06.12.2016 Views

Warta Banda Aceh EDISI XI 2016

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

| Edisi <strong>XI</strong> <strong>2016</strong> LAPORAN KHUSUS<br />

7<br />

Deah Glumpang dan Gampong Jawa<br />

Foto: Dok Humas<br />

Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin Ishak menerima<br />

kunjungan Komisi VIII DPR-RI yang dipimpin Wakil Ketua<br />

Komisi VIII DR Ir HD Sodik Mudjahid di Escape Buliding<br />

Gampong Deah Geulumpang.<br />

Desa Tangguh Bencana di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />

Gampong Jawa dan Gampong<br />

Deah Glumpang Kecamatan<br />

Meuraxa merupakan Gampong<br />

(Desa) yang termasuk dalam<br />

program Desa Tangguh Bencana (Destana)<br />

di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />

Untuk melihat secara dekat sejauh mana<br />

realisasi program tersebut, Komisi VIII<br />

DPR-RI turun langsung ke Deah Glumpang<br />

dan melihat secara dekat serta berinteraksi<br />

dengan masyarakat setempat.<br />

Rombongan yang berjumlah 17 orang,<br />

dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DR Ir<br />

HD Sodik Mudjahid tiba di Escape Buliding<br />

Gampong Deah Geulumpang dan disambut<br />

oleh Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasnuddin<br />

Ishak bersama Kepala BPBA <strong>Aceh</strong>, Said<br />

Rasul dan sejumlah pejabat jajaran Provinsi<br />

<strong>Aceh</strong> dan Pemko <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Kamis, 17<br />

Nopvember <strong>2016</strong> lalu.<br />

Sodik Mudjahid di hadapan masyarakat<br />

Deah Glumpang dan seluruh pejabat<br />

yang hadir di Gedung Escape Building<br />

Deah Glumpang menjelaskan kedatangan<br />

pihkanya adalah untuk melihat secara dekat<br />

Program Destana yang telah berjalan di <strong>Aceh</strong>,<br />

khususnya di Deah Glumpang <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />

Program ini diharapkan dapat membentuk<br />

masyarakat yang tangguh bencana,<br />

masyarakat yang mampu mengantisipasi<br />

dan meminimalisir kekuatan yang merusak,<br />

melalui adaptasi. Mereka juga diharapkan<br />

mampu mengelola dan menjaga struktur dan<br />

fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.<br />

Dan jika terkena dampak bencana,<br />

masyarakat diharapkan dengan cepat bisa<br />

membangun kehidupannya menjadi normal<br />

kembali atau paling tidak dapat dengan<br />

cepat memulihkan diri secara mandiri.<br />

“Kami tahu Desa ini dulu merupakan<br />

sentra kerajinan di <strong>Aceh</strong>. Ini di rombongan<br />

kami ada anggota DPR bidang ekonomi,<br />

nanti bisa langsung dibicarakan seperti<br />

apa langkah yang perlu dilakukan untuk<br />

mengembalikan Desa ini sebagai sentra<br />

kerajinan di <strong>Aceh</strong>,” ujar Sodik.<br />

Menurut Sodik, tidak semua urusan<br />

bencana mengandalkan Pemerintah saja,<br />

tapi kuncinya adalah kesiagaan seluruh<br />

elemen masyarakat, seperti peran pemuda<br />

dan peran relawan.<br />

“Pemerintah akan terus memberi support<br />

dan stimulus. Namun masyarakat yang harus<br />

lebih berperan karena masyarakat lebih<br />

tahu kebutuhan. Dan saat bencana datang<br />

masyarakat juga yang pertama merasakan<br />

dampaknya,” ujar Sodik.<br />

Terkait dengan permintaan Walikota<br />

<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> yang meminta tambahan<br />

pembanguan Gedung Escape Building baru<br />

di Gampong Tibang, Sodik mengatakan<br />

akan mendukung penuh dan akan<br />

memperjuangkan ke Pemerintah Pusat.<br />

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan<br />

Bencana Daerah (BPBD) Kota<br />

<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Drs. Ridwan menyebutkan, target<br />

jangka panjang sebanyak 20 desa di pesisir<br />

<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> menjadi desa tangguh bencana.<br />

Kedua desa tersebut masing-masing gampong<br />

Jawa dan Deah Geulumpang yang sebelumnya<br />

diusulkan oleh Pemko <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />

Dengan demikian kata Ridwan, jumlah<br />

desa tangguh bencana menjadi lima<br />

desa, setelah pada tahun 2013 silam juga<br />

diberikan kepada tiga desa masing-masing<br />

gampong Tibang, Lampulo dan gampong<br />

Laksana.<br />

“Pada tahun ini kita dapat program<br />

kerja sama dengan BNPB untuk dua desa<br />

masing-masing, desa gampong Jawa dan<br />

Deah Geulumpang.”ujarnya,<br />

Ia menyebutkan desa-desa tangguh<br />

bencana itu akan dibekali dengan pelatihanpelatihan<br />

dan penyiapan dokumen-dokumen<br />

seperti peta risiko bencana, peta evakuasi<br />

dan membentuk kelompok-kelompok sadar<br />

bencana.<br />

“Jadi masyarakat di desa-desa tangguh<br />

bencana diharapkan lebih siap, dan cepat<br />

pulih jika ada bencana,”lanjutnya.<br />

20 Desa Pesisir di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Rawan<br />

Bencana<br />

Sementara itu, Plt Walikota <strong>Banda</strong><br />

<strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin Ishak menyampaikan<br />

bahwa di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> terdapat 20 Desa<br />

pesisir yang tergolong dalam wilayah rawan<br />

bencana. Karenanya, seluruh Desa tersebut<br />

diharapkan dapat juga dimasukkan kedalam<br />

program Destana juga.<br />

“Ada 20 Desa di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, kita<br />

harap dapat juga masuk ke dalam program<br />

Destana meskipun secara bertahap, ” harap<br />

Hasanuddin kepada rombongan Komisi<br />

VIII DPR-RI.<br />

Terkait dengan rehab recond pasca<br />

tsunami, Hasanuddin menjelaskan Pemko<br />

<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dibantu oleh sejumlah Negara<br />

donor telah membangun infrastruktur yang<br />

lebih baik dari sebelumnya yang kemudian<br />

berdampak pada kesejahteraan ekonomi<br />

masyarakat.<br />

Sementara itu, kepala BPBA <strong>Aceh</strong>, Said<br />

rasul mengungkapkan ada 230 Gampong<br />

<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> Miliki Buku<br />

Rencana Kontinjensi Banjir<br />

Pemerintah Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong><br />

melalui Badan Penggulangan Bencana<br />

Daerah (BPBD) Kota <strong>Banda</strong> menginisiasi<br />

pembuatan buku Rencana Kontinjensi<br />

(Renkon) banjir. Buku Renkon banjir ini<br />

dibahas pada kegiatan formalisasi rencana<br />

kontinjensi banjir Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> yang<br />

dibuka Plt Walikota, Ir Hasanuddin<br />

Ishak, Rabu (23/11/<strong>2016</strong>) di Gedung ITLC<br />

Samsung, <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />

Kepala BPBD Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Drs<br />

Ridwan menjelaskan banyak pihak yang<br />

terlibat dalam penyusunan buku Renkon<br />

banjir ini, baik dari SKPD Pemko <strong>Banda</strong><br />

<strong>Aceh</strong> maupun organisasi terkait seperti<br />

BPBD, DKKK, Dinas PU <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, RAPI,<br />

IOF, PMI, SAR, PU Pengairan <strong>Aceh</strong>.<br />

Kata Ridwan, setelah buku Renkon<br />

banjir diformulasikan selanjutnya akan<br />

dijadikan sebagai pedoman dalam<br />

menangani bencana banjir di <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>.<br />

“Buku ini kita buat sebagai bentuk<br />

kesiapan Pemerintah Kota dan masyarakat<br />

untuk pencegahan banjir, mitisagai dan<br />

(Desa) di <strong>Aceh</strong> yang tergolong sebagai desa<br />

rawan bencana. Namun dari 230 Desa, baru<br />

53 Desa yang telah mendapatkan alokasi<br />

anggaran untuk kebencanaan.<br />

“Sumber dana dari BNPB 12 Desa, APBA<br />

2 Desa, IOM-DPRA 18 Desa, Pemko Langsa<br />

10 Desa, Palang Merah Jepang 3 Desa,<br />

Palang Merah Amerika 5 Desa dan Pemkab<br />

Singkil 3 Desa. Jadi ada 53 Desa yang sudah<br />

mendapatkan anggaran untuk program<br />

kebencanaan,” ungkap Said Rasul.<br />

Dalam kesempatan tersebut, Said<br />

Rasul juga mengungkapkan jumlah usulan<br />

rehabilitasi dan rekontruksi pasca benca<br />

untuk alokasi tahun 2017 yang mencapai Rp.<br />

700 M untuk seluruh <strong>Aceh</strong>. Afrizal Meukek<br />

langkah kesiapsiagaan bencana banjir di<br />

<strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>. Dalam penangannya nanti,<br />

semua pihak berpedoman pada buku ini,”<br />

ungkap Ridwan.<br />

Selain SKPD dan organisasi terkait,<br />

pembuatn buku Renkon ini juga<br />

melibatkan BMKG, Sentra Komunikasi<br />

Kepolisiasn dan TNI/POLRI.<br />

Plt Walikota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong>, Ir Hasanuddin<br />

Ishak saat membuka kegiatan ini mengapresiasi<br />

BPBD Kota <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> dan semua<br />

pihak yang terlibat dalam pembuatan buku<br />

Renkon Banjir <strong>Banda</strong> <strong>Aceh</strong> ini.<br />

Hasanuddin Ishak berhapar keseriusan<br />

semua SKPD dan semua pihak<br />

yang terlibat dalam penyusunan buku<br />

Renko Banjir yang nantinya akan menjadi<br />

pedoman dalam penanganan bencana,<br />

khusunya bencana banjir.<br />

Hasanuddin juga meminta acara gladi<br />

atau uji lapangan yang direncanakan<br />

tanggal 3 Desember <strong>2016</strong> di Lapangan<br />

Neusu dan Putro Phang dapat dilak sanakan<br />

dengan baik dan benar. Afrizal Meukek

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!