Warta Banda Aceh EDISI XI 2016
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
4 LAPORAN UTAMA<br />
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong><br />
Jadi kalau dikatakan<br />
Pilkada tidak menghambat,<br />
menghalangi atau menunda<br />
kerja berkaitan dengan sanitasi<br />
ini layak diapresiasi. dan kita<br />
memang berharap agar jangan<br />
sampai ganti kepala daerah<br />
komitmen sanitasi ini tidak<br />
diteruskan kembali<br />
Foto: Dok Humas<br />
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyampaikan kata sambutan di sela-sela pembukaan kegiatan City Sanitation Summit (CSS) XVI AKKOPSI<br />
di AAC Dayan Dawood, Unsyiah, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Kamis (24/11).<br />
Sanitasi Berbasis<br />
Menteri Koordinator Pembangunan<br />
Manusia dan<br />
Kebudayaan (PMK) Puan<br />
Maharani optimis citacita<br />
pemerintah sebagaimana tertuang<br />
dalam Rencana Pembangunan Jangka<br />
Menengah (RPJM) 20015-2019 untuk<br />
target universal access 100 persen air<br />
bersih dan sanitasi pada akhir tahun<br />
2019 mendatang bisa tercapai.<br />
Hal demikian disampaikan Puan<br />
saat membuka kegiatan City Sanitation<br />
Summit (CSS) XVI AKKOPSI di AAC<br />
Dayan Dawood, Unsyiah, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>,<br />
Kamis (24/11).<br />
CSS XVI turut dihadiri Menteri<br />
Pekerjaan Umum dan Perumahan<br />
Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono<br />
serta puluhan kepala daerah anggota<br />
AKKOPSI seperti Walikota Bandung<br />
Ridwan Kamil dan Walikota Bogor Bima<br />
Arya.<br />
Puan menyebutkan, ketersediaan<br />
air minum yang layak dan sanitasi<br />
merupakan salah satu kebutuhan dasar<br />
manusia yang harus dipenuhi oleh<br />
pemerintah daerah guna membangun<br />
masyarakat Indonesia yang sehat.<br />
Gerakan ini kata Puan didukung<br />
20 Kementrian dan Lembaga, sehingga<br />
tidak lagi hanya menjadi tanggungjawab<br />
dari kementrian PUPR<br />
semata. “Tadinya sanitasi ini hanya<br />
tanggungjawab PUPR, namun hari<br />
ini telah disinergikan dengan 20<br />
kementrian dan lembaga,”ujarnya.<br />
Masyarakat<br />
Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Menurut Puan, kondisi masyarakat<br />
Indonesia yang sehat dapat meningkatkan<br />
produktivitas dalam menjalankan kehidupan<br />
sehari-hari, namun kenyataannya<br />
kata Puan, saat ini akses air minum d<br />
Indonesia baru tercapai 37 persen dan<br />
akses sanitasi layak baru 47 persen.<br />
“Lalu apa yang harus kita lakukan?,<br />
ini menjadi tanggungjawab bersama,<br />
bukan hanya tanggungjawab<br />
pemerintah pusat saja, namun provinsi<br />
dan kabupaten/kota,”tambahnya.<br />
Tak lupa, Puan mengapresiasi<br />
sejumlah kepala daerah yang ikut Pilkada<br />
serentak tahun 2017 nanti, namun<br />
harapnya tetap fokus untuk mengurus<br />
persoalan sanitasi dan air minum di<br />
daerahnya masing-masing.<br />
Ia berharap agar program sanitasi<br />
dan akses air minum agar dapat<br />
diperluas sehingga dapat menjangkau<br />
wilayah penduduk, wilayah pedesaan,<br />
wilayah nelayan dan daerah tertinggal<br />
lainya.<br />
“Jadi kalau dikatakan Pilkada<br />
tidak menghambat, menghalangi atau<br />
menunda kerja berkaitan dengan<br />
sanitasi ini layak diapresiasi. dan kita<br />
memang berharap agar jangan sampai<br />
ganti kepala daerah komitmen sanitasi<br />
ini tidak diteruskan kembali,” lanjutnya.<br />
Pada kesempatan itu Puan juga<br />
meng ingatkan bahwasanya untuk program<br />
kegiatan air minum dan sanitasi<br />
layak selain dilakukan oleh kementrian<br />
PUPR, juga dapat dilakukan dengan<br />
pem bangunan berbasis masyarakat<br />
dengan dana APBDES.<br />
Akses Sanitasi <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> 97 Persen<br />
Sementara itu Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
Ir. Hasanuddin, M.Si mengakui bahwasanya<br />
perbaikan sanitasi merupakan bagian<br />
dari agenda penting dunia saat ini dan<br />
merupakan salah satu tujuan utama dalam<br />
sasaran pembangunan berkelanjutan.<br />
“Sanitasi yang layak merupakan kebutuhan<br />
dasar yang berdampak secara luas<br />
terhadap peningkatan kualitas hi dup<br />
masyarakat khu susnya bidang kese hatan,”<br />
ujarnya.<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sendiri, diakui Hasanuddin<br />
sangat perduli terhadap pengembangan<br />
sani tasi. Komitmen tersebut, lanjutnya,<br />
ditun jukkan diantaranya melalui pengem<br />
bangan Buku Putih Sanitasi yang<br />
diintegrasikan dengan dokumen pe rencanaan<br />
perkotaan lainnya.<br />
Sebagai hasilnya, saat ini tercatat<br />
bahwa rasio rumah tinggal yang berakses<br />
sanitasi di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> saat ini adalah<br />
97%, dengan cakupan pelayanan sampah<br />
sebesar 88%, dan cakupan layanan air<br />
bersih sebesar 88%.<br />
Sementara itu pada sektor drainase,<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sudah memiliki sistem yang<br />
sebagian besar sudah tertutup, sepanjang 186<br />
KM lebih, terbagi dalam 8 zona dan terbukti<br />
cukup efektif mengatasi permasalahan banjir<br />
dan genangan pada musim hujan. Selain itu<br />
pemerintah juga sudah membangun 9 rumah<br />
pompa dan 129 pintu air.<br />
Selain itu, kata Hasanuddin, berbagai<br />
pendekatan pemeliharaan dan<br />
perlindungan lingkungan juga terus<br />
digalakkan di berbagai kesempatan.<br />
Mulai dari program peningkatan Ruang<br />
Terbuka Hijau yang saat ini mencapai<br />
809,7 Hektar dari target sebesar 928<br />
Hektar, hingga upaya peningkatan keter<br />
libatan dan partisipasi masyarakat<br />
melalui berbagai komunitas hijau.<br />
“Kami menyadari bahwa masih<br />
banyak hal yang perlu dilakukan untuk<br />
perbaikan kualitas sanitasi di Kota <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong>. Baik dalam bidang layanan air<br />
bersih, pengelolaan air limbah, maupun<br />
persampahan,” lanjutnya.<br />
Hasanuddin menyebutkan, dukungan<br />
dari berbagai pihak khususnya dari<br />
AKKOPSI akan sangat berharga bagi<br />
upaya tersebut, sehingga sesuai dengan<br />
target pembangunan maka pada tahun<br />
2019 diharapkan 100%masyarakat Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> mempunyai akses terhadap<br />
sanitasi.<br />
“Melalui kegiatan CSS ini kami ju ga<br />
merekomendasikan peningkatan berbagai<br />
program partisipasi masyarakat<br />
di dalam upaya pencapaian universal<br />
akses,”tambahnya.<br />
Menurutnya, masyarakat sebagai aktor<br />
utama yang terlibat secara langsung dalam<br />
proses ini, harus benar-benar me mahami<br />
pentingnya sanitasi dan dampaknya bagi<br />
kualitas hidup mereka. Sehingga perilaku<br />
dan kebiasaan yang cinta dan perduli<br />
sanitasi dapat benar-benar tertanam dalam<br />
jiwa masyarakat kita.<br />
Sementara itu Ketua Umum Aliansi<br />
Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi<br />
(AKKOPSI) M Rizal Effendi menitip<br />
pesan kepada Menteri Koordinator<br />
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan<br />
(Menko PMK) Puan Maharani<br />
untuk disampaikan ke Presiden RI<br />
Joko Widodo agar tidak memangkas<br />
anggaran untuk sanitasi.<br />
“Kita tahu keuangan negara sedang<br />
sulit, tapi kita tetap meminta kepada<br />
Presiden Jokowi agar alokasi anggaran<br />
untuk sanitasi tidak dipangkas,” pinta<br />
Rizal Effendi yang juga menjabat<br />
sebagai Walikota Balikpapan.<br />
Selain itu, ia juga mengungkapkan<br />
pihaknya terus mengupayakan dan<br />
mendorong lahirnya revisi atas Peraturan<br />
Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang<br />
Percepatan Penyediaan Air Minum dan<br />
Sanitasi. “Harapan kami, semoga Perpres<br />
tersebut dapat segera ditandatangani<br />
sehingga bebe rapa revisi atas landasan<br />
hukum dan aspek kelembagaan melalui<br />
Pokja AMPL Nasional dapat dioptimalkan.”<br />
sebutnya. Abi Qanita