Oleh: Aula Andika Fikrullah Albalad, S.Pd<br />
Undang-Undang No.14 Tahun<br />
2005 menyebutkan bahwa<br />
tujuan Pendidikan Nasional adalah<br />
untuk melindungi segenap bangsa<br />
dan seluruh tumpah darah Indonesia,<br />
me majukan kesejahtraan umum, mencerdaskan<br />
kehidupan bangsa dan ikut<br />
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan<br />
kemerdekaan, perdamaian abadi<br />
dan keadilan sosial.<br />
Selanjutnya, dalam pasal 31 Undang-<br />
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun<br />
1945 mengamanatkan bahwa (1) Setiap<br />
warga negara berhak mendapatkan pendidikan;<br />
(2) Setiap warga negara wajib<br />
mengikuti pendidikan dasar dan<br />
pemerintah wajib membiayainya; (3)<br />
Pemerintah me ng usahakan dan menye<br />
lenggarakan satu sistem pendi dikan<br />
nasional; yang meningkatkan keimanan<br />
dan ketaqwaan serta akhlak mu lia dalam<br />
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa<br />
yang diatur dengan UU; (4) Ne gara<br />
memprioritaskan anggaran pen di dikan<br />
sekurang-kurangnya dua pu luh per sen<br />
(20%) dari anggaran pen dapatan dan<br />
belanja negara serta dari anggaran pendapat<br />
belanja daerah untuk memenuhi<br />
ke butuhan penyelenggaraan pendidikan<br />
nasional; dan (5) Pemerintah memajukan<br />
ilmu pengetahuan dan tek nologi dengan<br />
menjunjung tinggi ni lai agama dan<br />
persatuan bangsa untuk kemajuan<br />
peradaban serta kesejahteraan umat<br />
manusia.<br />
Pendidikan menjadi tanda status sosial<br />
yang akan disandang oleh suatu<br />
masyarakat. Semakin tinggi tingkat<br />
pen didikannya semakin tinggi pula<br />
status sosialnya. Begitu pula sebaliknya.<br />
Semakin rendahnya pendidikan<br />
seseorang maka semakin rendah pula<br />
strata sosial yang akan disandangnya.<br />
Walaupun masih ba nyak juga fakta-fakta<br />
di lapangan yang menunjukkan bahwa<br />
me reka yang berpendidikan ting gi belum<br />
bisa meng aktualisasikan diri<br />
sebagai orang yang terdidik,<br />
dalam artian yang lebih<br />
se derhana mereka kerap<br />
kali melakukan tindakan<br />
asusila seperti korupsi,<br />
pemerkosaan, atau<br />
bahkan pembunuhan.<br />
Tapi ini bukan sebuah tabir<br />
untuk me ngesampingkan<br />
pendidikan. Toh di lain sisi<br />
masih banyak contoh yang membuktikan<br />
bahwa pendidikan itu menciptakan<br />
orang-orang baik yang tentunya<br />
bermanfaat untuk ummat.<br />
Melihat begitu pentingnya pendidikan<br />
dalam tatatan berkehidupan berbangsa<br />
dan beragama, maka wajar orang tua kita<br />
menempuh “dan bahkan menghalalkan”<br />
berbagai cara agar anak-anaknya bisa<br />
meraih pendidikan setinggi mungkin. Tak<br />
jarang mereka melupakan kepentingan<br />
pribadi demi memenuhi kebutuhan si<br />
anak.<br />
Realita Pendidikan di Desa<br />
18 Juli <strong>2016</strong> silam, sahabat dhuaha,<br />
Edi Fadhil melalui laman facebooknya<br />
memposting tentang SMP Merdeka di<br />
Gampong Tampur Paloh. Kec. Simpang<br />
Jernih. <strong>Aceh</strong> Timur. Kondisi sekolah<br />
tersebut sungguh menyedihkan, akses<br />
ke lokasi membutuhkan waktu tujuh<br />
jam dengan landasan pacu yang apabila<br />
hujan tidak dapat dilalui. Kondisi sekolah<br />
cukup memprihatinkan, tidak ada<br />
kantin, tiang bendera, perpustakaan,<br />
apa lagi pendingin ruangan. Lebih memprihatinkan<br />
lagi, jumlah guru hanya<br />
dua orang. Proses belajar mengajarnya<br />
pun hanya berlangsung selama dua<br />
dan tiga hari dalam seminggu. Padahal<br />
seyogyanya jumlah waktu yang<br />
seharusnya dihabiskan oleh seorang<br />
siswa untuk belajar minimal enam<br />
sampai dengan delapan jam sehari.<br />
Berbanding terbalik dengan<br />
kondisi salah sa tu<br />
sekolah di gampong Tampuh<br />
Puloh, <strong>Aceh</strong> Ti mur.<br />
Sekolah-sekolah dikota<br />
dilengkapi dengan berbagai<br />
macam fasilitas<br />
yang super lengkap tanpa<br />
ada kekurangan satu apa<br />
pun. Kelas yang full air conditioner,<br />
laboratorium yang<br />
lengkap, kantin dengan aneka<br />
makanan yang siap saji dan jum lah guru<br />
yang memadai.<br />
Harapan dari Gampong<br />
Meskipun demikian, kurang memadai<br />
fasilitasnya yang dimiliki oleh sekolahsekolah<br />
di gampong. Lantas tak membuat<br />
semangat mereka luntur begitu saja.<br />
Keterbatasan ini justru menjadi batu<br />
loncatan, yang memopa masyarakt<br />
desa untuk selalu bekerja keras dan<br />
tahan akan hantaman badai. Bukti<br />
dilapangan menunjukkan, orang-orang<br />
sukses umumnya lahir dari ke luarga dan<br />
masyarakat yang sederhana. Selain itu,<br />
daya juang masyarakat gampong tidak lah<br />
sama dengan daya juang masyarakat kota<br />
yang bergelimang sarana dan prasarana<br />
yang lengkap.<br />
Pendidikan agent of changes<br />
Kita semua menyadari bahwa pendidikan<br />
adalah sarana yang sangat penting<br />
dalam mencapai kesuksesan. Sekolah<br />
menjadi raksasa utama dalam<br />
me nyelenggarakan sebuah pendidikan.<br />
Sudah terpantri dengan baik dimasyarakat<br />
kita bahwa menyatakan bahwa sekolah<br />
adalah satu satunya tempat yang<br />
paling tepat bagi anak-anaknya dalam<br />
mempereloh ilmu pengetahuan.<br />
Hingga wajar, jika kemudian sekolah<br />
selalu menjadi idaman bagi semua<br />
orang. Saking hebatnya, sekolah menjadi<br />
situs utama yang harus disinggahi jika<br />
seseorang ingin mengubah kedudukannya<br />
dalam masyarakat. Hingga muncul opini<br />
publik yang menyatakan bahwa sekolah<br />
adalah tempat mencetak agen-agen perubahan.<br />
Perkembangan ilmu pengetahuan dan<br />
teknologi di era globalisasi ini membuat<br />
kejutan di berbagai sektor kehidupan.<br />
Kejutan-kejutan negatif yang hadir di<br />
bidang ekonomi, politik dan kesehatan<br />
tak dapat dielakkan. Hari ini, kita tidak<br />
hidup dalam wacana bahwa kehidupan<br />
ini adalah surga yang penuh nikmat.<br />
Justru sebaliknya, setiap dari kita wajib<br />
menghadapi suatu ketidakteraturan.<br />
Oleh sebab itu, baik sekolah di tingkat<br />
SD, SMP dan SMA baik di gampong atau<br />
di kota menjalankan pendidikan dengan<br />
orietasi para pelajarnya ready to use<br />
takkan mampu memenuhi esensi sebagai<br />
agent of changes melainkan sebagai<br />
consumers semata.<br />
Akhir kata, penulis ingin menyatakan<br />
bahwa pada dasarnya pendidikan baik di<br />
kota maupun di gampong adalah sama,<br />
tetapi yang menyebabkan pendidikan<br />
di gampong menjadi tertinggal tak<br />
lebih karenan ku rangnya pengawasan<br />
pemerintah. Sehingga di kemudian<br />
hari kita dapati, masyarakat gampong<br />
cenderung merantau ke kota-kota besar<br />
dengan segala faslitas yang lengkap. Jadi,<br />
untuk menjadikan bangsa ini maju maka<br />
semua dari kita wajib memperhatikan<br />
pendidikan setiap warganya. Karena maju<br />
tidaknya suatu bangsa akan ditentukan<br />
oleh sumber daya manusia di dalamnya<br />
dan un tuk meningkatkan kapasitas SDM<br />
tersebut pendidikan adalah kuncinya.<br />
Penulis adalah Alumni Pendidikan<br />
Fisika, FKIP, Unsyiah. Raja Baca<br />
<strong>Aceh</strong> dan Santri Dayah Raudhatul<br />
Mubarakah, <strong>Aceh</strong> Besar.<br />
Aulafa07@gmail.com<br />
REDAKSI<br />
PENERBIT Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> | PEMBINA Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> - Wakil Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Daerah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> |<br />
PENGARAH M. Nurdin, S.Sos | PEMIMPIN REDAKSI Wirzaini Usman Al-Mutiarai | REDAKTUR PELAKSANA Evi Marlina | RADAKTUR Mahdi Andela - Hayatullah Pasee | KONSULTASI<br />
HUKUM Mukhlis, SH | REPORTER Hafid Junaidi- Afrizal Meukek - Abi Qanita | STAF REDAKSI Musfa Gustiawaty, S.Sos - Syamsul Bahri, Yudhi Risman | FOTOGRAFER Irwansyah Putra S.Sos<br />
- Surya Mardiansyah-Tuwahed Lambada - Kikin | LAYOUTER Mulyadi | Diterbitkan berdasarkan keputusan Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Nomor 55 Tahun 2011, Tanggal 28 Februari 2011<br />
Redaksi menerima tulisan berupa opini dan surat pembaca, sesuai dengan misi <strong>Warta</strong> <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, kirimkan beserta foto copy tanda pengenal ke alamat redaksi: Bagian Humas Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Jalan T. Abu Lam U No 07, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Email: bna.warta@gmail.com
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong> INFO KOTA<br />
3<br />
KIP Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> mengecek DPS online di tempat keramaian.<br />
KIP <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>:<br />
Foto: Istimewa<br />
Orang Pintar Harus Terdaftar<br />
Komisi Independen Pemilihan<br />
(KIP) Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> menempuh<br />
berbagai macam cara<br />
demi meningkatkan partisipasi<br />
pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah<br />
(Pilkada) Pemilihan Walikota dan Wakil<br />
Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> periode 2017-2022<br />
pada 15 Februari 2017.<br />
Upaya yang dilakukan itu seperti melakukan<br />
kerja sama dengan berbagai lembaga<br />
untuk melakukan sosialisasi pemilihan kepada<br />
masyarakat serta melakukan pengecekan<br />
Daftar Pemilih Sementara (DPS) secara<br />
online ditempat-tempat keramaian.<br />
Komisioner KIP <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Indra<br />
Milwady mengatakan, sosialisasi juga dilakukan<br />
dengan menggunakan media massa<br />
dan pemasangan alat peraga serta sosialisasi<br />
di sembilan kecamatan yang menghadirkan<br />
pemateri dari KIP, Camat dan<br />
Polresta dengan peserta 50 orang di setiap<br />
kecamatan.<br />
Selanjutnya juga dilakukan kerjasama<br />
dengan lembaga-lembaga kepemudaan seperti<br />
dengan KNPI, Pemuda Muhammadiyah<br />
serta lembaga perempuan. KIP <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> juga melakukan sosialisasi di kampus<br />
dan sekolah-sekolah untuk menjaring pemilih<br />
pemula.<br />
“Jadi ada kegiatan Goes to Campus, kita<br />
sudah datangi Unsyiah dan Muhammadiyah<br />
dan Goes to School ke beberapa sekolah<br />
di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, kalau di sekolah tentunya<br />
target kita kepada pemilih pemula,”ujarnya.<br />
Indra menambahkan, sosialisasi Pilkada<br />
selain menyasar pemilih pemula, juga<br />
ditujukan kepada kaum perempuan<br />
dan kaum disabilitas serta segmen-segmen<br />
strategis lainnya. Indra mengakui kegiatan<br />
itu dilakukan guna meningkatkan<br />
partisipasi pemilih dan menekan angka<br />
Golput di Pilada <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> nantinya.<br />
“Pada Pemilihan Legislatif atau Pileg lalu<br />
partisipasi di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sekitar 63 persen<br />
dan menurun waktu Pemilihan Presiden<br />
atau Pilpres menjadi 55 persen, jadi kita<br />
ingin di Pilkada 2017 nanti angka partisipasi<br />
di atas angka 70 persen,”lanjutnya.<br />
Selanjutnya kata Indra, pihaknya juga<br />
melakukan pengecekan DPS secara online<br />
di pusat-pusat keramaian, untuk memastikan<br />
bahwa seluruh pemilih di <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> sudah terdaftar. KIP <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> kata<br />
Indra punya Tagline “Orang Pintar Harus<br />
Terdaftar”.<br />
“Jadi mereka bisa melakukan penegcekan<br />
langsung secara online melalui https://<br />
pilkada2017.kpu.go.id/pemilih/dps/<br />
nasional , dan banyak orang tertarik dengan<br />
metode ini,”tambahnya.<br />
Indra mengatakan Daftar Pemilih tetap<br />
(DPT) sendiri akan ditetapkan pada 6<br />
Desember <strong>2016</strong> yang akan datang, namun<br />
de mikian, jika ada yang belum terdaftar<br />
tetap akan diupayakan agar mereka bisa<br />
menyalurkan haknya. Abi Qanita<br />
Pada Pemilihan Legislatif<br />
atau Pileg lalu partisipasi<br />
di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sekitar<br />
63 persen dan menurun<br />
waktu Pemilihan Presiden<br />
atau Pilpres menjadi 55<br />
persen, jadi kita ingin di<br />
Pilkada 2017 nanti angka<br />
partisipasi di atas angka<br />
70 persen<br />
Motivasi<br />
Tiga Kekuatan<br />
Pribadi Hebat<br />
Oleh: Riza Mulia S. Aw<br />
“Karena selalu ada yang<br />
menguntungkan, mengapa harus<br />
mengambil langkah yang merugikan.”<br />
***<br />
Ada tiga ciri kekuatan pribadi<br />
hebat. Pertama, dari pada mengkhawatir<br />
lebih baik men doakan.<br />
Bukan kah karena meng khawatirkan itu<br />
tak pernah baik? Bagaimanapun, ada<br />
ke kha watiran-kekhawatiran yang<br />
pa tut dihadirkan agar timbul<br />
upa ya untuk menjaga dan menyelamatkan.<br />
Akan tetapi kekhawatiran<br />
yang berlebihan pun akan mengacaukan,<br />
membelenggu alam<br />
pikiran un tuk tenang, tak menguntungkan<br />
tin da kan positif kita.<br />
Siasat terbaiknya ada lah mendoakan,<br />
meminta kepada Allah agar apapun yang<br />
dikhawatirkan buruk tak pernah terjadi.<br />
Sekiranya saja tetap kha watir menempuhi<br />
doa-doa tetap lebih mendamaikan perasaan<br />
lagi menguatkan hati. Pastilah Allah sebaikbaik<br />
yang menghendaki.<br />
Kedua, dari pada meragukan lebih baik<br />
belajar meyakini. Meragukan sesuatu hanya<br />
penting untuk sekadar memastikan sebelum<br />
terjebak oleh tipu daya atau oleh<br />
siapapun.<br />
Adapun berlama-lama dalam<br />
keraguan tak pernah menumbuhkan<br />
percaya diri,<br />
meng hambat keyakinan untuk<br />
tumbuh membesarkan impianimpian<br />
terbaik. Jika demikian<br />
bagaimana mungkin kita bisa<br />
mensyukuri hidup, memanfaatkan<br />
potensi sejak masih bernafas.<br />
Ada baiknya belajar meyakini lebih<br />
me nguntungkan, bermula dari mengerti,<br />
memahami mengapa harus tetap optimis<br />
dan bisa yakin (bukan asal-asalan yakin),<br />
lalu tumbuhlah komitmen untuk menjadi<br />
harapan pribadi yang berkelas.<br />
Ketiga, dari pada bersangka-sangka<br />
buruk lebih baik menyusun pikiran positif<br />
dan tetap positif. Mengapa? Berprasangka<br />
buruk akan melahirkan perbuatan buruk,<br />
dan perbuatan buruk mengakibatkan<br />
akibat yang buruk. Padahal tak tentu<br />
setiap persangkaan buruk benar-benar<br />
keburukan, hanya karena yang disemai<br />
pikiran adalah negatif lantas negatiflah<br />
sebaik-baik apapun kenyataan.<br />
Membangun pikiran positif tetap<br />
menguntungkan walau terhadap yang<br />
buruk. Akan lebih bermanfaat energi<br />
positif yang ditumbuhkembangkan menjadi<br />
kekuatan dibanding bintik-bintik<br />
negative thinking yang membesar sama<br />
sekali tak tertuai manfaat.<br />
Sesungguhnya, kekhawatiran, ragu,<br />
dan berburuk sangka tak mencondongkan<br />
kita kepada kedamaian hati. Sedangkan<br />
ketiga dari lawannya tetap selalu menguntung<br />
dan menghebatkan. Raihlah<br />
kita! [nobel]
4 LAPORAN UTAMA<br />
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong><br />
Jadi kalau dikatakan<br />
Pilkada tidak menghambat,<br />
menghalangi atau menunda<br />
kerja berkaitan dengan sanitasi<br />
ini layak diapresiasi. dan kita<br />
memang berharap agar jangan<br />
sampai ganti kepala daerah<br />
komitmen sanitasi ini tidak<br />
diteruskan kembali<br />
Foto: Dok Humas<br />
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyampaikan kata sambutan di sela-sela pembukaan kegiatan City Sanitation Summit (CSS) XVI AKKOPSI<br />
di AAC Dayan Dawood, Unsyiah, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Kamis (24/11).<br />
Sanitasi Berbasis<br />
Menteri Koordinator Pembangunan<br />
Manusia dan<br />
Kebudayaan (PMK) Puan<br />
Maharani optimis citacita<br />
pemerintah sebagaimana tertuang<br />
dalam Rencana Pembangunan Jangka<br />
Menengah (RPJM) 20015-2019 untuk<br />
target universal access 100 persen air<br />
bersih dan sanitasi pada akhir tahun<br />
2019 mendatang bisa tercapai.<br />
Hal demikian disampaikan Puan<br />
saat membuka kegiatan City Sanitation<br />
Summit (CSS) XVI AKKOPSI di AAC<br />
Dayan Dawood, Unsyiah, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>,<br />
Kamis (24/11).<br />
CSS XVI turut dihadiri Menteri<br />
Pekerjaan Umum dan Perumahan<br />
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono<br />
serta puluhan kepala daerah anggota<br />
AKKOPSI seperti Walikota Bandung<br />
Ridwan Kamil dan Walikota Bogor Bima<br />
Arya.<br />
Puan menyebutkan, ketersediaan<br />
air minum yang layak dan sanitasi<br />
merupakan salah satu kebutuhan dasar<br />
manusia yang harus dipenuhi oleh<br />
pemerintah daerah guna membangun<br />
masyarakat Indonesia yang sehat.<br />
Gerakan ini kata Puan didukung<br />
20 Kementrian dan Lembaga, sehingga<br />
tidak lagi hanya menjadi tanggungjawab<br />
dari kementrian PUPR<br />
semata. “Tadinya sanitasi ini hanya<br />
tanggungjawab PUPR, namun hari<br />
ini telah disinergikan dengan 20<br />
kementrian dan lembaga,”ujarnya.<br />
Masyarakat<br />
Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Menurut Puan, kondisi masyarakat<br />
Indonesia yang sehat dapat meningkatkan<br />
produktivitas dalam menjalankan kehidupan<br />
sehari-hari, namun kenyataannya<br />
kata Puan, saat ini akses air minum d<br />
Indonesia baru tercapai 37 persen dan<br />
akses sanitasi layak baru 47 persen.<br />
“Lalu apa yang harus kita lakukan?,<br />
ini menjadi tanggungjawab bersama,<br />
bukan hanya tanggungjawab<br />
pemerintah pusat saja, namun provinsi<br />
dan kabupaten/kota,”tambahnya.<br />
Tak lupa, Puan mengapresiasi<br />
sejumlah kepala daerah yang ikut Pilkada<br />
serentak tahun 2017 nanti, namun<br />
harapnya tetap fokus untuk mengurus<br />
persoalan sanitasi dan air minum di<br />
daerahnya masing-masing.<br />
Ia berharap agar program sanitasi<br />
dan akses air minum agar dapat<br />
diperluas sehingga dapat menjangkau<br />
wilayah penduduk, wilayah pedesaan,<br />
wilayah nelayan dan daerah tertinggal<br />
lainya.<br />
“Jadi kalau dikatakan Pilkada<br />
tidak menghambat, menghalangi atau<br />
menunda kerja berkaitan dengan<br />
sanitasi ini layak diapresiasi. dan kita<br />
memang berharap agar jangan sampai<br />
ganti kepala daerah komitmen sanitasi<br />
ini tidak diteruskan kembali,” lanjutnya.<br />
Pada kesempatan itu Puan juga<br />
meng ingatkan bahwasanya untuk program<br />
kegiatan air minum dan sanitasi<br />
layak selain dilakukan oleh kementrian<br />
PUPR, juga dapat dilakukan dengan<br />
pem bangunan berbasis masyarakat<br />
dengan dana APBDES.<br />
Akses Sanitasi <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> 97 Persen<br />
Sementara itu Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Ir. Hasanuddin, M.Si mengakui bahwasanya<br />
perbaikan sanitasi merupakan bagian<br />
dari agenda penting dunia saat ini dan<br />
merupakan salah satu tujuan utama dalam<br />
sasaran pembangunan berkelanjutan.<br />
“Sanitasi yang layak merupakan kebutuhan<br />
dasar yang berdampak secara luas<br />
terhadap peningkatan kualitas hi dup<br />
masyarakat khu susnya bidang kese hatan,”<br />
ujarnya.<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sendiri, diakui Hasanuddin<br />
sangat perduli terhadap pengembangan<br />
sani tasi. Komitmen tersebut, lanjutnya,<br />
ditun jukkan diantaranya melalui pengem<br />
bangan Buku Putih Sanitasi yang<br />
diintegrasikan dengan dokumen pe rencanaan<br />
perkotaan lainnya.<br />
Sebagai hasilnya, saat ini tercatat<br />
bahwa rasio rumah tinggal yang berakses<br />
sanitasi di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> saat ini adalah<br />
97%, dengan cakupan pelayanan sampah<br />
sebesar 88%, dan cakupan layanan air<br />
bersih sebesar 88%.<br />
Sementara itu pada sektor drainase,<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sudah memiliki sistem yang<br />
sebagian besar sudah tertutup, sepanjang 186<br />
KM lebih, terbagi dalam 8 zona dan terbukti<br />
cukup efektif mengatasi permasalahan banjir<br />
dan genangan pada musim hujan. Selain itu<br />
pemerintah juga sudah membangun 9 rumah<br />
pompa dan 129 pintu air.<br />
Selain itu, kata Hasanuddin, berbagai<br />
pendekatan pemeliharaan dan<br />
perlindungan lingkungan juga terus<br />
digalakkan di berbagai kesempatan.<br />
Mulai dari program peningkatan Ruang<br />
Terbuka Hijau yang saat ini mencapai<br />
809,7 Hektar dari target sebesar 928<br />
Hektar, hingga upaya peningkatan keter<br />
libatan dan partisipasi masyarakat<br />
melalui berbagai komunitas hijau.<br />
“Kami menyadari bahwa masih<br />
banyak hal yang perlu dilakukan untuk<br />
perbaikan kualitas sanitasi di Kota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong>. Baik dalam bidang layanan air<br />
bersih, pengelolaan air limbah, maupun<br />
persampahan,” lanjutnya.<br />
Hasanuddin menyebutkan, dukungan<br />
dari berbagai pihak khususnya dari<br />
AKKOPSI akan sangat berharga bagi<br />
upaya tersebut, sehingga sesuai dengan<br />
target pembangunan maka pada tahun<br />
2019 diharapkan 100%masyarakat Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> mempunyai akses terhadap<br />
sanitasi.<br />
“Melalui kegiatan CSS ini kami ju ga<br />
merekomendasikan peningkatan berbagai<br />
program partisipasi masyarakat<br />
di dalam upaya pencapaian universal<br />
akses,”tambahnya.<br />
Menurutnya, masyarakat sebagai aktor<br />
utama yang terlibat secara langsung dalam<br />
proses ini, harus benar-benar me mahami<br />
pentingnya sanitasi dan dampaknya bagi<br />
kualitas hidup mereka. Sehingga perilaku<br />
dan kebiasaan yang cinta dan perduli<br />
sanitasi dapat benar-benar tertanam dalam<br />
jiwa masyarakat kita.<br />
Sementara itu Ketua Umum Aliansi<br />
Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi<br />
(AKKOPSI) M Rizal Effendi menitip<br />
pesan kepada Menteri Koordinator<br />
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan<br />
(Menko PMK) Puan Maharani<br />
untuk disampaikan ke Presiden RI<br />
Joko Widodo agar tidak memangkas<br />
anggaran untuk sanitasi.<br />
“Kita tahu keuangan negara sedang<br />
sulit, tapi kita tetap meminta kepada<br />
Presiden Jokowi agar alokasi anggaran<br />
untuk sanitasi tidak dipangkas,” pinta<br />
Rizal Effendi yang juga menjabat<br />
sebagai Walikota Balikpapan.<br />
Selain itu, ia juga mengungkapkan<br />
pihaknya terus mengupayakan dan<br />
mendorong lahirnya revisi atas Peraturan<br />
Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang<br />
Percepatan Penyediaan Air Minum dan<br />
Sanitasi. “Harapan kami, semoga Perpres<br />
tersebut dapat segera ditandatangani<br />
sehingga bebe rapa revisi atas landasan<br />
hukum dan aspek kelembagaan melalui<br />
Pokja AMPL Nasional dapat dioptimalkan.”<br />
sebutnya. Abi Qanita
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong> LAPORAN UTAMA<br />
5<br />
Foto Dok Humas<br />
Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Ir. Hasanuddin, M.Si memberi sambutan disela-sela pembukaan kegiatan City Sanitation Summit (CSS)<br />
XVI AKKOPSI di AAC Dayan Dawood, Unsyiah, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Kamis (24/11).<br />
Ketum AKKOPSI:<br />
Kita Perlu Belajar dari <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Ketua Umum Aliansi Kabupaten/Kota<br />
Peduli Sanitasi (AKKOPSI) M Rizal Efendi<br />
mengapresiasi Pemerintah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
yang dinilai mampu me nyelenggarakan event<br />
berskala nasional dalam suasana aman dan<br />
damai.<br />
Kita semua perlu belajar dari <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> yang penuh damai ini. Walaupun<br />
bertepatan dengan masa kampanye Pilkada,<br />
namun suasana kotanya begitu adem. Beda<br />
dengan sejumlah daerah lain yang cenderung<br />
situasinya memanas menjelang Pilkada”.<br />
Tak ketinggalan, ia mengajak setiap kandidat<br />
kepala daerah untuk ikut mengangkat sanitasi<br />
sebagai isu strategis dalam kampanye Pilkada.<br />
Hal tersebut diungkapkan Rizal yang juga<br />
menjabat sebagai Wali Kota Balikpapan ini<br />
dalam sambutannya pada acara welcome<br />
dinner peserta City Sanitation Summit (CSS)<br />
XVI AKKOPSI di halaman Balai Kota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong>, Rabu (23/11).<br />
“Atas nama seluruh anggota AKKOPSI,<br />
saya mengucapkan terima kasih kepada Pemko<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> atas penyambutan yang meriah<br />
malam ini, dan kulinernya juga luar biasa.<br />
Kami sangat bahagia dapat hadir ke <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> -sebuah kota tua yang penuh sejarah dan<br />
religius,” ungkap Rizal yang mengaku baru<br />
pertama kali datang ke <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> ini.<br />
Pada kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi<br />
jumlah daerah anggota AKKOPSI<br />
yang terus bertambah. “Total su dah ada<br />
467 kabupaten/kota yang bergabung.<br />
Ideal nya seluruh daerah di Indonesia<br />
ikut serta dalam keanggotaan AKKOPSI,<br />
guna membangun semangat bersama untuk<br />
menyukseskan capaian universal akses<br />
pada 2019 nanti,” ungakapnya lagi.<br />
Sebelumnya di tempat yang sama, Plt Wali<br />
Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Hasanuddin menyampaikan<br />
pihaknya merasa terhor mat atas kepercayaan<br />
yang diberikan ke pada <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> untuk<br />
menjadi tuan rumah CSS XVI AKKOPSI.<br />
“Mudah-mudahan kegiatan ini dapat<br />
berjalan dengan lancar dan sukses, sehingga<br />
AKKOPSI sebagai wadah bagi kabupaten/<br />
kota yang perduli sanitasi, dapat berkontribusi<br />
secara optimal terhadap gerakan percepatan<br />
pewujudan Universal Akses di seluruh<br />
Indonesia.”<br />
Ia berharap, selain mengikuti rangkaian<br />
kegiatan CSS, delegasi dari seluruh Indonesia<br />
dapat pula meluangkan waktu<br />
menikmati keindahan dan keunikan Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Ia pun menyebutkan banyak destinasi<br />
wisata bersejarah yang dapat dikunjungi,<br />
seperti Museum Tsunami, Kapal PLTD<br />
Apung, Mesjid Raya Baiturrahman, Peucut<br />
Kherkoff, hingga Taman Putroe Phang. “Selain<br />
itu, <strong>Aceh</strong> juga dikenal dengan kulinernya yang<br />
khas. Jangan lupa pula untuk singgah di salah<br />
satu warung kopi dan menikmati kopi <strong>Aceh</strong>.”<br />
Katanya. Hafid Junaidi<br />
Komitmen Bersama<br />
AKKOPSI<br />
Pelaksanaan kegiatan City<br />
Sani tation Summit (CSS)<br />
XVI AKKOPSI di Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> menghasilkan<br />
se jumlah kesepakatan, diantaranya<br />
adalah Dek larasi para kepala daerah,<br />
khususnya anggota AKKOPSI terhadap<br />
komitmen untuk memenuhi<br />
target universal ac cess sanitasi pada<br />
akhir tahun 2019.<br />
Komitmen tersebut dibacakan Ketua<br />
DPP AKKOPSI bidang advokasi, Hj. Illiza<br />
Sa’aduddin Djamal, SE pada kegiatan City<br />
Sanitation Summit (CSS) XVI AKKOPSI<br />
di AAC Dayan Dawood Unsyiah <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong>, Kamis, 24 November <strong>2016</strong>.<br />
Deklarasi <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Tahun <strong>2016</strong><br />
Kami seluruh bupati dan walikota<br />
ang gota Aliansi Kabupaten/Kota Peduli<br />
Sanitasi (AKKOPSI) telah me nyadari<br />
arti penting sanitasi bagi pe ningkatan<br />
kesehatan, perekonomian dan<br />
produktivitas, lingkungan hidup, maupun<br />
untuk estetika ruang di daerah.<br />
Untuk mewujudkan kondisi sanitasi<br />
ideal, sekaligus untuk memenuhi target<br />
universal access sanitasi pada akhir tahun<br />
2019 di masing-masing kabupaten/kota,<br />
maka kami para kepala daerah anggota<br />
AKKOPSI berkomitmen untuk :<br />
1. Melakukan secara langsung koordinasi<br />
dan monitoring rutin berkala<br />
terhadap progress pembangunan<br />
sanitasi di kabupaten/kota masingmasing<br />
secara terpadu, terukur dan<br />
sesuai strategi sanitasi kabupaten/<br />
kota (SSK).<br />
2. Membentuk dan menerapkan kebijakan<br />
daerah tentang gerakan sanitasi<br />
terpadu untuk memastikan<br />
terciptanya situasi yang kondusif<br />
bagi pembangunan sanitasi terutama<br />
dalam upaya mewujudkan<br />
sinergi lintas SKPD dan Non-<br />
SKPD, termasuk TNI, swasta, tokoh<br />
organisasi, tokoh keagamaan serta<br />
pihak swasta untuk kesuksesan<br />
pembangunan sanitasi di daerah.<br />
3. Setidak-tidaknya mewujudkan stop<br />
prilaku Buanga Air Besar Sem barangan<br />
(BABS) dalam ku run waktu<br />
<strong>2016</strong>-2019, sekaligus meningkatkan<br />
kualitas dan peran regulator serta<br />
ope rator layanan air limbah.<br />
4. Meningkatkan kinerja dan<br />
sinergitas regulator dan operator<br />
dalam upaya keterpaduan<br />
program pengurangan sampah<br />
dari sumbernya, men do rong<br />
pembentukan dan menjaga keberlangsungan<br />
siklus bisnis per-<br />
sampahan di daerah.<br />
5. Mengarusutamakan pembangunan<br />
sanitasi dalam pembangunan desa<br />
maupun dalam pengalokasian dana<br />
desa, dan memfasilitasi pelak sanaan<br />
Fatwa MUI Pusat dalam pemenfaatan<br />
dana zakat, infak, shadaqah<br />
dan wakaf produktif untuk<br />
penyediaan akses sanitasi bagi masyarakat<br />
yang kurang mampu.<br />
6. Mendorong secara aktif pem bentukan<br />
kebijakan nasional yang terkait<br />
dengan SOTK daerah, yang<br />
dapat mendukkung terjadinya percepatan<br />
penyediaan layanan sanitasi,<br />
maupun kebijakan nasional<br />
yang terkait dengan alokasi APBN<br />
serta hibah dari mitra pembangunan<br />
bagi percepatan penyediaan layanan<br />
sanitasi di daerah.<br />
Komitmen diatas akan dijalankan di<br />
daerah dengan penuh disiplin dan<br />
kesa daran tinggi sebagai penge jewahantahan<br />
layanan dasar yang sudah<br />
men jadi ke wajiban kabupaten/kota<br />
kepada selu ruh masyarakatnya.<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, 24 November <strong>2016</strong><br />
Tertanda<br />
Bupati/Walikota Anggota AKKOPSI<br />
Penghargaan Sanipura Award<br />
Menteri Koordinator PMK Puan<br />
Maharani menyerahkan penghargaan<br />
Sani pura award kepada Walikota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> dan Sembilan walikota dan bupati<br />
anggota Aliansi Kabupaten/Kota Peduli<br />
Sanitasi (AKKOPSI).<br />
Puan berharap kepada Menteri PU<br />
PR Basuki Hadimujono yang juga hadir<br />
pada kegiatan tersebut agar memberikan<br />
program dan alat-alat berat kepada daerah<br />
yang sudah menerima Sanipura Award<br />
sehingga mendukung daerah tersebut<br />
dalam menigkatkan pelayanan kepada<br />
masyarakat sehingga lebih produktif.<br />
ADAPUN KESEPULUH DAERAH YANG MENERIMA SANIPURA AWARD <strong>2016</strong> MASING-MASING:<br />
1. Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, atas inovasi dalam keberlanjutan penanganan sanitasi,<br />
2. Walikota Bogor, atas pengelolaan database sanitasi,<br />
3. Walikota Makassar atas innovasi dalam keberlanjutan penanganan sanitasi,<br />
4. Walikota Balikpapan atas innovasi keberlanjutan penanganan sanitasi,<br />
5. Bupati Gunung Kidul atas pencapaian dalam implementasi perencanaan sanitasi,<br />
6. Bupati Magetan atas capaian implementasi sanitasi total berbasis masyarakat,<br />
7. Bupati Sleman atas innovasi keberlanjutan pengelolaan layanan sanitasis berbasis<br />
masyarakat.<br />
8. Bupati Muara Enim atas innovasi pengelolaan database sanitasi,<br />
9. Bupati Ngawi atas capaian implementasi sanitasi berbasis masyarakat,<br />
10. Walikota Surabaya atas capaian dalam implementasi sektor sanitasi.
6 INFO KOTA<br />
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong><br />
Kota Baru, Model Gampong<br />
Sehat di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin Ishak memimpin apel bertepatan moment peringatan Hari Kesahatan Nasional (KHN) ke-52, Senin, 14 November <strong>2016</strong> lalu di halaman Balaikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Gampong Kota Baru Kecamatan<br />
Kuta Alam Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
terpilih sebagai juara satu model<br />
gampong sehat di Kota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> tahun <strong>2016</strong>. Penghargaan tersebut<br />
diberikan karena dianggap memiliki kualitas<br />
Perilaku dan Peran Serta Masyarakat,<br />
Ling kungan, Data dan Sistem Informasi<br />
Kesehatan serta Regulasi kesehatan dengan<br />
baik.<br />
Sementara itu Juara II diraih Gampong<br />
Seutui Kecamatan Baiturrahaman dan<br />
Gampong Pineung Kecamatan Syiah Kuala<br />
meraih juara III.<br />
Penghargaan ini diserahkan Plt Walikota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin Ishak bertepatan<br />
moment peringatan Hari Kesahatan Nasional<br />
(HKN) ke-52, Senin, 14 November <strong>2016</strong> lalu<br />
di halaman Balaikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Pada kesempatan yang sama Hasanuddin<br />
juga menyerahkan penghargaan kepada para<br />
tenaga medis di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>. Ia menyebutkan,<br />
Gampong Sehat/Desa Sehat adalah suatu<br />
gerakan untuk menciptakan dan mewujudkan<br />
sebuah desa dengan kondisi masyarakat yang<br />
memiliki pengetahuan tentang kesehatan<br />
termasuk gizi, mampu menerapkan budaya<br />
hidup sehat baik jasmani maupun rohani dan<br />
mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih,<br />
rapi juga mampu memanfaatkan sumber<br />
daya alam yang ada untuk kelangsungan<br />
hidup baik diri sendiri maupun orang lain<br />
dan juga sehat dalam arti mandiri secara<br />
ekonomi.<br />
“Alhamdulillah saat ini telah ada<br />
Sembilan model binaan gampong sehat<br />
di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> yaitu Gampong Seutui,<br />
Lamteumen Timur, Lampaseh Kota,<br />
Blang Oi, Lueng Bata, Lhong Raya, Kota<br />
Baru, Pineung dan Lamteh. Dan diantara<br />
sembilan gampong tersebut hari ini telah<br />
kita beri penghargaan kepada 3 gampong<br />
sehat terbaik tahun <strong>2016</strong>,” ujar Hasanuddin.<br />
Sementara untuk tenaga Medis, Plt<br />
walikota menyerahkan penghargaan kepada<br />
Rita Ramlayani yang berprofesi sebagai<br />
Asisten Farmasi di Puskesmas Kopelma<br />
Darussalam. Rita berhasil keluar sebagai juara<br />
I tenaga kesehatan teladan se <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dan<br />
Provinsi <strong>Aceh</strong>.<br />
Kemudian, Plt Walikota juga menyerahkan<br />
penghargaan kepada dr Nurul Fajri<br />
dari Puskesmas Baiturrahman sebagai dokter<br />
terbaik I se <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dan terbaik III tingkat<br />
Provinsi <strong>Aceh</strong>.<br />
Sementara untuk perawat, Hasanuddin<br />
memberikan penghargaan kepada Bunda<br />
Suri dari Puskesmas Kuta Alam. Sedangkan<br />
Bidan terbaik diraih Rismawati dari<br />
Puskesmas Baiturrahman.<br />
Untuk katagori Posyandu terbaik, juara<br />
I diraih Posyandu Permata Ibu, Gampong<br />
Suka Ramai Kecamatan Baiturrahman. Juara<br />
II diraih Posyandu Seroja Gampong Lampoh<br />
Daya Kecamatan Jaya Baru. Sementara juara<br />
II diraih Posyandu Cut Nyak Dhien Gampong<br />
Ie Masen Kayee Adang Kecamatan Syiah<br />
Kuala.<br />
Hasanuddin dalam sambutannya mengucapkan<br />
Selamat Hari Kesehatan Nasional<br />
ke-52 Tahun <strong>2016</strong> dan mengajak semua<br />
pihak membangun kemandirian masyarakat<br />
yang sadar akan kesehatan sehingga tercapai<br />
Indonesia yang kuat.<br />
Lanjutnya, bagi Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Foto: Dok Humas<br />
Foto: Dok Humas<br />
sendiri, Pemko telah melakukan berbagai<br />
program untuk meningkatkan pemahaman<br />
masyarakat kota dalam menerapkan gaya<br />
hidup sehat, diantaranya melalui program<br />
Gampong Sehat.<br />
Hasanuddin juga mengucapkan selamat<br />
kepada para tenaga kesehatan teladan dan<br />
juga posyandu teladan.<br />
“Teruslah berkarya dan memberikan<br />
pelayanan terbaik kepada masyarakat dan<br />
semoga penghargaan ini selain menjadi<br />
motivasi bagi saudara sekalian juga menjadi<br />
inspirasi bagi para pekerja kesehatan<br />
lainnya,” pinta Hasanuddin.<br />
Gampong Harus Punya Inovasi<br />
Kepala Dinas Kesehatan Kota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> Dr. Media Yulizar, MPH melalui Kasi<br />
Promkes, Syukriyah, SKM menyebutkan<br />
penilaia terhadap gampong sehat dilakukan<br />
oleh tim independen yang beranggotakan<br />
Dinas Kesehatan, DK3 Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>,<br />
BPM Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Bagian Organisasi,<br />
Bagian hukum, Bagian Pembangunan dan<br />
BPKB kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Menurutnya, pembinaan terhadap<br />
sembilan gampong itu sudah dilakukan<br />
sejak tahun 2015, sementara penilaian dan<br />
pemberian penghargaan baru dilakukan<br />
pada tahun <strong>2016</strong> ini.<br />
“Nanti tahun 2017 akan kita nilai lagi<br />
dan kita berikan lagi, bagi yang sudah<br />
menang maka tetap dibina tapi tidak<br />
diikutsertakan lagi. Kita berharap semua<br />
gampong di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> menjadi gampong<br />
sehat,”ujarnya.<br />
Ia menambahkan ada sejumlah<br />
indikator penilaian gampong sehat, masingmasing<br />
aspek lingkungan, aspek perilaku,<br />
aspek regulasi/kebijakan dan aspek data<br />
dan informasi serta inovasi.<br />
“Inovasi ini sebagai nilai tambah, maka<br />
kita ajak gampong-gampong di <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> memiliki inovasi di bidang kesehatan<br />
seperti juara satu kita gampong Kota Baru<br />
mereka memiliki inovasi berupa program<br />
kesehatan remaja,”lanjutnya.<br />
Lebih lanjut Syukriyah merincikan<br />
indikator gampong sehat yang dinilai<br />
oleh tim antara lain, lingkungan,<br />
kebersihan dalam rumah, ventilasi, lantai,<br />
pencahayaan, jamban dan kepadatan<br />
hunian kamar. Kemudian untuk lingkungan<br />
luar rumah seprti jalan bersih, rumah yang<br />
memiliki tong sampah terpilah, system<br />
pengelolaan sampah, drainase lancer,<br />
pemanfaatan perkarangan rumah, kandang<br />
ternak terjaga serta sumber air bersih.<br />
Sementara untuk lingkungan umum yang<br />
dinilai antara lain, drainase, pengolahan<br />
sampah, aksesibilitas, fasilitas bermain dan<br />
olahraga. “begitu juga dengan lingkungan<br />
tempat-tempat umum, seperti masjid,<br />
meunasah, toko, sekolah dan rumah kecantikan,<br />
kemudian juga lingkungan tempat<br />
pengelolaan makanan dan minuman, rumah<br />
makan, home industry pangan, catering<br />
dan warung kopi, itu tempat penyimpinan<br />
makanan, dapur bersih, wc sehat dan<br />
kesehatan karyawan,”ujarnya.<br />
Penilaian berikutnya pada PHBS Rumah<br />
Tangga. dengan indicator tempat bakar<br />
sampah, jemur pakaian didepan rumah,<br />
persalinan yang ditolong oleh tenaga medis,<br />
member bayi asi ekslusif, menimbang balita<br />
setiap bulan, menggunakan air bersih,<br />
memberantas jentik dirumah serta tidak<br />
meminta anak-anak membeli rokok.<br />
“Selanjutnya juga partisipasi masyarakat,<br />
misalnya aktivitas bersama membersihkan<br />
gampong, keberadaan kader kesehatan, dan<br />
kampanye larangan merokok,”<br />
Kemudian katanya, indicator lain dari<br />
aspek regulasi/kebijakan yang mendukung<br />
kesehatan seperti memiliki perencanaan<br />
pembangunan kesehatan gampong dalam<br />
RPJMG, memiliki peraturan keuchik<br />
tentang kesehatan, memiliki reusam gampong<br />
pembangunan kesehatan.<br />
Terakhir Aspek data dan informasi<br />
terkait system informasi kesehatan seperti<br />
data jumlah penderita penyakit di gampong.<br />
Afrizak Meukek<br />
GAMPONG SEHAT<br />
Juara I Gampong Kota Baru,<br />
Kecamatan Kuta Alam<br />
Juara II Gampong Seutui,<br />
Kecamatan Baiturrahman<br />
Juara III Gampong Pineung,<br />
Kecamatan Syiah Kuala
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong> LAPORAN KHUSUS<br />
7<br />
Deah Glumpang dan Gampong Jawa<br />
Foto: Dok Humas<br />
Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin Ishak menerima<br />
kunjungan Komisi VIII DPR-RI yang dipimpin Wakil Ketua<br />
Komisi VIII DR Ir HD Sodik Mudjahid di Escape Buliding<br />
Gampong Deah Geulumpang.<br />
Desa Tangguh Bencana di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Gampong Jawa dan Gampong<br />
Deah Glumpang Kecamatan<br />
Meuraxa merupakan Gampong<br />
(Desa) yang termasuk dalam<br />
program Desa Tangguh Bencana (Destana)<br />
di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Untuk melihat secara dekat sejauh mana<br />
realisasi program tersebut, Komisi VIII<br />
DPR-RI turun langsung ke Deah Glumpang<br />
dan melihat secara dekat serta berinteraksi<br />
dengan masyarakat setempat.<br />
Rombongan yang berjumlah 17 orang,<br />
dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DR Ir<br />
HD Sodik Mudjahid tiba di Escape Buliding<br />
Gampong Deah Geulumpang dan disambut<br />
oleh Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasnuddin<br />
Ishak bersama Kepala BPBA <strong>Aceh</strong>, Said<br />
Rasul dan sejumlah pejabat jajaran Provinsi<br />
<strong>Aceh</strong> dan Pemko <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Kamis, 17<br />
Nopvember <strong>2016</strong> lalu.<br />
Sodik Mudjahid di hadapan masyarakat<br />
Deah Glumpang dan seluruh pejabat<br />
yang hadir di Gedung Escape Building<br />
Deah Glumpang menjelaskan kedatangan<br />
pihkanya adalah untuk melihat secara dekat<br />
Program Destana yang telah berjalan di <strong>Aceh</strong>,<br />
khususnya di Deah Glumpang <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Program ini diharapkan dapat membentuk<br />
masyarakat yang tangguh bencana,<br />
masyarakat yang mampu mengantisipasi<br />
dan meminimalisir kekuatan yang merusak,<br />
melalui adaptasi. Mereka juga diharapkan<br />
mampu mengelola dan menjaga struktur dan<br />
fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.<br />
Dan jika terkena dampak bencana,<br />
masyarakat diharapkan dengan cepat bisa<br />
membangun kehidupannya menjadi normal<br />
kembali atau paling tidak dapat dengan<br />
cepat memulihkan diri secara mandiri.<br />
“Kami tahu Desa ini dulu merupakan<br />
sentra kerajinan di <strong>Aceh</strong>. Ini di rombongan<br />
kami ada anggota DPR bidang ekonomi,<br />
nanti bisa langsung dibicarakan seperti<br />
apa langkah yang perlu dilakukan untuk<br />
mengembalikan Desa ini sebagai sentra<br />
kerajinan di <strong>Aceh</strong>,” ujar Sodik.<br />
Menurut Sodik, tidak semua urusan<br />
bencana mengandalkan Pemerintah saja,<br />
tapi kuncinya adalah kesiagaan seluruh<br />
elemen masyarakat, seperti peran pemuda<br />
dan peran relawan.<br />
“Pemerintah akan terus memberi support<br />
dan stimulus. Namun masyarakat yang harus<br />
lebih berperan karena masyarakat lebih<br />
tahu kebutuhan. Dan saat bencana datang<br />
masyarakat juga yang pertama merasakan<br />
dampaknya,” ujar Sodik.<br />
Terkait dengan permintaan Walikota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> yang meminta tambahan<br />
pembanguan Gedung Escape Building baru<br />
di Gampong Tibang, Sodik mengatakan<br />
akan mendukung penuh dan akan<br />
memperjuangkan ke Pemerintah Pusat.<br />
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan<br />
Bencana Daerah (BPBD) Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Drs. Ridwan menyebutkan, target<br />
jangka panjang sebanyak 20 desa di pesisir<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> menjadi desa tangguh bencana.<br />
Kedua desa tersebut masing-masing gampong<br />
Jawa dan Deah Geulumpang yang sebelumnya<br />
diusulkan oleh Pemko <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Dengan demikian kata Ridwan, jumlah<br />
desa tangguh bencana menjadi lima<br />
desa, setelah pada tahun 2013 silam juga<br />
diberikan kepada tiga desa masing-masing<br />
gampong Tibang, Lampulo dan gampong<br />
Laksana.<br />
“Pada tahun ini kita dapat program<br />
kerja sama dengan BNPB untuk dua desa<br />
masing-masing, desa gampong Jawa dan<br />
Deah Geulumpang.”ujarnya,<br />
Ia menyebutkan desa-desa tangguh<br />
bencana itu akan dibekali dengan pelatihanpelatihan<br />
dan penyiapan dokumen-dokumen<br />
seperti peta risiko bencana, peta evakuasi<br />
dan membentuk kelompok-kelompok sadar<br />
bencana.<br />
“Jadi masyarakat di desa-desa tangguh<br />
bencana diharapkan lebih siap, dan cepat<br />
pulih jika ada bencana,”lanjutnya.<br />
20 Desa Pesisir di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Rawan<br />
Bencana<br />
Sementara itu, Plt Walikota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin Ishak menyampaikan<br />
bahwa di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> terdapat 20 Desa<br />
pesisir yang tergolong dalam wilayah rawan<br />
bencana. Karenanya, seluruh Desa tersebut<br />
diharapkan dapat juga dimasukkan kedalam<br />
program Destana juga.<br />
“Ada 20 Desa di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, kita<br />
harap dapat juga masuk ke dalam program<br />
Destana meskipun secara bertahap, ” harap<br />
Hasanuddin kepada rombongan Komisi<br />
VIII DPR-RI.<br />
Terkait dengan rehab recond pasca<br />
tsunami, Hasanuddin menjelaskan Pemko<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dibantu oleh sejumlah Negara<br />
donor telah membangun infrastruktur yang<br />
lebih baik dari sebelumnya yang kemudian<br />
berdampak pada kesejahteraan ekonomi<br />
masyarakat.<br />
Sementara itu, kepala BPBA <strong>Aceh</strong>, Said<br />
rasul mengungkapkan ada 230 Gampong<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Miliki Buku<br />
Rencana Kontinjensi Banjir<br />
Pemerintah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
melalui Badan Penggulangan Bencana<br />
Daerah (BPBD) Kota <strong>Banda</strong> menginisiasi<br />
pembuatan buku Rencana Kontinjensi<br />
(Renkon) banjir. Buku Renkon banjir ini<br />
dibahas pada kegiatan formalisasi rencana<br />
kontinjensi banjir Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> yang<br />
dibuka Plt Walikota, Ir Hasanuddin<br />
Ishak, Rabu (23/11/<strong>2016</strong>) di Gedung ITLC<br />
Samsung, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Kepala BPBD Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Drs<br />
Ridwan menjelaskan banyak pihak yang<br />
terlibat dalam penyusunan buku Renkon<br />
banjir ini, baik dari SKPD Pemko <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> maupun organisasi terkait seperti<br />
BPBD, DKKK, Dinas PU <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, RAPI,<br />
IOF, PMI, SAR, PU Pengairan <strong>Aceh</strong>.<br />
Kata Ridwan, setelah buku Renkon<br />
banjir diformulasikan selanjutnya akan<br />
dijadikan sebagai pedoman dalam<br />
menangani bencana banjir di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
“Buku ini kita buat sebagai bentuk<br />
kesiapan Pemerintah Kota dan masyarakat<br />
untuk pencegahan banjir, mitisagai dan<br />
(Desa) di <strong>Aceh</strong> yang tergolong sebagai desa<br />
rawan bencana. Namun dari 230 Desa, baru<br />
53 Desa yang telah mendapatkan alokasi<br />
anggaran untuk kebencanaan.<br />
“Sumber dana dari BNPB 12 Desa, APBA<br />
2 Desa, IOM-DPRA 18 Desa, Pemko Langsa<br />
10 Desa, Palang Merah Jepang 3 Desa,<br />
Palang Merah Amerika 5 Desa dan Pemkab<br />
Singkil 3 Desa. Jadi ada 53 Desa yang sudah<br />
mendapatkan anggaran untuk program<br />
kebencanaan,” ungkap Said Rasul.<br />
Dalam kesempatan tersebut, Said<br />
Rasul juga mengungkapkan jumlah usulan<br />
rehabilitasi dan rekontruksi pasca benca<br />
untuk alokasi tahun 2017 yang mencapai Rp.<br />
700 M untuk seluruh <strong>Aceh</strong>. Afrizal Meukek<br />
langkah kesiapsiagaan bencana banjir di<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>. Dalam penangannya nanti,<br />
semua pihak berpedoman pada buku ini,”<br />
ungkap Ridwan.<br />
Selain SKPD dan organisasi terkait,<br />
pembuatn buku Renkon ini juga<br />
melibatkan BMKG, Sentra Komunikasi<br />
Kepolisiasn dan TNI/POLRI.<br />
Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin<br />
Ishak saat membuka kegiatan ini mengapresiasi<br />
BPBD Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dan semua<br />
pihak yang terlibat dalam pembuatan buku<br />
Renkon Banjir <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> ini.<br />
Hasanuddin Ishak berhapar keseriusan<br />
semua SKPD dan semua pihak<br />
yang terlibat dalam penyusunan buku<br />
Renko Banjir yang nantinya akan menjadi<br />
pedoman dalam penanganan bencana,<br />
khusunya bencana banjir.<br />
Hasanuddin juga meminta acara gladi<br />
atau uji lapangan yang direncanakan<br />
tanggal 3 Desember <strong>2016</strong> di Lapangan<br />
Neusu dan Putro Phang dapat dilak sanakan<br />
dengan baik dan benar. Afrizal Meukek
W ARTA<br />
SOSIALISASI<br />
8<br />
<strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong> <strong>2016</strong><br />
Asisten Keistimewaan Ekonomi dan Pembangunan Setdako <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Ir Gusmeri<br />
MT membuka kegiatan sosialisasi program Adiwiyata (Sekolah Cinta Lingkungan)<br />
di Aula Gedung C Balai Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Rabu (23/11).<br />
80 Guru Sekolah dan Dayah Diberi<br />
Wawasan Cinta Lingkungan<br />
Sebanyak 80 guru dari 40 sekolah<br />
tingkat SD/SMP/SMA sederajat<br />
termasuk dayah se-Kota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> mengikuti sosialisasi<br />
program Adiwiyata (Sekolah Cinta<br />
Lingkungan) di Aula Gedung C Balai Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Rabu (23/11).<br />
Mengusung tema “Melalui Program<br />
Adiwiyata, Kita Wujudkan Sekolah Cinta<br />
dan Peduli Lingkungan”, acara ini digelar<br />
selama dua hari dengan menghadirkan<br />
narasumber dari pihak Bapedal <strong>Aceh</strong>,<br />
BPOM <strong>Aceh</strong>, DK3, dan Kantor Lingkungan<br />
Hidup (KLH) <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Dalam sambutan tertulisnya yang<br />
disampaikan oleh Asisten Keistimewaan<br />
Ekonomi dan Pembangunan Setdako<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Gusmeri, Plt Wali Kota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> Hasanuddin menyebutkan generasi<br />
muda termasuk pelajar merupakan sumber<br />
insani yang tiada taranya bagi pelestarian<br />
lingkungan.<br />
“Untuk itu perlu ditanamkan secara<br />
dini kepada mereka tentang perlunya<br />
menjaga, melestarikan dan memperbaiki<br />
kualitas lingkungan. Institusi sekolah<br />
juga diharapkan dapat menjadi contoh<br />
dan teladan bagi masyarakat luas tentang<br />
wawasan lingkungan. Untuk itu, diperlukan<br />
penataan lingkungan sekolah yang sehat,<br />
indah, bersih, hijau dan tertata rapi.<br />
Kondisi lingkungan yang demikian,<br />
sebutnya, dapat membuat lingkungan<br />
sekolah menjadi nyaman serta tercipta<br />
suasana yang kondusif dalam proses<br />
belajar mengajar sehingga kualitas sekolah<br />
dapat ditingkatkan.<br />
Menurutnya, Pemerintah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
melalui dinas terkait, terus berupaya men -<br />
ciptakan lingkungan hijau, ber sih dan sehat di<br />
Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>. “Program-program kegiatan<br />
yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian<br />
lingkungan ter masuk untuk menciptakan<br />
sekolah berwa wasan lingkungan, kini telah<br />
menjadi agenda rutin pemerintah.”<br />
“Sekolah berwawasan lingkungan ti dak<br />
hanya merupakan sekolah yang hi jau, nyaman,<br />
sehat dan bersih, tetapi lingkungan sekolah<br />
juga berfungsi sebagai laboratorium, memiliki<br />
nilai estetika, nilai ekonomis, sekolah yang<br />
ramah terhadap lingkungan serta sekolah yang<br />
mendukung pelestarian dan penyelamatan<br />
lingkungan hidup,” katanya.<br />
Mengakhiri sambutan wali kota, Gusmeri<br />
ber harap melalui kegiatan sosialisasi ini, akan<br />
semakin banyak masyarakat yang sadar bah wa<br />
pengelolaan lingkungan hi dup harus di mulai<br />
sejak dini, dan dilakukan secara terus menerus<br />
hingga akhirnya setiap makhluk hidup<br />
dapat merasakan kualitas lingkungan yang<br />
sehat.<br />
“Lingkungan yang sehat, nyaman, damai<br />
adalah hak semua insan, baik manusia<br />
maupun makhluk hidup lainnya. Kita<br />
sebagai manusia dengan kelebihan akalnya<br />
juga harus menyadari bahwa mengelola<br />
lingkungan merupakan kewajiban umat<br />
manusia yang berakal sehat,” pungkasnya.<br />
Turut hadir pada acara pembukaan tadi<br />
antara lain Kepala KLH <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Edisah<br />
Putra, perwakilan dari Bapedal <strong>Aceh</strong>,<br />
BPOM <strong>Aceh</strong>, DK3 dan para kepala sekolah<br />
dan pimpinan dayah serta sejumlah tamu<br />
undangan lainnya. Hafid Junaidi