Warta Banda Aceh EDISI XI 2016
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2 SALAM REDAKSI<br />
| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong><br />
Opini<br />
Gaya Hidup<br />
Sehat<br />
Diakui atau tidak, banyak upaya yang<br />
telah dilakukan Pemerintah Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dalam meningkatkan<br />
kualitas hidup masyarakat, baik dari segi<br />
pendidikan,kesehatan, sosial, budaya, adatistiadat<br />
maupun pembinaan bagi pelaku<br />
ekonomi kreatif. Hal itu sudah menjadi<br />
kewajiban pemerintah daerah sebagaimana dite<br />
gaskan dalam UU No.23 Tahun 2014 Ten tang<br />
Pemerintahan Daerah.<br />
Kita sebutkan saja upaya Pemko <strong>Banda</strong><br />
<strong>Aceh</strong> di bidang kesehatan. Pada kegiatan<br />
City Sanitation Summit (CSS) XVI<br />
AKKOPSI di AAC Dayan Dawood,<br />
Unsyiah, beberapa hari yang lalu, Plt<br />
Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Ir. Hasanuddin,<br />
M.Si mengakui bahwasannya sanitasi<br />
yang layak merupakan kebutuhan dasar<br />
yang berdampak secara luas ter hadap<br />
peningkatan kualitas hidup ma syarakat<br />
khususnya bidang kesehatan.<br />
Katanya, Pemko <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sangat<br />
per duli terhadap pengembangan<br />
sani tasi. Komitmen tersebut<br />
ditunjukkan dian tara nya melalui<br />
pengembangan Buku Pu tih Sanitasi<br />
yang diintegrasikan dengan dokumen<br />
perencanaan perkotaan lainnya.<br />
Saat ini tercatat bahwa rasio rumah<br />
tinggal yang berakses sanitasi<br />
di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />
ada lah 97%, dengan<br />
ca kupan pelayanan<br />
sam pah sebesar<br />
88%, dan cakupan<br />
la yanan air bersih<br />
se besar 88%.<br />
Dari data tersebut<br />
dapat kita analisa<br />
bahwa pe merintah Kota<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> tidak pura-pura<br />
mengurus kebutuhan masyarakat<br />
demi terciptanya masyarakat yang<br />
berkualitas.<br />
Namun berulang kali harus<br />
disampaikan, bahwa pemerintah tidak<br />
mampu sendiri untuk mewujudkan<br />
itu semua, tetapi diperlukan peran<br />
masyarakat serta elemen lainnya.<br />
Pemerintah perlu dukungan<br />
semua pihak demi kepentingan<br />
bersama.<br />
Lingkungan bersih,<br />
masyarakat sehat menjadi<br />
impian kita semua. Oleh karena<br />
itu perlu kita jadikan kebiasaan<br />
hidup sehat sebagai gaya hidup<br />
sehari-hari. Pada lingkungan yang<br />
nyaman dan aman, jiwa dan raga yang<br />
sehat akan lahir masyarakat-masyarakat<br />
cerdas. Sehingga cita-cita menjadikan<br />
<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> sebagai model kota madani<br />
akan terwujud. Aamiin ya Rabb. []<br />
Analogi Pendidikan Kota vs Gampong<br />
Oleh: Aula Andika Fikrullah Albalad, S.Pd<br />
Undang-Undang No.14 Tahun<br />
2005 menyebutkan bahwa<br />
tujuan Pendidikan Nasional adalah<br />
untuk melindungi segenap bangsa<br />
dan seluruh tumpah darah Indonesia,<br />
me majukan kesejahtraan umum, mencerdaskan<br />
kehidupan bangsa dan ikut<br />
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan<br />
kemerdekaan, perdamaian abadi<br />
dan keadilan sosial.<br />
Selanjutnya, dalam pasal 31 Undang-<br />
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun<br />
1945 mengamanatkan bahwa (1) Setiap<br />
warga negara berhak mendapatkan pendidikan;<br />
(2) Setiap warga negara wajib<br />
mengikuti pendidikan dasar dan<br />
pemerintah wajib membiayainya; (3)<br />
Pemerintah me ng usahakan dan menye<br />
lenggarakan satu sistem pendi dikan<br />
nasional; yang meningkatkan keimanan<br />
dan ketaqwaan serta akhlak mu lia dalam<br />
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa<br />
yang diatur dengan UU; (4) Ne gara<br />
memprioritaskan anggaran pen di dikan<br />
sekurang-kurangnya dua pu luh per sen<br />
(20%) dari anggaran pen dapatan dan<br />
belanja negara serta dari anggaran pendapat<br />
belanja daerah untuk memenuhi<br />
ke butuhan penyelenggaraan pendidikan<br />
nasional; dan (5) Pemerintah memajukan<br />
ilmu pengetahuan dan tek nologi dengan<br />
menjunjung tinggi ni lai agama dan<br />
persatuan bangsa untuk kemajuan<br />
peradaban serta kesejahteraan umat<br />
manusia.<br />
Pendidikan menjadi tanda status sosial<br />
yang akan disandang oleh suatu<br />
masyarakat. Semakin tinggi tingkat<br />
pen didikannya semakin tinggi pula<br />
status sosialnya. Begitu pula sebaliknya.<br />
Semakin rendahnya pendidikan<br />
seseorang maka semakin rendah pula<br />
strata sosial yang akan disandangnya.<br />
Walaupun masih ba nyak juga fakta-fakta<br />
di lapangan yang menunjukkan bahwa<br />
me reka yang berpendidikan ting gi belum<br />
bisa meng aktualisasikan diri<br />
sebagai orang yang terdidik,<br />
dalam artian yang lebih<br />
se derhana mereka kerap<br />
kali melakukan tindakan<br />
asusila seperti korupsi,<br />
pemerkosaan, atau<br />
bahkan pembunuhan.<br />
Tapi ini bukan sebuah tabir<br />
untuk me ngesampingkan<br />
pendidikan. Toh di lain sisi<br />
masih banyak contoh yang membuktikan<br />
bahwa pendidikan itu menciptakan<br />
orang-orang baik yang tentunya<br />
bermanfaat untuk ummat.<br />
Melihat begitu pentingnya pendidikan<br />
dalam tatatan berkehidupan berbangsa<br />
dan beragama, maka wajar orang tua kita<br />
menempuh “dan bahkan menghalalkan”<br />
berbagai cara agar anak-anaknya bisa<br />
meraih pendidikan setinggi mungkin. Tak<br />
jarang mereka melupakan kepentingan<br />
pribadi demi memenuhi kebutuhan si<br />
anak.<br />
Realita Pendidikan di Desa<br />
18 Juli <strong>2016</strong> silam, sahabat dhuaha,<br />
Edi Fadhil melalui laman facebooknya<br />
memposting tentang SMP Merdeka di<br />
Gampong Tampur Paloh. Kec. Simpang<br />
Jernih. <strong>Aceh</strong> Timur. Kondisi sekolah<br />
tersebut sungguh menyedihkan, akses<br />
ke lokasi membutuhkan waktu tujuh<br />
jam dengan landasan pacu yang apabila<br />
hujan tidak dapat dilalui. Kondisi sekolah<br />
cukup memprihatinkan, tidak ada<br />
kantin, tiang bendera, perpustakaan,<br />
apa lagi pendingin ruangan. Lebih memprihatinkan<br />
lagi, jumlah guru hanya<br />
dua orang. Proses belajar mengajarnya<br />
pun hanya berlangsung selama dua<br />
dan tiga hari dalam seminggu. Padahal<br />
seyogyanya jumlah waktu yang<br />
seharusnya dihabiskan oleh seorang<br />
siswa untuk belajar minimal enam<br />
sampai dengan delapan jam sehari.<br />
Berbanding terbalik dengan<br />
kondisi salah sa tu<br />
sekolah di gampong Tampuh<br />
Puloh, <strong>Aceh</strong> Ti mur.<br />
Sekolah-sekolah dikota<br />
dilengkapi dengan berbagai<br />
macam fasilitas<br />
yang super lengkap tanpa<br />
ada kekurangan satu apa<br />
pun. Kelas yang full air conditioner,<br />
laboratorium yang<br />
lengkap, kantin dengan aneka<br />
makanan yang siap saji dan jum lah guru<br />
yang memadai.<br />
Harapan dari Gampong<br />
Meskipun demikian, kurang memadai<br />
fasilitasnya yang dimiliki oleh sekolahsekolah<br />
di gampong. Lantas tak membuat<br />
semangat mereka luntur begitu saja.<br />
Keterbatasan ini justru menjadi batu<br />
loncatan, yang memopa masyarakt<br />
desa untuk selalu bekerja keras dan<br />
tahan akan hantaman badai. Bukti<br />
dilapangan menunjukkan, orang-orang<br />
sukses umumnya lahir dari ke luarga dan<br />
masyarakat yang sederhana. Selain itu,<br />
daya juang masyarakat gampong tidak lah<br />
sama dengan daya juang masyarakat kota<br />
yang bergelimang sarana dan prasarana<br />
yang lengkap.<br />
Pendidikan agent of changes<br />
Kita semua menyadari bahwa pendidikan<br />
adalah sarana yang sangat penting<br />
dalam mencapai kesuksesan. Sekolah<br />
menjadi raksasa utama dalam<br />
me nyelenggarakan sebuah pendidikan.<br />
Sudah terpantri dengan baik dimasyarakat<br />
kita bahwa menyatakan bahwa sekolah<br />
adalah satu satunya tempat yang<br />
paling tepat bagi anak-anaknya dalam<br />
mempereloh ilmu pengetahuan.<br />
Hingga wajar, jika kemudian sekolah<br />
selalu menjadi idaman bagi semua<br />
orang. Saking hebatnya, sekolah menjadi<br />
situs utama yang harus disinggahi jika<br />
seseorang ingin mengubah kedudukannya<br />
dalam masyarakat. Hingga muncul opini<br />
publik yang menyatakan bahwa sekolah<br />
adalah tempat mencetak agen-agen perubahan.<br />
Perkembangan ilmu pengetahuan dan<br />
teknologi di era globalisasi ini membuat<br />
kejutan di berbagai sektor kehidupan.<br />
Kejutan-kejutan negatif yang hadir di<br />
bidang ekonomi, politik dan kesehatan<br />
tak dapat dielakkan. Hari ini, kita tidak<br />
hidup dalam wacana bahwa kehidupan<br />
ini adalah surga yang penuh nikmat.<br />
Justru sebaliknya, setiap dari kita wajib<br />
menghadapi suatu ketidakteraturan.<br />
Oleh sebab itu, baik sekolah di tingkat<br />
SD, SMP dan SMA baik di gampong atau<br />
di kota menjalankan pendidikan dengan<br />
orietasi para pelajarnya ready to use<br />
takkan mampu memenuhi esensi sebagai<br />
agent of changes melainkan sebagai<br />
consumers semata.<br />
Akhir kata, penulis ingin menyatakan<br />
bahwa pada dasarnya pendidikan baik di<br />
kota maupun di gampong adalah sama,<br />
tetapi yang menyebabkan pendidikan<br />
di gampong menjadi tertinggal tak<br />
lebih karenan ku rangnya pengawasan<br />
pemerintah. Sehingga di kemudian<br />
hari kita dapati, masyarakat gampong<br />
cenderung merantau ke kota-kota besar<br />
dengan segala faslitas yang lengkap. Jadi,<br />
untuk menjadikan bangsa ini maju maka<br />
semua dari kita wajib memperhatikan<br />
pendidikan setiap warganya. Karena maju<br />
tidaknya suatu bangsa akan ditentukan<br />
oleh sumber daya manusia di dalamnya<br />
dan un tuk meningkatkan kapasitas SDM<br />
tersebut pendidikan adalah kuncinya.<br />
Penulis adalah Alumni Pendidikan<br />
Fisika, FKIP, Unsyiah. Raja Baca<br />
<strong>Aceh</strong> dan Santri Dayah Raudhatul<br />
Mubarakah, <strong>Aceh</strong> Besar.<br />
Aulafa07@gmail.com<br />
REDAKSI<br />
PENERBIT Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> | PEMBINA Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> - Wakil Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> PENANGGUNG JAWAB Sekretaris Daerah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> |<br />
PENGARAH M. Nurdin, S.Sos | PEMIMPIN REDAKSI Wirzaini Usman Al-Mutiarai | REDAKTUR PELAKSANA Evi Marlina | RADAKTUR Mahdi Andela - Hayatullah Pasee | KONSULTASI<br />
HUKUM Mukhlis, SH | REPORTER Hafid Junaidi- Afrizal Meukek - Abi Qanita | STAF REDAKSI Musfa Gustiawaty, S.Sos - Syamsul Bahri, Yudhi Risman | FOTOGRAFER Irwansyah Putra S.Sos<br />
- Surya Mardiansyah-Tuwahed Lambada - Kikin | LAYOUTER Mulyadi | Diterbitkan berdasarkan keputusan Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Nomor 55 Tahun 2011, Tanggal 28 Februari 2011<br />
Redaksi menerima tulisan berupa opini dan surat pembaca, sesuai dengan misi <strong>Warta</strong> <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, kirimkan beserta foto copy tanda pengenal ke alamat redaksi: Bagian Humas Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Jalan T. Abu Lam U No 07, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />
Email: bna.warta@gmail.com