22.12.2016 Views

Warta Kota EDISI XI 2016

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Semangat Perubahan<br />

1<br />

WARTA KOTA<br />

<strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/TAHUN V/<strong>2016</strong><br />

Peringati HKN<br />

Tenaga Medis dan<br />

Gampong Sehat<br />

Terima Penghargaan<br />

Mengentaskan<br />

Permukiman Kumuh<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


2<br />

REDAKSI<br />

Kutipan<br />

Pro Insani<br />

Sudut Pandang<br />

Oleh: Prof. Dr. H. Syamsul Rijal, M.Ag<br />

Saat mendiskusikan tahapan-tahapan yang dilalui seseorang untuk lebih<br />

dekat kepada Rabbnya muncul cara pandang yang variatif, perspektif<br />

kalam falsafah dan tasawuf memberikan solusi, untuk itu diperlukan<br />

pendalaman<br />

- Salam kreatif menuju rumah masa depan! -<br />

Mari kita bekerjasama<br />

membangun Ibukota<br />

Provinsi Aceh ini menjadi<br />

kota yang membanggakan<br />

kita semua dan menjadi<br />

contoh bagi kota-kota lainnya.<br />

Semoga Ikrar Kebhinekaan<br />

Cinta Damai yang<br />

telah sama-sama kita ucapkan,<br />

akan mejadi kekuatan<br />

terbesar kita untuk melindungi<br />

bangsa kita dari segala<br />

cobaan perpecahan<br />

Ir Hasanuddin Ishak<br />

Plt Walikota Banda Aceh<br />

3<br />

6-7<br />

12-13<br />

Warisan Umar bin Khattab<br />

yang Menginspirasi<br />

Mengintip Usaha<br />

Keumamah Fadli<br />

Buka Raker PKK, Hasanuddin:<br />

Perempuan Tiang Negara<br />

REDAKSI<br />

Penerbit: Humas Sekretariat Daerah <strong>Kota</strong> Banda Aceh I Pengarah/Pembina: Walikota Banda Aceh<br />

- Wakil Walikota Banda Aceh - Sekretaris Daerah <strong>Kota</strong> Banda Aceh I Penanggung Jawab: Asisten<br />

Administrasi Umum I Pemimpin Redaksi: Wirzaini Usman Al-Mutiarai I Sekretaris Redaksi: Mukhlis,<br />

SH I Redaktur Pelaksana: Evi Marlina I Redaktur: Mahdi Andela I Reporter: Musfa Gustiawati,<br />

Afrizal Meukek, Hafid Junaidi, Hayatullah Pasee I Staf Redaksi: Yudi Risman I Staf Distribusi :<br />

Samsul Bahri I Photografer: Irwansyah Putra, Surya Mardiansyah, Twk. Wahidin I Layout/Desain:<br />

Mulyadi I Alamat Redaksi: Bagian Humas <strong>Kota</strong> Banda Aceh, Jl. T. Abu Lam-U No. 7 Telp. (0651)<br />

26184 I email: bna.warta@gmail.com I website: www.bandaacehkota.co.id<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


SEJARAH<br />

3<br />

Warisan Umar bin Khattab<br />

yang Menginspirasi<br />

Usai menunaikan shalat, Patriarch<br />

menemani Kha lifah Umar menyam<br />

bangi tempat Nabi Sulaiman<br />

pernah mendirikan fondasi Masjid al-<br />

Aqsha. Ternyata, kekaisaran Romawi Timur<br />

telah mengubah lokasi tersebut menjadi<br />

tempat pembuangan sampah.<br />

Hal ini demi menghina bangsa<br />

Yahudi, yang menjadikan titik Masjid<br />

al-Aqsha sebagai kiblat ibadah, bukan<br />

Konstantinopel (kini Istanbul). Umar<br />

marah.<br />

Ia meminta Patriarch mengimbau<br />

umatnya agar membersihkan tumpu kan<br />

sampah. Bahkan, Khalifah Umar ikut dengan<br />

tangannya sendiri me mungut sampah.<br />

Demikian pula de ngan sejumlah pasukan<br />

Muslim. Se tel ah cukup bersih, lokasi tersebut<br />

menjadi lebih tampak nilai historisnya.<br />

Umar melihat ada di sana batu suci yang<br />

pernah diceritakan oleh Nabi Muhammad<br />

SAW sebagai tempatnya menjejakkan kaki<br />

ketika Mi’raj ke langit. Demikianlah sekelumit<br />

kisah Umar yang penuh bersikap toleran<br />

kala membebaskan Tanah Suci al-Quds<br />

dari jajahan Romawi Timur, sebagaimana<br />

disarikan dari buku Menyusuri Jejak Manusia<br />

Pilihan, Umar bin Khattab karya Abbas<br />

Mahmud Aqqad.<br />

Menjelang kepemimpinannya usai,<br />

Khalifah Umar mewariskan ketegasan<br />

yang menginspirasi. Kepada khalifah<br />

peng gantinya, Umar menuliskan pesan<br />

penting.<br />

Pertahankanlah lima ciri khas yang<br />

akan menyelamatkan agama Anda,<br />

sedangkan Anda sendiri akan mengambil<br />

manfaat dari hal itu lebih baik daripada<br />

nasib Anda. Apabila datang kepadamu<br />

dua orang yang sedang bersengketa, Anda<br />

harus meminta bukti-bukti yang dapat<br />

dipertanggungjawabkan. Dekatilah orangorang<br />

yang lemah supaya mereka lebih berani<br />

memberikan keterangan, karena hatinya<br />

akan mantap dan lidahnya akan lancar.<br />

Layanilah orang asing dengan baik,<br />

Masjid peninggalan Umar bin Khattab.<br />

karena kalau Anda tidak melayaninya,<br />

dia akan meninggalkan haknya dan<br />

kembali kepada keluarganya. Dia meninggalkan<br />

haknya karena tidak ada yang<br />

memberikan kasih sayang kepadanya.<br />

Lunakkanlah pandangan dan luangkan<br />

waktumu untuk orang lain. Semaikanlah<br />

perdamaian di antara orang-orang yang<br />

sedang menghadapi masalah yang tidak<br />

jelas.<br />

Teladan Toleransi Umar bin Khattab<br />

Pada masa kekhalifahan Umar bin<br />

Khattab, pengaruh Islam mencakup hingga<br />

ke luar Semenanjung Arab. Pasu kan<br />

Islam berhasil membebaskan Meso potamia<br />

(kini Irak) dan sebagian Persia dari<br />

kekuasaan kekaisaran Sassanid. Mesir,<br />

Palestina, Yerusalem, Suriah, Afrika Utara,<br />

dan Armenia juga dibebaskan da ri<br />

cengkeraman kekaisaran Romawi Timur<br />

(Byzantium). Khalifah Umar juga<br />

menerapkan sistem administrasi birokrasi<br />

sampai ke negeri-negeri taklukan.<br />

Se ja rawan, Maher Y Abu-Munshar, dalam<br />

bukunya, Islamic Jerussalem and Its<br />

Christian (2007), menjelaskan pengaruh<br />

Sumber Foto: google<br />

Umar bin Khattab dalam menstabilkan<br />

situasi wilayah yang dipimpinnya.<br />

Menurut Maher, Khalifah Umar bertungkus<br />

lumus untuk bisa sesegera<br />

mung kin mengukuhkan keadilan di seluruh<br />

daerah kekuasaannya. Ia lah yang<br />

memulai proses kodifikasi hukum Islam.<br />

Sahabat Nabi SAW bergelar ‘al-Faruq’ itu<br />

juga membuat administrasi pengadilan<br />

agar efektif sesuai dengan prinsip-prinsip<br />

ajaran Islam.<br />

Khalifah Umar dikenal sebagai<br />

pribadi yang bersahaja, meskipun begitu<br />

keras dan tegas dalam menghadapi<br />

kebatilan. Di sisi lain, ia bersikap lemah<br />

lembut terhadap kelompok-kelompok<br />

yang tidak diperlakukan adil, sekali pun<br />

berbeda agama.<br />

Keadilan bahkan harus tegak berdiri<br />

walaupun dalam suasana perang. Maher<br />

menuturkan, kisah penaklukan Yerusalem<br />

pada tahun 16 Hijriyah sebagai salah satu<br />

contoh gemilang sikap Umar bin Khattab<br />

dalam menegakkan keadilan. Prinsip<br />

demikianlah yang mendasari hidupnya<br />

bertoleransi di Tanah Suci itu.<br />

•Sumber: Republika<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


4<br />

LAPORAN UTAMA<br />

Mengentaskan<br />

Permukiman Kumuh<br />

Foto dok humas<br />

Kepala Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Aceh Syafril Tamsir (kanan)<br />

menyerahkan draf qanun tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh<br />

dan Permukiman Kumuh kepada Kepala Bappeda <strong>Kota</strong> Banda Aceh Iskandar, pada<br />

acara pendampingan terakhir penyusunan Raqan tersebut yang berlangsung di Hotel<br />

Grand Nanggroe, Rabu (17/11/<strong>2016</strong>).<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh akan<br />

segera memiliki Qanun<br />

ten tang Pencegahan dan<br />

Peningkatan Kualitas Perumahan<br />

Kumuh dan Permukiman<br />

Kumuh. Qanun ini merupakan instrumen<br />

pengelolaan terhadap perumahan<br />

dan permukiman dalam rangka menjaga<br />

kualitas serta fungsinya sehingga<br />

menjadi lingkungan sehat, teratur, dan<br />

layak huni.<br />

Draf qanun itu diserahkan secara<br />

simbolis oleh Kepala Satker Pengembangan<br />

Kawasan Permukiman<br />

Provinsi Aceh Syafril Tamsir kepada<br />

Kepala Bappeda <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />

Iskandar, pada acara pendampingan<br />

terakhir penyusunan Raqan tersebut<br />

yang berlangsung di Hotel Grand<br />

Nanggroe, Rabu (17/11/<strong>2016</strong>).<br />

Sebelumnya, dengan difasilitasi<br />

Satker Pengembangan Kawasan Permukiman<br />

Provinsi Aceh dan didukung<br />

oleh Kementerian PUPR, Raqan<br />

yang mengatur tentang pe ngentasan<br />

permukiman kumuh ini telah dibahas<br />

oleh Pemko Banda Aceh bersama<br />

pihak terkait sejak beberapa bulan<br />

yang lalu. Selanjutnya draf qanun ini<br />

akan segera diserahkan kepada pihak<br />

legislatif.<br />

Kepala Bappeda Banda Aceh<br />

Iskandar menjelaskan, qanun ini merupakan<br />

amanat dari UU No 23 Tahun<br />

2014 tentang Pemerintahan Daerah<br />

dan UU No 1 Tahun 2011 tentang<br />

Perumahan dan Kawasan Permukiman.<br />

“Urgensi qanun ini meliputi UU PKP,<br />

komitmen internasional, dan juga salah<br />

satu kewajiban pemerintah daerah sesuai<br />

semangat otonomi daerah sebagai dasar<br />

alokasi APBN keciptakaryaan,” sebutnya.<br />

Menurutnya, penanganan permukiman<br />

kumuh sebagai salah satu prioritas<br />

dalam pencapaian target 100-0-<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


LAPORAN UTAMA<br />

100 pada 2019 nanti, perlu dilakukan<br />

secara terpadu antar sektor serta<br />

memerlukan partisipasi dari semua<br />

pihak. “Penanganan tersebut harus<br />

tuntas dengan mengacu pada lokasi<br />

kawasan kumuh yang sudah ditetapkan<br />

melalui SK Wali <strong>Kota</strong> Banda Aceh.”<br />

“Berdasarkan SK Wali <strong>Kota</strong><br />

Banda Aceh Nomor 468 Tahun 2015<br />

tentang Penetapan Lokasi Lingkungan<br />

Perumahan dan Permukiman Kumuh,<br />

saat ini terdapat 462,72 hektar kawasan<br />

permukiman kumuh sedang dan<br />

ringan yang tersebar di 22 titik di<br />

Banda Aceh,” ungkapnya. <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh sendiri memiliki luas sebesar<br />

61.359 hektar atau setara dengan 61,36<br />

KM persegi.<br />

Ia kembali menekankan, penanganan<br />

permukiman kumuh memerlukan<br />

sinergi dan sinkronisasi lintas<br />

sektor baik antara pemerintah pusat,<br />

pemerintah daerah melalui SKPK<br />

terkait hingga ke tingkat gampong<br />

dan dusun. “Dan draf qanun ini tak<br />

mungkin rampung tanpa kerja sama<br />

yang baik dari semua stakeholder. Kami<br />

mengucapkan terima kasih dan apresiasi<br />

kepada semua pihak yang terlibat<br />

dalam konsensus dan penyusunan draf<br />

qanun ini,”<br />

“Rancangan qanun ini akan segera<br />

kita sampaikan kepada DPRK<br />

Banda Aceh dan semoga menjadi qanun<br />

prioritas untuk dapat dibahas oleh<br />

pihak eksekutif dan legislatif sehingga<br />

secepatnya ditetapkan menjadi Qanun<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh. Dengan adanya qanun<br />

ini tentu akan mempermudah langkah<br />

kita dalam mengimplementasikan kewenangan<br />

daerah berkaitan deng an<br />

penanganan perumahan dan per mukiman<br />

kumuh,” pungkasnya pada acara<br />

yang turut dihadiri oleh anggota<br />

DPRK Syarifah Munira, Kabag Hukum<br />

Setdako Banda Aceh Mukhlis, dan<br />

perwakilan dari Kementerian PUPR<br />

tersebut•Hafid Junaidi<br />

5<br />

Berdasarkan SK Wali<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh Nomor<br />

468 Tahun 2015 tentang<br />

Penetapan Lokasi<br />

Lingkungan Perumahan<br />

dan Permukiman<br />

Kumuh, saat ini terdapat<br />

462,72 hektar kawasan<br />

permukiman kumuh<br />

sedang dan ringan yang<br />

tersebar di 22 titik di<br />

Banda Aceh<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


6<br />

EKONOMI KREATIF<br />

Mengintip Usaha<br />

Keumamah Fadli<br />

foto: Zulfurqan<br />

Jarum jam menunjukkan pukul<br />

09.00 WIB. Di Pelabuhan Perikanan<br />

Samudera Lampulo, Banda<br />

Aceh, ratusan orang hilir-mudik<br />

mencari dan membeli ikan. Penjualnya<br />

dengan semangat menawarkan harga<br />

ikan yang variatif, tergantung jenisnya.<br />

“Satu kilo Rp.10 ribu,” para penjual<br />

menjajakan ikan-ikannya.<br />

Dari kejauhan, bau khas ikan-ikan<br />

segar dihembuskan angin sepoi-sepoi<br />

mulai terasa. Di parkiran, deretan<br />

sepeda motormugeyang dilengkapi<br />

raga (keranjang rotan)ikan di samping<br />

kiri dan kanan berjejeran.<br />

Pemilik motor sedang asik mencari<br />

ikan yang akan diperjualbelikan ke<br />

gampong-gampong.<br />

Sejumlah boat nelayan berlabuh.<br />

Pekerja mengangkut berton-ton ikan<br />

dari sana. Ikan yang beredar di Banda<br />

Aceh, berasal dari Lampulo. Pela buhan<br />

perikanan terbesar di Aceh. Kehadiran<br />

pelabuhan ini men datangkan manfaat<br />

bagi masya rakat. Baik bagi pedagang<br />

ikan sendiri maupun penjual makanan<br />

di sekitar pelabuhan.<br />

Adalah Fadli (30), penjual ikan.<br />

Secara rutin ia membeli ikan dari sana,<br />

jumlahnya sekitar satu sampai dua<br />

ton. Tempat Fadli berjualan berada<br />

di sekitar perbatasan Lamdingin dan<br />

Lampulo. Kepada <strong>Warta</strong> <strong>Kota</strong> Banda<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


EKONOMI KREATIF<br />

Aceh ia mengatakan, sudah 11 tahun<br />

berjualan di sana.<br />

Ditemani dua pekerja, Fadli menjual<br />

ikan olahan dan mentah. Ikan<br />

yang diolah berupa tongkol menjadi<br />

7<br />

nya nelayan tidak melaut saat cuaca<br />

ekstrim, demi menjaga keselamatannya.<br />

Akibatnya, ikan di pasar<br />

menjadi sedikit, sehingga harganya<br />

yang dijual melebihi harga biasanya.<br />

Fadli menuturkan, jenis ikan<br />

men tah yang dijual beragam. Mulai<br />

dari dendeng, dencis, jeunara, tongkol,<br />

dan sebagainya. Jenis ikan-ikan<br />

yang dijual juga bergantung pada<br />

ketersediaanya di pelabuhan. Setiap<br />

hari ia mendistribusikan 800 potong<br />

ikan ke salah satu dayah di Banda Aceh.<br />

Jenis ikan yang didistribusikan ke<br />

sana tergantung pada pemintaannya.<br />

Untuk eceran, harga ikan sesudah<br />

dibersihkan Rp 30 ribu per kilogram.<br />

“Bahkan kadang-kadang saya<br />

bisa menjual ikan mentah sampai 1,5<br />

ton sehari,” tuturnya.<br />

Menurut informasi yang ia peroleh,<br />

banyak ikan di pelabuhan yang dibawa<br />

ke luar Banda Aceh. Sebab, biasanya<br />

nelayan dengan boat besar mampu<br />

menangkap ikan hingga 50 ton. Jumlah<br />

sebesar itu tidak mungkin dihabiskan<br />

semuanya di pusat provinsi ini.<br />

Untuk menjaga ketahanan<br />

ikannya, Fadli menggunakan fiber<br />

ikan. Ikan yang tidak habis dijual pada<br />

hari ini, disimpan di sana dengan<br />

tambahan es. Paling lama, ikan-ikan<br />

tersebut bisa bertahan tujuh hari.<br />

Saat ini Fadli sudah memiliki<br />

seorang istri, dua orang anak. Anak<br />

pertamanya berusia empat tahun. Hasil<br />

ikan keumamah. Keuma mah adalah<br />

masakan khas Aceh yang terbuat<br />

dari bahan baku ikan, biasanya ikan<br />

tongkol. Orang luar Aceh sering<br />

menyebutnya ikan kayu.<br />

Fadli memasarkan keumamah<br />

untuk kawasan Banda Aceh dan Aceh<br />

Besar.Keumamah sudah melekat<br />

erat dengan akrab dengan orang<br />

Aceh. Sehingga sering dikonsumsi.<br />

Di hidangan pesta, keumaah sudah<br />

menjadi makanan wajib.<br />

Selain itu ia juga mengolah ikan<br />

asin. Tetapi akhir-akhir ini harga<br />

ikan tidak sesuai dengan modal yang<br />

dikeluarkan. Harga penjualan ikan asin<br />

lebih rendah daripada menjual ikan<br />

mentah. Biasanya ikan asin yang dijual<br />

mencapai Rp 50 ribu per kilogram.<br />

Ikan asin biasanya ia jual ke kawasan<br />

Lambaro. “Sekarang ikan asin kita jual<br />

nggak balik modal,” ujar warga Banda<br />

Aceh itu.<br />

Katanya, harga ikan tidak menentu.<br />

Tergantung cuaca. Biasa-<br />

penjualan ikan sehari-hari, insyaallah<br />

sudah mencukupi kebutuhan keluarga<br />

kecilnya itu. Meskipun demikian, ia<br />

bertekad memajukan usahanya ini.<br />

“Saya mengharapkan pemerintah<br />

terus memberi perhatian khusus<br />

demi kesejahteraan rakyat,” imbuhnya•Zulfurqan<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


8<br />

GALERI FOTO<br />

WARTA<br />

WARTA<br />

KOTA<br />

KOTA<br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>XI</strong>/<strong>2016</strong><br />

<strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


GALERI FOTO 9<br />

Foto: Ariyanda<br />

Baik pendatang maupun warga <strong>Kota</strong> Banda Aceh sering menjadikan<br />

tulisan ULEE LHEUE di Pelabuhan Ulee Lheue sebagai tempat berfoto<br />

dan selfie.<br />

WARTA<br />

WARTA<br />

KOTA<br />

KOTA<br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>EDISI</strong><br />

<strong>XI</strong>/<strong>2016</strong><br />

<strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


10<br />

INFO KOTA<br />

Foto dok humas<br />

Plt Walikota Banda Aceh, Ir Hasnuddin Ishak menyambut kunjungan rombongan Komisi VIII<br />

DPR-RI turun langsung ke Deah Glumpang untuk melihat langsung program Desa Tangguh Bencana<br />

(Destana) di Banda Aceh.<br />

Masuk Program Destana, Komisi VIII DPR-RI<br />

Tinjau Gampong Deah Geulumpang<br />

Gampong (Desa) Deah<br />

Glumpang Kecamatan<br />

Meuraxa <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />

merupakan salah-satu<br />

Desa yang termasuk dalam program<br />

Desa Tangguh Bencana (Destana) di<br />

Banda Aceh. Selain Deah Glumpang,<br />

Gampong Jawa juga termasuk program<br />

Destana di Banda Aceh.<br />

Untuk melihat secara dekat sejauh<br />

mana realisasi program tersebut,<br />

Komisi VIII DPR-RI turun langsung<br />

ke Deah Glumpang dan melihat<br />

secara dekat serta berinteraksi dengan<br />

masyarakat setempat. Rombongan<br />

yang berjumlah 17 orang, dipimpin<br />

Wakil Ketua Komisi VIII DR Ir<br />

HD Sodik Mudjahid tiba di Escape<br />

Buliding Gampong Deah Geulumpang<br />

dan disambut oleh Plt Walikota Banda<br />

Aceh, Ir Hasnuddin Ishak bersama<br />

Kepala BPBA Aceh, Said Rasul dan<br />

sejumlah pejabat jajaran Provinsi<br />

Aceh dan Pemko Banda Aceh, Kamis<br />

(17/11/<strong>2016</strong>).<br />

Sodik Mudjahid dihadapan masya<br />

rakat Deah Glumpang dan seluruh<br />

pejabat yang hadir di Gedung Escape<br />

Building Deah Glumpang menjelaskan<br />

kedatangan pihkanya adalah untuk<br />

melihat secara dekat Program Destana<br />

yang telah berjalan di Aceh, khususnya<br />

di Deah Glumpang Banda<br />

Aceh. Program ini diharapkan dapat<br />

membentuk masyarakat yang<br />

tang guh bencana, masyarakat yang<br />

mam pu mengantisipasi dan meminimalisir<br />

kekuatan yang merusak,<br />

melalui adaptasi. Mereka juga diharapkan<br />

mampu mengelola dan menjaga<br />

struktur dan fungsi dasar tertentu<br />

ketika terjadi bencana. Dan jika<br />

terkena dampak bencana, masyarakat<br />

diharapkan dengan cepat bisa membangun<br />

kehidupannya menjadi normal<br />

kembali atau paling tidak dapat dengan<br />

cepat memulihkan diri secara mandiri.<br />

“Kami tahu Desa ini dulu merupakan<br />

sentra kerajinan di Aceh. Ini di<br />

rombongan kami ada anggota DPR<br />

bidang ekonomi, nanti bisa langsung<br />

dibicarakan seperti apa langkah yang<br />

perlu dilakukan untuk mengembalikan<br />

Desa ini sebagai sentral kerajinan di<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


INFO KOTA<br />

Aceh,” ujar Sodik.<br />

Menurut Sodik, tidak semua urusan<br />

bencana mengandalkan Pemerintah<br />

saja, tapi kuncinya adalah kesiagaan<br />

seluruh elemen masyarakat, seperti<br />

peran pemuda dan peran relawan.<br />

“Pemerintah akan terus memberi<br />

support dan stimulus. Namun masyarakat<br />

yang harus lebih berperan karena<br />

masyarakat lebih tahu kebutuhan. Dan<br />

saat bencana datang masyarakat juga<br />

yang pertama merasakan dampaknya,”<br />

ujar Sodik.<br />

Terkait dengan permintaan Walikota<br />

Banda Aceh yang meminta tambahan<br />

pembanguan Gedung Escape<br />

Building baru di Gampong Tibang,<br />

Sodik mengatakan akan mendukung<br />

penuh dan akan memperjuangkan ke<br />

Pemerintah Pusat.<br />

Ada 20 Desa Pesisir Rawan Bencana<br />

Sementara itu, Plt Walikota Banda<br />

Aceh, Ir Hasanuddin Ishak me nyampaikan<br />

bahwa di Banda Aceh terdapat<br />

20 Desa pesisir yang tergolong dalam<br />

wilayah rawan bencana. Karenanya, seluruh<br />

Desa tersebut diharapkan dapat<br />

juga dimasukkan kedalam program<br />

Destana juga.<br />

“Ada 20 Desa di Banda Aceh, kita<br />

harap dapat juga masuk ke dalam<br />

program Destana meskipun secara<br />

bertahap,” harap Hasanuddin kepada<br />

rombongan Komisi VIII DPR-RI.<br />

Terkait dengan rehab rekon pasca<br />

tsunami, Hasanuddin menjelaskan<br />

Pem ko Banda Aceh dibantu oleh sejumlah<br />

Negara donor telah membangun<br />

infrastruktur yang lebih baik<br />

dari sebelumnya yang kemudian<br />

berdampak pada kesejahteraan ekonomi<br />

masyarakat.<br />

Sementara itu, kepala BPBA<br />

Aceh, Said rasul mengungkapkan ada<br />

230 Gampong (Desa) di Aceh yang<br />

tergolong sebagai desa rawan bencana.<br />

Namun dari 230 Desa, baru 53 Desa<br />

yang telah mendapatkan alokasi anggaran<br />

untuk kebencanaan.<br />

“Sumber dana dari BNPB 12 Desa,<br />

APBA 2 Desa, IOM-DPRA 18 Desa,<br />

Pemko Langsa 10 Desa, Palang Merah<br />

Jepang 3 Desa, Palang Merah Amerika<br />

5 Desa dan Pemkab Singkil 3 Desa. Jadi<br />

ada 53 Desa yang sudah mendapatkan<br />

11<br />

anggaran untuk pro gram kebencanaan,”<br />

ungkap Said Rasul.<br />

Dalam kesempatan tersebut, Said<br />

Rasul juga mengungkapkan jumlah<br />

usulan rehabilitasi dan rekontruksi<br />

pasca benca untuk alokasi tahun<br />

2017 yang mencapai Rp. 700 M untuk<br />

seluruh Aceh•Afrizal Meukek<br />

Kami tahu Desa ini dulu merupakan<br />

sentra kerajinan di<br />

Aceh. Ini di rombongan kami<br />

ada anggota DPR bidang<br />

ekonomi, nanti bisa langsung<br />

dibicarakan seperti apa<br />

langkah yang perlu dilakukan<br />

untuk mengembalikan Desa<br />

ini sebagai sentral kerajinan<br />

di Aceh<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


12 INFO KOTA<br />

Foto dok humas<br />

Plt Wali <strong>Kota</strong> Banda Aceh Hasanuddin saat membuka Rapat Kerja<br />

(Raker)daerah Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga<br />

(TP-PKK) <strong>Kota</strong> Banda Aceh di Aula Lantai IV, Balai <strong>Kota</strong> Banda Aceh,<br />

Senin (14/11/<strong>2016</strong>).<br />

Buka Raker PKK, Hasanuddin:<br />

Perempuan Tiang Negara<br />

Perempuan adalah<br />

tiang negara. Jika ingin<br />

menegakkan negara,<br />

maka lindungilah<br />

perempuan. Jika ingin<br />

menghancurkan negara,<br />

maka hina kanlah dia<br />

Begitu ungkap Plt Wali <strong>Kota</strong><br />

Banda Aceh Hasanuddin<br />

saat membuka Rapat Kerja<br />

(Raker)daerah Tim Peng -<br />

gerak Pembinaan Kesejahteraan<br />

Keluarga (TP-PKK) <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />

di Aula Lantai IV, Balai <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh, Senin (14/11/<strong>2016</strong>).<br />

Menurutnya, kedudukan perempuan<br />

sangat penting di setiap sendi<br />

kehidupan. “Kelembutannya tidak<br />

menjadikan kedudukan perempuan<br />

di abaikan, bahkan melalui potensi<br />

itu, perempuan bisa menduduki garda<br />

terdepan dalam perjuangan. Dalam<br />

Islam sendiri, wanita begitu mulia<br />

kedudukanya, bahkan salah satu nama<br />

surat dalam Al-Quran adalah An-Nisa’<br />

yang berarti wanita.”<br />

Ia menyebutkan, perempuan juga<br />

merupakan madrasatul ula; sekolah<br />

pertama dan utama bagi anak-anaknya.<br />

“Perempuan pula yang membentuk<br />

karakter setiap anak. Peran ini tak<br />

tergantikan oleh siapapun, bahkan<br />

saat perempuan berkecimpung dalam<br />

berbagai aktivitas di luar rumah,”<br />

Karena itu, pemerintah memandang<br />

penting untuk membentuk karakter<br />

perempuan yang kuat, mandiri dan<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


INFO KOTA<br />

berakhlak mulia. “Dengan berbagai<br />

tan tangan yang dihadapi, baik di<br />

rumah ataupun di luar rumah, kiprah<br />

perempuan kerap menjadi penentu<br />

keberhasilan sebuah rumah tangga<br />

atau di dalam organisasi,” katanya.<br />

Ia menambahkan, sebagai organisasi<br />

kemasyarakatan yang memberdayakan<br />

wanita, PKK dituntut untuk<br />

turut berpartisipasi dalam pem bangunan<br />

Indonesia. Dan Rakerda menjadi<br />

salah satu agenda penting PKK<br />

sesama pengurus dan jenjang binaan<br />

di bawahnya. “Hal ini penting untuk<br />

melakukan perencanaan orga nisasi<br />

dan evaluasi program yang sudah<br />

dilakukan dan merumuskan program<br />

kerja ke depan.”<br />

“Semoga melalui Rakerda ini dapat<br />

menghasilkan program kerja nyata<br />

yang dapat menyejahterakan kaum<br />

perempuan khususnya anak-anak,<br />

keluarga dan seluruh masyarakat pada<br />

umumnya. Semoga ini menjadi hal yang<br />

baik bagi kita semua,” harap Hasanuddin.<br />

Sementara itu, Ketua TP PKK<br />

Banda Aceh Nurhayati Hasanuddin<br />

menyebutkan tujuan dari Rakerda ini<br />

untuk menyamakan persepsi seluruh<br />

kader PKK terkait implementasi<br />

visi misi PKK. “Selain itu, Rakerda<br />

ini untuk membekali peserta agar<br />

mampu mengevaluasi kinerja dalam<br />

lima tahun terakhir, serta mampu<br />

menyusun program kerja lima tahun<br />

ke depan.”<br />

“Yang tak kalah penting untuk<br />

mengindentifikasi segala hambatan<br />

dan peluang demi meningkatkan<br />

kemampuan para anggota PKK, dan<br />

selanjutnya membahas program kerja<br />

yang berkaitan dengan 10 program PKK<br />

sebagai upaya untuk berkontribusi bagi<br />

pembangunan <strong>Kota</strong> Banda Aceh.”<br />

Mengusung tema “Gerakan PKK<br />

Siap Mendukung Program Pemerintah<br />

dalam Usaha Mencapai Keluarga<br />

Sejahtera”, Rakerda TP PKK Banda Aceh<br />

diikuti oleh 144 peserta perwakilan<br />

dari TP PKK tingkat kecamatan dan<br />

gampong se-<strong>Kota</strong> Banda Aceh. Selama<br />

dua hari penyelenggaraan Rakerda,<br />

13<br />

14-15 November <strong>2016</strong>, pihak panitia<br />

menghadirkan sejumlah narasumber<br />

dari Dinkes, DKPP, dan BKPP Banda<br />

Aceh.<br />

Di tempat yang sama, juga<br />

diumumkan para pemenang lomba<br />

lembaga PAUD Gampong berprestasi<br />

tingkat <strong>Kota</strong> Banda Aceh <strong>2016</strong>. Juara<br />

pertama diraih oleh PAUD Nurul<br />

Zahra Gampong Penyeurat, juara<br />

kedua PAUD Sejahtera Gampong<br />

Ilie, dan juara ketiga PAUD Mutiara<br />

Gampong Keudah.<br />

Kepada Juara 1, 2, dan 3 masingmasing<br />

berhak atas dana pembinaan<br />

Rp 3 juta, Rp 2,7 juta, dan Rp 2,5<br />

juta. Sementara bagi setiap peserta<br />

juga mendapatkan hadiah hiburan<br />

bereupa dana pembinaan Rp 1 juta.<br />

Hadiah kepada para pemenang<br />

diserahkan oleh Ketua DPRK Banda<br />

Aceh Arif Fadillah, yang didampingi<br />

oleh Kepala BPM Zulkifli dan Ketua<br />

TP PKK Nurhayati Hasanuddin dan<br />

Ketua DWP Banda Aceh Buraida<br />

Bahagia•Hafid Junaidi<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


14<br />

APRESIASI<br />

Peringati HKN<br />

Tenaga Medis dan<br />

Gampong Sehat<br />

Terima Penghargaan<br />

Foto dok humas<br />

Plt Walikota Banda Aceh, Ir Hasanuddin Ishak memimpn Apel Gabungan PNS Pemko Banda Aceh Bulan November, Senin (14/11/201) di halaman Balaikota Banda Aceh.<br />

Plt Walikota Banda Aceh, Ir<br />

Hasanuddin Ishak menyerahkan<br />

peng hargaan kepada para tenaga<br />

medis di Banda Aceh. Penghargaan<br />

ini diserahkan bertepatan momentum<br />

peringatan Hari Kesahatan Nasional<br />

(KHN) ke-52 dan Apel Gabungan PNS<br />

Pemko Banda Aceh Bulan November,<br />

Senin (14/11/201) di halaman Balaikota<br />

Banda Aceh.<br />

Hasanuddin menyerahkan penghargaan<br />

kepada Rita Ramlayani yang<br />

berprofesi sebagai Asisten Farmasi di<br />

Puskesmas Kopelma Darussalam. Rita<br />

berhasil keluar sebagai juara I tenaga<br />

kesehatan teladan se Banda Aceh dan<br />

Provinsi Aceh. Kemudian, Plt Walikota<br />

juga menyerahkan penghargaan kepada<br />

dr Nurul Fajri dari Puskesmas<br />

Baiturrahman sebagai dokter terbaik I<br />

se Banda Aceh dan terbaik III tingkat<br />

Provinsi Aceh. Sementara untuk pera<br />

wat, Hasanuddin memberikan<br />

peng hargaan kepada Bunda Suri dari<br />

Pus kesmas Kuta Alam. Sedangkan<br />

Bidan terbaik diraih Rismawati dari<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong><br />

Puskesmas Baiturrahman.<br />

Dalam kesempatan tersebut, Plt<br />

Walikota juga menyerahkan penghargaan<br />

Model Gampong Sehat di<br />

Banda Aceh. Kategori Gampong Sehat<br />

diraih Gampong <strong>Kota</strong> Baru Kecamatan<br />

Kuta Alam sebagai juara I. Juara<br />

II diraih Gampong Seutui Kecamatan<br />

Baiturrahaman dan Gam pong Pineung<br />

Kecamatan Syiah Kuala meraih juara<br />

III.<br />

Untuk kategori Posyandu terbaik,<br />

juara I diraih Posyandu Permata Ibu,<br />

Gampong Suka Ramai Kecamatan<br />

Baiturrahman. Juara II diraiah Posyandu<br />

Seroja Gampong Lampoh Daya<br />

Kecamatan Jaya Baru. Sementara juara<br />

II diraih Posyandu Cut Nyak Dhien<br />

Gampong Ie Masen Kayee Adang<br />

Kecamatan Syiah Kuala.<br />

Hasanuddin dalam sambutannya<br />

mengucapkan Selamat Hari Kesehatan<br />

Nasional ke-52 Tahun <strong>2016</strong> dan<br />

mengajak semua pihak membangun<br />

keman dirian masyarakat yang sadar<br />

akan kesehatan sehingga tercapai<br />

Indo nesia yang kuat.<br />

Lanjutnya, bagi <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh sendiri, Pemko telah melakukan<br />

berbagai program untuk meningkatkan<br />

pemahaman masyarakat<br />

kota dalam menerapkan gaya hidup<br />

sehat, diantaranya melalui program<br />

Gampong Sehat.<br />

Katanya, Gampong Sehat/Desa Sehat<br />

adalah suatu gera kan untuk menciptakan<br />

dan mewujudkan sebuah desa dengan<br />

kondisi masyarakat yang memiliki<br />

pengetahuan tentang kesehatan termasuk<br />

gizi, mampu menerapkan budaya hidup<br />

sehat baik jasmani maupun rohani dan<br />

mewujudkan lingkungan yang sehat,<br />

bersih, rapi juga mampu memanfaatkan<br />

sumber daya alam yang ada untuk<br />

kelangsungan hidup baik diri sendiri<br />

maupun orang lain dan juga sehat dalam<br />

arti mandiri secara ekonomi.<br />

“Alhamdulillah saat ini telah ada<br />

Sembilan model binaan gampong<br />

sehat di Banda Aceh yaitu Gampong<br />

Setui, Lamteumen Timur, Lampaseh<br />

<strong>Kota</strong>, Blang Oi, Lueng Bata, Lhong


APRESIASI<br />

Raya, <strong>Kota</strong> Baru, Pineung dan Lamteh.<br />

Dan diantara sembilan gampong<br />

ter sebut hari ini telah kita beri<br />

penghargaan kepada 3 gampong sehat<br />

terbaik tahun <strong>2016</strong> yang diantaranya<br />

dinilai dari kualitas Perilaku dan Peran<br />

Serta Masyarakat, Lingkungan, Data<br />

dan Sistem Informasi Kesehatan serta<br />

Regulasi kesehatan,” ujar Hasanuddin.<br />

Hasanuddin juga mengucapkan<br />

selamat kepada para tenaga kesehatan<br />

teladan dan juga posyandu teladan.<br />

“Teruslah berkarya dan memberikan<br />

pelayanan terbaik kepada<br />

masyarakat dan semoga penghargaan<br />

ini selain menjadi motivasi bagi<br />

saudara sekalian juga menjadi inspirasi<br />

bagi para pekerja kesehatan lainnya,”<br />

pinta Hasanuddin.<br />

Larangan PNS Kampanye di Sosmed<br />

dan Ajak Warga Rindu TPS<br />

Dalam kesempatan tersebut,<br />

Hasanuddin juga menyinggung soal<br />

Pilkada yang sebentar lagi akan dilangsungkan<br />

di Banda Aceh dan Aceh<br />

secara keseluruhan. Hasanuddin<br />

meng himbau seluruh Aparatur Pemerintah<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh untuk tetap<br />

menjaga netralitas dan tidak memihak<br />

salah satu calon. Hal ini tentunya sesuai<br />

dengan Instruksi dari Plt Gubernur<br />

Aceh tentang Netralitas PNS atau<br />

yang sering disebut dengan Aparatur<br />

Sipil Negara (ASN), termasuk Imum<br />

Mukim, Perangkat Mukim, Keuchik<br />

dan Perangkat Gampong dalam Pemilihan<br />

Kepala Daerah Tahun 2017<br />

mendatang.<br />

Hasanuddin bahkan menegaskan,<br />

larangan memberikan dukungan juga<br />

meliputi kegiatan yang dilakukan<br />

baik secara langsung maupun<br />

tidak langsung, termasuk melalui<br />

penggunaan media sosial.<br />

“Kita akan melakukan pengawasan<br />

dan jika ternyata ada PNS yang melanggar<br />

maka akan dikenakan sanksi<br />

sesuai peraturan yang berlaku,” ujar<br />

Hasanuddin tegas.<br />

15<br />

Masih terkait Pilkada, Hasanuddin<br />

menghimbau seluruh aparatur termasuk<br />

keuchik untuk memberikan<br />

pe ngertian dan informasi yang benar<br />

kepada masyarakat.<br />

“Hindari Golput dan jangan<br />

sampai ada diantara kita atau masyarakat<br />

kita yang tidak menggunakan<br />

hak pilihnya. Karena kita semua<br />

memiliki tanggungjawab atas pemimpin<br />

masa depan di <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh ini,” ujarnya.<br />

Menurut Hasanuddin, setiap pihak<br />

memiliki peran untuk berkontribusi<br />

terhadap penentuan siapa pemimpin<br />

yang akan dipercaya untuk menjaga<br />

amanah dan harapan-harapan warga,<br />

khususnya warga <strong>Kota</strong> Banda Aceh.<br />

“Bangun gerakan Rindu TPS, sehingga<br />

seluruh masyarakat kota<br />

Banda Aceh yang memenuhi syarat<br />

se bagai pemilih, dapat benar-benar<br />

ber kontribusi dalam memilih pemimpin<br />

kota yang terbaik bagi kita,” pintanya•Afrizal<br />

Meukek<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>


16 16<br />

Pesan-pesan Damai<br />

di Hari Pahlawan<br />

SOSIALISASI<br />

Peringatan Hari Pahlawan merupakan<br />

momen yang tepat<br />

bagi seluruh warga <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh sebagai bagian dari<br />

NKRI yang terdiri atas beragam suku,<br />

ras, budaya, agama, bahkan berbeda<br />

pendapat, untuk membuktikan kepada<br />

siapapun yang berniat memecah belah<br />

bangsa kita dengan kepentingan apapun,<br />

bahwa kita tak tergoyahkan.<br />

Hal tersebut disampaikan Plt Wali<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh Hasanuddin dalam<br />

amanatnya saat menjadi inspektur<br />

upacara Apel Besar Kebhinekaan Cinta<br />

Damai di halaman Mapolresta Banda<br />

Aceh, Selasa (15/11/<strong>2016</strong>). “Perbedaan<br />

akan membuat kita semakin kuat,<br />

semakin kaya, dan semakin memahami<br />

banyak hal,” katanya.<br />

Mengangkat tema ”Melalui Hikmah<br />

Hari Pahlawan ke-71 <strong>2016</strong>, Kita<br />

Tingkatkan Kesadaran dan Partisipasi<br />

Masyarakat Guna Mewujudkan Persatuan<br />

dan Kesatuan NKRI yang Kokoh”,<br />

upacara yang digelar serentak di seluruh<br />

Indonesia ini diikuti oleh segenap unsur<br />

Forkopimda, para tokoh masyarakat,<br />

tokoh agama, perwakilan Ormas dan<br />

OKP, pelajar serta elemen masyarakat<br />

lainnya.<br />

Melalui kesempatan tersebut, ia<br />

mengajak seluruh warga <strong>Kota</strong> Banda<br />

Aceh untuk bersama-sama menjaga<br />

persatuan dan kesatuan Republik<br />

Indonesia yang berlandaskan Pancasila<br />

dan UUD 1945. “Jangan sampai perbedaan<br />

kita digunakan sebagai alat<br />

untuk memecah belah dan membuat<br />

ke hancuran bagi bangsa kita sendiri,”<br />

katanya lagi.<br />

Kita harus tunjukkan generasi muda<br />

Indonesia adalah generasi yang kuat dan<br />

mampu mempertahankan keutuhan<br />

NKRI yang telah diperjuangkan oleh<br />

para pahlawan dan tidak menjadikan<br />

perjuangan mereka sia-sia. “Walaupun<br />

kita terdiri dari beragam suku bangsa dan<br />

agama, kita tetap memiliki semboyan<br />

Bhinneka Tunggal Ika, yang menjadi<br />

Foto dok humas<br />

Plt Walikota Banda Aceh, Ir Hasanuddin Ishak Ikrar menandatangani papan Ikrar Kebhinekaan Cinta Damai di halaman<br />

Mapolresta Banda Aceh, Selasa (15/11/<strong>2016</strong>).<br />

perekat bagi rakyat Indonesia dalam<br />

menggalang persatuan dan kesatuan<br />

bangsa.”<br />

Memasuki tahapan Pilkada seperti<br />

saat ini, sambungnya, sejatinya perbedaaan<br />

pendapat dan pilihan merupakan<br />

bagian dari proses pembelajaran dan<br />

upaya untuk maju. “Hargailah perbedaan<br />

tersebut agar kota kita memiliki banyak<br />

pemikiran kreatif sehingga kita dapat<br />

menjadi bangsa yang lebih maju dan<br />

mampu secara utuh melindungi NKRI.”<br />

“Mari kita bersama-sama berkon<br />

tribusi, baik di dalam mengawasi<br />

maupun ikut serta dalam proses Pilkada<br />

2017 yang aman, damai, jujur, adil,<br />

berkualitas serta bermartabat. Dengan<br />

dukungan bersama, kita jadikan Pilkada<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh sebagai contoh dan<br />

barometer sebuah Pemilu yang baik,”<br />

ajaknya.<br />

“Mari kita bekerjasama membangun<br />

Ibukota Provinsi Aceh ini menjadi kota<br />

yang membanggakan kita semua dan<br />

menjadi contoh bagi kota-kota lainnya.<br />

Semoga Ikrar Kebhinekaan Cinta Damai<br />

yang telah sama-sama kita ucapkan<br />

tadi, akan mejadi kekuatan terbesar<br />

kita untuk melindungi bangsa kita dari<br />

segala cobaan perpecahan,” pungkasnya.<br />

Sebelumnya di tempat yang sama,<br />

unsur Forkopimda dan seluruh elemen<br />

masyarakat <strong>Kota</strong> Banda Aceh mengucapkan<br />

dan menandatangani Ikrar<br />

Kebhinekaan Cinta Damai yang memuat<br />

lima poin utama. Ikrar tersebut berbunyi:<br />

Ikrar Kebhinekaan Cinta Damai<br />

Pada hari ini, Selasa 15 November <strong>2016</strong>, Kami masyarakat <strong>Kota</strong> Banda Aceh<br />

berikrar:<br />

1. Sanggup untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta keutuhan NKRI dengan<br />

menciptakan suasana damai dan saling menghargai perbedaan dan keyakinan<br />

sesuai dengan ajaran agama masing-masing;<br />

2. Sanggup untuk menjunjung tingi sikap bertoleransi dengan menjaga kerukunan<br />

dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat di<br />

<strong>Kota</strong> Banda Aceh berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;<br />

3. Menolak segala bentuk paham radikalisme, terorisme, anti Pancasila<br />

dan intoleransi terhadap umat beragama yang dapat mengancam serta<br />

menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat <strong>Kota</strong> Banda Aceh;<br />

4. Siap mendukung pelaksanaan Pilkada 2017 yang damai, jujur, adil, dan<br />

bermartabat;<br />

5. Mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan.<br />

WARTA KOTA <strong>EDISI</strong> <strong>XI</strong>/<strong>2016</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!